KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

JALAN (THE PATH) - BAGIAN 24

Posted By passion for revival on Selasa, 20 April 2021 | 2:55 PM

Oleh : Rick Joyner
(Diterjemahkan dari buku "The Path: Fire on the Mountain")

BAB SEPULUH
PARA PENCARI (2)


“Kupikir adalah salah satu kesenangan utama Tuhan untuk berbagi harta karun kebijaksanaan dan pengetahuan dengan umat-Nya.  Keingintahuan adalah karunia yang luar biasa yang bisa dimiliki, dan inilah alasan mengapa aku berpikir bahwa menjawab pertanyaan kalian akan sangat penting untuk perjalanan kita.  Dia mungkin mengajari kalian lebih cepat karena kalian tidak punya waktu seperti yang aku miliki, tetapi itu bisa tidak kalah pribadi dan istimewa bagi kalian.  Jika aku punya jawaban untuk beberapa pertanyaan kalian, itu karena Dia menempatkanku di sini untuk kalian.  Yang lain di sini mungkin juga memiliki jawaban, dan mereka pun ditempatkan di sini untuk kalian juga."

 Saat matahari mulai terbenam, kami menemukan tempat di dekat sungai untuk berkemah.  Kami menempatkan para penjaga dan kemudian minum sampai semua segar kembali.  Kami kemudian membuat api unggun yang kemudian dikelilingi semua orang.  Beberapa mulai berbicara dalam kelompok kecil.  William datang untuk duduk di dekatku.

 “Aku mendengarkan percakapan kalian dengan kelompok itu.  Rasa lapar mereka akan pengetahuan menular.  Apakah semua orang dalam perjalanan ini luar biasa?" tanya William.

 “Sepertinya mereka memang spesial.  Dibutuhkan keyakinan dan visi yang tidak biasa untuk memulai perjalanan ini.  Bahkan mereka yang mungkin menjalani kehidupan yang agak duniawi dan biasa-biasa saja menjadi hidup dan menjadi luar biasa di sini.”
“Setiap hari terasa berbeda di jalan ini.  Aku tidak bisa jatuh ke dalam rutinitas dan menjadi bersikap otomatis di sini.  Kalian harus hidup dan terlibat.  Kita diciptakan untuk berpetualang.  Hidup dimaksudkan sebagai petualangan, dan ini adalah yang terbesar dari semua petualangan.”

 “Setiap hari sejauh ini unik dan menarik,” lanjut William.  “Setiap orang unik dan mempesona.  Aku tidak merasakan kegembiraan semacam ini sejak aku baru lulus kuliah dan memulai kehidupan profesionalku.  Faktanya, ini jauh lebih baik dari itu."

 “Segala sesuatu yang telah kalian lakukan sebelumnya dalam hidup kalian adalah persiapan untuk ini,” aku menambahkan.
 
“Di sinilah segala sesuatu yang telah terjadi dalam hidup kita mulai masuk akal.  Gunung itu yang menyatukan semua ini. "

 “Jika semua ini, dan semua yang telah terjadi dalam hidup kita, hanyalah persiapan untuk gunung itu, pastilah itu akan menjadi pengalaman paling luar biasa yang pernah kita alami, ”kata William.

 “Aku yakinkan kalian, tidak ada hal lain dalam hidup ini yang dapat dibandingkan dengan apa yang kalian alamidi gunung itu.  Tuhan tidak berkata bahwa kita akan diberi kelimpahan dalam hidup, melainkan hidup yang berkelimpahan.  Memiliki kehidupan yang berkelimpahan tidak berarti semuanya baik atau mudah, tapi ada banyak sekali hal yang diteriman selama hidup.”
 “Di sini hidup menjadi terfokus, dipadatkan, dan segala sesuatunya menjadi penuh makna.  Gunung itu membuat segala sesuatu yang telah kita lalui dalam hidup dan di jalur ini tidak hanya berharga, tetapi juga berguna.  Di sini kita dibentuk menjadi pribadi sebagaimana kita dipanggil, tetapi gunung itu adalah tempat di mana kita akan berfungsi sesuai dengan panggilan kita."

 “Ini sangat berbeda dari apa pun yang pernah aku alami atau dengar sejak menjadi seorang Kristen.  Aku merasa bahwa ini adalah Kekristenan yang sejati, bahwa memang seperti inilah seharusnya yang dilakukan mereka yang melayani Raja segala raja.  Apakah ini iman yang benar?” tanya William.

 “Kupikir di sinilah iman menjadi nyata.  Tidak diragukan lagi, dibutuhkan iman untuk tetap dalam keadaan suam-suam kuku atau dalam lembaga yang mati dan tetap setia kepada Tuhan.  Mereka yang melakukannya mungkin akan bertumbuh rohaninya seperti kita di sini.  Orang lain yang memiliki pekerjaan atau tempat di mana itu merupakan pertempuran setiap hari supaya bisa tetap setia bisa tumbuh juga seperti kita di sini.”
 “Mereka semua dapat berada dalam pengalaman hutan belantara mereka dan berada di jalur yang mengarah ke gunung selama mereka berada di perjalanan untuk menemukan kota Tuhan.  Tetapi jika mereka tetap berada di tempat mereka berada supaya dapat mengambil jalan yang paling sedikit pertentangannya atau yang paling tidak berisiko, maka dengan melakukan ini karena kurangnya iman mereka, aku pikir mereka telah disesatkan jalannnya."

 “Kau sebelumnya menyebutkan bahwa akan ada jalan di sepanjang jalan kita yang merupakan jalan yang lain, yang lebih mudah, yang sebenarnya akan menjadi pengalihan perhatian atau pada suatu tipuan, "sela William.

 “Akan ada banyak jebakan dan pemecah perhatian,” jawabku. “Pengalih perhatian atau jalan yang membuat kita tersesat hampir selalu berupa godaan untuk mengambil lebih mudah, bukan?”
 
"Ya.  Jika kita memilih jalan manapun berdasar kepedulian pada diri kita sendiri, kemungkinan besar kita akan tersesat”.
“Kita harus membuat setiap keputusan hidup berdasarkan tujuan Kerajaan Allah, mencari kepantingan Kerajaan terlebih dahulu, atau kita akan menyimpang dari jalan yang benar.  Itu adalah prinsip nomor satu ketika kita memiliki pilihan dari jalan-jalan yang dapat kita lalui.”

 “Prinsip penting lainnya adalah kita tidak boleh melihat ke belakang. Sampai kita membuat keputusan bahwa kita tidak akan pernah kembali, terlepas dari betapa menyakitkannya hal itu, kita tidak akan dapat melanjutkan perjalanan dengan kekuatan iman yang diperlukan untuk memilih jalan yang benar.  Jika kita masih melihat ke belakang, kita tidak siap untuk maju.  Orang beriman sejati memandang bahkan rintangan yang paling berat sebagai kesempatan untuk meraih kemenangan yang lebih besar dan membuat kemajuan yang lebih besar menuju tujuannya. Iman yang benar membuat jalan saat tidak ada jalan."

 “Jadi prinsip nomor satu adalah 'cari dulu kerajaannya' dalam setiap pilihan hidup kita.  Yang kedua adalah 'Melupakan apa yang ada di belakang kita, terus maju menuju panggilan yang mulia dari Tuhan." Kedua hal ini akan membantu kita membuat pilihan yang tepat,” ulang William.

 “Ini adalah dua dasar yang harus memandu pilihan kita.  Sekarang, jika terjadi sesuatu padaku, engkau dapat membantu mereka mencapai gunung.”
 
“Engkau mengatakan ini seolah-olah kau mengharapkan sesuatu terjadi padamu.  Aku ini seorang pemula dalam Tuhan.  Kau tidak mengharapkan aku untuk menggantikanmu jika sesuatu terjadi padamu, kan?"  William menjawab.

 “Aku tidak mengharapkan apa pun terjadi padaku, tetapi kami harus bersiap-siap.  Seperti kata Mark ketika dia pertama kali bergabung dengan kita, kau adalah seorang pemimpin, dan jika perlu, kau dapat memipin mereka melalui padang gurun ini,” jawabku.

 “Serangan singa itu mengguncangmu, bukan?  William membalas.
 
“Itu membuatku berpikir tentang apa yang akan terjadi pada mereka jika sesuatu terjadi padaku.  Kupikir kau bisa melewatinya dengan sangat baik itu terjadi.  Aku hanya ingin Aku siap jika sesuatu terjadi padaaku."

 “Aku akan melakukan apa pun yang aku bisa untuk membantu orang-orang ini, tetapi aku masih jauh dari siap untuk menjadi seorang pemimpin di sini,” protes William.

 “William, kamu tidak akan pernah siap.  Aku pun belum siap untuk ini.  Aku pun tidak mampu melakukannya.  Jika kita berada di jalan ini, kita akan berada di luar kebijaksanaan dan kemampuan kita sendiri.  Itu membuat kita mencari Tuhan, bergantung pada-Nya, dan selalu berusaha dekat dengan-Nya.  Engkau tidak akan pernah merasa cukup mampu berada di tempat yang Dia tentukan untukmu, karena engkau tidak akan pernah merasa cukup atas dirimu sendiri."

 William memiliki kebijaksanaan dan ketajaman rohani yang luar biasa dalam hal menjadi orang yang baru percaya.  Dia telah meninggalkan kehidupan dengan posisi dan hak istimewa yang luar biasa untuk memasuki padang gurun ini seperti musafir pertama, Abraham.  Aku merenungkan bagaimana aku baru-baru ini hampir jatuh ke perangkap yang sama yang dilakukan Elia dalam berpikir bahwa aku sendirian.  Jelas, Tuhan memiliki beberapa pria dan wanita terbaik yang membuat pengorbanan puncak untuk mengejar-Nya dan bergabung dengan-Nya dalam apa yang sedang Ia bangun.  Mungkin belum banyak, tapi mereka bukan orang-orang biasa. Ketika aku merenungkan ini, kelompok lain datang dengan beberapa pertanyaan.

(Bersambung ke Bagian 25)












 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 2:55 PM

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.