Oleh : Rick Joyner
Setelah kami semua minum dari sungai, kami duduk membentuk setengah lingkaran besar untuk berdoa dan bersiap untuk mengikuti pengajaran singkat, dengan tujuan untuk meninjau semua yang telah diajarkan kepada kami hari itu. Ada banyak yang harus diproses, tetapi berbagai peristiwa menegangkan hari itu, kami merasa kelelahan secara emosional. Meski begitu, air hidup memulihkan kami sehinga dapat berdoa dengan penuh gairah, bersemangat, termasuk untuk berdiskusi setelah sesi singkat pengajaran.
Aku selesai menjelaskan ulasan tentang tiga tujuan utama kami setiap hari:
• Mengenal suara Tuhan
• Taat kepada Dia
• Tinggal di hadirat-Nya
Keesokan paginya kami minum dan duduk lagi untuk berdoa bersama dan meninjau kembali tujuan kami untuk hari itu. Kami meninjau tiga tujuan utama kami dan menantang kelompok tersebut bagaimana kami dapat menjadikannya sebagai suatu pengisi sebagian besar hari-hari kami, sekalipun apabila kami tidak menghadapi serangan singa, tidak memperoleh kunjungan dari Elia, atau tidak mengalami drama lainnya. Kehadiran Tuhan sangat nyata. Sulit untuk tidak hanya ingin duduk di sana sepanjang hari, tetapi kami mulai kembali berjalan di jalan setapak.
Kami belum melangkah jauh ketika aku menemukan diriku dalam kelompok kecil yang terdiri dari kedua Mary, William, Mark, dan beberapa lainnya. William memulai diskusi:
“Pengetahuan tentang jalan-jalan-Nya lebih berharga daripada harta duniawi mana pun. Kami semua setuju dengan itu. Jika itu belum jelas sebelumnya, kemarin sepenuhnya menjadi jelas. Kita baru saja berada dalam perjalanan ini beberapa hari tetapi suatu pola sedang berkembang. Kita membahas prinsip atau kebenaran dan kemudian mengalami bagaimana penerapannya. Bisakah kita mengharapkan ini terjadi setiap hari sekarang? ”
“Jika kita tinggal di dalam Tuhan, inilah salah satu cara Dia mengajar kita,” jawab aku. "Dia adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup. Agar kebenaran menjadi hidup, itu harus diterapkan dalam hidup kita. Sang Firman berkata bahwa jalan orang benar diatur oleh Tuhan. Dia memang menuntun langkah kita dengan tujuan untuk membantu mengubah apa yang Dia ajarkan kepada kita menjadi kehidupan.
“Kita dijanjikan dalam Firman-Nya bahwa semua yang mencari, menemukan, dan semua yang meminta, menerima. Sebuah terjemahan yang lebih akurat adalah bahwa semua yang terus mencari menemukan, dan semua yang terus meminta, menerima.
Pencarian akan harta pengetahuan tentang jalan-jalan-Nya adalah salah satu petualangan terbesar yang dapat kalian alami kalian dalam kehidupan ini, menjadi sesuatu yang semakin besar karena Dia menambahkan padanya pengalaman dalam kebenaran. "
“Jika Dia ingin semua diselamatkan dan memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, dan agar kita semua mengenal Dia, mengapa Dia membuatnya begitu sulit? " tanya Mary yang lebih muda.
“Hanya mereka yang cukup peduli untuk melanjutkan pengejaran harta ini yang akan menemukannya.
Mereka yang begitu peduli pada harta ini sepertinya akan cukup berhati-hati untuk memperlakukannya dengan benar. Seperti halnya terhadap kekayaan duniawi lainnya. Mereka yang tidak memiliki pengalaman membangun kekayaan tidak akan memiliki kebijaksanaan untuk menjaganya. Mereka yang tidak memiliki pengalaman mencari harta hikmat dan pengetahuan-Nya tidak akan cukup peduli untuk menjaganya atau menghidupinya.
Walaupun demikian, harta terbesar dari semuanya adalah persekutuan yang kita miliki dengan Dia ketika Dia menjadi Guru kita. ”
“Ketika engkau menghabiskan tahun-tahun penelitian dan studi yang kaubicarakan, apakah dirimu hanya membaca atau mendengarkan pesan yang menurutmu ditaruh-Nya kepadamu? ” tanya Mary yang lebih tua.
"Tidak. Aku membaca dan mempelajari banyak hal. Aku menempatkan prioritas tertinggi pada buku atau materi apa pun yang aku rasa Dia telah secara khusus meletakkannya di tanganku, tetapi hanya sebagian kecil dari apa yang aku pelajari akan kumasukkan ke dalam kategori bahwa aku tahu kalau itu telah ditunjukkan kepadaku secara langsung oleh Tuhan. Pelajaran-pelajaran itu sering kali kemudian membuatku mengikuti suatu jejak, tetapi aku mengikuti jejak tersebut berdasar pencarian dan penelitianku sendiri,” Aku menjawab.
“Sekali lagi, Dia disebut 'Penolong' (Helper) yang dikirim untuk menjadi Pemandu kita, bukan 'Pelaku.' (Doer). Begitu sekali aku merasakan tuntunan-Nya maka jika aku mulai menyimpang darinya, Dia akan mengoreksi aku dan membantu aku kembali ke jalur yang benar. Aku juga belajar bahwa seperti yang Yesus katakan tentang diri-Nya, Dia itu lemah lembut dan rendah hati. Dia lembut dalam cara Dia membimbing kita. Untuk alasan inilah, kita harus selalu dalam keadaan peka untuk mengenali bimbingan-Nya dan bahkan koreksi-Nya. Dia mungkin menggunakan cara dramatis untuk memperoleh perhatian kita seperti yang kita pelajari kemarin dengan singa, tapi itu cenderung menjadi pengecualian, bukan peraturan.
“Aku diajari ketika aku masih seorang percaya baru bahwa Dia memberikan pada kita suatu keinginan di hati kita. Hal-hal yang kita inginkan dari keberadaan kita yang terdalam adalah hal-hal yang untuknya Dia memanggil kita untuk melakukannya. Saat aku melakukannya tidak memiliki petunjuk khusus untuk mempelajari sesuatu atau buku atau pesan yang aku rasa telah Dia berikan padaku, aku mengikuti dorongan hatiku dalam studiku. Tampaknya itu selalu berhasil. "
“Apakah ada orang-orang lain seperti ini yang pernah memiliki persekutuan denganmu?” tanya salah satu dari mereka yang tidak aku kenal.
"Siapa namamu?" aku bertanya pada wanita yang tampak sudah berumur itu.
“Namaku Judy.”
“Judy, itu pertanyaan yang bagus. Ada beberapa yang berkawan denganku terkait hal-hal ini. Mereka cukup jarang tapi kaya akan makna. Aku memikirkan beberapa percakapan kami merupakan suatu penyingkapan seperti banyak buku yang telah aku baca. Kadang-kadang aku bertanya kepada Tuhan beberapa pertanyaan sebelum bertemu dengan teman-teman ini, dan dalam pertemuan kami, pertanyaanku akan mendapat jawaban, terkadang bahkan secara berurutan. Mereka bahkan mungkin tidak tahu bahwa Tuhan menggunakan mereka melalui cara ini, tapi itu membuatnya pengalaman itu menjadi lebih baik. Sebagaimana kami tertarik satu sama lain, kami pun ditarik semakin dekat dengan Tuhan melalui persekutuan itu. Aku tahu bahwa Dia adalah Guruku. Namun, _bertemu seseorang dengan semangat pemahaman yang sama seperti menemukan harta yang lebih besar._ Persekutuan yang kami miliki seputar hal-hal ini adalah rasa pertama aku yang sebenarnya _koinonia._”
“Bisakah kau ceritakan lebih banyak tentang dirimu?” tanya Judy.
"Aku pikir kalian pantas mengetahui lebih banyak tentang aku karena kalian bersamaku di sini setidaknya untuk sementara waktu,"
Aku memulai. “Aku pernah menjadi seorang agnostik sebelum mengetahui bahwa Tuhan itu nyata. Sejak saat aku belajar membaca, aku lapar untuk membaca semua yang bisa kubaca. Aku mengembangkan suatu cinta akan pengetahuan. Aku ingin tahu tentang segalanya, dan memiliki banyak minat, tetapi aku mulai berpikir bahwa penemuan terbesar yang bisa dilakukan siapa pun adalah mengenal Tuhan. Pada saat itu, seperti kebanyakan orang, aku dibingungkan oleh agama, tapi kupikir jika aku bisa belajar siapa Tuhan yang sebenarnya, aku akan menghabiskan sisa hidupku untuk mengenal Dia. Apa yang mungkin lebih penting dari itu?
“Kemudian aku memiliki pengalaman pertobatan supernatural yang membuat aku tidak ragu lagi bahwa Tuhan itu nyata dan bahwa Yesus adalah Anak Allah dan segala sesuatu yang Dia katakan ada di dalam Kitab Suci. Itu adalah hari terdahsyat dalam hidupku. Aku tahu aku telah menemukan harta pengetahuan terbesar yang bisa ditemukan. Aku selalu terpesona dan terpesona dengan-Nya sejak saat itu. Aku tidak bisa membayangkan hidup yang lebih indah daripada mengenal Dia dan melayani Dia.
“Ada tertulis bahwa 'Tuhan adalah Kasih,' dan aku belajar bahwa engkau tidak dapat belajar apa pun tentang Dia tanpa mencintai-Nya lebih lagi. Kasih itu mendorongmu untuk belajar lebih banyak tentang Dia sehingga kau masuk ke dalam spiral kehidupan yang semakin tegang dan bergerak naik semakin kuat dan kuat. Aku menyebutnya “Kecanduan Agung” yang menjadikan setiap kecanduan lainnya adalah pemalsuan dari kecanduan ini. Tidak ada yang akan pernah dapat memuaskan jiwa manusia seperti halnya mengenal Tuhan. Begitu engkau mulai mengenal-Nya, engkau tidak bisa akan pernah merasa cukup mengenal Dia.”
"Untuk hal ini aku akan meneguhkan," kata Elia yang telah bergabung dengan kami tanpa diketahui.
"Aku telah melihat kemuliaan bumi dan surga. Kemuliaan surga menaungi kemuliaan terhebat di bumi lebih dari yang pernah terkatakan, tapi kemuliaan Tuhan menutupi kemuliaan surga bahkan lebih lagi dari itu.
“Aku telah duduk di dewan agung surga. Yang terbesar dari semua keajaiban adalah bagaimana Tuhan berbagi kemuliaan-Nya dengan manusia, dan bagaimana Dia bermaksud untuk tinggal di bumi di antara manusia. Cintanya pada manusia lebih dari yang pernah dipahami siapa pun. Mengetahui ini adalah pengetahuan yang terbesar melebihi semuanya; ini adalah harta karun terbesar melampaui segala hal. Pengejaran yang tertinggi dari segalanya adalah untuk mengenal Dia."
(Bersambung ke Bagian 18)
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.