Nats:
"Gadis-gadis
yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami
sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
Tetapi jawab
gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami
dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli
di situ.
~ Matius 25:8-
Perumpamaan Yesus
tentang sepuluh gadis yang menanti-nantikan kedatangan mempelai pria
merupakan salah satu perumpamaan yang paling sering diselidiki,
dikutip, ditafsirkan, dibahas, dan disampaikan kepada gereja.
Lebih-lebih dengan kabar yang terus menerus didengungkan mengenai
kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Perumpamaan ini mungkin
dipandang menyimpan kunci atau rahasia yang sangat penting bagi
mereka yang mengaku pengikut Yesus dalam mempersiapkan diri menyambut
hari kedatangan Tuhan yang acapkali dirasa sudah sangat dekat.
Perumpamaan yang
diceritakan Yesus ini sebenarnya sederhana saja. Dalam Matius
25:1-13, disebutkan ada 10 gadis yang sedang menunggu kedatangan
mempelai pria sambil membawa pelitanya masing-masing. Lima orang
disebut gadis-gadis bodoh karena membawa pelita tapi tidak membawa
minyak cadangan, sedangkan lima gadis yang lainnya disebut bijaksana
oleh karena membawa persediaan minyak dalam buli-buli yang mereka
bawa. Oleh karena sang mempelai tidak datang-datang, mereka semua
menjadi mengantuk hingga tertidur. Sampai tiba waktu tengah malam,
akhirnya terdengar suara yang berseru-seru bahwa mempelai pria datang
dan semua dipanggil untuk menyongsongnya. Kesepuluh gadis itu pun
bangun dan mulai menyiapkan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh
meminta sedikit minyak dari gadis-gadis yang bijaksana tapi mereka
tidak memperolehnya sebab minyak itu memang disediakan untuk diri
mereka masing-masing supaya jangan sampai kehabisan saat menunggu
kedatangan mempelai pria. Lima gadis bijaksana menyarankan lima gadis
lainnya membeli minyak. Apa mau dikata, selagi mereka membeli minyak,
mempelai yang dinantikan selama ini datang dan segera masuk perjamuan
kawin dimana lima gadis yang lainnya turut bersamanya. Pintu pun
ditutup sebab pesta telah dimulai. Terlambat datang, gadis-gadis yang
bodoh memohon dengan sangat supaya diijinkan masuk. Sayangnya, mereka
ditolak. Sang mempelai menyatakan bahwa ia tidak mengenal mereka.
Yesus menutup
perumpamaan-Nya dengan kalimat yang merupakan inti dari perumpamaan
tersebut:
"Karena itu,
berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan
saatnya." (Matius 25:13)
Telah banyak
penafsiran yang telah ditulis dan disampaikan mengenai perumpamaan
ini. Setiap kita dapat belajar dari masing-masing tulisan itu dan
mencari hati Tuhan untuk menunjukkan mana kiranya pesan yang
dimaksud oleh Yesus saat menyampaikan hal itu kepada murid-murid-Nya
yang kini menjadi prinsip-prinsip rohani yang wajib kita dalami
maknanya dan hidupi sebagai pengikut-pengikut Kristus.
Dari apa yang saya
pelajari dan renungkan, saya setuju dengan beberapa penafsir Alkitab
yang mengatakan bahwa inti dari pesan ini adalah mengenai PERSIAPAN
untuk menyambut kedatangan Tuhan kedua kalinya. Bahwa persediaan
minyak yang dibawa lima gadis bijaksana itulah yang menjadi faktor
penting yang menentukan keturutsertaannya dalam kebahagiaan perjamuan
kawin sang mempelai pria.
Dan dalam konteks
PERSIAPAN itu pula kita seharusnya berusaha memahami apa makna dari
setiap bagian perumpamaan itu termasuk apa yang dimaksud dengan
persediaan minyak yang menjadi fokus bahasan kita sekarang ini.
MINYAK UNTUK
LAMPU
Sejak zaman
Perjanjian Lama, lampu-lampu dinyalakan dengan bahan bakar minyak
yang diperoleh dari hasil memeras (yang jika untuk menghasilkan
volume hasil yang banyak disebut mengirik) atau dengan menumbuk buah
zaitun. Dari buah-buah yang hancur itulah, minyak di dalamnya
dikumpulkan dan dijadikan bahan untuk berbagai kebutuhan sehari-hari
(1 Raja 17:12-16) , untuk keperluan ibadah (Imamat 24:2, Keluaran
29:2,40) atau diperdagangkan (2 Raja 4:7; Yehezkiel 27:12; Hosea
12:2)
Dalam hubungannya
dengan perumpamaan sepuluh gadis yang diceritakan Yesus, minyak
merupakan bahan yang penting sebab mereka menunggu sambil membawa
lampu atau pelita pada jam-jam yang diduga telah tak ada sinar
matahari atau telah gelap. Dan sungguh bijaksana jika pada saat itu
membawa minyak lebih daripada sekedar yang ditampung dalam pelita
yang dibawa tersebut. Mengapa? Oleh sebab tak dapat diketahui secara
pasti kapan sang mempelai akan tiba. Jika kemudian ternyata lama
waktu yang harus dilalui untuk menunggu, tentu saja minyak dalam
pelita bisa habis sebelum waktunya, sehingga sangat penting untuk
membawa kelebihan minyak untuk persediaan.
PELITA, MINYAK
DAN API
Beberapa orang
menafsirkan bahwa minyak adalah lambang Roh Kudus. Memang banyak kali
Roh Kudus digambarkan sebagai minyak khususnya ketika berkaitan
dengan pengurapan minyak. Namun tidak hanya satu makna dalam setiap
lambang. Termasuk dalam perumpamaan ini.
Roh Kudus, dalam
perumpamaan ini, sebenarnya dilambangkan dengan api sebagaimana
lidah-lidah api terlihat menyala-nyala di sekitar murid-murid Yesus
pada saat pencurahan di hari Pentakosta (Kisah Rasul 2:1-4).
Sedangkan pelita mengumpamakan hidup kita yang dipanggil untuk
menjadi terang dunia, suatu pelita yang seharusnya diangkat atau
diletakkan di tempat yang tinggi supaya dapat menerangi sekitarnya
(Matius 5:14-15).
Jika demikian,
apakah sebenarnya yang dimaksud dengan minyak itu?
Minyak adalah bahan
supaya api itu dapat terus berkobar. Ditampung dalam pelita
dilengkapi dengan serabut atau rami halus sebagai sumbunya (Yeremia
42:3), minyak menjadi bahan bakar supaya api dapat bertahan menyala
lebih lama.
Pada mulanya, semua
gadis memiliki minyak di dalam pelitanya masing-masing. Tetapi hanya
separuhnya yang membawa persediaan lebih. Di sini jelas bahwa masalah
utamanya bukanlah pada ada atau tidak adanya minyak, tetapi ada atau
tidak adanya kelebihan minyak. Sehingga setidaknya kita harus mencari
tahu apa yang dimaksud minyak dan apa pula yang dimaksud sebagai
minyak yang lebih itu.
Untuk mengetahui
makna dari minyak, kita perlu bertanya : apa yang membuat Roh Kudus
berdiam dalam kita? Apakah sesungguhnya yang menyalakan api Roh-Nya
dalam hidup kita?
Rasul Petrus dalam
khotbah pertamanya memberikan suatu pernyataan penting tentang Roh
Kudus yang akan diberikan bagi yang MAU untuk bertobat dan membuka
hati untuk percaya pada Yesus :
Jawab Petrus
kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing
memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan
dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
Dan dengan banyak
perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh
dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: "Berilah dirimu
diselamatkan dari angkatan yang jahat ini."
_~ Kisah Para
Rasul 2:38,40
Dalam kesempatan
lawatan yang luar biasa itu, Petrus mendesak mereka supaya "memberi
diri mereka diselamatkan, supaya bertobat, dan bersedia dibaptis
dalam nama Yesus Kristus untuk beroleh pengampunan dosa".
Setelah itu dilakukan, maka Roh Kudus akan diberikan bagi mereka.
Ini diteguhkan
dengan pernyataan rasul Paulus :
Di dalam Dia kamu
juga — karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil
keselamatanmu — di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya,
dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.
~ Efesus 1:13
Fakta lain yang
turut meneguhkan ditulis dalam Kisah Para Rasul 10:43-45 :
Tentang Dialah
semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan
mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya."
Ketika Petrus
sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang
mendengarkan pemberitaan itu.
Dan semua orang
percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus,
tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus
dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga,
Roh Kudus turun saat
orang-orang bersama Kornelius mendengar pemberitaan Injil dan menjadi
percaya. Suatu hal yang mengejutkan rombongan Petrus sebab ternyata
Roh Tuhan dikaruniakan juga kepada orang-orang bukan Yahudi, yang
sebelumnya mereka pandang sebagai bangsa kafir yang tak pernah
mengenal Allah sejati.
Itu berarti saat
orang membuka hati dan percaya dan bertobat datang kepada Tuhan maka
Roh Kudus turun dan api Tuhan menyala dalam diri mereka. Jadi
dapatlah dikatakan bahwa Roh Kudus turun atas HATI YANG TERBUKA PADA
PEKERJAAN TUHAN YANG MERELAKAN HATINYA DIJAMAH DAN DIUBAHKAN TUHAN
lebih lanjut menjadi manusia baru di dalam Dia. Itulah makna dari
minyak di dalam pelita.
Di sini kita
mendapat petunjuk tentang minyak dalam perumpamaan yang kita baca di
atas. Roh Kudus berdiam dalam hati kita oleh karena kita mengijinkan
Dia bekerja dan berdiam dalam kita.
Kerelaan serta
kesediaan kita akan pekerjaan Tuhan dalam hidup kita serupa minyak
yang membuat pelita menyala terang ketika api menyala di atasnya.
Jadi minyak merupakan lambang dari SUATU HIDUP YANG DIBUKA DAN
DISEDIAKAN BAGI TUHAN supaya kuasa Roh Kudus turun dan menyala
atasnya sehingga memampukan kita menjadi terang bagi dunia.
Dan kamu telah
menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat
kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh
Roh Kudus,
sehingga kamu
telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah
Makedonia dan Akhaya.
~ 1 Tesalonika
1:6-7
HIDUP YANG
TERBUKA BAGI PEKERJAAN TUHAN
Jika hidup kita itu
pelita maka itu baru akan menyala oleh pekerjaan Roh Kudus ketika
kita menyediakan diri supaya Roh-Nya turun atas kita. Seberapa besar
kerelaan kita, sejauh itulah Roh Kudus akan terus bekerja dalam
kita. Itu sebabnya menjadi penting supaya kita tidak mendukakan Roh
Kudus (Efesus 4:30) atau memadamkan Roh itu (1 Tesalonika 5:19). Dan
sungguh berbahaya jika seseorang menghina Roh kasih karunia itu
(Ibrani 10:29) atau bahkan menghujat-Nya (Markus 3:29) sebab tak akan
ada lagi pengampunan baginya (Lukas 12:10). Sebaliknya, jika kita
bersedia dituntun oleh-Nya maka hidup kita akan bersinar, menjadi
berkat bagi banyak orang karena buah Roh (yang merupakan 9 karakter
yang mulia) nyata dalam setiap gerak langkah kita.
Dari sini tampak
jelas bahwa ADA PERAN DAN RESPON KITA yang berdampak pada pekerjaan
Roh Kudus yang berdiam dalam kita. Jika kita menanggapinya dengan
tepat sesuai kehendak Tuhan, maka Roh-Nya bekerja dan hidup kita pun
menjadi terang bagi sekitar kita. Apabila sebaliknya, maka Roh-Nya
kurang leluasa bekerja atas kita. Ia meredup bahkan padam.
Sudah seharusnya
kita menyediakan minyak yang tak pernah habis, yaitu hidup yang
selalu tersedia bagi pekerjaan-Nya, supaya Roh-Nya bekerja dalam
kita. Pelita kita harus tetap menyala dan tak boleh padam. Sampai
kedatangan Tuhan yang kedua kalinya atau setidaknya sampai roh kita
dipanggil kembali kepada-Nya.
Hendaklah
pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.
Dan hendaklah
kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang
pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu,
segera dibuka pintu baginya.
Berbahagialah
hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan
mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.
~ Lukas 12:35-37
KEHABISAN MINYAK
VS MEMILIKI CADANGAN MINYAK
Gadis-gadis yang
bodoh kehabisan minyak selagi menunggu kedatangan sang mempelai pria.
Pelita mereka mulai redup dan segera mati. Mendasarkan pada apa yang
sudah kita ketahui di atas, ini merupakan gambaran dari kehidupan
orang percaya yang meninggalkan persekutuan dengan Tuhan dan tak lagi
terbuka akan karya Roh Kudus. Minyak yang habis melambangkan kerelaan
yang menipis dan tak ada lagi di hati. Roh Kudus telah undur oleh
karena hatinya yang keras dan terbuka kepada hal-hal yang lain, yaitu
pengaruh dunia dan kuasa-kuasa kegelapan. Inilah hidup rohani yang
teledor dan sembrono. Yang tak lagi menjaga hati dan menyediakan
tempat yang luas bagi Tuhan untuk berkarya lebih lagi dalam hidupnya.
Berbeda dengan
gadis-gadis yang bijaksana. Mereka menyediakan minyak yang membuat
pelita-pelita mereka terus menyala. Inilah gambaran hati yang
senantiasa rela bahkan tak pernah berhenti bergairah bagi Tuhan. Roh
Kudus menjadi sahabat dekatnya. Ia bergantung pada pimpinan Roh Tuhan
dan jarang menolaknya. Ia membuka hati, jiwa, telinga, dan rohnya
menjadi tempat Roh Kudus beracara. Suatu kerelaan yang tidak hanya
selalu ada namun terus bertambah sehingga pelitanya tak pernah
berhenti bersinar bahkan semakin terang menyinari kegelapan.
Minyak cadangan juga
berarti hidup yang membayar harga. Suatu lambang dari pengorbanan.
Menyangkal diri dan memikul salib. Itu sesuai dengan simbol minyak
zaitun yang diperoleh dari sesuatu yang dihancurkan, digilas,
ditumbuk sampai habis, hingga menyisakan fungsi dan manfaatnya semata
bagi kebaikan banyak orang. Suatu minyak yang didapatkan bukan dengan
cara yang mudah. Begitu pula jika seseorang tidak mau memprosesnya
sendiri ia harus membayar untuk dapat memilikinya.
Gadis-gadis bodoh
merupakan orang-orang percaya yang tak lagi bersedia membayar harga
persekutuan dengan Tuhan. Mereka larut dan terlena dengan
urusan-urusan dunia dan tak lagi memiliki hati untuk Tuhan. Lebih
fokus menjalani hidup secara sembarangan tanpa memikirkan dampak
jangka panjang di dalam kekekalan. Mereka terlambat menyadari bahwa
mereka telah jauh dari Tuhan. Ketika kedatangan Tuhan sudah dekat
(atau dalam gambaran lain diumpamakan sebagai saat-saat kematian
telah dekat) mereka tak memiliki persiapan yang cukup untuk
menghadapinya. Mereka baru tersadar namun semuanya sudah terlambat.
Mereka tak bisa bergantung pada orang lain untuk mengangkat rohani
mereka. Pada akhirnya tinggal penyesalan saat mereka gagal masuk
dalam kemuliaan Tuhan.
Gadis-gadis
bijaksana bernasib sebaliknya. Mereka siap kapan saja mempelai
datang. Mereka ada di sana untuk itu. Mereka sudah membayar harga dan
menyiapkan segala yang diperlukan jika saatnya tiba. Tidak sia-sia
setiap pengorbanan mereka mempersiapkan diri untuk berjumpa Tuhan.
Hidup rohani yang mereka bangun dengan berjalan hari demi hari dalam
pimpinan Tuhan kini telah tiba pada puncaknya. Dan mereka pun masuk
dalam kebahagiaan serta kemuliaan abadi.
JANGAN SAMPAI
TERLAMBAT!
Menyikapi kedatangan
Tuhan, sikap kita kerap kali terbelah menjadi dua. Ada yang memandang
remeh dan tidak peduli, lebih-lebih dari pengalaman yang terjadi
selama ini kerap terbukti bahwa berita kedatangan Yesus kedua kalinya
selalu meleset. Di pihak lain, ada yang menanggapinya secara reaktif
lalu bertindak secara ekstrem sehingga menjadi bingung, panik,
menjadi orang yang tiba-tiba menjadi sibuk beribadah dan berdoa
sampai-sampai meninggalkan pekerjaan atau menjual harta miliknya
karena yakin itu akan mengamankan posisinya atau memastikannya turut
dalam rapture atau pengangkatan orang-orang kudus di awan-awan.
Kedua sikap tersebut
sebenarnya akan berujung pada nasib yang sama: kagagalan mereka
menyambut mempelai pria. Mengapa? Karena mereka yang tak memiliki
minyak tak akan menyambut mempelai, sedangkan mereka yang kekurangan
minyak yaitu yang tidak membangun dasar dan bangunan hidup rohani
secara benar tidak akan sempat mengejar ketertinggalannya. Minyak
yang tidak tersedia dari awal membuat mereka harus pergi membeli
minyak, sedangkan kedatangan sang mempelai pria JUSTRU PADA SAAT
MEREKA MEMBELI MINYAK. Ini sesungguhnya menyiratkan pesan bahwa
SEHARUSNYA MEREKA TIDAK PERNAH MENINGGALKAN PENANTIAN MEREKA SEBENTAR
SAJA! Mereka harus siap sedari mulanya. Tak boleh bergeser sedikit
saja dari posisi mereka.
Sebab itu kamu
harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan
jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan
yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku
ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.
~ Kolose 1:23
Banyak anak Tuhan
tertipu bahwa mereka masih akan sempat mengejar ketinggalan mereka
dalam mengiring Tuhan. Ini suatu kekeliruan yang fatal. Sebab
kematian selalu dapat datang secara tiba-tiba, begitu pula mereka
yang tidak mengarahkan hidup kepada Tuhan, tidak akan memiliki
kesempatan dalam waktu yang tersisa untuk siap menjadi bagian
orang-orang yang terangkat di awan-awan. Kita harus membangun manusia
rohani kita tiap-tiap hari. Kita tidak boleh lengah dan menjadi
ceroboh dalam hidup iman kita. Tak semestinya lemah pengharapan kita
atau menurun gairah kasih kita kepada Tuhan.
Karena itu,
saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan
giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam
persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
~ 1 Korintus
15:58
Janganlah
hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan
layanilah Tuhan.
Bersukacitalah
dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam
doa!
~ Roma 12:11-12
Jangan biarkan kita
ditipu oleh pikiran kita yang telah disusupi oleh hasutan kuasa
gelap. Jangan berpikir bahwa waktu kita masih panjang dan selalu ada
kesempatan bagi kita untuk mengejar ketinggalan rohani kita.
Injil menuliskan
perkataan Yesus ini: "Yang terdahulu menjadi terkemudian,
sedangkan yang terkemudian akan jadi yang terdahulu". Bagaimana
mungkin itu bisa terjadi? Adakah orang yang membiarkan dirinya
dikalahkan begitu saja dan rela menjadi yang paling belakang? Tentu
saja tidak. Tapi itu terjadi. Karena apa? Karena terjadinya secara
perlahan dan jarang disadari dengan segera. Seperti kelinci yang
tersadar dirinya tertidur dan tertinggal jauh di belakang sedangkan
kura-kura yang berlomba lari dengannya sudah di ambang garis finish.
Seberapa pun ia berlari, melompat dan menerjang, ia telah terlambat.
Ia gagal dan kalah.
Hanya satu cara
supaya kita tidak terlambat. Itu adalah dengan menyerahkan seluruh
hati, hidup dan keberadaan kita untuk digarap oleh Tuhan melalui Roh
Kudus-Nya di dalam kita. Kita harus belajar dengar-dengaran akan Dia.
Taat pada pimpinan kehendak-Nya. Jangan lagi mengikuti jalan pikiran
dan cara-cara kita sendiri. Kita perlu peka dan siap sedia bergerak
kapanpun Ia memimpin kita dan menunjukkan jalan bagi pertumbuhan dan
kemenangan kita. Keintiman dengan Tuhan harus menjadi sesuatu yang
kita usahakan setiap waktu, disertai hati yang rela dan sepenuhnya
mengasihi Tuhan, yang bersedia dengan segala kerinduan melepaskan
segala sesuatu demi memperoleh Dia.
Seperti minyak yang
dihasilkan dari proses yang berat dan menyakitkan, kita harus
membayar harga persiapan kita untuk menghadap Tuhan dan menerima
kemuliaan kekal. Keselamatan kita telah pasti di tangan kita namun
jangan sampai kita lepaskan itu semua karena kita ingin memegang yang
lain. Jangan biarkan itu lepas oleh karena kita tak pernah serius
memikirkannya. Jangan biarkan itu lenyap oleh sebab kita setengah
hati mengikut Tuhan.
Mereka yang
menyediakan dirinya untuk diolah, diproses dan dibentuk sesuai
kehendak Tuhan akan menerima upahnya. Tuhan akan mengganjar mereka
dengan mengundang mereka masuk ke dalam perjamuan kawin terbesar dan
termulia yang pernah ada. Disempurnakan persekutuannya dengan tinggal
bersama-sama Kristus selama-lamanya. Kepada Tuhan saja gairah mereka
tertuju. Mereka telah menyerahkan diri untuk menjadi milik Tuhan
sepenuhnya. Tidak heran keselamatan, kemuliaan dan harta abadi
menjadi KEPASTIAN bagi mereka.
Oleh karena itu,
jangan lagi setengah hati mengikut Tuhan. Jangan bersikap acuh tak
acuh akan perkara-perkara yang di atas. Letakkanlah seluruh
pengharapan Anda pada kasih karunia yang Tuhan berikan demi
keselamatan kita. Jangan merasa cukup dan telah mencapai tingkat yang
Tuhan rindukan sebab jika kita menyangka demikian, kemungkinan kita
justru masih jauh dari mencapainya. Lakukan yang terbaik yaitu
menjadi pelayan-pelayan dan imam-imam Kerajaan Allah yang didapati
terus bekerja dan berguna bagi perluasan pekerjaan Tuhan.
Jika kita mengaku
sebagai orang-orang yang percaya dan menantikan Tuhan kembali untuk
membawa kita ke tempat kemuliaan, tidakkah seharusnya kita
mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebab kita tidak tahu kapan
tepatnya Ia akan datang?
Jika kita terlambat
naik pesawat atau ketinggalan kereta terasa menyebalkan dan rugi,
betapa tak terbayangkan kekecewaan dan penyesalan yang harus kita
tanggung jika kita tertinggal untuk dibawa masuk ke Kerajaan Sorga?
Jangan tenang-tenang
saja dipanggil sebagai GADIS BODOH.
Kebodohan bukanlah
kebanggaan, tapi rasa malu yang harus diratapi.
Putuskanlah hari
ini, selagi ada kesempatan, untuk menjadi GADIS BIJAKSANA. Sebelum
Anda menyadari waktunya sudah dekat dan tak mungkin mengejar
ketinggalan.
Jika Anda mendengar
atau membaca pesan ini hari ini, jangan sia-siakan kasih karunia
Tuhan. Mulailah memperbarui komitmen dan hidup Anda dalam mengiring
Tuhan.
Maukah Anda?
Salam Revival!
Indonesia penuh
kemuliaan Tuhan
Cadangan minyak itu berhubungan dg harta kita, tertulis gadis yg bodoh pergi utk membeli minyak. Pergunakan mamon dg bijak, menaburlah d tempat yg subur krn itu adalah cadangan minyakmu.
BalasHapusDetik2 trakhir, harta kita tdk akan dpt membeli minyak. Taburan kita tdk akan berdampak jk sdh habis wktnya.