Oleh : Rick Joyner
William dan aku berjalan dalam diam untuk beberapa saat. Kami berdua tenggelam dalam pikiran kami sendiri. William tampaknya tidak hanya memahami semua yang kami diskusikan tentang kepemimpinan dalam Kerajaan Allah, tapi dia telah menangkapnya dengan kedalaman yang tidak biasa. Dia adalah contoh bagaimana ketika Tuhan memanggil seseorang, Dia mempersiapkan mereka untuk tujuan mereka sepanjang hidup mereka.
Aku mulai memikirkan tentang orang-orang luar biasa di dalam kelompok ini, apa yang dapat kulakukan untuk membantu mereka, dan bagaimana aku akan menjawab pertanyaan Mary ketika dia memutuskan untuk menanyakannya. Sekelompok kecil orang yang berjalan di sekitar jelas ingin berbicara, jadi aku memberi isyarat agar mereka bergabung dengan kami.
“Jadi menurutmu harta karun kerajaan dan jalan menuju petualangan luar biasa ditemukan dalam mempelajari dan meneliti hal-hal seperti sejarah gereja?” seorang pria muda bertanya.
“Kupikir itu merupakan suatu harta karun dan suatu petualangan. Untuk beberapa orang, harta karun terbesar adalah melihat pekerjaan Tuhan dikerjakan melalui mereka, menuntun orang lain menuju keselamatan, kesembuhan, dan mengadakan mujizat. Bagi yang lain, harta itu adalah melihat umat Allah dibangun bersama ke menjadi bait-Nya, persekutuan koinonia dari orang-orang kudus. Bagi yang lain, itu adalah pengalaman-pengalaman profetik dan pemberian penyingkapan kenabian mengenai masa depan.
“Benang merah dari semua petualangan luar biasa bersama Tuhan adalah melihat kemuliaan Tuhan dalam apa yang Dia lakukan melalui orang-orang dan melalui kita secara pribadi. Ini semua tersedia bagi kita semua, tetapi untuk diriku pribadi, aku menemukan harta pengetahuan yang besar dalam studiku tentang sejarah, terutama sejarah gereja, dan merupakan petualangan yang luar biasa untuk mengikuti-Nya di jalan itu. Aku melihat dan mempelajari jalan-jalan-Nya sebagaimana yang Dia ajarkan secara pribadi kepadaku. Itu adalah salah satu saat paling memuaskan dan mendebarkan dalam hidupku sampai sekarang ini, karena aku mengenal Dia dengan cara seperti itu."
“Kau bilang, 'sampai sekarang ini.' Apa yang kaulakukan sekarang ini yang lebih baik dari itu?” salah satu bertanya.
“Seperti luar biasanya melihat cara Tuhan seperti yang diungkapkan dalam Kitab Suci dan sejarah, melihat Dia bekerja dengan orang-orang yang sungguh ada seperti kalian, di sini dan saat ini, itu yang lebih baik.
Aku tahu kita baru memulai, dan kita belum mengenal satu sama lain dengan baik, tapi aku sudah bisa lihat betapa berharganya kalian. Aku pikir jika kita punya waktu untuk benar-benar mengenal satu sama lain kita akan menemukan harta karun yang luar biasa dalam diri setiap orang. Kemudian, kita akan mulai melihat bagaimana setiap kita disatukan bersama menjadi kota Tuhan."
“Kami menikmati persekutuan kami saat berada di kapal dan merasakan ikatan bersama, tetapi tidak pernah benar-benar memiliki konsep bahwa kami sedang dibangun menjadi sesuatu bersama, seperti bait suci Tuhan atau kota-Nya. Sekarang aku bisa melihatnya,” salah satu berkomentar.
“Atas semua kegagalan dan kekurangannya saat ini, tidak ada entitas di planet ini sedinamis dan semenarik gereja yang menjadi sebagaimana ia dipanggil. Tidak ada masyarakat yang lebih baik dari kehidupan gereja yang sejati — koinonia. Dan hampir tidak ada yang lebih membosankan seperti kehidupan gereja yang dilembagakan, yang telah berhenti mengejar perjalanan luat biasa yang merupakan kehidupan Kristen sejati. Aku diberkati berada di tengah-tengah orang-orang yang berkomitmen untuk perjalanan ini."
"Aku menganggap diriku sangat diberkati," jawab yang lain. “Persekutuan yang kami miliki di kapal telah menjadi bagian terbaik dalam hidupku, tapi sekarang menjalani perjalanan bersama ini jauh lebih baik, bahkan meskipun terkadang cukup menakutkan. Jika gunung itu lebih baik dari ini, aku belum bisa membayangkannya."
“Kitab Suci mengatakan bahwa jalan orang benar semakin terang dan cerah sampai tengah hari. Jika kita tetap di jalan dimana kita dipanggil untuk menjalani ini, hidup kita akan terus menjadi lebih cerah dan lebih cerah lagi. Kita akan menghadapi tantangan dan cobaan seperti yang telah kita alami dalam perjalanan ini, tetapi masing-masing dipenuhi dengan terang, dengan penyingkapan dari Tuhan. Masing-masing biasanya menghasilkan ikatan yang jauh lebih besar di antara mereka yang menjalaninya bersama-sama. Aku pikir itulah mengapa Yakobus menulis bahwa kita harus 'menganggapnya sebagai semua kebahaigaan ketika kita menghadapi berbagai cobaan.' Jika kita mendekati setiap cobaan sebagai kesempatan yang diberikan, perjalanan kita akan selalu menuju kemuliaan dan kemenangan."
“Kamu berpengalaman sekali dalam hal ini, bukan?” yang lain bertanya. “Apa yang paling penting hal-hal yang telah kaupelajari yang dapat membantu kami?”
“Aku telah melewati banyak hutan belantara, dan aku telah melalui bagian ini sebelumnya, jadi aku memang punya pengalaman dalam perjalanan ini, ”jawab aku. “Dan yang kupelajari adalah prinsip bahwa di antara tempat di mana Aku menerima janji dari tempat di mana Tuhan memenuhi janji itu, selalu ada padang gurun untuk dilalui supaya mencapai penggenapannya. Setiap hutan belantara unik, dan masing-masing dirancang untuk mempersiapkan kita menjadi pengurus yang baik dari apa yang telah dijanjikan kepada kita. Pekerjaan Tuhan yang sesungguhnya untuk membentuk kita supaya memenuhi panggilan kita dikerjakan di padang gurun. Jika kta menghargai setiap pencobaan dan merangkul pelajaran yang ingin Dia ajarkan kepada kita, kita akan keluar dari padang gurun lebih cepat menerima apa yang telah dijanjikan."
“Apa hal terbesar yang pernah kaupelajari di alam liar ini?” yang lain bertanya.
“Aku mempelajari bahwa kita semua bisa menjadi dekat dengan Tuhan sedekat yang kita inginkan. Di alam liar inilah tempat kediaman pertama Tuhan di antara manusia dibangun. Di padang belantara ini kita dibangun menjadi ke tempat kediaman-Nya. Di manapun Dia berada, itulah sorga, jadi membangun bagi Dia suatu tempat untuk Dia tinggal bersama kita bisa mengubah hutan belantara mana pun menjadi bagian dari surga. Tempat terburuk di dunia adalah surga jika Dia ada di sana. Ini adalah tujuan akhir kita — untuk membawa surga ke bumi — dan kita melakukannya dengan membangun tempat bagi-Nya di mana pun kita pergi."
"Itukah sebabnya Israel membawa Tabut Tuhan bersama mereka ke medan perang?" salah satu bertanya.
“Aku pikir itu adalah niat hati mereka. Ketika mereka mengikuti Tabut, berjalan ke mana Tuhan memimpin mereka, mereka selalu menemukan kemenangan. Tapi, saat mereka mencoba membawa Tabut itu kemana mereka ingin pergi, hasilnya tidak terlalu bagus. Kita harus belajar bahwa bait suci ada untuk Tuhan, bukan sebaliknya. Kita di sini untuk mengikuti Dia, tidak hanya membawa Dia bersama kita.
Kita diberitahu bahwa Kristus akan selalu memimpin kita dalam kemenangan-Nya, dan memang itulah kuncinya — membiarkan Dia memimpin kita daripada kita mencoba untuk mengajak Dia ke tempat yang kita inginkan.
“Apa hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk membantu satu sama lain?” yang lain bertanya.
“Sama seperti kita harus memiliki niat untuk lebih dekat dengan Tuhan dan mencapai tujuan kita dalam Dia, kita harus memiliki niat untuk mengenal satu sama lain dan melihat tujuan kita bersama saudara yang lainnya. Tak satu pun dari kita ada di sini karena kebetulan. Kita dipanggil untuk dibangun bersama menjadi bait suci Tuhan; untuk itulah kita diciptakan, dan kita tidak akan pernah bisa benar-benar mencapai itu sampai ini benar-benar dikerjakan sampai selesai. Prosesnya bisa sulit, tetapi juga bisa menjadi salah satu dari hal-hal yang paling menarik dan menggairahkan dalam hidup kita.
“Hal pertama yang Tuhan katakan tidak baik tentang ciptaan-Nya adalah tidak baik kalau manusia itu sendiri saja. Kesepian tidak baik untuk setiap manusia. Kita harus mempertimbangkan bahwa Tuhan mengatakan ini ketika manusia memiliki persekutuan setiap hari dengan-Nya. Persekutuan dengan Tuhan penting bagi manusia, dan adalah kebutuhan paling mendasar, tapi Tuhan juga jelas membuat manusia membutuhkan lebih dari sekedar persekutuan dengan-Nya. Yang pertama pemenuhan Tuhan untuk kesepian adalah keluarga. Setelah itu, pemenuhan terbesarnya melalui hubungan kita dengan satu yang lain sebagai anggota tubuh-Nya.
“Menelusuri padang gurun ini bersama-sama akan membawa banyak pencapaian dalam diri kita. Yang terbaik dari semuanya, ini akan menjadi cara kita mengenal Dia lebih baik. Selanjutnya adalah bagaimana kita mengenal satu sama lain lebih baik lagi, sehingga kita cocok bersama sebagaimana Dia telah memanggil kita untuk berada di bait suci-Nya, sebagai batu-batu hidup. Ini bahkan lebih menarik dan memuaskan daripada petualangan hebat yang aku alami sebagai pelajar sejarah.”
“Jadi, sampai sekarang, belajar dan meneliti adalah hal utama yang kaulakukan, dan sekarang engkau akan mempelajari kami?" Mary, yang telah bergabung dengan grup, bertanya. “Aku tidak masalah dengan itu. Kedengarannya memang luar biasa mengenal Tuhan sebagai Gurumu, tetapi jika engkau akan menjawab pertanyaanku, aku rasa aku tidak akan bisa mengalaminya semua itu dengan cara yang sama. "
"Tentu kamu bisa. Kalian semua bisa, dan harus bisa. Sebagian besar dari kalian sudah melakukannya. Waktunya sekarang singkat, dan kalian mungkin tidak memiliki waktu bertahun-tahun untuk melakukan ini seperti yang aku lakukan, tetapi kalian dapat mengalami hal yang sama bersama Dia. Ini bahkan bisa menjadi lebih baik untuk kalian karena bisa lebih singkat dalam mempelajarinya, tetapi ini memang sesuatu yang kalian semua harus lakukan. Dia harus menjadi Guru, Gembala, dan Pemimpin kalian.
(Bersambung ke Bagian 24)
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.