KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

JALAN (THE PATH) - BAGIAN 7

Posted By passion for revival on Selasa, 16 Februari 2021 | 1:00 PM

Oleh : Rick Joyner
(Diterjemahkan dari buku "The Path: Fire on the Mountain")

BAB TIGA
PILIHAN (2)


 Petugas muda itu dan diriku belum pergi terlalu jauh sebelum hari menjadi terlalu gelap untuk melanjutkan.  Kami menemukan  aliran air hidup di dekatnya, menyegarkan diri, dan pergi tidur.  Saat kami bangun, kami minum dari sungai, berdoa, dan kemudian mulai menuruni jalan setapak dengan cepat. Kami justru butuh waktu lebih lama dari yang  kuperkirakan untuk menyadari bahwa kelompok orang dari kapal pesiar telah pergi meninggalkan kami.

 Kelompok kami tidak hanya terus maju dengan tekad, dan mereka sama sekali tidak menyimpang dari jalan setapak.
Tidak ada yang memisahkan diri sendirian lalu tersesat. Aku tidak sebaik itu melakukannya ketika aku berjalan sendirian dan aku terkesan dengan mereka.  Aku lega karena sepertinya ini adalah kelompok yang tidak membutuhkan  pengelolaan mikro (tidak perlu dituntun dan diarahkan untuk hal-hal urusan kecil urusan pribadi).

Ketika kami sampai di grup, mereka kelelahan tetapi ceria. Aku bertanya apakah mereka telah menemukan air atau  makanan. Seorang pria paruh baya yang tampak cerdas dengan potongan rambut seperti seorang perancang busana mengatakan bahwa mereka belum mempunyainya. Mereka haus, mungkin lebih haus dari sebelumnya.  Aku tahu ini baik bagi mereka.  Sekarang mereka akan sangat menghargai air hidup itu. 

Aku menanyakan nama pada pria yang menjawab tadi Dia hanya menyebutkan nama depannya, William. Aku lalu bertanya apakah dia punya istri. Dia mengatakan bahwa dia tidak lagi menikah, dan telah merelakan kalau istrinya meninggalkannya. Aku menyampaikan keprihatinanku, dan kemudian bertanya apakah itu yang menyebabkan dia mengikuti perjalanan ini. Jawabannya mencerahkan.
“Aku tidak akan mengatakan bahwa istriku meninggalkanku tidak ada hubungannya dengan ini,” jawabnya, “tetapi aku pikir dia meninggalkanku lebih karena aku telah kehilangan visiku, tujuanku, lebih dari sekedar karena pria lain. Hidupku telah menjadi kosong, dan aku menjadi pahit. Aku tidak menyalahkan dia karena meninggalkanku. Aku bahkan tidak menyukai diriku sendiri sampai aku menemukan kelompok ini."

“Jadi, bagaimana engkau mempelajari tentang jalan ini?” aku bertanya.

“Beberapa dari mereka di sini melihat betapa hampanya dan kesepiannya diriku dan meminta aku untuk datang ke persekutuan kecil mereka.  Aku sangat putus asa pada saat itu sehingga aku akan mencoba apa saja. Jadi aku pergi ke sana. Mereka berbicara tentang mimpi yang diperoleh beberapa orang tentang gunung yang seperti gunung Tuhan.  Mereka percaya kami dipanggil ke gunung itu. Aku pikir itu semua adalah kebodohan pada awalnya, tapi ternyata ada kehidupan dalam kebodohan mereka lebih banyak daripada yang telah aku jalani dalam waktu yang lama. Jadi aku terus datang ke pertemuan mereka.  Akhirnya, aku memutuskan bahwa akan lebih baik mati mencari gunung itu daripada hidup dengan cara yang aku jalani selama ini. Aku tertawan oleh visi mereka.  Mungkin ini kebodohan, tapi aku memiliki harapan lagi seperti yang tidak pernah aku miliki selama bertahun-tahun. Aku tahu sekarang bahwa harta karun terbesar yang pernah aku temukan adalah tujuan hidup, dan sekarang setelah aku memilikinya lagi, aku lebih baik mati daripada kehilangannya."

Aku mensurvei kelompok itu dan dapat melihat bahwa William sangat berbeda dari yang lain. Dia jelas bukan hanya seorang profesional, tetapi kemungkinan besar adalah orang yang berprestasi dalam hidupnya. Merasa bahwa dia ingin mengatakan lebih banyak lagi, aku memintanya untuk melanjutkan, jadi dia berkata :
 “Aku juga jadi mencintai orang-orang ini seperti keluargaku sendiri. Para pemimpin tertinggi, direktur dan orang-orang yang hebat dan berkuasa mencari nasihat padaku, tetapi aku telah mencari nasihat dari mereka di sini. Aku tidak pernah menemukan jenis hati, keagungan jiwa, atau kebijaksanaan seperti yang aku temukan dalam orang-orang ini. Aku lebih suka berada dalam persekutuan mereka daripada dengan orang-orang hebat di dunia ini. Aku lebih suka berada di padang gurun ini bersama mereka, mencari gunung yang mereka bicarakan ini, daripada tinggal di dalam istana manapun."

Yang lain memandang William seolah-olah mereka belum pernah mendengar ini darinya sebelumnya, jadi aku bertanya seberapa baik mereka mengenal William. Beberapa orang mengatakan bahwa mereka tahu bahwa istrinya telah meninggalkannya, tetapi itu saja semuanya. Dia jelas sangat pendiam dalam persekutuan mereka, tetapi sekarang terbuka. Ini adalah tanda positif. Mereka sudah memiliki ikatan di level yang baru.
 
Aku meminta William untuk memilih beberapa pengintai untuk dikirim berpasangan ke arah yang berbeda untuk mencari air. Aku menginstruksikan mereka untuk tidak melampaui jarak sejauh teriakan dapat didengar dari tempat kami berada. Mereka menemukan air dengan cepat. Tempatnya dekat, seperti yang dikatakan Suara itu bahwa Air itu akan selalu dekat.

Setelah semua orang melepas dahaga mereka, aku mengumpulkan kelompok untuk memberi mereka pengarahan dalam perjalanan kami.  Mereka memiliki niat, fokus, dan energi mereka hampir meledak. Efek dari air sudah jelas.

"Aku kembali untuk melihat kaptenmu dan kapalnya," aku memulai. “Aku terkesan bahwa kalian bisa meninggalkan semua itu untuk merambah hutan belantara ini. Kami telah mendengar alasan William melakukan ini, tetapi aku ingin mendengar dari sebagian dari kalian mengapa kalian melakukan ini.”
 Salah satu wanita yang lebih tua berbicara, “Kami sudah lama tidak memiliki air ini. Hanya karena air minuman ini saja layak untuk meninggalkan semuanya itu. "
Yang lainnya setuju.
 
“Ini air hidup,” kataku. "Engkau benar.  Tidak ada harta di bumi yang bisa dibandingkan dengan itu. Meski begitu, aku tetap terkesan bahwa kalian akan meninggalkan semua tanpa benar-benar tahu apa yang akan kalian temukan. Kalian lah orang-orang suci yang luar biasa yang pernah kutulis di bukuku.

“Meninggalkan apa pun yang kita tahu, melangkah maju ke dalam apa yang tidak diketahui, membutuhkan iman yang besar, tetapi membutuhkan iman yang tidak biasa untuk meninggalkan semua yang kalian hidupi untuk melakukan perjalanan seperti ini, "kata seseorang dari belakangku.  
Aku berbalik untuk melihat Suara itu.

“Siapa engkau?" salah satu dari kelompok itu bertanya padanya.
 Dia tidak menjawab, melainkan mengangguk agar aku melanjutkan.  Dia terlihat sangat tidak mengesankan, sikapnya sama sekali tidak mencolok sehingga aku dengan cepat kembali menarik perhatian mereka lagi.

“Aku rasa aku belum pernah melihat kemewahan dan kenyamanan seperti di kapal yang kalian tinggalkan.  Bahwa kalian meninggalkan begitu banyak hal adalah pengorbanan yang besar, dan pengorbanan itulah yang akan membawa kalian dapat melewati hutan belantara ini menuju tujuan kalian. Gunung itu nyata. Aku pernah ke sana. Kalian belum pernah melihat kemuliaan seperti yang kalian lihat di gunung itu, demikian pula kalian juga tidak pernah melihat pertempuran dan konflik seperti yang akan kalian alami di sana.”
“Ini tidak akan menjadi perjalanan yang mudah, tapi itu layak dijalani.  Bahwa kalian memiliki apa yang diperlukan untuk memulai berarti kalian juga memiliki apa yang diperlukan untuk menyelesaikannya, jika kalian tidak teralihkan dari jalannya. Ada banyak jebakan yang dimaksudkan untuk menyimpangkan kita dari jalur ini.  Beberapa menipu, dan semuanya memikat, tetapi semuanya akan membuat kalian tersesat sehingga sulit bagi kalian menemukan jalan itu lagi.”
“Padang belantara ini menentang kita dalam segala hal. Ini berbahaya, dan banyak yang tidak berhasil melaluinya. Sangat mungkin kalian sekarang akan menghadapi pencobaan terbesar yang pernah Anda hadapi di suatu kawasan yang akan mencoba dengan segala cara untuk menghentikan kalian. Aku tahu Anda menyebut diri kalian 'Perkumpulan Bonhoeffer.” 
'Itu tepat, karena kalian perlu menggunakan jenis keberanian
 dan fokus yang dimiliki Boenhoffer selama perjalanan ini."

 Seorang wanita muda berbicara, “Kami tidak akan mudah berbalik lagi.  Kita semua pernah seperti apa hidup tanpa tujuan besar itu. Lebih baik mati seperti yang dilakukan Bonhoeffer daripada tidak berjalan di jalan dimana kami dipanggil.  Kematian bukanlah hal terburuk yang dapat terjadi pada kita."

"Siapa namamu?"  aku bertanya.
 
“Mary.”

 Ketika dia berbicara, aku tahu bahwa banyak yang memandang Mary dengan kasih dan rasa hormat, bahkan sekalipun dia masih muda, mungkin di usia awal dua puluhan.  Kemudian yang lain dalam kelompok itu berkata,
"Mary memiliki rasa ingin tahu dua kali lipat lebih banyak," yang dengan cepat diiyakan oleh yang lain dengan tawa mereka.
 Mary sepertinya tidak terlalu peduli.

 “Jadi, Mary memiliki banyak pertanyaan, yang membuat semua orang mencari jawaban. Bagus, kita butuh itu,” kataku.
 “Bahwa kalian di sini berarti kalian telah mendengar panggilan itu, dan kalian membuat pilihan untuk mematuhinya.  Itu satu dari pilihan terpenting yang pernah kalian buat.  Seperti yang pernah Bonhoeffer tulis, 'Ketika Tuhan memanggil seseorang, Dia memintanya untuk datang dan mati.'  Kalian akan mengalami sendiri kebenaran tentang itu, tetapi kalian juga akan mengetahui kebenaran dari yang Tuhan katakan, bahwa jika kita kehilangan nyawa kita karena Dia, kita akan memperolehnya. Kalian akan mati setiap hari, tetapi kalian sekarang berada dalam petualangan terbesar yang bisa dijalani seseorang dalam hidup ini. "

 Dan perjalanan pun dimulai.

(Bersambung ke BAB EMPAT)












 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 1:00 PM

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.