Oleh : Rick Joyner
“Aku yakin kau tulus dalam hal ini, tetapi aku belum pernah melihat pendekatan kepemimpinan seperti ini. Aku belum lama berada di dalam Kristus, dan ini adalah pendekatan yang sangat berbeda dari yang pernah aku lihat. Bahkan di kapal, semuanya adalah tentang para pemimpin. Mereka terutama mengusahakan diri supaya orang percaya pada mereka dan mengikuti mereka. Aku sering merasakan keegoisan dan keberpusatan pada diri sendiri yang sama seperti yang aku rasakan di antara para pemimpin politik yang aku layani dan mereka menganggap bahwa itu normal. Bahkan sema pembicara tamu yang datang tampaknya melakukan hal yang sama, mencoba membuat orang percaya mereka sebagai pria dan wanita dari Tuhan di saat-saat sekarang ini. Apakah ini praktik umum gereja, atau memang aliran gereja mereka itu pengecualian?" tanya William.
“Pengalamanku dengan aliran tertentu cukup terbatas, dan aku tidak ingin mendasarkan penilaianku berdasar pengalaman yang singkat dengan mereka itu,” jawabku. “Aku pernah berada bersama banyak aliran dan gerakan dalam tubuh Kristus, bahkan mungkin dengan sebagian besar dari mereka. Aku telah menemukan harta karun dan kekuatan melalui semuanya. Meski begitu, menurutku jenis kepemimpinan yang diajarkan dan ditunjukkan oleh Tuhan dan para rasul mula-mula telah jarang ditemukan hari-hari ini. Mereka yang menjalankan semua itu memiliki pelayanan yang sangat kecil menurut standar saat ini. Namun, engkau selalu dapat mengatakan perbedaan yang besar dalam hal betapa jauh lebih dewasa dan seberapa dekat mereka yang berada di bawah kepemimpinan mereka dalam hubungan mereka dengan Tuhan.
“Rasul Paulus meratapi jemaat Korintus yang mengikuti orang-orang yang bahkan telah melecehkan mereka dan menampar wajah mereka. Tetapi Paulus datang dengan membiarkan kelemahan pribadinya terlihat, dan mereka tidak mau mendengarkan dia. Orang-orang duniawi meresponi kesanggupan duniawi dan kepemimpinan yang bersifat kedagingan. Aku khawatir, berdasar definisi Alkitab, gereja saat ini secara umum masih bersifat duniawi dan belum dewasa. Menurutmu, apakah Paulus seharusnya mengubah gaya kepemimpinannya sehingga jemaat Korintus akan lebih cenderung mendengarkan dia? ” aku bertanya.
William tidak segera menjawab, tetapi memikirkannya dalam-dalam sebelum menjawab. Ini sangat mengesankan bagiku dan begitu pula jawabannya ketika dia akhirnya memberikannya:
“Kristus Sendiri menunjukkan jenis kepemimpinan yang dilakukan Paulus ketika Dia pergi ke kayu salib. Di Wahyu 3, Dia berdiri di luar pintu gereja-Nya sendiri dan mengetuk untuk melihat apakah ada yang mau membuka pintu bagi Dia. Dia tidak memaksakan diri-Nya pada kita. Jika kita menggunakan jenis kepemimpinan lain selain yang telah Dia peragakan, yang menurutku juga digunakan oleh Paulus, kita tidak akan dapat memimpin orang kepada-Nya,” kata William.
“Tidak banyak yang bisa melihat ini,” jawabku. “Dari mereka yang dapat melihatnyapun sebenarnya tidak banyak yang menjalaninya. Jauh lebih mudah menggunakan kepemimpinan duniawi untuk memotivasi orang duniawi daripada membantu mereka dewasa. Aku berdoa agar engkau berjalan di jalan dari wawasan luar biasa yang sudah kaumiliki ini.”
“Tujuan kita tidak boleh hanya membuat orang melakukan hal yang benar, tapi membuat mereka mengikuti Sang Raja dan melakukan hal yang benar karena itu memang berdiam di hati mereka. Engkau bisa mengajari burung beo untuk mengatakan yang benar hal dan melakukan hal yang benar, tetapi itu tidak akan berasal dari dalam hatinya. Tuhan berusaha memberi kita hati yang baru dan pikiran baru sehingga kita menaati-Nya dari hati yang benar, bukan hanya karena paksaan.
“Aku tahu akan jebakan dan berbagai pengalihan di depan kita. Semakin jauh kita melangkah, sekedar memiliki kebenaran tidak akan cukup untuk menjaga kita. Kita harus memiliki lebih dari sekedar kebenaran; kita harus mencintai kebenaran untuk berhasil. Hanya dengan cinta akan kebenaran inilah kita akan memilih jalan yang benar ketika ada pilihan di depan kita. Hanya dengan mengikuti cinta kita kepada Tuhan dan umat-Nya kita akan terhindar dari jebakan.
“Kebenaran adalah pribadi yang harus kita cintai di atas segalanya. Hanya cinta ini yang akan membuat kita tetap dekat Dia, dan hanya dengan tetap dekat dengan-Nya kita akan bisa berhasil. Kita harus begitu dekat dengan-Nya sehingga kita mengikuti Dia, bukan hanya mengikuti prinsip-prinsip semata."
"Aku pikir kau melakukan hal yang benar dengan bersikap transparan sepertimu," aku William.
“Sekarang aku mengerti mengapa Paulus menulis bahwa dia lebih suka bermegah dalam kelemahannya. Dia ingin jemaat Korintus percaya pada kasih karunia Tuhan, bukan dia. Ada tempat untuk menghormati bapa dan ibu rohani kita, dan Paulus adalah bapa rohani mereka, tetapi dia tidak takut untuk datang dalam kelemahan dan rasa gentar sehingga kasih karunia Tuhan bisa semakin nyata. Ini memaksa mereka untuk membangun iman mereka pada Tuhan, bukan kepada dia. Ini adalah jenis kepemimpinan yang sangat berbeda."
"William, aku hanya bertemu sedikit sekali orang yang memahami hal-hal yang sudah kaupahami," jawabku.
“Hidup adalah tentang Yesus. Jika kita tetap dekat dengan-Nya, kita akan diubah oleh-Nya. Maka kita akan mulai melihat dengan mata-Nya, mendengar dengan telinga-Nya, dan memahami dengan hati-Nya. Cara untuk memenuhi tujuan kita adalah mengikuti Dia. Dia adalah Sang Jalan. Untuk memimpin mereka melewati hutan belantara ini, aku harus memimpin mereka kepada-Nya. Tidak ada jalan lain. Aku akan gagal, dan kita semua akan gagal, jika kita tidak menemukan Dia dan mengikuti Dia.
“Sekali lagi, pengalamanku dalam iman terbatas, tetapi karena ini adalah jenis kepemimpinan yang diajarkan dan diperagakan, baik oleh Tuhan dan para rasul-Nya, mengapa kita tidak melihat lebih banyak kepemimpinan yang seperti ini di gereja? ” William bertanya lagi.
“Ada beberapa alasan. Salah satunya adalah banyak yang telah mereduksi atau mengurangi makna Amanat Agung dengan sekedar membuat orang bertobat bukannya supaya mereka menjadi murid. Ketika visi kita begitu dangkal, maka kita hanya bisa menyampaikannya kedangkalan seperti itu kepada orang-orang yang kita pimpin.
“Kita diberitahu bahwa Roh Kudus menyelidiki kedalaman, bahkan hal-hal yang dalam dari Tuhan. Tidak semestinya pengikut Kristus yang memiliki Roh Kudus menjadi dangkal dalam hal apapun, apalagi dalam hal pengetahuan mereka tentang Tuhan dan jalan-jalan-Nya. Kedangkalan ini selalu mengakibatkan banyak terjadinya kapal rohani yang karam rohani, dan kupikir para gembala pada akhirnya mungkin akan banyak tanggung jawab untuk ini."
“Alasan lain untuk kedangkalan ini adalah bahwa sedikit dari mereka yang telah memegang banyak pengaruh di tubuh Kristus hari ini telah melalui padang gurun ini. Sedikit yang mengarahkan orang-orang yang mereka pimpin menuju ke gunung itu, ”jawab Elia, yang telah mendengarkan di dekat situ tanpa diketahui. Dia
Melanjutkan :
“Jenis kepemimpinan yang mereka gunakan akan berhasil untuk orang-orang yang hanya mencari secara egois sekedar mencari berkat dan kelimpahan bagi diri mereka sendiri, tetapi itu tidak akan membawa mereka ke Kerajaan Allah. Sikap mementingkan diri akan membuatmu terbunuh di jalan menuju ke kerajaan itu. Hanya dengan rela kita hidup kita demi Sang Raja dan umat-Nya saja engkau akan menemukan kehidupan sejati dan tetap hidup di sini. Berkat Tuhan harus diterima dan dihargai, tetapi ketika itu menjadi fokus dan tujuanmu, engkau tidak akan berhasil mencapai gunung Tuhan. Engkau juga tidak akan siap untuk pertempuran hebat yang akan datang.”
"Silakan lanjutkan," kata Elia sambil mengangguk padaku.
“Beberapa pemimpin terbesar dalam sejarah gereja mungkin masih hidup di zaman kita,” kataku sambil memandang Elia untuk melihat apakah dia akan setuju dengan ini, dan memang dia setuju.
“Aku telah mengenal beberapa dari mereka dan belajar dari mereka, tetapi semua yang telah aku pelajari telah menuntunku untuk menyimpulkan bahwa pelayanan transisi pertama yang mengarah pada pelayanan Kristus — Yohanes Pembaptis — adalah jenis pelayanan Perjanjian Baru yang terbesar."
(Bersambung ke Bagian 22)
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.