KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

SIAPA MEMBUAT SIAPA?

Posted By passion for revival on Minggu, 26 Mei 2024 | 12:44 PM

Oleh Rick Joyner


Ada suatu pertanyaan penting yang sering kali ditanyakan yang kelihatannya cocok untuk dikemukakan di sini. Apakah Tuhan membuat kita menjadi seperti yang seharusnya, atau mempelai wanita itu yang "mempersiapkan dirinya sendiri"? Ada pengajaran Alkitabiah yang sehat yang mengungkapkan bahwa keduanya benar. Jika di dalam Kitab Suci kita menghadapi paradoks seperti ini, hal tersebut disebabkan karena ada kebenaran pada keduanya. Dari kenyataan sejarah, banyak bidat yang timbul sebagai akibat dari orang-orang Kristen yang mendapatkan kebenaran yang tidak dapat dipahaminya dan mendapat juga kebenaran yang mengimbanginya. Ini bagaikan orang yang tidak dapat melihat mata uang yang memiliki dua sisi dan karena hanya satu sisi yang mereka lihat, mereka percaya bahwa sisi lainnya adalah palsu.

Adalah suatu kebenaran yang kekal bahwa hanya Roh yang dapat memperanakkan roh. Kita tidak dapat membuat diri kita menjadi apa yang seharusnya tanpa Dia. Namun, Ia tidak akan mau mengubah kita jika kita tidak mendambakannya. Kita harus benar-benar bertekad untuk mengejarnya, sebagaimana dikatakan kepada kita dalam Matius 7:7-8:

⁷"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
⁸Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.

Ketika kita lahir baru, kita mulai datang kepada Allah sebagai bayi. Kita berteriak jika kita membutuhkan sesuatu, dan biasanya Ia menanggapinya dengan segera. Seperti seorang bayi, kita membutuhkan kasih sayang seperti juga makanan, kita kenal sebagai manusia, tetapi sulit untuk menerimanya jika kita sedang lapar. Oleh karena itu, Tuhan memberikan kita makanan, seperti juga kasih sayang. Namun demikian, suatu jamahan dari Dia memiliki kuasa untuk mengangkat roh kita masuk ke dalam alam kemuliaan dan keindahan yang berada jauh di atas alam duniawi ini.

Banyak orang yang memiliki konsep yang keliru bahwa Bapa adalah Allah Perjanjian Lama yang kudus, kaku, tidak toleran, yang akan memukul kita sekarang, jika Yesus tidak datang untuk mengorbankan diri-Nya bagi kita. Kebenarannya adalah bahwa begitu besar kasih Bapa akan dunia ini, sehingga Ia memberikan Anak-Nya. Bapa mengasihi kita dan suka menuntun anak-anak-Nya dengan kasih sayang. Allah adalah Roh dan Ia menjamah tidak seperti jamahan fisik-dapat lebih dari jamahan fisik. Kita membutuhkan hal ini lebih daripada yang lainnya, yang sering mengikat kita. Bapa mengasihi kita lebih daripada yang kita ketahui. Ia sangat mengasihi kita, sekalipun kita sedang berdosa. Pada kenyataannya, Ia begitu mengasihi kita, walaupun kita masih berada di dalam dosa, Ia memberikan Anak-Nya sendiri untuk menolong kita keluar dari dosa.

Sebagaimana hubungan antara Bapa dan anak-anak-Nya berubah ketika mereka semakin dewasa, demikian juga hubungan Bapa dengan kita berubah ketika kita dewasa. Ketika anak-anak perempuan saya masih kecil, saya dapat memegang tangan mereka untuk jangka waktu yang lama tanpa mengatakan apa pun dan kelihatannya hanya itulah yang mereka inginkan. Sekarang mereka sudah remaja, mereka ingin saya mengajak mereka keluar untuk makan malam, dan kadang-kadang hanya duduk dan berbincang-bincang sedikit. Demikian juga kasih dan sayang Bapa kepada kita tidak berkurang ketika kita menjadi dewasa, tetapi cara Ia menunjukkannya berbeda karena Ia lebih mempertalikan dengan keadaan kita yang sudah lebih dewasa tersebut.

Ketika anak-anak saya masih kecil, saya dan istri membuat hampir semua keputusan untuk mereka. Sampai-sampai ketika mereka membersihkan kamar mereka, kami harus menunjukkan segala sesuatu yang harus dilakukan. Hal tersebut boleh-boleh saja untuk anak yang berusia 3 tahun, tetapi bila kita harus melakukan itu terhadap anak yang berusia 16 tahun, kita akan menghadapi masalah! Kasih saya kepada anak yang berusia 16 tahun tidak berkurang karena saya tidak memberikan perintah yang rinci mengenai hal-hal yang sepele, tetapi karena saya lebih mempercayai dia. Saya menjadi sangat cemas dan terganggu jika saya harus memberikan anak tersebut perintah-perintah yang demikian rinci ketika ia berusia 16 tahun sebagaimana yang saya lakukan pada waktu ia berusia 3 tahun. Demikianlah juga tidak akan menyenangkan Bapa di sorga jika kita tidak bertumbuh menjadi dewasa.

Ada satu alasan mengapa saya beralih dari pembicaraan mengenai mempelai wanita yang mempersiapkan dirinya kepada hubungan kita dengan Bapa. Banyak yang gagal untuk membedakan, atau memahami bagaimana harus berhubungan dengan Allah Bapa dan Allah Anak. Saya menyadari ketika anak-anak perempuan saya dilahirkan bahwa pada suatu waktu nanti mereka masing-masing tidak akan menganggap saya lagi sebagai satu-satunya pria di dalam hidup mereka. Bagi seorang gadis yang bertumbuh dewasa menjadi seorang wanita, ada waktu-waktu tertentu di mana mereka membutuhkan seorang ayah, tetapi ada waktunya ketika keadaan berubah, ia membutuhkan seorang suami. Meskipun hubungannya dengan ayahnya akan berubah lebih drastis sejak waktu itu, hubungan tersebut dapat berlanjut, dan bahkan dapat lebih mendalam dan lebih khusus. Seorang ayah yang bijaksana akan memperhitungkan perubahan-perubahan yang akan terjadi tersebut, dan hal tersebut adalah alami dan benar, serta akan berusaha mempersiapkan putrinya untuk menghadapinya.

Kita juga memerlukan hubungan khusus dengan Bapa di sorga untuk mempersiapkan kita untuk pernikahan mempelai wanita dengan Anak. Bapa mengasihi kita dan kita akan selalu mempunyai hubungan dengan Dia. Hubungan tersebut akan untuk memilikinya. Kita sekarang mempersiapkan diri untuk masuk dalam pernikahan, namun itu untuk kekekalan hubungan secara rohani, dengan demikian kita menjadi orang yang menggenapi panggilannya.

Paul Cain pernah berkata, "Kedewasaan rohani bukan datang melalui berjalannya waktu, melainkan melalui respons yang melalui tanggapan yang benar dalam hubungan kita, baik dengan Bapa maupun dengan Anak"

Akhir-akhir ini timbul gerakan-gerakan besar dari gereja yang membutuhkan kasih sayang Bapa. Ini tepat waktunya dan sangat diperlukan. Namun, semakin dekat kita dengan akhir zaman ini, mempelai wanita akan menjadi dewasa, dan ia akan merindukan Suaminya. Lalu, ia akan mulai "mempersiapkan dirnya". Itulah yang merupakan tanda yang paling besar dari semuanya bahwa sesungguhnyalah kita sudah berada di akhir zaman ini dan akan memasuki hari Tuhan yang besar itu.

 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 12:44 PM

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.