KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

SIKAP IBADAH YANG BENAR DI HADAPAN TUHAN (Bagian 1)

Posted By passion for revival on Sabtu, 12 Oktober 2019 | 8:00 PM


Oleh : Peter B, MA



Ayat hari ini :

Lukas 18:9-14 (TB)
9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini:
10 "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

Perumpamaan Yesus di atas merupakan salah satu perumpamaan yang paling menohok pendengarnya pada waktu itu. Bangsa Yahudi yang membanggakan kehidupan beragama mereka dan mengangkat orang² yang pandai dan dipandang paling terkemuka dalam agama sebagai pemimpin mereka harus mendengarkan perkataan Yesus yang membalikkan semua perkiraan² mereka.

Menurut orang banyak, sudah pasti orang Farisi punya posisi istimewa di mata Tuhan, termasuk orang yang dianggap dekat dengan Tuhan dan Tuhan pasti berkenan kepadanya. Sama seperti kebiasaan bangsa² yang mengutamakan agama memandang para pemimpin agamanya pun seperti demikian. Namun, Yesus menegaskan sebaliknya. Yesus, tanpa keraguan menyatakan bahwa yang dipandang benar dan berkenan di hadapan Tuhan BUKAN ORANG FARISI itu. Pemungut cukai yang datang dengan hancur hati dan merasa penuh dosa, yang minta belas kasihan Tuhanlah yang diperkenan Tuhan.

Dari sini kita dapat melihat beberapa kebenaran penting akan jalan² Tuhan :


1) BETAPA PENTINGNYA SIKAP HATI SESEORANG DI HADAPAN TUHAN!

Di hadapan Tuhan, penampilan luar kita tidak terlalu berpengaruh. Dia tidak mengamati yang di luar jika mata-Nya dapat menembus hingga relung terdalam jiwa manusia.
Jelas sekali dalam nats, orang Farisi itu BERDOA DALAM HATINYA. Dia tidak berseru² dengan suara keras membanggakan kesalehannya. Ia hanya memuji diri DI DALAM HATINYA. Tapi Tuhan tahu dan menilai semuanya. Dia mendapati sesuatu yang tidak menyenangkan Dia di sana.

Tuhan menyelidiki sikap hati kita dalam berbagai momen kehidupan. Baik dalam urusan² sehari² atau ketika menghadapi masalah. Dalam berinteraksi dengan sesama terlebih lagi sewaktu kita datang secara fisik dalam rangka ibadah di pertemuan-pertemuan umum yang dihadiri oleh orang banyak. Saat-saat itu termasuk paling menentukan karena Tuhan menguji kesejatian sikap hati kita kepada-Nya.

Selagi semua orang di sekitar kita melihat kita sedang beribadah : berdoa, memuji Tuhan, mengucapkan 'Amen', mengangkat atau menumpangkan tangan dan sebagainya -apakah TUHAN juga melihat suatu sikap hormat, kagum, dan memuliakan Dia di hati kita? Atau itu semua hanya tampilan luar belaka yang terlihat seperti menyembah Tuhan namun di hati sebenarnya meninggikan dan membanggakan diri sendiri?

Ketika manusia pertama² melihat apa yang di depan mata, Tuhan pertama² melihat hati. Mengapa? Sebab yang kasat mata kerap kali bisa menipu dan mengelabui. Dengan cara² pencitraan dan tampilan² tertentu dapat menyamarkan apa yang sesungguhnya di hati. Tetapi Tuhan yang sanggup melihat hati, tidak dapat dibohongi. Jika hati kita benar, cepat atau lambat perbuatan kita pun akan benar. Tapi belum tentu perbuatan yang tampak benar berasal dari hati yang benar.

Itulah sebabnya kita mendapatkan perintah hikmat yang menyiratkan suatu peringatan bagi kita :

Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Amsal 4:23 (TB)

Hati kita adalah apa yang Tuhan lihat dan nilai. Itu pula yang harus kita perhatikan, jaga dan rawat jika kita rindu berkenan di hadapan Tuhan.

(Bersambung bagian 2 besok)

 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 8:00 PM

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.