KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

SENJATA KELEMAHLEMBUTAN

Posted By passion for revival on Rabu, 31 Agustus 2022 | 11:39 AM

Oleh : Rick Joyner


      Yesus berkata "Pikullah kuk-Ku dan belajarlah pada-Ku, karena Aku ini lemah lembut dan rendah hati…" (Matius 11:29). 

Sungguh hal yang luar biasa bahwa hal pertama yang Yesus katakan untuk perlu kita pelajari dari-Nya adalah kelemahlembutan.  Ini menjadikan kelemahlembutan menjadi prioritas yang tinggi, dan kita harus berusaha mengetahui definisi kelemahlembutan-Nya.

      Kita sering berpikir kelemahlembutan sebagai semacam sikap sopan santun, atau jenis tindakan kehati-hatian seperti kemampuan menggendong bayi burung dan tidak melukainya. 
Kita dapat melihat kelembutan di dalam Yesus saat Dia menyembuhkan orang sakit, saat Dia mengajar dan memimpin mereka yang seperti domba tanpa gembala, saat Dia merangkul anak-anak kecil kepada diri-Nya.  Tetapi, apakah Dia juga bersikap lembut saat mengusir para penukar uang keluar dari bait suci?  Atau ketika Dia menghadapi orang Farisi karena kemunafikan mereka?

      Kita harus menyimpulkan bahwa Dia lemah lembut bahkan dalam situasi seperti itu, tetapi bagaimana bisa begitu? 

Dalam Roma 11:22 kita dinasihati untuk "memperhatikan kebaikan (kemurahan) maupun kekerasan Tuhan."  Tuhan itu baik sekaligus keras.  Dia bukan salah satunya di hari ini dan menjadi salah satu yang lainnya di hari berikutnya, tetapi Dia baik dan kertas di sepanjang waktu.  Kebaikan-Nya tidak meniadakan kekerasan sifat-Nya, dan kekerasan-Nya juga tidak meniadakan kebaikan-Nya.  Kekerasan sifat-Nya adalah bagian dari kebaikan-Nya, dan kebaikan-Nya itu keras.

      Apakah kita dapat menerima ini terkait kondisi diri kita atau tidak, kita semua kadang-kadang mencoba untuk menjadikan Tuhan supaya sesuai dengan citra diri kita.  Anggapan tertinggi manusia adalah berpikir bahwa Tuhan itu berpikir seperti halnya kita berpikir.  Namun, cara Tuhan jauh lebih tinggi daripada cara kita.

Ketika kita membaca bahwa Dia adalah Tuhan yang cemburu misalnya, kita sering menghubungkannya dengan kecemburuan manusia yang sifatnya egois dan menakutkan.  Bukan demikian kecemburuan Tuhan, tapi kecemburuan-Nya itu untuk kepentingan kita, dan demi kemuliaan dan kekudusan-Nya.  Ini bukan hanya untuk mempertahankan aspek-aspek sifat-Nya saja, tetapi ini adalah dasar kebenaran dan kehidupan.  Kita bahkan diberitahu bahwa Yesus dinyatakan sebagai Anak Allah melalui kuasa dan kebangkitan oleh “Roh kekudusan” (lihat Roma 1:4).

      Bagaimana perlakuan Tuhan terhadap para penukar uang dan teguran-Nya terhadap orang Farisi dapat menjadi manifestasi dari kelembutan-Nya? 
Bandingkanlah bahwa Elia memanggil api turun membakar para tentara hanya karena menghinanya. Tetapi pada saat Yesus, ini adalah penghinaan terhadap bait Tuhan, dan Putra Tuhan sendiri yang jauh lebih menyakitkan hati daripada apa yang dilakukan terhadap Elia.  Mengingat sejumlah tindakan Tuhan sebelumnya kepada orang-orang fasik, kita harus memandang bahwa tanggapan Yesus kepada para penukar uang dan orang Farisi sebagai sangat ringan dan lembut.

       Kecenderungan manusiawi kita adalah memiliki pemikiran dualistik yang cenderung mempersepsikan sesuatu dalam bentuk-bentuk yang ekstrim.  Jadi, kita dapat memperhitungkan suatu jenis perilaku sebagai suatu kebaikan atau sebagai kekerasan secara tepat dan benar jika kita mempertimbangkan latar belakang dan waktunya.  Bagaimanapun besarnya seorang nabi yang hebat seperti Elia, dia bukanlah Anak Allah, dan jika dibandingkan, Yesus telah sangat bermurah hati kepada mereka yang menyerang dan menghina Dia.

      Ada aspek lain dari kelembutan yang sering kali adalah suatu peragaan luar biasa dari karakter yang mulia — sikap membawa diri dengan baik atau memperlakukan orang lain dengan baik (good manner).  Inilah sebabnya mengapa mereka yang memiliki sopan santun disebut "gentlemen" atau "gentle ladies".

Tata krama pada dasarnya adalah cara kita menghormati dan menunjukkan rasa hormat kepada orang lain.  Itu semua menjadi sangat langka pada saat sekarang ini sehingga ketika sikap tersebut terlihat, itu akan tampak jauh lebih menonjol, yang akan membedakannya sebagai orang-orang yang memiliki roh yang berbeda. 

Karena Tuhan berkata bahwa ketika kita memperlakukan bahkan yang paling kecil dari umat-Nya, Dia akan menganggapnya sebagai cara kita memperlakukan-Nya;  kita harus memperlakukan setiap orang dengan rasa hormat dan sikap tertinggi.

      Sepertinya dunia akan menjadi tempat yang jauh lebih lembut dan bersahabat jika berperilaku yang baik dianggap sebagai perilaku yang esensial.  Rusaknya perilaku di Amerika sejalan dengan cara orang-orang Amerika membiarkan Tuhan disingkirkan dari budaya Amerika, untuk kemudian digantikan dengan meningkatnya rasa tidak hormat dan intoleransi terhadap orang lain, yang kemudian kini meningkat menjadi kemarahan dan kekerasan.

      Menjadi benar-benar lembut tidak berarti bahwa kita menjadi orang yang pemalu, yang enggan berbicara terus terang serta apa adanya. Yesus tidak demikian, tetapi dengan berani Ia menentang para penuduh-Nya, menyebut mereka munafik, sampai tiba waktunya untuk Ia disalibkan.  Di saat itu, Dia berdiri tanpa sepatah katapun di depan mereka. 

Karena nasihat-Nya adalah untuk belajar dari-Nya, kita juga harus ingat bahwa ada waktu untuk perdamaian dan ada waktu untuk perang (lihat Pengkhotbah 3), ada waktu untuk menanggapi tuduhan dan penentang, dan ada waktu untuk tidak menanggapi.

Bahkan ketika tiba saatnya untuk menghadapi penentang kita, kita harus ingat bahwa kita adalah putra dan putri Raja, dan kita harus bertingkah laku sesuai martabat dan kehormatan sebagaimana yang dimiliki mereka yang berasal dari keluarga Tuhan.

Diterjemahkan secara bebas dari https://publications.morningstarministries.org/word-for-the-week/weapon-gentleness
 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 11:39 AM

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.