Oleh : Peter B, MA
Ayat Hari Ini :
Pada masa itu firman TUHAN jarang;
penglihatan-penglihatan pun tidak sering.
1 Samuel 3:1 (TB)
Tuhan itu mahahadir. Meskipun begitu, ada
tempat² tertentu di bumi dimana kehadiran-Nya dirasakan sangat kuat dan nyata.
Hal yang sama berlaku dengan kenyataan hadirnya penguasa kegelapan (meskipun
mereka tidak mahahadir) di muka bumi. Seperti halnya ada tempat² yang dinilai
angker, keramat, atau mengandung pengaruh spiritual yang gelap, sesungguhnya
ada pula tempat² dimana kehadiran Tuhan terasa lebih kuat daripada di tempat
lain. Suasana di bumi yang dipengaruhi dunia roh inilah yang disebut atmosfir
rohani.
Menelisik Alkitab, ini bukan sesuatu yang
asing. Atmosfir rohani dirasakan dan dikenal oleh orang² yang berhubungan
dengan Tuhan maupun roh² jahat. Perbedaan itu hampir selalu tidak dapat
dideteksi oleh mata jasmani tetapi dapat dirasakan oleh mereka yang rohnya peka
dan terbuka akan perkara² rohani.
Sebagaimana dinyatakan dalam nats hari ini : "Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli.
Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatan pun tidak
sering."
Pernyataan bahwa "firman Tuhan jarang
terdengar" berhubungan erat dengan "tidak seringnya ada
penglihatan". Yang hendak disampaikan di sini intinya adalah bahwa
kehadiran Tuhan sangat kurang dirasakan ada zaman itu. Sekalipun ada imam
besar Eli, masa itu adalah masa kekeringan rohani yang besar, yang merupakan
hasil akumulasi bertahun² lamanya pemerintahan para hakim di Israel yanh belum
berhasil membawa seluruh bangsa hidup dalam takut akan Tuhan. Pada masa itu
Tuhan berdiam diri. Tak lagi aktif berkomunikasi dengan umat-Nya seperti di
zaman Musa dan Yosua. Hal itu semakin diteguhkan oleh pernyataan dalam satu
pasal setelahnya, yaitu dalam 1 Samuel 4:22, "Telah lenyap kemuliaan dari
Israel"
Dapat dikatakan atmosfir rohani pada waktu itu
diliputi kegelapan. Pengaruh kuasa gelap menghalangi Tuhan terhubung dengan
umat-Nya. Dan itu disebabkan terutama bukan saja karena penyembahan berhala
(meskipun ada penyembahan berhala juga pada waktu itu, lihat 1 Samuel 7:3-4)
namun juga karena perbuatan para imam keluarga Eli yang menyalahgunakan
otoritas keimamannya untuk mengejar kepentingan dan memuaskan hawa nafsu mereka
sendiri (lihat 1 Samuel 3). Secara simbolis, atmosfir sorgawi lenyap melalui
peristiwa terpukul kalahnya orang Israel dengan sangat memalukan oleh bangsa
Filistin. Hal itu ditambah dengan terampasnya tabut Tuhan oleh bangsa asing itu
(lihat 1 Samuel 4). Ya, Tuhan telah meninggalkan Israel, hadirat-Nya telah
lenyap dari tengah² bangsa itu. Pada titik itu, atmosfir rohani di negeri itu
telah menjadi sangat gelap, lebih² dengan matinya Imam Eli, hakim Israel pada
waktu itu. Samuellah yang kemudian dipakai Tuhan untuk membawa kembali atmosfir
rohani yang dikehendaki Tuhan melalui seruan pertobatan. Dan pemulihan atmosfir
sorgawi itu terus berlanjut hingga zaman Daud.
Dalam 2 Samuel 8:15 dikatakan tentang masa
pemerintahan Daud, "Demikianlah Daud telah memerintah atas seluruh
Israel, dan menegakkan keadilan dan kebenaran bagi seluruh bangsanya.
Ada keadilan dan kebenaran di seluruh bangsa
ketika Daud berkuasa. Melalui Daud, Tuhan menegakkan hadirat-Nya di negeri itu,
mengubah atmosfir rohaninya sehingga di antara seluruh bangsa banyak didapati
yang melakukan kebenaran dan keadilan. Ketika masa pemerintahan Daud berakhir,
Israel telah siap mengalami puncak transformasi rohani dan memasuki masa
kejayaan yang gilang gemilang. Baik secara rohani maupun jasmani.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pada
masa pemerintahan Salomo, bait Allah yang sangat megah didirikan dan hadirat
Tuhan turun dengan amat sangat kuat di sana sebagai penggenapan janji Tuhan
bahwa Ia berkenan hadir serta berdiam di Bait yang telah direncanakan sejak
masa Daud itu (lihat 1 Raja² 9:3).
Dan inilah yang terjadi pada saat pentahbisan
Bait termegah yang pernah dibangun itu :
1 Raja-raja 8:10-11 (TB)
10 Ketika imam-imam keluar dari tempat kudus,
datanglah awan memenuhi rumah TUHAN,
11 sehingga imam-imam tidak tahan berdiri
untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan TUHAN
memenuhi rumah TUHAN.
Ketika atmosfir rohani dipenuhi suasana sorga,
maka orang² mengalami jamahan kehadiran Tuhan yang luar biasa. Mereka
tersungkur, memuji dan menyembah. Tuhan terasa demikian dekat. Begitu nyata
dirasakan oleh roh setiap manusia. Pada waktu² seperti itu, rasa takut akan
Tuhan memenuhi hati setiap orang yang ada di sana tapi bukan dalam bentuk
tekanan atau kengerian yang mengecilkan hati. Hadirat Tuhan membawa pula rasa
sukacita bercampur ketenteraman yang besar oleh karena berada dekat dengan
sumber segala yang baik, yang kudus, dan yang mulia. Nama lain dari rangkaian
peristiwa ini dari zaman Samuel hingga Salomo dimana kemuliaan Tuhan nyata di
tengah² umat-Nya adalah Kebangunan Rohani yang Besar (Great Revival atau Great
Awakening).
Atmosfir rohani suatu tempat sangat
dipengaruhi orang² yang hidup dan beraktifitas di atasnya. Jika tempat itu
digunakan sebagai tempat perbuatan² dosa maupun untuk melakukan hal² yang
melawan Allah, pada dasarnya tempat itu telah diserahkan pada kuasa gelap yang
akan menguasainya dan menyebarkan pengaruhnya dari sekitar tempat itu. Tidak
heran jika dikatakan ada tempat yang disebut sebagai tahta iblis di bumi
sebagaimana ditulis dalam Wahyu 2:13.
Sebaliknya, tempat atau wilayah atau bahkan
suatu negeri dimana orang²nya hidup dalam takut akan Tuhan, menegakkan keadilan
dan kebenaran serta siang dan malam menaikkan penyembahan kepada Tuhan dengan
setulus hati dan kerinduan, tempat itu menjadi tempat kesukaan Tuhan dimana
Tuhan berkenan hadir di sana. Itu dimulai sejak zaman Daud dimana dari pondok
Daud penyembahan dan pujian dinaikkan tanpa henti sampai hadirat Tuhan yang
sangat pekat turun saat pentahbisan bait suci Salomo. Dalam kehadiran Tuhan
yang nyata, seolah Ia menginjakkan kaki-Nya di bumi, semakin banyak orang² yang
gentar dan takut akan Tuhan, yang datang dalam pertobatan dan rasa haus yang
besar akan Tuhan.
Dari sini, seharusnya kita bisa menilai
atmosfir rohani apa yang ada pada kita secara pribadi, di keluarga/rumah tangga
kita, maupun di komunitas sekeliling kita sampai seluruh negeri dimana kita
berdiam. Semakin banyak orang² yang melawan Tuhan atau sekalipun beribadah
namun dalam ketidakmurnian, atmosfir rohani yang tercipta akan merupakan
pekerjaan kuasa gelap daripada hadirat Tuhan yang mengubahkan, memulihkan dan
memperbarui.
Ketika Tuhan menarik diri, atmosfir kehidupan
pun lenyap. Yang ada hanya kekeringan bahkan kematian rohani. Segala
sesuatunya, dari tampak luar, seperti baik² saja atau malah terlihat seperti
ada kemajuan dalam hidup sehari², tetapi roh manusia di dalamnya mati, moralnya
rusak dan jiwanya bobrok tenggelam dalam suatu kehidupan yang sangat
menjijikkan di hadapan Tuhan. Keadaan yang seperti inilah yang memerlukan
keberadaan terang dan garam dunia yang mencegah bahkan mengubah atmosfir rohani
yang Tuhan inginkan. Dan untuk itulah kita dipanggil. Untuk menaikkan suatu doa
yang hidup dan kehidupan yang digerakkan oleh suatu doa supaya, "Datanglah
kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di sorga."
Sudahkah kita menjadi sarana² pengubah
atmosfir kegelapan lalu menjadi pembawa atmosfir sorgawi sebagaimana Tuhan
rindukan itu?
Salam revival!
Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Bagi
saudara-saudari yang berminat bergabung dalam group whatsapp dapat menghubungi
no whatsapp 082299968682 atau 081803895744 atau 08980858661
Dengan bersedia mengikuti persyaratan di bawah
ini:
https://worshipcenterindonesia.blogspot.com/2017/06/belajar-bersama-bertumbuh-bersama-di.html
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.