KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

SIKAP IBADAH YANG BENAR DI HADAPAN TUHAN (Bagian 2)

Posted By passion for revival on Minggu, 13 Oktober 2019 | 8:00 PM


Oleh : Peter B, MA



Ayat hari ini :

Lukas 18:9-14 (TB)
9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini:
10 "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

2) TUHAN TIDAK SUKA ORANG YANG HATINYA SUKA MEMBENARKAN DAN MEMUJI DIRI

Perumpamaan yang Yesus sampaikan di atas dimaksudkan untuk menyindir atau menegur mereka yang suka memandang dirinya sudah benar lalu menganggap orang lain kurang daripadanya, khususnya dalam hal kesalehan di hadapan Tuhan.

Orang yang suka memuji diri dan menganggap dirinya sudah benar di hadapan Tuhan digambarkan dalam perumpamaan sebagai orang Farisi, sebagai orang yang mengukur dirinya terlampau tinggi daripada seharusnya, sebagai orang yang menilai orang lain kurang dari padanya dan sebagai orang yang suka membangga-banggakan perbuatan² ibadahnya.
Dalam ibadahnya yang tampak seperti menyembah Tuhan, malah dia memuji dan membesarkan dirinya sendiri.
Sungguh aneh mengamati ini semua. Tapi itulah kenyataannya.

Sikap semacam ini sangat dihinakan oleh Tuhan. Siapakah manusia sehingga bisa menganggap dirinya sudah baik di hadapan Yang Mahakudus? Yang merasa bisa menipu dan mengelabui Yang Mahatahu? Yang bisa berdiri tegak dan bermegah di hadirat Yang Mahahadir? Dan yang merasa telah berbuat banyak hal hebat di hadapan Yang Mahakuasa?

Sikap hati seperti ini umum didapati di antara orang² agamawi. Yang suka dan rajin beribadah secara formal tapi lalai menjaga hatinya. Dari luar saja dia tampak menghormati Tuhan tetapi dia sebenarnya tak tahu menahu sama sekali akan Tuhan, yang diakui sedang disembahnya itu.

Orang yang mengenal Tuhan (dan dirinya) tidak akan bersikap demikian. Saat ia menghadap Tuhan, ia akan menyembah dengan penuh rasa takut akan Dia, oleh karena gentar akan keberadaan-Nya, hormat akan pribadi-Nya, kagum akan sifat-Nya. Itulah penyembahan sejati yang merupakan kebalikan dari penyembahan agamawi.

Berbicara mengenai perbuatan² baik maupun praktek² ibadah yang kita lakukan, haruslah kita sadari bahwa Tuhan menghendaki itu tumbuh dan muncul dari hati yang tulus mengasihi Tuhan maupun sesama. Bukan demi memberi makan atau membesarkan ego kita atau demi mempunyai posisi tawar di hadapan Tuhan. Ia tidak suka dengan pameran kesalehan atau perbuatan baik yang dimaksudkan untuk meninggikan diri di hadapan orang maupun Tuhan. Ia mencari kerendahan hati dan ketulusan dalam menjalin hubungan dengan Dia sehingga Ia dapat mengubah kita (melalui pergaulan karib dengan Dia) untuk menjadi semakin serupa dengan gambar-Nya, menjadi pribadi² yang dirindukan-Nya.

Ini sangat jelas dinyatakan dalam banyak bagian dalam Alkitab :

  sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
1 Petrus 5:5 (TB)

Karena Allah merendahkan orang yang angkuh tetapi menyelamatkan orang yang menundukkan kepala!
Ayub 22:29 (TB)

"Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
Yakobus 4:6 (TB)

Oleh karena kita mengakui kedaulatan, pemerintahan, kekuasaan dan kasih-Nya itulah kita kemudian merendahkan diri untuk mengiringnya dalam iman, kasih dan pengharapan yang akhirnya berbuahkan ketaatan sejati. Bukan yang tampaknya seperti orang yang taat tapi memiliki maksud² tersembunyi yang mementingkan dan meninggikan diri melalui tampilan kepatuhan kita itu. Sekali lagi, Tuhan mencari orang² yang tulus mengasihi-Nya, yang sejak dari dalam hatinya, mereka sungguh² ingin menyukakan hati-Nya.

Hati yang tulus mengasihi, kita peroleh ketika kita membuka hati pada Tuhan untuk diubahkan dan dilahirkan baru dalam Kristus Yesus. Di sana kita diberikan sifat dan kemampuan yang baru untuk mengasihi dalam tingkatan yang baru, yang berbeda dari kasih manusiawi yang egois dan mencari pemenuhan kepentingan diri bahkan ketika tampaknya sedang berbuat baik pada orang lain atau ketika beribadah di hadapan Tuhan.

Hari ini, periksalah diri Anda. Dengan sejujur²nya di hadapan Tuhan. Akuilah apa adanya apa yang Anda dapati dari pemeriksaan itu.

Adakah hati Anda sepertinya tenang karena merasa telah banyak beribadah dan berbuat baik? Atau Anda merasa diri Anda masih banyak kekurangan dibandingkan kemuliaan dan kekudusan Tuhan sehingga Anda menyembah dengan roh yang takut dan gentar di hadapan-Nya?

Ketahuilah satu perkara ini setiap kali Anda datang di hadapan Tuhan : penyembahan Anda haruslah semuanya tentang Dia, bukan tentang diri Anda atau perbuatan² Anda. Demikianlah selalu hendaknya sikap kita ketika beribadah kepada-Nya.

(Bersambung ke bagian 3 besok)

 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 8:00 PM

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.