KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

SIKAP IBADAH YANG BENAR DI HADAPAN TUHAN (Bagian 3)

Posted By passion for revival on Senin, 14 Oktober 2019 | 8:13 PM


Oleh : Peter B, MA



Ayat hari ini :

Lukas 18:9-14 (TB)
9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini:
10 "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."


3) TUHAN MENCARI HATI YANG HANCUR DI HADAPAN-NYA SAAT KITA DATANG DI HADAPAN-NYA

Penyembahan, pertama² ditemukan dalam suatu sikap hati. Orang yang menyembah, merendahkan dirinya serendah²nya demi dapat meninggikan yang disembahnya setinggi²nya. Seperti seekor anjing (demikian penyembahan digambarkan dalam kata "proskuneo" di Perjanjian Baru) yang menampilkan dirinya seperti makhluk yang tampak rendah di hadapan tuannya, demikian penyembahan sejati dalam praktek nyatanya.

Pengakuan kita akan kemuliaan dan kedahsyatan Tuhan menyentuh hati Tuhan. Suatu pertanda betapa kita bergantung pada Dia dan tak berdaya jika jauh dari-Nya. Itulah sikap hati sang pemungut cukai dalam perumpamaan Yesus di atas. Dalam perenungan akan keberadaan dirinya dibandingkan dengan kekudusan dan kemuliaan Tuhan, ia merasa tidak layak menghampiri Tuhan. Tapi itu tidak mencegahnya untuk datang. Ia datang merendah begitu rupa untuk mengharap kasih karunia dari Sang Raja. Dan karena itulah Tuhan berkenan!

Sungguh, Ia tidak akan mampu menolak orang² yang datang dengan membawa korban berupa hati yang hancur. Hati yang merindukan-Nya. Yang menantikan-Nya. Yang berharap pada kemurahan-Nya.

Mazmur 34:19 (TB)
TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

Mazmur 51:19 (TB)
Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Yesaya 57:15 (TB)
Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.

Yesaya 66:2 (TB)
Tetapi kepada orang inilah Aku memandang: kepada orang yang tertindas dan patah semangatnya dan yang gentar kepada firman-Ku.

Inilah yang Tuhan cari saat kita beribadah dan menghadap-Nya. Suatu sikap hati yang merendah dan senantiasa meninggikan Dia di atas segalanya.
Saat kita datang dengan hati yang memuji diri atau sekedar biasa² saja demi sekedar menunaikan kewajiban agama, maka sesungguhnya sikap penyembahan tidak ada pada kita. Dia tidak berkenan akan semuanya itu.

Hati yang remuk dan merendah merupakan awal yang penting untuk langkah dan perjalanan kita selanjutnya bersama Tuhan. Ini yang digambarkan dalam sikap domba gembalaan yang mengenal suara gembalanya, yang selalu taat mengikuti kemanapun gembalanya menuntunnya. Yang juga adalah dari sikap dari seorang murid yang mau diajar dan diarahkan oleh Sang Guru.
Sikap hati semacam itu akan berbuahkan ketaatan yang benar, yang sejati. Taat bukan karena maksud lain tetapi karena tulus mengasihi dan rindu menyenangkan hati Tuhan saja. Inilah sikap hati yang Tuhan inginkan. Inilah kerohanian sejati.

Sudahkah Anda memiliki dan mengembangkan sikap hati demikian?
Akankah Ia dapati saat Ia menilik hatibkita hari ini?

Salam revival.
Tuhan Yesus memberkati kita semua.


 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 8:13 PM

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.