KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

MENCARI WAJAH ALLAH

Posted By passion for revival on Selasa, 21 Agustus 2018 | 9:00 AM



Oleh: Peter B, MA



PAGI-PAGI BENAR, WAKTU HARI MASIH GELAP, IA BANGUN DAN PERGI KE LUAR. IA PERGI KE TEMPAT YANG SUNYI DAN BERDOA DI SANA.” (MARKUS 1:35)

Pernahkah Anda melihat seorang bintang bertemu dengan para fans beratnya? Satu atau dua acara di tv kita mengusug thema tersebut dalam program-program tanyanganya. Rupanya acara demikian sedang sangat digemari. Pertemuan antara seorang artis terkenal dengan penggemarnya seringkali menarik untuk disaksikan. Adegan-adegan yang terjadi tidak jarang mengundang haru, menyentuh perasaan, penuh kejutan, kegembiraan, seru, terkadang juga sangat menegangkan. Beberapa penggemar yang sangat fanatik sempat pingsan, menangis tersedu-sedu, berteriak histeris. Hampir semua dari mereka selalu memeluk erat (bahkan ada yang tidak mau lepas), mencium, dan juga menggandeng ketat sang bintang top kemana saja ia pergi. Mengapa ada ekspresi perasaan yang demikian? Apakah yang sesungguhnya menarik dari pertemuan antara celebritis dengan fans-nya tersebut? Mengapa acara tersebut menjadi laris dan makin digemari? Jawabannya bisa bermacam-macam. Tetapi dari pengamatan saya, penonton senang akan perasaan terharu yang muncul dari tindakan sang penggemar yang begitu emosional saat bertemu dengan bintang pujaannya. Terlebih lagi, sang penggemar ternyata cukup lama mengimpikan bintang idola dengan mengkoleksi setiap gambar, foto, pernak-pernik yang berhubungan dengan bintang itu, pokoknya segala hal yang berhubungan dengan sang bintang. Rasanya kerja keras serta kerinduan sang penggemar terhapus setelah keinginan terbesarnya, yaitu bertemu sang tokoh pujaan, terpenuhi.

Memang ada orang-orang yang begitu hebat, cerdas, kaya, berbakat, terkenal, berkuasa, cantik, tampan, dan berpengaruh yang sangat dirindukan untuk ditemui oleh orang-orang yang lain di dunia ini. Dari sejak purba hingga saat ini, orang-orang hebat selalu di kagumi, disanjung serta dipuja-puja. Banyaklah orang yang ingin untuk sekedar bertemu atau melihat dari dekat. Raja Salomo yang begitu tersohor di zamannya membawa kekaguman dan juga menarik perhatian seluruh penjuru dunia. Segenap raja-raja belahan dunia yang lain berikhtiar untuk bertemu dengan Salomo. Adalah suatu kehormatan tersendiri bisa diterima serta duduk semeja dengan Raja paling kaya, paling adil bijaksana, paling berhikmat yang pernah ada di dunia. Tidak terkecuali dengan Ratu Syeba dari Selatan. Ratu yang sangat kaya ini tidak tahan untuk memaksa diri menempuh perjalanan jauh guna bertemu dengan Salomo. Dengan demikian banyaknya orang yang ingin bertemu dengannya, jelas Salomo amat sangat terkenal pada waktu itu.

Di pihak lain, ada orang-orang yang tidak menginginkan untuk bertemu dengan orang lainnya. Sebagian orang lainnya tidak gandrung kepada manusia lain. Mereka tetap mengagumi sesuatu tetapi bukan orang, melainkan barang/benda. Ada orang-orang yang hidupnya adalah demi benda-benda. Entah itu benda berharga seperti emas, permata, berlian dan lain sebagainya. Atau juga benda-benda langkah dan antik. Kadangkala itu bisa berupa binatang kesayangan, hobi mengumpulkan benda-benda tertentu, atau mengagumi kendaraan-kendaraan tertentu. Urutan terbanyak sebenarnya ada suatu barang yang tiap hari paling diingginkan, dicari, didambakan, diusahakan, dikumpulkan, bahkan juga diutamakan oleh orang: uang. Ya, ada begitu banyak orang yang langsung memikirkan sejak membuka mata pertama kali di waktu bangun pada pagi hari mengenai uang. Alkitab berkata bahwa karena memburu uanglah orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. Cinta akan uang menyesatkan begitu banyak manusia yang ada di bumi sehingga mereka mendewakan uang malah menyerahkan diri untuk diperbudak oleh uang. Banyak orang mengira mendapatkan dan memiliki uang sebanyak-banyaknya akan membuat mereka hidup senang, berkuasa, dapat melakukan apa saja sesuka mereka, mengendalikan segala situasi. Sesungguhnya mereka tidak sadar bahwa diri merekalah yang sedang dikendalikan oleh sesuatu yaitu uang itu sendiri.

Tokoh-tokoh terkenal, bintang-bintang pujaan, harta melimpah, uang dalam jumlah yang besar. Itulah perkara-perkara yang sangat diinginkan dan dicari oleh manusia di dunia ini. Mereka memimpikan siang malam untuk bertemu artis atau tokoh idola mereka. Mereka berpikir keras, memeras keringat, membanting tulang untuk mendapatkan kelimpahan harta duniawi. Roda kehidupan dunia berputar tiap hari dan putaran itu dipenuhi oleh mayoritas penduduk bumi ini yang menginginkan hal-hal di atas. Demikianlah, kebanyakan orang menggunakan setiap detik berharga dalam hidupnya untuk mengejar perkara-perkara nyata yang dapat dinikmati di dunia ini. Bagi pandangan umum, itu adalah sesuatu yang wajar. Bahkan sangat wajar. Tidak ada yang aneh sama sekali. Tetapi, sahabat, ingatlah sekali lagi bahwa yang dianggap wajar dan normal oleh banyak orang tidak selalu merupakan hal yang benar.

Apa yang didambakan dan dicari oleh hampir semua orang di dunia ini adalah seperti apa yang diringkas oleh Rasul Yohanes dalam tiga bentuk daya tarik dunia: keinginan mata, keinginan daging, serta keangkuhan hidup, Ketiga hal ini adalah bentuk umum dari semua hal yang ditawarkan oleh sistem dunia ini, sistem yang dikendalikan bukan oleh Tuhan. Tipu daya penyesat yang disebut pula bapa pendusta itu telah merasuki setiap segi pemikiran, konsep, cita-cita, tujuan hidup, harapan hidup, kerinduan, hasrat terbesar, ambisi-ambisi yang tidak kunjung padam dari setiap orang yang masih menghirup udara di muka bumi ini. Sistem dunia yang dikendalikan oleh setan ternyata cukup efektif dalam meracuni setiap makhluk yang pernah dijuluk sebagai ciptaan termulia dari Tuhan itu. Di setiap peradaban, manusia tertelan oleh senyum menggoda penuh dengan bisa dari fatamorgana dunia. Jam kehidupan terus berputar. Tidak berbeda dengan di indonesia. Pertanyaannya adalah: adakah paling tidak di negara sendiri orang-orang yang tidak mencari perkara-perkara yang biasa dicari orang pada umumnya? Adakah yang mencari perkara-perkara surgawi sebagai ganti materi duniawi? Adakah yang mengejar dimensi-dimensi kekekalan? Masih adakah orang yang muak dengan tawaran licik sistem dunia yang sedang merosot menuju tingkatan yang terbawah ini? Tidak adakah yang merindukan kebenaran, kesucian, kejujuran, ketulusan dalam pengertian semurni-murninya? Adakah orang yang mencari … Allah?

Dan sampailah kita pada topik utama. Jadi, apakah bedanya seorang yang disebut dengan penyembah sejati Allah dengan banyak orang pada umumnya? Adakah perbedaan yang dapat kita beri garis tegas antara hampir empat setengah milyar manusia di bumi yang tidak mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan, dengan kita yang telah mengenal Kristus? Dari uraian di atas: adakah perbedaan dari apa yang dicari oleh khalayak umum setiap hari dengan apa yang kita cari dan perjuangkan tiap hari? Jika tidak ada perbedaan, tidaklah layak kita dipanggil sebagai pengikut Kristus apalagi menyandang sebutan penyembah. Jika tidak ada perbedaan, bukankah kita sama dengan mereka: bukan terang melainkan gelap, bukan garam melainkan makanan hambar tanpa rasa? Bukanlah kita dipanggil untuk membuat perbedaan?

Yesus sebagai teladan penyembah sejati membuat perbedaan. Pada masa-masa pelayananNya yang semakin dikenal, Ia sangat dicari oleh banyak orang. Seperti biasa, seorang dengan kelebihan khusus dicari oleh khalayak ramai. Berbeda dengan mereka yang mengaku sebagai hamba-hamba Tuhan sekarang ini, Yesus justru tidak menyukai publisitas. Menjadi dikagumi bukan merupakan prioritas tertinggi yang menduduki puncak kegiatan dalam jadwal acara harianNya. Di pagi-pagi yang sepi, Yesus terbangun. Bukan untuk menyusun strategi KKR hari itu atau memikirkan cara menarik lebih banyak orang lagi. Ia bangun pada waktu hari masih gelap, pergi ke tempat yang sunyi dan … BERDOA. Ya, Markus mencatat singkat: Ia berdoa  di sana. Uraian yang singkat, tetapi menunjukkan hal yang dalam. “Berdoa” menjelaskan pada kita apa yang dicari oleh Yesus di setiap hari kehidupannya, di setiap hembusan nafas dan debar jantungnya, di dalam permulaan dari segala aktivitasNya. Yesus mencari wajah Bapa. Persekutuan dengan Bapa adalah kerinduhan, keinginan, hasrat, ambisi, dan hal terpenting dalam hidupNya. Itulah bedanya Yesus dengan orang banyak. Orang-orang mencari orang lain, harta, uang, kenikmatan dan kemegahan dunia. Yesus mencari persekutuan intim dengan Bapa. Dan itu pula yang seharusnya menjadi perbedaan besar antara hidup kita dengan hidup banyak orang lain yang tidak mengenal Tuhan.

O, biarlah kita menjadi seperti Daud, penyembah sejati itu. Satu hal keinginannya selaras dengan keinginan Bapa yaitu: diam di rumah Tuhan seumur hidup, menyaksikan kemurahan Tuhan. Kiranya kita memiliki hati yang selalu rindu untuk berjumpa dengan Dia, menikmati persekutuan di dalam kasihNya, mencari dan memandang wajahNya. Tuhan telah berkata: “Carilah wajahKu”. Adakah kita memberikan tanggapan seperti Daud yang berseru dalam gairah yang dalam, “Maka wajahMu kucari ya Tuhan”? Saudaraku, ingatlah pertanyaan ini setiap hari: sudahkah Anda memandang wajahNya hari ini?. Amin.

(Diambil dari warta Worship Center edisi 26 – 5 Juli 2002)


 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 9:00 AM

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.