Oleh:
Peter B, MA
“TETAPI SIMON DAN KAWAN-KAWANNYA MENYUSUL DIA; WAKTU
MENEMUKAN DIA MEREKA BERKATA: “SEMUA ORANG MENCARI ENGKAU.” JAWAB-NYA: “MARILAH
KITA PERGI KE TEMPAT LAIN, KE KOTA-KOTA YANG BERDEKATAN, SUPAYA DI SANA JUGA
AKU MEMBERITAKAN INJIL, KARENA UNTUK ITU AKU TELAH DATANG. (MARKUS 1:36-38)
Dia terlihat seperti
seorang pemuda biasa, seperti mahasiswa-mahasiswa kebanyakan lainnya. Sebagai
seorang anak laki-laki pertama setelah empat saudara perempuan yang lebih tua,
mungkin tidak ada yang istimewa saat itu. Tidak hanya itu, ia memiliki
kelemahan. Ia pemuda yang gagap, tidak dapat berbicara atau mengatakan
kalimat-kalimat perkataan dengan lancar. Karena kekurangannya itu, jelas ia
tidak memiliki cukup banyak teman. Dalam bahasa sekarang, anak laki-laki itu
tergolong kuper (kurang pergaulan). Tidak ada seorang pun yang tertarik apalagi
ingin mengenal Dia lebih jauh. Betapa berbedanya keadaan itu jika melihat
keberadaan orang itu saat ini. Kini ia seorang yang begitu terkenal. Tidak
hanya di Amerika dan Kanada, negara asalnya, bahkan seluruh dunia khususnya
dunia kekristenan mengenal Dia. Hari ini, kebaktian-kebaktian yang dipimpinnya
menyedot begitu banyak orang, ribuan, ratusan ribu orang malah. Secara tetap,
ia melayani sebagai seorang gembala dengan sekitar 6 ribu anggota jemaat di Orlando
Christian Center di Florida di samping tetap melayani berkeliling seluruh
dunia, melayani dalam pelayanan-pelayanan kesembuhan di KKR-KKR terbesar di
dunia. Orang mengenalnya sekarang sebagai Benny Hinn, salah satu hamba Tuhan
dengan pengurapan kesembuhan terbesar saat ini.
Apa yang membuat
perbedaan dalam kehidupannya? Bagaimana mungkin seorang anak laki-laki gagap,
tidak menarik, tidak memiliki teman, sulit dalam bergaul dan berkomunikasi kini
menjadi seorang penderita Injil yang diurapi? Pada titik apakah ia mengalami
titik balik dalam kehidupannya? Apakah rahasia keberhasilan pelayanannya?
Faktor apakah yang akhirnya membawanya mengetahui tujuan hidupnya serta
kemudian bangkit menggenapinya?
Dalam buku-bukunya
seperti Good Morning, Holy Spirit (Selamat
Pagi, Roh Kudus), Annointing (Urapan),
dan banyak buku-buku lain yang ditulisnya, Benny Hinn menceritakan dengan
sangat jelas kejadian apa yang telah memgubahkannya, mengenai siapa yang telah
membawa perubahan dratis luar biasa dalam hidupnya, dan bagaimana ia telah
diubahkan secara luar biasa.
Titik balik dalam
kehidupan Benny Hinn sesungguhnya dimulai di dalam kamarnya sendiri. Setelah
mengalami pertemuan pribadi dan menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus
melalui pelayanan persekutuan doa kampus dimana ia menempuh kuliahnya, Benny
ditarik dalam suatu hubungan yang sangat unik di dalam Tuhan. Karena ia tidak
memiliki banyak teman, menjadi suatu hal yang biasa apabila ia banyak kali
menghabiskan waktunya dengan menyendiri. Hal ini sebenarnya bukan yang
diinginkannya, tetapi untuk berkomunikasi dengan lancar saja Ia kesulitan
karena penyakit gagap yang dideritanya. Akibatnya, ia benar-benar sendirian.
Sepulang dari kampus, Benny biasanya langsung pulang dan mengunci diri di
kamarnya. Yang menarik adalah apa yang dilakukannya di dalam kamar itu. Tidak
seperti kebanyakan anak pendiam lainnya, yang seringkali menutup diri dan
menghabiskan waktu sendirian di kamar dengan bermain, berfantasi, atau bahkan
menghabiskan waktu dengan tidur, Benny menyambut uluran tangan Tuhan yang
terlebih rindu untuk menjalin persekutuan akrab dengannya. Bagi Benny Hinn,
hanya Tuhan khususnya pribadi Roh Kudus yang menerima dirinya apa adanya. Ia
merasa tertolak dan sangat tidak percaya diri. Ia dihinggapi perasaan minder,
rendah diri di hadapan teman-teman sebayanya. Hanya Roh Kudus yang dirasakannya
demikian peduli, mengasihi, memperhatikan, merindukan keberadaan serta
kehadirannya lebih daripada semua pribadi yang lain. Dan perubahan dahsyat pun
dimulai.
Selama hampir dua
tahun, Benny Hinn mengurung diri di kamar setiap harinya berjam-jam lamanya.
Dia masuk ke sana dan baru keluar sekitar delapan hingga sepuluh jam kemudian.
Dia menghabiskan waktunya dengan berdoa, menjalin persekutuan intim dengan
Allah Roh Kudus. Suatu hari, setelah ia baru saja selesai bersekutu dengan Roh
Kudus selama lebih dari delapan jam, Benny membuka pintu kamarnya dan hendak
pergi keluar. Pada saat ia melangkah keluar, ibunya lewat di depan pintu
kamarnya dan bertemu dengan Benny. Yang terjadi saat itu sangat mengejutkan.
Ibunya seperti terdorong dengan keras. Dalam keadaan setengah terlempar,
akhirnya ibu Benny jatuh ke lantai. Tidak sakit memang, tetapi itu benar-benar
membuat shock keduanya. Benny menjadi sedikit ketakutan. Iapun segera masuk
kekamarnya dan berdoa lagi. Waktu-waktu selanjutnya, Roh Kudus mewahyukan
banyak hal kepada Benny. Tuhan pun mengutus Benny menjadi hambaNya,
memberitakan Injil keselamatan kepada siapa saja dengan kuasa yang telah diberikan
kepadanya. Pertama-tama, kakak serta adiknya bertobat. Orang tuanya yang belum
mau menyerahkan diri akhirnya bertobat setelah menghadiri salah satu pelayanan
KKR Benny Hinn dimana Benny berkhotbah dengan sangat lancar –ya, ia pun
disembuhkan dari sakit gagapnya dan lawatan Tuhan memenuhi seluruh ruangan
ibadah. Ayah dan ibu Benny tidak dapat mempertahankan diri lagi. Mereka
merasakan sungguh tangan Tuhan-lah yang telah mengubahkan anak mereka itu.
Sebelum mengaku percaya dan menerima keselamatan, kata-kata inilah yang keluar
dari mulut mereka, “Dia bukan anak yang kita kenal selama ini. Hanya Tuhan yang
bisa melakukan itu dalam hidupnya.” Dan Benny Hinn pun terus bergerak
menggenapi tujuan hidupnya di dalam Tuhan.
Pelajaran apakah
yang dapat kita ambil dalam kisah kehidupan Benny Hinn? Perhatikanlah,
perbedaan Benny Hinn dengan banyak orang lainnya adalah bahwa Benny Hinn
menemukan tujuan hidup dan mendapatkan berbagai petunjuk-petunjuk Tuhan dalam
kepekaan yang luar biasa dalam pelayanannya melalui persekutuan intim dengan
Tuhan sedangkan orang-orang lain pada umumnya tetap kebingungan sepanjang
hidupnyaa, tanpa arahan, tanpa bimbingan, tanpa pengetahuan akan rencana Allah,
tanpa visi, tanpa tujuan, terus berputar-putar, berakhir dalam kesia-siaan hidup.
Sesungguhnya apa yang dialami oleh Benny Hinn bukan sesuatu yang terlalu luar
biasa. Apa yang dialaminya dapat kita alami, bahkan lebih daripada itu.
Kuncinya adalah apakah kita mau membayar harga bersekutu dengan Dia siang dan
malam. Bukan mustahil untuk kita mendapatkan pemulihan, petunjuk, arahan,
bimbingan dari Tuhan akan setiap karunia serta panggilanNya hidup kita pada
saat kita masuk dalam hadiratNya, mengambil waktu-waktu pribadi bersama Dia,
membangun keintiman dengan Tuhan.
Kristus memberikan
teladan yang luar biasa bagi kita. Saat itu, doanya belum juga selesai. Fajar
telah menyingsing cukup lama, murid-murid pun kebingungan. Para murid terbangun
tetapi tidak menemukan Sang Guru. Akhirnya mereka menemukan Guru mereka. Bukan
sedang melakukan sesuatu yang lainnya tetapi sedang berdoa. Petrus beserta
murid yang lain serempak menyatakan apa yang sedang terjadi, “Semua orang
sedang mencari Engkau.” Yesus mengakhiri doanya, menoleh kepada mereka dan …
perhatikanlah kata-kata yang keluar dari mulutNya, jawaban dari bibir yang baru
saja bercakap-cakap dengan Bapa: “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke
kota-kota yang berdekatan..” (Matius 1:38). Itu keterangan dari Matius.
Sekarang simaklah yang dikutip oleh Lukas. Lukas mencatat sisi lain yang tidak
terdapat dalam keterangan Matius. Saat itu Yesus yang sedang berdoa dicari oleh
orang banyak. Saat orang banyak itu menemukan Dia mereka berusaha menahan Dia
supaya jangan meninggalkan mereka (Lukas 4:42). Jawaban Yesus? Perhatikanlah
dengan seksama sekali lagi: “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan
Injil Kerajaan Allah, sebab untuk itulah Aku diutus” (Lukas 4:43). Mungkin Anda
belum menemukan sesuatu yang berarti di sini, tetapi renungkanlah sekali lagi.
Saudaraku kekasih,
cermatilah ucapan-ucapan Yesus setelah Ia berdoa. Ia menjawab dengan jawaban
yang tegas, tanpa kebimbingan sedikitpun. Murid-murid yang melaporkan bahwa
orang-orang setempat mencari Yesus
mendapatkan jawaban, “Kita akan pergi ke kota lain…bukan di sini…” Orang banyak
di daerah itu memaksa Yesus untuk
tinggal, dan jawaban Kristus: “Aku harus ke kota-kota lain…bukan hanya di sini
Aku melayani…” Bayangkanlah. Orang-orang banyak, jemaah yang besar, sangat
banyak kebutuhan serta kepentingan yang harus dipenuhi dengan segera. Bukankah seharusnya
Tuhan peduli kepada mereka semua? Bukankah seorang hamba Tuhan harus tergerak
dan segera turun tangan melayani? Tidakkah Yesus memiliki belas kasihan seperti
waktu-waktu yang lain? Tentu saja Yesus peduli. Tidak mungkin Yesus menutup
mataNya. Mustahil hati-Nya menjadi dingin. Masalahnya, Bapa telah mengutusnya
ke tempat yang lain, bukan hanya di tempat tersebut. Itu adalah perintah
sekaligus strategi pelayanan dari Bapa, yang adalah kunci keberhasilan
pelayanan seorang hamba Tuhan. Dan bagaimanakah Yesus mengetahui benar petunjuk
atau arahan pelayanan dari Bapa? Jawabannya tentu Anda tahu: Yesus masuk dalam
persekutuan dengan Bapa dan memperoleh petunjuk dalam hadirat Bapa.
Apabila Yesus yang
adalah pakar dalam bidang pelayanan memerlukan petunjuk dari Bapa dan apabila
kita merindukan untuk berhasil dalam setiap pelayanan kita, tidak ada jalan
yang lebih baik selain masuk hadiratNya dan memperoleh pimpinan RohNya secara
pribadi. Sesuatu disingkapkan kepada kita dalam hadiratNya. Itulah jalan-jalan
kehidupan kita. Amin.
(Diambil dari warta
Worship Center edisi 27 – 12 Juli 2002)
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.