Nats:
"Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel;
Dalam kitab-kitab Musa, kita sering membaca tentang kata
bersungut-sungut.
Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan bersungut-sungut itu?
Dari pendalaman saya, bersungut-sungut dalam istilah lebih umum di
Indonesia disebut sebagai berkeluh kesah, mengomel, menggerutu,
menyampaikan ungkapan tidak puas tetapi tidak dalam bentuk protes
yang keras tetapi berkata-kata dengan suara yang tak terlalu
kedengaran hingga jauh dan biasanya ditujukan pada orang-orang yang
berada di sekitarnya.
Bersungut-sungut merupakan ungkapan rasa tidak puas atau merasa
kurang atas apa yang terjadi, dirasakan dan dialami.
Dalam Keluaran 16, jika diteliti, kita akan menemukan bahwa sampai 3
kali Musa menyampaikan kepada orang Israel bahwa Tuhan mendengar
sungut-sungut mereka. Yaitu dalam Keluaran 16:7,8,9. Ayat 11 bahkan
menjadi penegasan dari Tuhan sendiri bahwa Ia MEMANG BENAR-BENAR
mendengar sungut-sungut orang Israel.
Mengapa sampai ditekankan berulang kali oleh Musa bahwa Tuhan
mendengar sungut-sungut Israel?
Mengapa tidak hanya sekali tetapi berkali-kali?
Pertama-tama, Tuhan hendak menyampaikan bahwa Ia tahu segala
sesuatu dan tidak ada yang tersembunyi sekalipun itu hanya dikatakan
di dalam hati mereka.
Keluh kesah atau sungut-sungut, walaupun hanya disampaikan dengan
sembunyi-sembunyi dengan suara yang rendah dan diantara sekelompok
kecil orang saja namun Dia yang maha tahu mengetahui segala
sesuatunya. Bahkan ketika rasa tidak puas itu hanya diulang-ulang di
dalam hati saja.
Musa mungkin tidak mengetahui jika orang Israel bersungut-sungut.
Mereka tidak berterus terang mengatakan keluhan mereka kepada Musa.
Tetapi Tuhan mengetahui semuanya. Ia tahu bahwa orang Israel merasa
tidak terima dengan kondisi yang mereka alami ketika mereka harus
berjalan di padang gurun, mengalami berbagai kesulitan. Perkataan di
antara mereka sendiri sebagai ungkapan tidak senang terhadap keadaan
mereka nyatanya sampai kepada Tuhan sehingga Tuhan memanggil Musa dan
hendak memberikan suatu solusi untuk mereka.
Tiga kali Musa menyampaikan sungut-sungut yang didengar Tuhan ini
kepada orang Israel. Untuk menunjukkan bahwa Dia maha tahu tetapi
sekaligus mengerti keadaan umatNya. Dia akan memberikan jalan keluar
namun juga hendak menguji mereka.
Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan
menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar
dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya
mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak.
~ Keluaran 16:4
Sesungguhnya Tuhan melihat dan tahu apa yang terjadi di dalam hidup
kita. Bahkan lebih dari itu. Dia juga mengetahui sikap hati kita
dalam menanggapi apapun yang terjadi di dalam hidup kita. Lebih
lanjut, Ia pun menilai semuanya. Jadi janganlah berpikir bahwa Tuhan
adalah Allah yang tak peduli, hanya berdiam diri, apalagi tak sanggup
melakukan apapun untuk campur tangan ata hidup kita. Apabila Ia
tampaknya diam dan tidak melakukan apa-apa, itu bukan berarti bahwa
Dia tidak mengetahui keadaan. Justru karena Ia mengetahui segala
sesuatunya, Ia memilih untuk berdiam diri untuk seketika waktu
lamanya.
Apapun respon Tuhan, selalu lahir dari pengetahuan dan kepeduliannya
atas kita yang kemudian dalam hikmat-Nya yang besar pasti memutuskan
respon-Nya yang terbaik terhadap kita.
Sungguh tiada yang tersembunyi di hadapan Tuhan!
Dan karena itulah kita seharusnya menanggapinya dengan selalu
memiliki rasa takut dan hormat yang besar kepada-Nya.
Kedua, Tuhan hendak memberitahu kepada umatNya bahwa ia tidak
berkenan akan sikap bersungut-sungut mereka
Berkali-kali disampaikan pada orang Israel, merupakan suatu bentuk
peringatan dan wanti-wanti, bahwa Tuhan tidak menyukai sikap hati
maupun perkataan mereka itu yang bersungut-sungut itu.
Apa sebabnya Tuhan tidak senang untuk mendengarnya?
Ada banyak sebabnya.
Renungkan saja bahwa pada saat pesan itu berkali-kali disampaikan
kepada orang Israel, sesungguhnya mereka baru saja keluar dari tanah
Mesir dengan cara yang luar biasa ajaib. Bagaimana mereka seharusnya
melihat sejak di tanah Gosyen, mereka terpelihara dan terlindungi
dengan aman, tak tersentuh sedikitpun oleh tulah yang menimpa seluruh
Mesir. Bahkan laut pun Tuhan belah supaya mereka dapat menyeberang
dengan selamat. Dan masih ada lagi pengalaman-pengalaman bagaimana
Tuhan memelihara mereka sebelumnya di Mara dan Elim, dimana Tuhan
membuktikan tak pernah lalai menjaga dan memelihara mereka sekalipun
di tengah padang belantara.
Itu sebabnya sikap sungut-sungut mereka, sangat menyakiti hati Tuhan.
Itu merupakan sikap tidak tahu terima kasih. Juga ekspresi tidak
percaya akan kasih dan kuasa Tuhan hingga sejauh ini. Dan dengan
demikian mereka menghina pribadi Tuhan yang sangat mengasihi mereka,
dan yang telah berbuat banyak bagi mereka.
Hari ini, Tuhan masih tidak berkenan dengan sikap bersungut-sungut
kita sebagai umat-Nya. Ada begitu banyak hal yang seharusnya dapat
kita lihat sebagai bentuk kasih sayang dan pemeliharaan Tuhan pada
kita tiap-tiap hari. Hanya saja, seperti orang Israel, kita sering
lupa mengingat dan menghitungnya. Banyak dari kita lebih fokus
mengeluh dan meratapi hal-hal yang tidak menyenangkan, yang kurang
memuaskan hati kita, dan tidak sesuai keinginan kita daripada melihat
betapa banyaknya kebaikan dan bukti cinta Tuhan kepada kita.
Lebih-lebih di jaman penuh kemudahan sekarang ini. Orang mengomel
tentang banyak hal. Ketidakpuasan disampaikan di mana-mana di dalam
banyak hal sehari-hari. Mulai antrian yang panjang, tempat duduk yang
tidak nyaman, petugas layanan yang tidak ramah, kondisi lalu lintas
yang macet dan semrawut hingga protes dan sikap tidak terima terhadap
pemimpin bangsa yang sudah berusaha melakukan yang terbaik bagi
rakyatnya.
Ini bukan berarti kita tidak boleh menyampaikan keberatan ataupun
protes atas sesuatu yang tidak benar atau atas perlakuan tidak adil
yang terjadi di sekitar kita. Namun kita harus tahu, adalah dua hal
yang berbeda menyampaikan masukan dan saran bagi perbaikan kualitas
layanan yang kita terima dengan mengeluhkan hal-hal yang sekedar
membuat kita tidak nyaman secara pribadi atau tidak dipuaskan secara
maksimal, sebab ingin dimanjakan tanpa mau sedikit bersusah payah dan
mendisiplin diri.
Tuhan membenci persungutan. Ia tidak ingin itu ada di dalam hati
kita. Sikap semacam itu sesungguhnya akan kerap ditemui oleh mereka
yang telah masuk ke dalam penderitaan kekal di neraka. Selama manusia
di bumi sesungguhnya mereka hidup dalam naungan kasih karunia dan
kemurahan Tuhan. Ia masih mengijinkan matahari bersinar dan hujan
turun bagi semua orang, entah yang baik ataupun yang jahat.
Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di
sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang
baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak
benar.
_ ~ Matius 5:45_
Sudah seharusnya kita tidak mengatakan hal-hal yang buruk tentang
hidup kita. Sebab selama kita masih diberikan nafas apalagi kesehatan
yang baik, sesungguhnya Tuhan masih berbaik hati dan memberikan kita
berkat-berkat-Nya setiap hari. Dan bukankah jelas Ia telah
menyampaikan bahwa kita berharga di mata-Nya melebihi segala hewan
maupun tumbuhan yang diberi-Nya makan dan keindahan hari demi hari?
Jika kita tetap bersungut-sungut, bahkan dalam hati sekalipun, kita
sesungguhnya bukan sekedar menolak Tuhan namun juga telah menghina
Dia dengan menganggapnya sebagai pribadi yang jahat dan suka berbuat
jahat kepada kita. Tuhan akan membuktikan sebaliknya kepada kita. Ia
mempunyai catatan apa saja yang telah dilakukan-Nya bagi kita dan apa
saja respon kita terhadap semuanya itu. Suatu kali itu akan dibuka di
hadapan kita. Pastikanlah bahwa Anda bukan termasuk orang-orang yang
tidak tahu berterima kasih.
Ketiga, Tuhan rindu supaya kita tidak bersungut-sungut dalam hati
dan di antara sesama kita sebab adalah kehendakN-ya supaya kita terus
mengingat segala kebaikan-Nya dan hidup dengan hati yang penuh ucapan
syukur setiap waktu
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk
selama-lamanya kasih setia-Nya
Bersyukurlah kepada Allah segala Allah! Bahwasanya untuk
selama-lamanya kasih setia-Nya.
Bersyukurlah kepada Tuhan segala Tuhan! Bahwasanya untuk
selama-lamanya kasih setia-Nya.
~ Mazmur 136:1-3
Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke
dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan
pujilah nama-Nya!
Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan
kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.
~ Mazmur 100:4-5
Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan
kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita
~ Efesus 5:20
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur.
~ Filipi 4:6
Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu
hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia,
hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan
kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
~ Kolose 2:6-7
Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau
perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil
mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.
~ Kolose 3:17
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki
Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
~ 1 Tesalonika 5:18
Dengan begitu banyaknya ayat mengenai mengucap syukur kepada Tuhan,
seharusnya kita sungguh-sungguh menyadari itulah kerinduan Tuhan bagi
kehidupan kita. Mengucap syukur terasa mudah di saat segala sesuatu
baik-baik saja. Namun itu akan terasa jauh lebih sulit, ketika
kesukaran dan masalah-masalah kehidupan menghadang di depan mata.
Kendatipun demikian, kita diperintahkan untuk tetap mengucap syukur
apapun yang terjadi di dalam hidup kita. Itulah satu sikap yang
berkenan di hati Tuhan dan mengirimkan berkatNya tanpa henti kepada
kita. Dalam ucapan syukur, ada pengakuan sejujurnya dari dalam hati
kita bahwa kita akan selalu baik-baik saja sebab Dia tahu bagaimana
menjaga, melindungi dan memelihara kita. Iman yang sedemikianlah,
yang pasti tidak akan menahan-nahan Tuhan namun menggerakkan-Nya
untuk mengubah situasi kita dan memberkati kita lebih lagi.
Daripada mengeluh dan komplain atas banyak hal setiap hari, mengapa
tidak melatih diri belajar melihat kebaikan Tuhan setiap hari lalu
menyatakan ucapan terima kasih sejak dari dalam hati dan pikiran
kita?
Keempat, Tuhan rindu mendengar dari kita suatu ucapan-ucapan yang
berisikan suatu pernyataan iman, pengharapan, dan kasih kepada dia
dan kepada sekeliling kita
Dari dalam hati yang penuh dengan syukur, perkataan-perkataan kita
seharusnya seperti perkataan Yosua dan Kaleb setelah mereka pulang
dari pengintaian di tanah Kanaan. Sementara 10 pengintai lainnya
mengatakan hal-hal yang buruk dan menakutkan tentang tanah perjanjian
itu, Yosua dan Kaleb berkata:
"Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa
baiknya.
Jika Tuhan berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk
ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang
berlimpah-limpah susu dan madunya.
Hanya, janganlah memberontak kepada Tuhan, dan janganlah takut
kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang
melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang Tuhan menyertai
kita; janganlah takut kepada mereka."
~ Bilangan 14:7-9
Itulah perkataan-perkataan yang bukan sekedar bernada positif, namun
menunjukkan keyakinan yang kuat dan memberikan kemuliaan bagi Tuhan
bahwa bersama-sama dengan Tuhan, pasti ada kemenangan dan
keberhasilan, terlepas dari apapun kondisi pada saat itu.
Demikianlah seharusnya kita berkata-kata. Dilandasi oleh hati dan
ucapan syukur, kita mulai menyampaikan kata-kata yang memperkuat
iman, pengharapan dan kasih kita kepada Tuhan yang juga akan membawa
pengaruh terhadap orang-orang di sekitar kita.
Yang patut ditekankan di sini ialah bahwa hal ini bukan merupakan
suatu formula atau rumus tertentu yang membuat. keadaan berubah
dengan seketika. Tuhan tahu apakah ini hanya kata-kata yang kita
ulangi berkali-kali di bibir saja namun hati dan hidup kita kita
menyangkal semuanya itu atau sungguh dalam hati kita ada ucapan
syukur, iman yang tidak goyah, pengharapan yang teguh, serta kasih
yang berkobar untuk Tuhan.
Harus selalu kita ingat, dalam hubungan dengan Tuhan, apa yang
tampak di luar dan terlihat oleh manusia, tidaklah sepenting dan
berpengaruh pada Tuhan seperti apa yang ada di dalam hati dan pikiran
manusia.
Bukankah orang-orang Israel tidak tampak seperti orang yang marah dan
meneriakkan hal-hal yang buruk tentang Tuhan ketika mereka mengomel
di dalam hati dan sesama mereka sendiri? Itu berarti Tuhan tahu apa
yang ada di dalam hati manusia. Dan adalah sia-sia walaupun bibir
kita memperkatakan serta mendeklarasikan ucapan syukur, puji-pujian
dan perkataan-perkataan iman lainnya tetapi dalam kenyataannya hati
kita masih disusupi kekuatiran, ketakutan, atau rasa putus asa maupun
bila hidup kita masih kita sandarkan kepada perkara-perkara duniawi
seperti uang, kedudukan, koneksi, reputasi, atau segala hal yang kita
pikir mampu menolong kita.
Dia mengetahui semuanya, saudaraku!
Dia sungguh-sungguh tahu mana orang-orang yang sungguh-sungguh
percaya kepada-Nya dan yang hanya tampaknya saja menaruh harap pada
Dia. Dia pun tahu siapa saja hamba-hamba yang mengandalkan Dia dan
yang bergantung kepada-Nya dan mana yangberniat mengusahakan
pekerjaan Tuhan dengan kekuatannya sendiri atau dengan
kekuatan-kekuatan yang lain
Jika hati kita penuh dengan syukur, mari melangkah lebih jauh ke
depan. Menjadi anak-anak Tuhan yang menatap kehidupan dengan iman dan
keberanian melangkah dalam kehendak Tuhan. Kepada orang-orang seperti
inilah, Tuhan akan memberikan Tanah Perjanjian, yaitu suatu kehidupan
yang mengalami kegenapan rencana Tuhan dalam kelimpahan kebaikan dan
penyertaan-Nya. Suatu suatu kehidupan yang bukan hanya mengejar
kenyamanan dan kesuksesan hidup, namun kehidupan yang berdampak
kekal, di sini maupun di sorga kelak. Seperti hidup Yesus Kristus,
yang menjadi teladan kita.
Mengetahui betapa sia-sianya persungutan itu, akankah Anda hari ini
meminta Tuhan untuk menolong Anda membentuk kebiasaan baru dalam
meresponi kasih dan kebaikan Tuhan?
Salam Revival!
Indonesia penuh kemuliaan Tuhan
SUNGUT-SUNGUT, YANG DIDENGAR TUHAN
Oleh: Peter B
Nats:
"Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel;
Dalam kitab-kitab Musa, kita sering membaca tentang kata
bersungut-sungut.
Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan bersungut-sungut itu?
Dari pendalaman saya, bersungut-sungut dalam istilah lebih umum di
Indonesia disebut sebagai berkeluh kesah, mengomel, menggerutu,
menyampaikan ungkapan tidak puas tetapi tidak dalam bentuk protes
yang keras tetapi berkata-kata dengan suara yang tak terlalu
kedengaran hingga jauh dan biasanya ditujukan pada orang-orang yang
berada di sekitarnya.
Bersungut-sungut merupakan ungkapan rasa tidak puas atau merasa
kurang atas apa yang terjadi, dirasakan dan dialami.
Dalam Keluaran 16, jika diteliti, kita akan menemukan bahwa sampai 3
kali Musa menyampaikan kepada orang Israel bahwa Tuhan mendengar
sungut-sungut mereka. Yaitu dalam Keluaran 16:7,8,9. Ayat 11 bahkan
menjadi penegasan dari Tuhan sendiri bahwa Ia MEMANG BENAR-BENAR
mendengar sungut-sungut orang Israel.
Mengapa sampai ditekankan berulang kali oleh Musa bahwa Tuhan
mendengar sungut-sungut Israel?
Mengapa tidak hanya sekali tetapi berkali-kali?
Pertama-tama, Tuhan hendak menyampaikan bahwa Ia tahu segala
sesuatu dan tidak ada yang tersembunyi sekalipun itu hanya dikatakan
di dalam hati mereka.
Keluh kesah atau sungut-sungut, walaupun hanya disampaikan dengan
sembunyi-sembunyi dengan suara yang rendah dan diantara sekelompok
kecil orang saja namun Dia yang maha tahu mengetahui segala
sesuatunya. Bahkan ketika rasa tidak puas itu hanya diulang-ulang di
dalam hati saja.
Musa mungkin tidak mengetahui jika orang Israel bersungut-sungut.
Mereka tidak berterus terang mengatakan keluhan mereka kepada Musa.
Tetapi Tuhan mengetahui semuanya. Ia tahu bahwa orang Israel merasa
tidak terima dengan kondisi yang mereka alami ketika mereka harus
berjalan di padang gurun, mengalami berbagai kesulitan. Perkataan di
antara mereka sendiri sebagai ungkapan tidak senang terhadap keadaan
mereka nyatanya sampai kepada Tuhan sehingga Tuhan memanggil Musa dan
hendak memberikan suatu solusi untuk mereka.
Tiga kali Musa menyampaikan sungut-sungut yang didengar Tuhan ini
kepada orang Israel. Untuk menunjukkan bahwa Dia maha tahu tetapi
sekaligus mengerti keadaan umatNya. Dia akan memberikan jalan keluar
namun juga hendak menguji mereka.
Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan
menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar
dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya
mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak.
~ Keluaran 16:4
Sesungguhnya Tuhan melihat dan tahu apa yang terjadi di dalam hidup
kita. Bahkan lebih dari itu. Dia juga mengetahui sikap hati kita
dalam menanggapi apapun yang terjadi di dalam hidup kita. Lebih
lanjut, Ia pun menilai semuanya. Jadi janganlah berpikir bahwa Tuhan
adalah Allah yang tak peduli, hanya berdiam diri, apalagi tak sanggup
melakukan apapun untuk campur tangan ata hidup kita. Apabila Ia
tampaknya diam dan tidak melakukan apa-apa, itu bukan berarti bahwa
Dia tidak mengetahui keadaan. Justru karena Ia mengetahui segala
sesuatunya, Ia memilih untuk berdiam diri untuk seketika waktu
lamanya.
Apapun respon Tuhan, selalu lahir dari pengetahuan dan kepeduliannya
atas kita yang kemudian dalam hikmat-Nya yang besar pasti memutuskan
respon-Nya yang terbaik terhadap kita.
Sungguh tiada yang tersembunyi di hadapan Tuhan!
Dan karena itulah kita seharusnya menanggapinya dengan selalu
memiliki rasa takut dan hormat yang besar kepada-Nya.
Kedua, Tuhan hendak memberitahu kepada umatNya bahwa ia tidak
berkenan akan sikap bersungut-sungut mereka
Berkali-kali disampaikan pada orang Israel, merupakan suatu bentuk
peringatan dan wanti-wanti, bahwa Tuhan tidak menyukai sikap hati
maupun perkataan mereka itu yang bersungut-sungut itu.
Apa sebabnya Tuhan tidak senang untuk mendengarnya?
Ada banyak sebabnya.
Renungkan saja bahwa pada saat pesan itu berkali-kali disampaikan
kepada orang Israel, sesungguhnya mereka baru saja keluar dari tanah
Mesir dengan cara yang luar biasa ajaib. Bagaimana mereka seharusnya
melihat sejak di tanah Gosyen, mereka terpelihara dan terlindungi
dengan aman, tak tersentuh sedikitpun oleh tulah yang menimpa seluruh
Mesir. Bahkan laut pun Tuhan belah supaya mereka dapat menyeberang
dengan selamat. Dan masih ada lagi pengalaman-pengalaman bagaimana
Tuhan memelihara mereka sebelumnya di Mara dan Elim, dimana Tuhan
membuktikan tak pernah lalai menjaga dan memelihara mereka sekalipun
di tengah padang belantara.
Itu sebabnya sikap sungut-sungut mereka, sangat menyakiti hati Tuhan.
Itu merupakan sikap tidak tahu terima kasih. Juga ekspresi tidak
percaya akan kasih dan kuasa Tuhan hingga sejauh ini. Dan dengan
demikian mereka menghina pribadi Tuhan yang sangat mengasihi mereka,
dan yang telah berbuat banyak bagi mereka.
Hari ini, Tuhan masih tidak berkenan dengan sikap bersungut-sungut
kita sebagai umat-Nya. Ada begitu banyak hal yang seharusnya dapat
kita lihat sebagai bentuk kasih sayang dan pemeliharaan Tuhan pada
kita tiap-tiap hari. Hanya saja, seperti orang Israel, kita sering
lupa mengingat dan menghitungnya. Banyak dari kita lebih fokus
mengeluh dan meratapi hal-hal yang tidak menyenangkan, yang kurang
memuaskan hati kita, dan tidak sesuai keinginan kita daripada melihat
betapa banyaknya kebaikan dan bukti cinta Tuhan kepada kita.
Lebih-lebih di jaman penuh kemudahan sekarang ini. Orang mengomel
tentang banyak hal. Ketidakpuasan disampaikan di mana-mana di dalam
banyak hal sehari-hari. Mulai antrian yang panjang, tempat duduk yang
tidak nyaman, petugas layanan yang tidak ramah, kondisi lalu lintas
yang macet dan semrawut hingga protes dan sikap tidak terima terhadap
pemimpin bangsa yang sudah berusaha melakukan yang terbaik bagi
rakyatnya.
Ini bukan berarti kita tidak boleh menyampaikan keberatan ataupun
protes atas sesuatu yang tidak benar atau atas perlakuan tidak adil
yang terjadi di sekitar kita. Namun kita harus tahu, adalah dua hal
yang berbeda menyampaikan masukan dan saran bagi perbaikan kualitas
layanan yang kita terima dengan mengeluhkan hal-hal yang sekedar
membuat kita tidak nyaman secara pribadi atau tidak dipuaskan secara
maksimal, sebab ingin dimanjakan tanpa mau sedikit bersusah payah dan
mendisiplin diri.
Tuhan membenci persungutan. Ia tidak ingin itu ada di dalam hati
kita. Sikap semacam itu sesungguhnya akan kerap ditemui oleh mereka
yang telah masuk ke dalam penderitaan kekal di neraka. Selama manusia
di bumi sesungguhnya mereka hidup dalam naungan kasih karunia dan
kemurahan Tuhan. Ia masih mengijinkan matahari bersinar dan hujan
turun bagi semua orang, entah yang baik ataupun yang jahat.
Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di
sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang
baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak
benar.
_ ~ Matius 5:45_
Sudah seharusnya kita tidak mengatakan hal-hal yang buruk tentang
hidup kita. Sebab selama kita masih diberikan nafas apalagi kesehatan
yang baik, sesungguhnya Tuhan masih berbaik hati dan memberikan kita
berkat-berkat-Nya setiap hari. Dan bukankah jelas Ia telah
menyampaikan bahwa kita berharga di mata-Nya melebihi segala hewan
maupun tumbuhan yang diberi-Nya makan dan keindahan hari demi hari?
Jika kita tetap bersungut-sungut, bahkan dalam hati sekalipun, kita
sesungguhnya bukan sekedar menolak Tuhan namun juga telah menghina
Dia dengan menganggapnya sebagai pribadi yang jahat dan suka berbuat
jahat kepada kita. Tuhan akan membuktikan sebaliknya kepada kita. Ia
mempunyai catatan apa saja yang telah dilakukan-Nya bagi kita dan apa
saja respon kita terhadap semuanya itu. Suatu kali itu akan dibuka di
hadapan kita. Pastikanlah bahwa Anda bukan termasuk orang-orang yang
tidak tahu berterima kasih.
Ketiga, Tuhan rindu supaya kita tidak bersungut-sungut dalam hati
dan di antara sesama kita sebab adalah kehendakN-ya supaya kita terus
mengingat segala kebaikan-Nya dan hidup dengan hati yang penuh ucapan
syukur setiap waktu
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk
selama-lamanya kasih setia-Nya
Bersyukurlah kepada Allah segala Allah! Bahwasanya untuk
selama-lamanya kasih setia-Nya.
Bersyukurlah kepada Tuhan segala Tuhan! Bahwasanya untuk
selama-lamanya kasih setia-Nya.
~ Mazmur 136:1-3
Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke
dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan
pujilah nama-Nya!
Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan
kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.
~ Mazmur 100:4-5
Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan
kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita
~ Efesus 5:20
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur.
~ Filipi 4:6
Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu
hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia,
hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan
kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
~ Kolose 2:6-7
Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau
perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil
mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.
~ Kolose 3:17
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki
Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
~ 1 Tesalonika 5:18
Dengan begitu banyaknya ayat mengenai mengucap syukur kepada Tuhan,
seharusnya kita sungguh-sungguh menyadari itulah kerinduan Tuhan bagi
kehidupan kita. Mengucap syukur terasa mudah di saat segala sesuatu
baik-baik saja. Namun itu akan terasa jauh lebih sulit, ketika
kesukaran dan masalah-masalah kehidupan menghadang di depan mata.
Kendatipun demikian, kita diperintahkan untuk tetap mengucap syukur
apapun yang terjadi di dalam hidup kita. Itulah satu sikap yang
berkenan di hati Tuhan dan mengirimkan berkatNya tanpa henti kepada
kita. Dalam ucapan syukur, ada pengakuan sejujurnya dari dalam hati
kita bahwa kita akan selalu baik-baik saja sebab Dia tahu bagaimana
menjaga, melindungi dan memelihara kita. Iman yang sedemikianlah,
yang pasti tidak akan menahan-nahan Tuhan namun menggerakkan-Nya
untuk mengubah situasi kita dan memberkati kita lebih lagi.
Daripada mengeluh dan komplain atas banyak hal setiap hari, mengapa
tidak melatih diri belajar melihat kebaikan Tuhan setiap hari lalu
menyatakan ucapan terima kasih sejak dari dalam hati dan pikiran
kita?
Keempat, Tuhan rindu mendengar dari kita suatu ucapan-ucapan yang
berisikan suatu pernyataan iman, pengharapan, dan kasih kepada dia
dan kepada sekeliling kita
Dari dalam hati yang penuh dengan syukur, perkataan-perkataan kita
seharusnya seperti perkataan Yosua dan Kaleb setelah mereka pulang
dari pengintaian di tanah Kanaan. Sementara 10 pengintai lainnya
mengatakan hal-hal yang buruk dan menakutkan tentang tanah perjanjian
itu, Yosua dan Kaleb berkata:
"Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa
baiknya.
Jika Tuhan berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk
ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang
berlimpah-limpah susu dan madunya.
Hanya, janganlah memberontak kepada Tuhan, dan janganlah takut
kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang
melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang Tuhan menyertai
kita; janganlah takut kepada mereka."
~ Bilangan 14:7-9
Itulah perkataan-perkataan yang bukan sekedar bernada positif, namun
menunjukkan keyakinan yang kuat dan memberikan kemuliaan bagi Tuhan
bahwa bersama-sama dengan Tuhan, pasti ada kemenangan dan
keberhasilan, terlepas dari apapun kondisi pada saat itu.
Demikianlah seharusnya kita berkata-kata. Dilandasi oleh hati dan
ucapan syukur, kita mulai menyampaikan kata-kata yang memperkuat
iman, pengharapan dan kasih kita kepada Tuhan yang juga akan membawa
pengaruh terhadap orang-orang di sekitar kita.
Yang patut ditekankan di sini ialah bahwa hal ini bukan merupakan
suatu formula atau rumus tertentu yang membuat. keadaan berubah
dengan seketika. Tuhan tahu apakah ini hanya kata-kata yang kita
ulangi berkali-kali di bibir saja namun hati dan hidup kita kita
menyangkal semuanya itu atau sungguh dalam hati kita ada ucapan
syukur, iman yang tidak goyah, pengharapan yang teguh, serta kasih
yang berkobar untuk Tuhan.
Harus selalu kita ingat, dalam hubungan dengan Tuhan, apa yang
tampak di luar dan terlihat oleh manusia, tidaklah sepenting dan
berpengaruh pada Tuhan seperti apa yang ada di dalam hati dan pikiran
manusia.
Bukankah orang-orang Israel tidak tampak seperti orang yang marah dan
meneriakkan hal-hal yang buruk tentang Tuhan ketika mereka mengomel
di dalam hati dan sesama mereka sendiri? Itu berarti Tuhan tahu apa
yang ada di dalam hati manusia. Dan adalah sia-sia walaupun bibir
kita memperkatakan serta mendeklarasikan ucapan syukur, puji-pujian
dan perkataan-perkataan iman lainnya tetapi dalam kenyataannya hati
kita masih disusupi kekuatiran, ketakutan, atau rasa putus asa maupun
bila hidup kita masih kita sandarkan kepada perkara-perkara duniawi
seperti uang, kedudukan, koneksi, reputasi, atau segala hal yang kita
pikir mampu menolong kita.
Dia mengetahui semuanya, saudaraku!
Dia sungguh-sungguh tahu mana orang-orang yang sungguh-sungguh
percaya kepada-Nya dan yang hanya tampaknya saja menaruh harap pada
Dia. Dia pun tahu siapa saja hamba-hamba yang mengandalkan Dia dan
yang bergantung kepada-Nya dan mana yangberniat mengusahakan
pekerjaan Tuhan dengan kekuatannya sendiri atau dengan
kekuatan-kekuatan yang lain
Jika hati kita penuh dengan syukur, mari melangkah lebih jauh ke
depan. Menjadi anak-anak Tuhan yang menatap kehidupan dengan iman dan
keberanian melangkah dalam kehendak Tuhan. Kepada orang-orang seperti
inilah, Tuhan akan memberikan Tanah Perjanjian, yaitu suatu kehidupan
yang mengalami kegenapan rencana Tuhan dalam kelimpahan kebaikan dan
penyertaan-Nya. Suatu suatu kehidupan yang bukan hanya mengejar
kenyamanan dan kesuksesan hidup, namun kehidupan yang berdampak
kekal, di sini maupun di sorga kelak. Seperti hidup Yesus Kristus,
yang menjadi teladan kita.
Mengetahui betapa sia-sianya persungutan itu, akankah Anda hari ini
meminta Tuhan untuk menolong Anda membentuk kebiasaan baru dalam
meresponi kasih dan kebaikan Tuhan?
Salam Revival!
Indonesia penuh kemuliaan Tuhan
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.