KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

SUNGUT-SUNGUT, YANG DIDENGAR TUHAN

Posted By passion for revival on Selasa, 06 Februari 2018 | 12:45 PM


Oleh: Peter B





Nats:
"Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel;


Dalam kitab-kitab Musa, kita sering membaca tentang kata bersungut-sungut.
Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan bersungut-sungut itu?

Dari pendalaman saya, bersungut-sungut dalam istilah lebih umum di Indonesia disebut sebagai berkeluh kesah, mengomel, menggerutu, menyampaikan ungkapan tidak puas tetapi tidak dalam bentuk protes yang keras tetapi berkata-kata dengan suara yang tak terlalu kedengaran hingga jauh dan biasanya ditujukan pada orang-orang yang berada di sekitarnya.

Bersungut-sungut merupakan ungkapan rasa tidak puas atau merasa kurang atas apa yang terjadi, dirasakan dan dialami.

Dalam Keluaran 16, jika diteliti, kita akan menemukan bahwa sampai 3 kali Musa menyampaikan kepada orang Israel bahwa Tuhan mendengar sungut-sungut mereka. Yaitu dalam Keluaran 16:7,8,9. Ayat 11 bahkan menjadi penegasan dari Tuhan sendiri bahwa Ia MEMANG BENAR-BENAR mendengar sungut-sungut orang Israel.

Mengapa sampai ditekankan berulang kali oleh Musa bahwa Tuhan mendengar sungut-sungut Israel?
Mengapa tidak hanya sekali tetapi berkali-kali?


Pertama-tama, Tuhan hendak menyampaikan bahwa Ia tahu segala sesuatu dan tidak ada yang tersembunyi sekalipun itu hanya dikatakan di dalam hati mereka.

Keluh kesah atau sungut-sungut, walaupun hanya disampaikan dengan sembunyi-sembunyi dengan suara yang rendah dan diantara sekelompok kecil orang saja namun Dia yang maha tahu mengetahui segala sesuatunya. Bahkan ketika rasa tidak puas itu hanya diulang-ulang di dalam hati saja.

Musa mungkin tidak mengetahui jika orang Israel bersungut-sungut. Mereka tidak berterus terang mengatakan keluhan mereka kepada Musa. Tetapi Tuhan mengetahui semuanya. Ia tahu bahwa orang Israel merasa tidak terima dengan kondisi yang mereka alami ketika mereka harus berjalan di padang gurun, mengalami berbagai kesulitan. Perkataan di antara mereka sendiri sebagai ungkapan tidak senang terhadap keadaan mereka nyatanya sampai kepada Tuhan sehingga Tuhan memanggil Musa dan hendak memberikan suatu solusi untuk mereka.

Tiga kali Musa menyampaikan sungut-sungut yang didengar Tuhan ini kepada orang Israel. Untuk menunjukkan bahwa Dia maha tahu tetapi sekaligus mengerti keadaan umatNya. Dia akan memberikan jalan keluar namun juga hendak menguji mereka.

Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak.
~ Keluaran 16:4

Sesungguhnya Tuhan melihat dan tahu apa yang terjadi di dalam hidup kita. Bahkan lebih dari itu. Dia juga mengetahui sikap hati kita dalam menanggapi apapun yang terjadi di dalam hidup kita. Lebih lanjut, Ia pun menilai semuanya. Jadi janganlah berpikir bahwa Tuhan adalah Allah yang tak peduli, hanya berdiam diri, apalagi tak sanggup melakukan apapun untuk campur tangan ata hidup kita. Apabila Ia tampaknya diam dan tidak melakukan apa-apa, itu bukan berarti bahwa Dia tidak mengetahui keadaan. Justru karena Ia mengetahui segala sesuatunya, Ia memilih untuk berdiam diri untuk seketika waktu lamanya.

Apapun respon Tuhan, selalu lahir dari pengetahuan dan kepeduliannya atas kita yang kemudian dalam hikmat-Nya yang besar pasti memutuskan respon-Nya yang terbaik terhadap kita.

Sungguh tiada yang tersembunyi di hadapan Tuhan!
Dan karena itulah kita seharusnya menanggapinya dengan selalu memiliki rasa takut dan hormat yang besar kepada-Nya.


Kedua, Tuhan hendak memberitahu kepada umatNya bahwa ia tidak berkenan akan sikap bersungut-sungut mereka

Berkali-kali disampaikan pada orang Israel, merupakan suatu bentuk peringatan dan wanti-wanti, bahwa Tuhan tidak menyukai sikap hati maupun perkataan mereka itu yang bersungut-sungut itu.

Apa sebabnya Tuhan tidak senang untuk mendengarnya?

Ada banyak sebabnya.
Renungkan saja bahwa pada saat pesan itu berkali-kali disampaikan kepada orang Israel, sesungguhnya mereka baru saja keluar dari tanah Mesir dengan cara yang luar biasa ajaib. Bagaimana mereka seharusnya melihat sejak di tanah Gosyen, mereka terpelihara dan terlindungi dengan aman, tak tersentuh sedikitpun oleh tulah yang menimpa seluruh Mesir. Bahkan laut pun Tuhan belah supaya mereka dapat menyeberang dengan selamat. Dan masih ada lagi pengalaman-pengalaman bagaimana Tuhan memelihara mereka sebelumnya di Mara dan Elim, dimana Tuhan membuktikan tak pernah lalai menjaga dan memelihara mereka sekalipun di tengah padang belantara.

Itu sebabnya sikap sungut-sungut mereka, sangat menyakiti hati Tuhan. Itu merupakan sikap tidak tahu terima kasih. Juga ekspresi tidak percaya akan kasih dan kuasa Tuhan hingga sejauh ini. Dan dengan demikian mereka menghina pribadi Tuhan yang sangat mengasihi mereka, dan yang telah berbuat banyak bagi mereka.

Hari ini, Tuhan masih tidak berkenan dengan sikap bersungut-sungut kita sebagai umat-Nya. Ada begitu banyak hal yang seharusnya dapat kita lihat sebagai bentuk kasih sayang dan pemeliharaan Tuhan pada kita tiap-tiap hari. Hanya saja, seperti orang Israel, kita sering lupa mengingat dan menghitungnya. Banyak dari kita lebih fokus mengeluh dan meratapi hal-hal yang tidak menyenangkan, yang kurang memuaskan hati kita, dan tidak sesuai keinginan kita daripada melihat betapa banyaknya kebaikan dan bukti cinta Tuhan kepada kita.

Lebih-lebih di jaman penuh kemudahan sekarang ini. Orang mengomel tentang banyak hal. Ketidakpuasan disampaikan di mana-mana di dalam banyak hal sehari-hari. Mulai antrian yang panjang, tempat duduk yang tidak nyaman, petugas layanan yang tidak ramah, kondisi lalu lintas yang macet dan semrawut hingga protes dan sikap tidak terima terhadap pemimpin bangsa yang sudah berusaha melakukan yang terbaik bagi rakyatnya.
Ini bukan berarti kita tidak boleh menyampaikan keberatan ataupun protes atas sesuatu yang tidak benar atau atas perlakuan tidak adil yang terjadi di sekitar kita. Namun kita harus tahu, adalah dua hal yang berbeda menyampaikan masukan dan saran bagi perbaikan kualitas layanan yang kita terima dengan mengeluhkan hal-hal yang sekedar membuat kita tidak nyaman secara pribadi atau tidak dipuaskan secara maksimal, sebab ingin dimanjakan tanpa mau sedikit bersusah payah dan mendisiplin diri.

Tuhan membenci persungutan. Ia tidak ingin itu ada di dalam hati kita. Sikap semacam itu sesungguhnya akan kerap ditemui oleh mereka yang telah masuk ke dalam penderitaan kekal di neraka. Selama manusia di bumi sesungguhnya mereka hidup dalam naungan kasih karunia dan kemurahan Tuhan. Ia masih mengijinkan matahari bersinar dan hujan turun bagi semua orang, entah yang baik ataupun yang jahat.

Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
_ ~ Matius 5:45_

Sudah seharusnya kita tidak mengatakan hal-hal yang buruk tentang hidup kita. Sebab selama kita masih diberikan nafas apalagi kesehatan yang baik, sesungguhnya Tuhan masih berbaik hati dan memberikan kita berkat-berkat-Nya setiap hari. Dan bukankah jelas Ia telah menyampaikan bahwa kita berharga di mata-Nya melebihi segala hewan maupun tumbuhan yang diberi-Nya makan dan keindahan hari demi hari?

Jika kita tetap bersungut-sungut, bahkan dalam hati sekalipun, kita sesungguhnya bukan sekedar menolak Tuhan namun juga telah menghina Dia dengan menganggapnya sebagai pribadi yang jahat dan suka berbuat jahat kepada kita. Tuhan akan membuktikan sebaliknya kepada kita. Ia mempunyai catatan apa saja yang telah dilakukan-Nya bagi kita dan apa saja respon kita terhadap semuanya itu. Suatu kali itu akan dibuka di hadapan kita. Pastikanlah bahwa Anda bukan termasuk orang-orang yang tidak tahu berterima kasih.

Ketiga, Tuhan rindu supaya kita tidak bersungut-sungut dalam hati dan di antara sesama kita sebab adalah kehendakN-ya supaya kita terus mengingat segala kebaikan-Nya dan hidup dengan hati yang penuh ucapan syukur setiap waktu

Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya
Bersyukurlah kepada Allah segala Allah! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Bersyukurlah kepada Tuhan segala Tuhan! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
~ Mazmur 136:1-3

Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!
Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.
~ Mazmur 100:4-5

Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita
~ Efesus 5:20

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
~ Filipi 4:6

Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
~ Kolose 2:6-7

Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.
~ Kolose 3:17

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
~ 1 Tesalonika 5:18

Dengan begitu banyaknya ayat mengenai mengucap syukur kepada Tuhan, seharusnya kita sungguh-sungguh menyadari itulah kerinduan Tuhan bagi kehidupan kita. Mengucap syukur terasa mudah di saat segala sesuatu baik-baik saja. Namun itu akan terasa jauh lebih sulit, ketika kesukaran dan masalah-masalah kehidupan menghadang di depan mata. Kendatipun demikian, kita diperintahkan untuk tetap mengucap syukur apapun yang terjadi di dalam hidup kita. Itulah satu sikap yang berkenan di hati Tuhan dan mengirimkan berkatNya tanpa henti kepada kita. Dalam ucapan syukur, ada pengakuan sejujurnya dari dalam hati kita bahwa kita akan selalu baik-baik saja sebab Dia tahu bagaimana menjaga, melindungi dan memelihara kita. Iman yang sedemikianlah, yang pasti tidak akan menahan-nahan Tuhan namun menggerakkan-Nya untuk mengubah situasi kita dan memberkati kita lebih lagi.

Daripada mengeluh dan komplain atas banyak hal setiap hari, mengapa tidak melatih diri belajar melihat kebaikan Tuhan setiap hari lalu menyatakan ucapan terima kasih sejak dari dalam hati dan pikiran kita?


Keempat, Tuhan rindu mendengar dari kita suatu ucapan-ucapan yang berisikan suatu pernyataan iman, pengharapan, dan kasih kepada dia dan kepada sekeliling kita

Dari dalam hati yang penuh dengan syukur, perkataan-perkataan kita seharusnya seperti perkataan Yosua dan Kaleb setelah mereka pulang dari pengintaian di tanah Kanaan. Sementara 10 pengintai lainnya mengatakan hal-hal yang buruk dan menakutkan tentang tanah perjanjian itu, Yosua dan Kaleb berkata:

"Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya.
Jika Tuhan berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
Hanya, janganlah memberontak kepada Tuhan, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang Tuhan menyertai kita; janganlah takut kepada mereka."
~ Bilangan 14:7-9

Itulah perkataan-perkataan yang bukan sekedar bernada positif, namun menunjukkan keyakinan yang kuat dan memberikan kemuliaan bagi Tuhan bahwa bersama-sama dengan Tuhan, pasti ada kemenangan dan keberhasilan, terlepas dari apapun kondisi pada saat itu.

Demikianlah seharusnya kita berkata-kata. Dilandasi oleh hati dan ucapan syukur, kita mulai menyampaikan kata-kata yang memperkuat iman, pengharapan dan kasih kita kepada Tuhan yang juga akan membawa pengaruh terhadap orang-orang di sekitar kita.

Yang patut ditekankan di sini ialah bahwa hal ini bukan merupakan suatu formula atau rumus tertentu yang membuat. keadaan berubah dengan seketika. Tuhan tahu apakah ini hanya kata-kata yang kita ulangi berkali-kali di bibir saja namun hati dan hidup kita kita menyangkal semuanya itu atau sungguh dalam hati kita ada ucapan syukur, iman yang tidak goyah, pengharapan yang teguh, serta kasih yang berkobar untuk Tuhan.

Harus selalu kita ingat, dalam hubungan dengan Tuhan, apa yang tampak di luar dan terlihat oleh manusia, tidaklah sepenting dan berpengaruh pada Tuhan seperti apa yang ada di dalam hati dan pikiran manusia.

Bukankah orang-orang Israel tidak tampak seperti orang yang marah dan meneriakkan hal-hal yang buruk tentang Tuhan ketika mereka mengomel di dalam hati dan sesama mereka sendiri? Itu berarti Tuhan tahu apa yang ada di dalam hati manusia. Dan adalah sia-sia walaupun bibir kita memperkatakan serta mendeklarasikan ucapan syukur, puji-pujian dan perkataan-perkataan iman lainnya tetapi dalam kenyataannya hati kita masih disusupi kekuatiran, ketakutan, atau rasa putus asa maupun bila hidup kita masih kita sandarkan kepada perkara-perkara duniawi seperti uang, kedudukan, koneksi, reputasi, atau segala hal yang kita pikir mampu menolong kita.

Dia mengetahui semuanya, saudaraku!
Dia sungguh-sungguh tahu mana orang-orang yang sungguh-sungguh percaya kepada-Nya dan yang hanya tampaknya saja menaruh harap pada Dia. Dia pun tahu siapa saja hamba-hamba yang mengandalkan Dia dan yang bergantung kepada-Nya dan mana yangberniat mengusahakan pekerjaan Tuhan dengan kekuatannya sendiri atau dengan kekuatan-kekuatan yang lain

Jika hati kita penuh dengan syukur, mari melangkah lebih jauh ke depan. Menjadi anak-anak Tuhan yang menatap kehidupan dengan iman dan keberanian melangkah dalam kehendak Tuhan. Kepada orang-orang seperti inilah, Tuhan akan memberikan Tanah Perjanjian, yaitu suatu kehidupan yang mengalami kegenapan rencana Tuhan dalam kelimpahan kebaikan dan penyertaan-Nya. Suatu suatu kehidupan yang bukan hanya mengejar kenyamanan dan kesuksesan hidup, namun kehidupan yang berdampak kekal, di sini maupun di sorga kelak. Seperti hidup Yesus Kristus, yang menjadi teladan kita.


Mengetahui betapa sia-sianya persungutan itu, akankah Anda hari ini meminta Tuhan untuk menolong Anda membentuk kebiasaan baru dalam meresponi kasih dan kebaikan Tuhan?

Salam Revival!
Indonesia penuh kemuliaan Tuhan

SUNGUT-SUNGUT, YANG DIDENGAR TUHAN
Oleh: Peter B

Nats:
"Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel;


Dalam kitab-kitab Musa, kita sering membaca tentang kata bersungut-sungut.
Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan bersungut-sungut itu?

Dari pendalaman saya, bersungut-sungut dalam istilah lebih umum di Indonesia disebut sebagai berkeluh kesah, mengomel, menggerutu, menyampaikan ungkapan tidak puas tetapi tidak dalam bentuk protes yang keras tetapi berkata-kata dengan suara yang tak terlalu kedengaran hingga jauh dan biasanya ditujukan pada orang-orang yang berada di sekitarnya.

Bersungut-sungut merupakan ungkapan rasa tidak puas atau merasa kurang atas apa yang terjadi, dirasakan dan dialami.

Dalam Keluaran 16, jika diteliti, kita akan menemukan bahwa sampai 3 kali Musa menyampaikan kepada orang Israel bahwa Tuhan mendengar sungut-sungut mereka. Yaitu dalam Keluaran 16:7,8,9. Ayat 11 bahkan menjadi penegasan dari Tuhan sendiri bahwa Ia MEMANG BENAR-BENAR mendengar sungut-sungut orang Israel.

Mengapa sampai ditekankan berulang kali oleh Musa bahwa Tuhan mendengar sungut-sungut Israel?
Mengapa tidak hanya sekali tetapi berkali-kali?


Pertama-tama, Tuhan hendak menyampaikan bahwa Ia tahu segala sesuatu dan tidak ada yang tersembunyi sekalipun itu hanya dikatakan di dalam hati mereka.

Keluh kesah atau sungut-sungut, walaupun hanya disampaikan dengan sembunyi-sembunyi dengan suara yang rendah dan diantara sekelompok kecil orang saja namun Dia yang maha tahu mengetahui segala sesuatunya. Bahkan ketika rasa tidak puas itu hanya diulang-ulang di dalam hati saja.

Musa mungkin tidak mengetahui jika orang Israel bersungut-sungut. Mereka tidak berterus terang mengatakan keluhan mereka kepada Musa. Tetapi Tuhan mengetahui semuanya. Ia tahu bahwa orang Israel merasa tidak terima dengan kondisi yang mereka alami ketika mereka harus berjalan di padang gurun, mengalami berbagai kesulitan. Perkataan di antara mereka sendiri sebagai ungkapan tidak senang terhadap keadaan mereka nyatanya sampai kepada Tuhan sehingga Tuhan memanggil Musa dan hendak memberikan suatu solusi untuk mereka.

Tiga kali Musa menyampaikan sungut-sungut yang didengar Tuhan ini kepada orang Israel. Untuk menunjukkan bahwa Dia maha tahu tetapi sekaligus mengerti keadaan umatNya. Dia akan memberikan jalan keluar namun juga hendak menguji mereka.

Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak.
~ Keluaran 16:4

Sesungguhnya Tuhan melihat dan tahu apa yang terjadi di dalam hidup kita. Bahkan lebih dari itu. Dia juga mengetahui sikap hati kita dalam menanggapi apapun yang terjadi di dalam hidup kita. Lebih lanjut, Ia pun menilai semuanya. Jadi janganlah berpikir bahwa Tuhan adalah Allah yang tak peduli, hanya berdiam diri, apalagi tak sanggup melakukan apapun untuk campur tangan ata hidup kita. Apabila Ia tampaknya diam dan tidak melakukan apa-apa, itu bukan berarti bahwa Dia tidak mengetahui keadaan. Justru karena Ia mengetahui segala sesuatunya, Ia memilih untuk berdiam diri untuk seketika waktu lamanya.

Apapun respon Tuhan, selalu lahir dari pengetahuan dan kepeduliannya atas kita yang kemudian dalam hikmat-Nya yang besar pasti memutuskan respon-Nya yang terbaik terhadap kita.

Sungguh tiada yang tersembunyi di hadapan Tuhan!
Dan karena itulah kita seharusnya menanggapinya dengan selalu memiliki rasa takut dan hormat yang besar kepada-Nya.


Kedua, Tuhan hendak memberitahu kepada umatNya bahwa ia tidak berkenan akan sikap bersungut-sungut mereka

Berkali-kali disampaikan pada orang Israel, merupakan suatu bentuk peringatan dan wanti-wanti, bahwa Tuhan tidak menyukai sikap hati maupun perkataan mereka itu yang bersungut-sungut itu.

Apa sebabnya Tuhan tidak senang untuk mendengarnya?

Ada banyak sebabnya.
Renungkan saja bahwa pada saat pesan itu berkali-kali disampaikan kepada orang Israel, sesungguhnya mereka baru saja keluar dari tanah Mesir dengan cara yang luar biasa ajaib. Bagaimana mereka seharusnya melihat sejak di tanah Gosyen, mereka terpelihara dan terlindungi dengan aman, tak tersentuh sedikitpun oleh tulah yang menimpa seluruh Mesir. Bahkan laut pun Tuhan belah supaya mereka dapat menyeberang dengan selamat. Dan masih ada lagi pengalaman-pengalaman bagaimana Tuhan memelihara mereka sebelumnya di Mara dan Elim, dimana Tuhan membuktikan tak pernah lalai menjaga dan memelihara mereka sekalipun di tengah padang belantara.

Itu sebabnya sikap sungut-sungut mereka, sangat menyakiti hati Tuhan. Itu merupakan sikap tidak tahu terima kasih. Juga ekspresi tidak percaya akan kasih dan kuasa Tuhan hingga sejauh ini. Dan dengan demikian mereka menghina pribadi Tuhan yang sangat mengasihi mereka, dan yang telah berbuat banyak bagi mereka.

Hari ini, Tuhan masih tidak berkenan dengan sikap bersungut-sungut kita sebagai umat-Nya. Ada begitu banyak hal yang seharusnya dapat kita lihat sebagai bentuk kasih sayang dan pemeliharaan Tuhan pada kita tiap-tiap hari. Hanya saja, seperti orang Israel, kita sering lupa mengingat dan menghitungnya. Banyak dari kita lebih fokus mengeluh dan meratapi hal-hal yang tidak menyenangkan, yang kurang memuaskan hati kita, dan tidak sesuai keinginan kita daripada melihat betapa banyaknya kebaikan dan bukti cinta Tuhan kepada kita.

Lebih-lebih di jaman penuh kemudahan sekarang ini. Orang mengomel tentang banyak hal. Ketidakpuasan disampaikan di mana-mana di dalam banyak hal sehari-hari. Mulai antrian yang panjang, tempat duduk yang tidak nyaman, petugas layanan yang tidak ramah, kondisi lalu lintas yang macet dan semrawut hingga protes dan sikap tidak terima terhadap pemimpin bangsa yang sudah berusaha melakukan yang terbaik bagi rakyatnya.
Ini bukan berarti kita tidak boleh menyampaikan keberatan ataupun protes atas sesuatu yang tidak benar atau atas perlakuan tidak adil yang terjadi di sekitar kita. Namun kita harus tahu, adalah dua hal yang berbeda menyampaikan masukan dan saran bagi perbaikan kualitas layanan yang kita terima dengan mengeluhkan hal-hal yang sekedar membuat kita tidak nyaman secara pribadi atau tidak dipuaskan secara maksimal, sebab ingin dimanjakan tanpa mau sedikit bersusah payah dan mendisiplin diri.

Tuhan membenci persungutan. Ia tidak ingin itu ada di dalam hati kita. Sikap semacam itu sesungguhnya akan kerap ditemui oleh mereka yang telah masuk ke dalam penderitaan kekal di neraka. Selama manusia di bumi sesungguhnya mereka hidup dalam naungan kasih karunia dan kemurahan Tuhan. Ia masih mengijinkan matahari bersinar dan hujan turun bagi semua orang, entah yang baik ataupun yang jahat.

Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
_ ~ Matius 5:45_

Sudah seharusnya kita tidak mengatakan hal-hal yang buruk tentang hidup kita. Sebab selama kita masih diberikan nafas apalagi kesehatan yang baik, sesungguhnya Tuhan masih berbaik hati dan memberikan kita berkat-berkat-Nya setiap hari. Dan bukankah jelas Ia telah menyampaikan bahwa kita berharga di mata-Nya melebihi segala hewan maupun tumbuhan yang diberi-Nya makan dan keindahan hari demi hari?

Jika kita tetap bersungut-sungut, bahkan dalam hati sekalipun, kita sesungguhnya bukan sekedar menolak Tuhan namun juga telah menghina Dia dengan menganggapnya sebagai pribadi yang jahat dan suka berbuat jahat kepada kita. Tuhan akan membuktikan sebaliknya kepada kita. Ia mempunyai catatan apa saja yang telah dilakukan-Nya bagi kita dan apa saja respon kita terhadap semuanya itu. Suatu kali itu akan dibuka di hadapan kita. Pastikanlah bahwa Anda bukan termasuk orang-orang yang tidak tahu berterima kasih.

Ketiga, Tuhan rindu supaya kita tidak bersungut-sungut dalam hati dan di antara sesama kita sebab adalah kehendakN-ya supaya kita terus mengingat segala kebaikan-Nya dan hidup dengan hati yang penuh ucapan syukur setiap waktu

Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya
Bersyukurlah kepada Allah segala Allah! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Bersyukurlah kepada Tuhan segala Tuhan! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
~ Mazmur 136:1-3

Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!
Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.
~ Mazmur 100:4-5

Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita
~ Efesus 5:20

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
~ Filipi 4:6

Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
~ Kolose 2:6-7

Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.
~ Kolose 3:17

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
~ 1 Tesalonika 5:18

Dengan begitu banyaknya ayat mengenai mengucap syukur kepada Tuhan, seharusnya kita sungguh-sungguh menyadari itulah kerinduan Tuhan bagi kehidupan kita. Mengucap syukur terasa mudah di saat segala sesuatu baik-baik saja. Namun itu akan terasa jauh lebih sulit, ketika kesukaran dan masalah-masalah kehidupan menghadang di depan mata. Kendatipun demikian, kita diperintahkan untuk tetap mengucap syukur apapun yang terjadi di dalam hidup kita. Itulah satu sikap yang berkenan di hati Tuhan dan mengirimkan berkatNya tanpa henti kepada kita. Dalam ucapan syukur, ada pengakuan sejujurnya dari dalam hati kita bahwa kita akan selalu baik-baik saja sebab Dia tahu bagaimana menjaga, melindungi dan memelihara kita. Iman yang sedemikianlah, yang pasti tidak akan menahan-nahan Tuhan namun menggerakkan-Nya untuk mengubah situasi kita dan memberkati kita lebih lagi.

Daripada mengeluh dan komplain atas banyak hal setiap hari, mengapa tidak melatih diri belajar melihat kebaikan Tuhan setiap hari lalu menyatakan ucapan terima kasih sejak dari dalam hati dan pikiran kita?


Keempat, Tuhan rindu mendengar dari kita suatu ucapan-ucapan yang berisikan suatu pernyataan iman, pengharapan, dan kasih kepada dia dan kepada sekeliling kita

Dari dalam hati yang penuh dengan syukur, perkataan-perkataan kita seharusnya seperti perkataan Yosua dan Kaleb setelah mereka pulang dari pengintaian di tanah Kanaan. Sementara 10 pengintai lainnya mengatakan hal-hal yang buruk dan menakutkan tentang tanah perjanjian itu, Yosua dan Kaleb berkata:

"Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya.
Jika Tuhan berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
Hanya, janganlah memberontak kepada Tuhan, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang Tuhan menyertai kita; janganlah takut kepada mereka."
~ Bilangan 14:7-9

Itulah perkataan-perkataan yang bukan sekedar bernada positif, namun menunjukkan keyakinan yang kuat dan memberikan kemuliaan bagi Tuhan bahwa bersama-sama dengan Tuhan, pasti ada kemenangan dan keberhasilan, terlepas dari apapun kondisi pada saat itu.

Demikianlah seharusnya kita berkata-kata. Dilandasi oleh hati dan ucapan syukur, kita mulai menyampaikan kata-kata yang memperkuat iman, pengharapan dan kasih kita kepada Tuhan yang juga akan membawa pengaruh terhadap orang-orang di sekitar kita.

Yang patut ditekankan di sini ialah bahwa hal ini bukan merupakan suatu formula atau rumus tertentu yang membuat. keadaan berubah dengan seketika. Tuhan tahu apakah ini hanya kata-kata yang kita ulangi berkali-kali di bibir saja namun hati dan hidup kita kita menyangkal semuanya itu atau sungguh dalam hati kita ada ucapan syukur, iman yang tidak goyah, pengharapan yang teguh, serta kasih yang berkobar untuk Tuhan.

Harus selalu kita ingat, dalam hubungan dengan Tuhan, apa yang tampak di luar dan terlihat oleh manusia, tidaklah sepenting dan berpengaruh pada Tuhan seperti apa yang ada di dalam hati dan pikiran manusia.

Bukankah orang-orang Israel tidak tampak seperti orang yang marah dan meneriakkan hal-hal yang buruk tentang Tuhan ketika mereka mengomel di dalam hati dan sesama mereka sendiri? Itu berarti Tuhan tahu apa yang ada di dalam hati manusia. Dan adalah sia-sia walaupun bibir kita memperkatakan serta mendeklarasikan ucapan syukur, puji-pujian dan perkataan-perkataan iman lainnya tetapi dalam kenyataannya hati kita masih disusupi kekuatiran, ketakutan, atau rasa putus asa maupun bila hidup kita masih kita sandarkan kepada perkara-perkara duniawi seperti uang, kedudukan, koneksi, reputasi, atau segala hal yang kita pikir mampu menolong kita.

Dia mengetahui semuanya, saudaraku!
Dia sungguh-sungguh tahu mana orang-orang yang sungguh-sungguh percaya kepada-Nya dan yang hanya tampaknya saja menaruh harap pada Dia. Dia pun tahu siapa saja hamba-hamba yang mengandalkan Dia dan yang bergantung kepada-Nya dan mana yangberniat mengusahakan pekerjaan Tuhan dengan kekuatannya sendiri atau dengan kekuatan-kekuatan yang lain

Jika hati kita penuh dengan syukur, mari melangkah lebih jauh ke depan. Menjadi anak-anak Tuhan yang menatap kehidupan dengan iman dan keberanian melangkah dalam kehendak Tuhan. Kepada orang-orang seperti inilah, Tuhan akan memberikan Tanah Perjanjian, yaitu suatu kehidupan yang mengalami kegenapan rencana Tuhan dalam kelimpahan kebaikan dan penyertaan-Nya. Suatu suatu kehidupan yang bukan hanya mengejar kenyamanan dan kesuksesan hidup, namun kehidupan yang berdampak kekal, di sini maupun di sorga kelak. Seperti hidup Yesus Kristus, yang menjadi teladan kita.


Mengetahui betapa sia-sianya persungutan itu, akankah Anda hari ini meminta Tuhan untuk menolong Anda membentuk kebiasaan baru dalam meresponi kasih dan kebaikan Tuhan?

Salam Revival!
Indonesia penuh kemuliaan Tuhan

 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 12:45 PM

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.