Oleh Sery M.
Beberapa hari yang lalu, saya bermimpi melihat ayah saya berada di dapur sedang mengukus kue kering berbentuk bunga yang biasa dibuat saat hari raya Natal.
Saya berpikir, "Kue kering kan sudah matang, kok dimasak ulang?"
Tidak berapa lama ayah saya datang ke ruang tamu dan membawa toples kue berukuran besar terbuat dari kaca dan ia berkata: "Ayo makan kue ini".
Saya lihat kuenya sudah mengembang seperti ukuran kue putu ayu, tapi warna dan bentuk kue tersebut tetap sama seperti semula. Bedanya tekstur kue itu menjadi lebih lembut dan lebih enak rasanya. Saat saya makan, saya berkata, "ini kuenya enak sekali!"
Rasanya jauh lebih enak daripada waktu disajikan dalam bentuk kue kering. Seolah-olah saya dapat merasakan rasa manis yang meresap di dalam kue itu, belum pernah saya mencicipi kue yang rasa manisnya sedemikian pas, tidak berlebihan, tidak kurang, benar² enak. Saya merasa senang sekali saat menyantap kue itu.
MAKNA SIMBOL² DALAM MIMPI
Setelah saya mengambil waktu untuk merenungkan makna mimpi ini, inti pesan yang saya tangkap dari mimpi ini terdapat pada bagian PROSES MEMASAK ULANG makanan yang sebenarnya sudah matang dan siap dinikmati.
KUE KERING tersebut merupakan simbol dari pesan² yang Tuhan sampaikan secara pribadi (kehendak Tuhan, hikmat Tuhan, jalan² Tuhan, isi hati Tuhan, dan kebenaran Firman-Nya) kepada para pemimpin/orang tua rohani/ pembimbing rohani.
Pesan² rohani yang diterima itu kemudian diolah dalam pikiran dan hatinya (direnungkan, dipelajari, dihayati dan dihidupi) sebelum dituangkan lebih lanjut dalam bentuk khotbah, pengajaran, renungan harian, kesaksian/ pengalaman hidup bersama Tuhan, membuat lagu² rohani, kutipan (quotes) rohani, dan artikel pesan profetik yang berasal dari perenungan terhadap mimpi yang diberikan Tuhan, penglihatan, atau pengalaman mendengar suara Tuhan secara pribadi.
Melalui mimpi ini, Tuhan sedang menyampaikan isi hati dan kerinduan-Nya agar para pemimpin rohani tidak cepat puas karena telah membuat tulisan (artikel), lagu² rohani, atau menyampaikan khotbah/ pengajaran/ renungan/ bimbingan rohani kepada orang² yang dilayaninya. Tuhan menghendaki agar para pemimpin rohani tidak bekerja dengan ala kadarnya saja, lalu merasa sudah banyak berjasa bagi pekerjaan Tuhan.
Yang Tuhan rindukan adalah bangkitnya para pemimpin rohani yang sungguh² mencari pengertian akan isi hati-Nya, yang mengejar kedalaman hubungan dengan Dia, yang memilih berjalan bersama-Nya setiap hari, sehingga apa yang mereka ajarkan itu benar² telah dihayati dan diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan mereka.
Para pemimpin rohani hendaknya bukan hanya menjadi orang² yang FASIH MENGAJARKAN KEBENARAN, melainkan menjadi para PELAKU KEBENARAN dan bahkan PECINTA KEBENARAN itu sendiri. Bukankah di dalam Alkitab, Yesus telah mengatakan bahwa Ia adalah jalan dan KEBENARAN dan hidup?
Yohanes 14:6
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Kebenaran itu adalah PRIBADI KRISTUS, Firman Allah yang telah menjadi manusia, yang juga disebut Anak Domba Allah yang tak bercacat dan tak bercela, yang tidak berbuat dosa dan yang tidak mengenal dosa.
Yohanes 1:14 (TB)
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan KEBENARAN.
Hanya orang² yang mengasihi Yesus saja yang akan melakukan kebenaran dan kehendak Bapa dengan sukacita dan sepenuh hati.
Proses mencari pengertian yang lebih mendalam akan isi hati Tuhan, merenungkan dan menghayati isi hati Tuhan, dan menghidupi pesan² rohani itulah yang digambarkan sebagai tindakan MEMASAK ULANG kue kering yang sudah jadi.
Keuntungan dari Proses Memasak Ulang tersebut menghasilkan kue yang kualitasnya lebih tinggi dari yang semula, yaitu kue dengan cita rasa yang lebih lezat, tekstur yang semakin lembut, dan ukuran yang lebih besar.
KUE DENGAN CITA RASA YANG LEBIH LEZAT merupakan gambaran tentang kebenaran yang telah menyatu dan meresap ke dalam batin seseorang, yang menghasilkan pengertian yang tepat, jelas dan pas dengan isi hati Tuhan karena ia telah terlebih dahulu menyimpan pesan² rohani itu dalam hatinya, merenungkan, menghayati dan menghidupinya secara pribadi, sehingga saat ia membagikan pesan tsb kepada orang lain, orang yang mendengar atau membaca pesan tsb akan mengecap keindahan damai sejahtera, sukacita dan kasih Tuhan yang menyegarkan, serta membangkitkan kerohaniannya yang suam² kuku dan telah padam, sehingga kembali menyala-nyala bagi Tuhan.
TEKSTUR KUE YANG LEMBUT menggambarkan hasil dari proses peremukkan dan pentahiran hati. Dalam hal ini Tuhan menghendaki agar para pemimpin rohani menyediakan hati yang rela untuk diremukkan dan dimurnikan oleh Tuhan, menyadari ketidaksempurnaannya, rela dikoreksi dan diperbaharui terus menerus oleh Tuhan.
Seorang pemimpin rohani yang menolak mengintrospeksi dirinya secara jujur, seumpama seorang perempuan yang mengalami pertumbuhan bulu kaki yang tidak lazim. Bulu kakinya itu tumbuh lebih panjang, lebih hitam dan menebal seperti kawat berduri yang keras dan kaku. Untuk menutupi bulu-bulu itu, ia menaruh kain penutup di kakinya agar bulu² itu tak terlihat. Orang lain memang tak melihatnya, namun ia sendiri tahu dengan jelas bahwa bulu² yang hitam, panjang, tebal, dan keras itu masih ada di sana. Yang seharusnya ia lakukan adalah mencukur bulu kakinya itu hingga bersih, bukannya berusaha menutupi keadaan kakinya saja.
Demikianlah gambaran proses peremukkan dan pembaharuan hati yang Tuhan ingin dihidupi setiap hari oleh hamba-hamba yang melayani-Nya.
Bilangan 8:5-7 (TB)
TUHAN berfirman kepada Musa:
"Ambillah orang Lewi dari tengah-tengah orang Israel dan tahirkanlah mereka.
Beginilah harus kaulakukan kepada mereka untuk mentahirkan mereka: percikkanlah kepada mereka air penghapus dosa, kemudian haruslah mereka mencukur seluruh tubuhnya dan mencuci pakaiannya dan dengan demikian mentahirkan dirinya.
Ketika seorang pemimpin bersedia mengakui kesalahannya, mengenali titik² lemah dalam hidupnya, dan bertekad untuk terus diperbarui oleh Tuhan, maka ia akan lebih mengerti bagaimana menyikapi kelemahan dan ketidaksempurnaan orang lain, untuk kemudian dapat menuntun dan mendidik orang tersebut dengan tepat sesuai kondisi rohaninya, sambil tetap menjaga hatinya sendiri dengan roh yang lemah lembut dan rendah hati. Apabila ia menyampaikan teguran dan nasehat, itu tidak dilakukan untuk kesenangan atau kemegahan dirinya sebagai seorang pemimpin, yang seolah-olah memiliki wewenang untuk memerintah orang² yang ia pimpin, untuk mempermalukan, sengaja melukai, atau menimbulkan amarah dalam diri orang lain, melainkan semata-mata karena sedang menaati petunjuk dan pimpinan Tuhan, serta untuk membangun dan membimbing sesamanya itu, sebab bagaimanapun juga, ia tetaplah seorang hamba yang hidup untuk melayani Tuhan dan sesamanya.
Seorang pemimpin rohani yang gemar menyampaikan pesan² yang membuat telinga panas dan memahitkan hati orang itu seumpama tuan rumah yang sangat bangga meski hanya menghidangkan sambal cabe rawit mentah kepada tamunya untuk dimakan. Tak ada air, tak ada makanan, hanya sambal yang sangat pedas. Bersukacitakah tamu yang datang itu? Jangankan bersukacita, menyantapnya pun ia takkan mau. Lambat laun hubungan diantara mereka akan menjadi rusak dan renggang jika ia terus menerus hanya menghidangkan semangkuk sambal cabe rawit mentah kepada tamunya itu.
UKURAN KUE YANG LEBIH BESAR menggambarkan berkat rohani yang berlimpah, benar² mengenyangkan, memuaskan dahaga jiwa, dan bermanfaat secara maksimal untuk membangun, bahkan mendorong pertumbuhan dan pendewasaan rohani bagi umat Tuhan.
Para pemimpin rohani yang benar² mengerti, menghayati dan menghidupi pesan² rohani yang diterimanya dari Tuhan, akan dipakai dan diurapi Tuhan untuk mengalirkan kasih dan kuasa Allah, yang bukan hanya sanggup memulihkan hati orang² yang menderita, terluka, dan berbeban berat, tetapi bahkan memberikan kepada mereka HATI YANG BARU, yang kuat dan teguh seperti rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya melewati setiap badai kehidupan.
(bersambung ke bagian 2)
SERIAL ARTIKEL :
MENJADI MURID KRISTUS YANG MENGERTI, MENGHAYATI SERTA MENGHIDUPI KEBENARAN SECARA MENDALAM DAN KONSISTEN SETIAP HARI
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.