Oleh: Sharon R.
Hari² ini melalui yang menggoncang seluruh dunia ini, Tuhan mengijinkan gereja sepi dan kosong. Bahkan tidak hanya sepi atau kosong tetapi tutup. Ibadah, perayaan dan pertemuan seremonial ditutup sementara sampai batas waktu yang tidak diketahui karena hingga hari ini masih belum terdengar kabar² baik atau fakta surutnya pandemi ini bahkan cenderung makin buruk. Khususnya di Indonesia. Bahkan untuk perayaan² besar seperti paskah juga ditiadakan. Seakan-akan Tuhan memang tidak peduli sama sekali bahkan menghentikan semua acara dan kegiatan gerejawi dengan segala kesibukan dan hingar bingarnya. Tepuk tangan dan sorak sorai jemaat yang terdengar di jam² ibadah seperti hilang serentak ditelan bumi. Pandangan yang lazim setiap minggu di gereja² besar dimana kendaraan bermotor dan jemaat yang datang ratusan hingga ribuan memadati halaman dan gedung gereja kini tampak sunyi sepi. Halaman² parkir pun sekarang tampak lebih menyerupai seperti tanah kosong. Kita semua bertanya mengapa Tuhan mengijinkan ini terjadi? Apa ada yang salah dengan sikap hati dan ibadah² kita selama ini? Apakah yang harus kita perbaiki dan ubah melalui kegoncangan ini?
👨👨👧👧 Tuhan lebih berminat mengisi dan membangun jiwa dan roh manusia daripada mengisi dan membangun gedung² gereja.
Ini seharusnya menjadi perenungan para pemimpin rohani yang selama ini fokus hanya kepada pembangunan gedung, penambahan fasilitas, pelipatgandaan jumlah jemaat, kenyamanan jemaat dalam ibadah, dan macam² hal lahiriah lainnya. Ini juga semacam peringatan jika kita fokus hanya untuk membangun gedung gereja dan mengumpulkan jemaat, Tuhan bisa sewaktu-waktu dan dengan mudah meruntuhkan apa yang selama ini sudah susah payah kita upayakan dan banyak sumber daya yang sudah kita habiskan dengan sia-sia. Fokus doa² harus kita ubah hari² ini. Tidak lagi berdoa atau berpuasa untuk memenuhi bangku² kosong gereja tetapi berdoa untuk jiwa² yang haus dan lapar merindukan lawatan Tuhan bukan untuk perkara² yang lain.
Apa yang diupayakan dengan sekuat tenaga (dengan mengorbankan berbagai sumber daya) oleh banyak pemimpin gereja dan mereka yang mengaku sebagai hamba²-Nya hari-hari ini? Mengisi kekosongan hati jiwa-jiwa dengan mencurahkan banyak pikiran, tenaga dan sumber daya untuk menghadirkan kuasa dan hadirat-Nya atau sekedar memikirkan bagaimana supaya jemaat senang dan tertarik datang memenuhi kursi² empuk gereja mereka? Apa yang lebih dirindukan, diperhatikan dan dipedulikan oleh para pemimpin gereja, kedatangan jemaat di gereja atau keadaan dan pertumbuhan rohani jemaat?
Jika kita mengaku hamba² Tuhan sudah semestinya kita sehati, sepikir dan setujuan dengan Tuan kita. Kita tidak boleh lagi memikirkan dan mengusahakan yang lain selain fokus kepada kehidupan rohani jiwa². Gereja harus menyatakan dan menghadirkan kuasa dan hadirat-Nya yang menjamah dan mengubahkan hati dan hidup mereka dan bukan sekedar menghibur hati dengan hiburan duniawi semu dan sesaat melalui khotbah² motivasi dan entertainment. Melalui goncangan ini kita (umat Tuhan dan pemimpin rohani) harus mengubah doa² dan upaya² kita dari hanya sekedar memikirkan dan mencari cara memenuhi bangku² kosong gereja (menambah jumlah jemaat), membesarkan dan menambah fasilitas gereja tetapi fokus kepada pemuridan dan pertumbuhan rohani umat Tuhan. Inilah tugas, fungsi dan peran gereja yang sesungguhnya dan dirindukan Tuhan. (Mat. 28: 19-20).
Dalam Revival (Kebangunan Rohani Besar), tujuan Tuhan bukan mengisi gereja yang kosong tapi mengisi hati-hati manusia yang kosong.
~ Leonard Ravenhill ~
❤️ Lebih dari sekedar datang dalam kumpulan jemaat, mengadakan berbagai rutinitas ibadah, aktif pelayanan dan mengikuti program² gereja, Tuhan mencari hati yang sungguh² mengasihi dan mengikut Dia.
Melalui goncangan ini Tuhan sedang menguji hati umat-Nya. Dia mencari orang² yang sungguh² menujukan hatinya kepada Tuhan, mencari Dia, merindukan Dia dan mau mengikut Dia kemanapun dan dalam keadaan apapun. Ini bukti mereka memang benar² mengenal dan mengasihi-Nya.
Dia juga peduli dan mencari jiwa² yang lapar dan haus akan Dia. Tuhan rindu dan dengan senang hati mengisi dan memuaskan jiwa² yang demikian dan bekerja dalam hidup mereka, dengan atau tanpa kehadiran mereka di gereja, dengan atau tanpa adanya gedung² gereja, dengan atau tanpa perayaan² dan pertemuan/ perkumpulan ibadah bersama.
Adakah didapati-Nya hati yang senantiasa haus dan lapar akan kehadiran-Nya? Adakah hati yang rindu untuk bersekutu dan melekat kepada Tuhan setelah pertemuan² ibadah dihentikan sementara? Adakah kita terus giat mencari Tuhan dan ingin selalu terhubung dengan Dia? Ataukah kita telah kehilangan semangat dan gairah karena kita tidak lagi bisa mengikuti kebaktian² dan aktif pelayanan di gereja?
Jika dalam masa² kegoncangan dimana seluruh kegiatan ibadah dan pelayanan di gereja dihentikan kita lemah, putus asa, kehilangan dan tidak lagi bergairah mencari Tuhan dan perkara² rohani maka sesungguhnya kita tidak benar² mengikuti dan mengasihi-Nya. Kita SEPERTINYA mengasihi dan sedang mengikut Tuhan tetapi sesungguhnya kita lebih mengasihi dan mengikut suatu organisasi, gereja, aktifitas pelayanan, program gereja dengan berbagai rutinitas dan kesibukannya.
💒 Dia tidak berkenan dengan perayaan², kegiatan pelayanan dan acara² seremonial ketika itu menggantikan hal yang terutama dan paling dirindukan-Nya, yaitu hubungan dan persekutuan pribadi dengan Dia.
Melalui penutupan ibadah dan acara gereja, Tuhan seperti berbicara bahwa ada yang lebih disukai-Nya daripada datang beramai² ke gereja dan berkumpul mengadakan seremonial rutin setiap minggu atau beberapa kali dalam seminggu. Ia ingin mengajak, mengundang, mendesak, membawa umat yang dikasihi-Nya masuk ke dalam hubungan yang lebih dekat, intim, pribadi dengan Dia, dimana bisa saling berkomunikasi, berbagi isi hati. Seperti layaknya sahabat dekat atau sepasang suami istri yang rindu berbicara dari hati ke hati dan berbagi perasaan, pikiran, isi hati dalam keintiman. Terbuka dan apa adanya. Tidak ada yang ditutup-tutupi.
Dapatkah kita menangkap kerinduan hati Tuhan ini? Mungkinkah selama ini ibadah dan kesibukan pelayanan dan aktivitas sehari-hari kita telah menggantikan, menyimpangkan dan melupakan hak istimewa dan salah satu tujuan keberadaan kita di dunia ini? apa atau siapa yang lebih menarik minat kita, apakah kumpul² dan asyik pelayanan bersama teman² pelayanan dan mengikuti program² gereja yang besar dan spektakuler atau menikmati keindahan saat² teduh berdua dengan Tuhan di kamar² doa kita pribadi? Berapa banyak dan kapan terakhir kita mendengar khotbah dan seruan dari mimbar gereja untuk menjalin hubungan yang makin dekat dengan Tuhan? Bukankah yang sering kita dengar adalah kita harus aktif dan rajin ke gereja, tertanam di satu gereja, rajin dengar khotbah pendeta dan datang juga aktif di setiap kegiatan, pelayanan dan program gereja? Apakah mungkin ini yang telah membuat Tuhan cemburu dan menghentikan semua kegiatan gereja dan ibadah kita? Gereja, institusi, doktrin, khotbah² dan pelayanan telah menjadi ilah atau berhala yang lebih kita cari, inginkan dan sembah daripada Tuhan sendiri yang menjadi pusat penyembahan kita.
Jawaban dari pertanyaan diatas juga menyingkapkan kepada siapa sesungguhnya kita terhubung selama ini, kepada Kristus atau kepada gedung gereja, pelayanan, program² gereja atau pemimpin rohani. Jika kita terhubung dengan sesuatu yang lain selain Tuhan, bukankah itu menunjukkan bahwa kita telah terhubung dengan pokok anggur yang palsu dimana tidak ada kehidupan di dalamnya? Apakah ada kemungkinan kita hanya serupa tanaman plastik yang kelihatan indah, baik tetapi tidak ada pertumbuhan dan kehidupan di dalamnya dan hanya untuk hiasan/sedap²an saja? (Seperti gambar kutipan dari bpk. Peter yang dimuat kembali oleh ibu Lisa kemarin)
✝️ Melalui kegoncangan ini Tuhan menyingkapkan roh apa sesungguhnya yang menggerakkan pelayanan dan kesibukan kita di gereja.
Jika kita merasa tertekan, stress dan ingin sekali kembali pelayanan, berkhotbah/ melayani di depan jemaat, kumpul² lagi dengan teman² gereja, dan aktif kembali melakukan berbagai aktivitas keagamaan, sangat mungkin selama ini kita telah digerakkan, dikuasai atau dicengkeram oleh suatu roh jahat yang juga kuat mengendalikan bangsa ini, yaitu roh yang dinamakan ROH AGAMAWI. Roh jahat yang sangat licik dan sangat halus banyak menipu hamba² dan pekerja² Tuhan. Mereka yang dikendalikan olehnya seperti tidak merasa dan baik² saja. Roh jahat ini membuat mereka tampak baik, giat, rajin, semangat dan antusias dalam menjalankan ibadah dan aktivitas pelayanan dan gerejawi hingga olehnya mereka merasa sudah baik, benar dan berkenan di hadapan Tuhan. Mirip dengan kondisi anak sulung dalam perumpamaan Yesus tentang anak yang hilang (Luk. 15: 11-32). Secara umum, mereka adalah orang² yang kelihatannya giat untuk Tuhan tetapi jauh di dasar hatinya tidak peduli dengan kehendak dan kerinduan Tuhan. Sarat motif² pribadi dan tujuan² yang egois. Inilah yang HARUS kita waspadai sebagai orang² yang dipanggil untuk melayani Tuhan. Itu sebabnya dalam setiap kegiatan pelayanan yang kita sebut untuk melayani Tuhan harus rajin periksa HATI DAN MOTIF kita dengan jujur di hadapan Tuhan.
Jika Tuhan mengijinkan ini terjadi mengapa kita masih ngotot, tidak terima dan maksa Tuhan untuk segera ibadah dan pelayanan kembali, buka gereja, dan bertemu dan bertatap muka dengan jemaat? Bukankah sebagai hamba Tuhan kita seharusnya menundukkan diri, merenung dan menerima semua keputusan Tuhan dengan sukacita sebagai bentuk kepedulian kita terhadap kehendak-Nya?
Di sisi lain, ciri lain dari mereka yang digerakkan dan dikuasai oleh roh agamawi adalah ketika dalam situasi ini mereka justru merasa lega. Tidak ada beban atau beban banyak berkurang, tidak perlu repot dan susah² siapkan pelayanan dan ibadah. Ini kesempatan untuk bersantai dan bersenang² karena berkurang beban pelayanan. Pelayanan dilakukan bukan dari hati yang mengasihi dan rindu menyenangkan Tuhan tetapi karena rutinitas, tuntutan moral, kewajiban, supaya dilihat dan dihargai orang, pekerjaan yang mendatangkan penghasilan untuk hidup atau maksud² ego lainnya. Pelayanan akhirnya lebih menjadi suatu beban bukan sebagai suatu persembahan kepada Tuhan yang telah membuktikan kasih-Nya kepada mereka. Inilah kondisi orang² Kristen atau pekerja² Tuhan yang suam-suam karena dipengaruhi dan dikuasai oleh roh agamawi.
🙇🏽♂️ Tuhan menunjukkan kepada kita bahwa pelayanan dan ibadah tidak harus dibatasi dalam gedung dan organisasi gereja dengan segala aktivitas dan kesibukannya.
Sekarang ini ditengah² kita telah menjadi pandangan umum dari kebanyakan anak Tuhan adalah apa yang diluar gereja bukanlah pelayanan, dipandang tidak lazim, aneh dan tidak diakui atau tidak berkenan di hadapan Tuhan. Sesungguhnya ini adalah pandangan kita yang sempit dan batasan atau ukuran yang kita buat² sendiri dan tidak berdasar. Hari ini seluruh gereja tutup, ibadah ditiadakan apakah berarti sudah tertutup pintu untuk melayani Tuhan? Melalui wabah ini sesungguhnya Tuhan hendak membela dan meneguhkan hamba²-Nya yang saat ini dipanggil melayani diluar organisasi gereja. Ini seharusnya menjadi penghiburan dan kekuatan bagi mereka. Jangan takut dan merasa minder jika banyak orang merendahkan, mencibir, menghina atau mencap sesat asalkan kita dipihak Tuhan dan mengikuti pimpinan-Nya. Jangan ragu² dan bimbang jika kita mendengar pimpinan-Nya untuk melayani diluar gereja. Pelayanan harus mengikuti apa yang Tuhan tunjukkan bukan mau² kita sendiri atau menurut apa kata orang. Tugas kita sebagai hamba Tuhan adalah taat mengikut kemanapun Tuhan pimpin dan mengerjakan dengan setia ladang yang dipercayakan kepada kita masing².
Ketika pertemuan² ibadah dibubarkan seharusnya juga menjadi evaluasi dan koreksi bagi umat Tuhan. Apakah arti ibadah itu? Bagaimana ibadah yang dicari dan berkenan di hadapan Tuhan? Sekedar terlihat rajin, aktif hadir di acara² gereja atau segenap keberadaan kita dalam hidup sehari²?
⛪ Gedung gereja besar, mewah dengan banyak jumlah jemaat bukan ukuran perkenanan Tuhan dan tanda terjadinya kebangunan rohani.
Banyak anak Tuhan berpikir bahwa gereja² besar dan megah dengan jemaat penuh adalah tanda berkat dan perkenan Tuhan. Beberapa lagi berpandangan telah terjadi kebangunan rohani massal atau mendekati pentakosta ketiga yang ditandai dengan gereja² besar atau mega church bermunculan dimana-mana. Penuaian besar-besaran terjadi. Lawatan Tuhan tercurah. Kebangkitan rohani melawat bangsa ini dan banyak klaim² tidak berdasar lainnya. Bagi saya, apa yang menimpa hari² ini kepada gereja² besar dan pentolan²nya menunjukkan kebalikan dari semua klaim dan pemikiran itu. Salah satu sumber penyebaran virus di Jawa Barat yang disebut cluster Lembang adalah persekutuan kumpulan pendeta² besar dalam jumlah ratusan. Jika kebangunan rohani terjadi mengapa justru di tempat² tersebut (kumpulan hamba² Tuhan yang memiliki nama besar, yang memimpin gereja² besar dan kebaktian² besar) virus menjadi tak terkendali dan menulari banyak orang? Apakah virus yang sangat kecil bahkan tidak kasat mata ini lebih dahsyat daripada hadirat Allah? Apakah kuasa Tuhan tidak sanggup menghancurkannya?
Saya tidak sedang menghakimi atau merendahkan pendeta² besar dan anti pelayanan mega church. Sama sekali tidak ada dalam hati dan pemikiran saya. Tetapi inilah fakta yang terjadi apa adanya.
Manusia dengan segala keahlian, kemampuan, daya tarik/ kharisma, teknik, strategi, pengalaman, sumber daya manusia, keuangan, ternyata mampu dan terbukti cukup berhasil mengumpulkan massa atau jemaat dan membuat bangku² gereja penuh. Tetapi hanya hadirat-Nya yang mampu memuaskan jiwa dan mengubahkan hidup mereka. Saat ini gereja punya segalanya kecuali yang paling esensi yaitu kemuliaan Allah yang termanifestasi dalam kuasa dan hadirat-Nya. Tanpa kemuliaan Allah tidak akan ada kebangunan rohani.
Kebangunan rohani besar akan terjadi ketika pemimpin rohani dan umat Tuhan tidak lagi fokus untuk membesarkan nama gereja, mengumpulkan massa, dikagumi dan dihormati manusia dan maksud² ego dan kedagingan lainnya tetapi dengan bersatu bersama² dengan segenap hati merendahkan diri merindukan kemuliaan, kehadiran dan lawatan-Nya semata.
KESIMPULAN
Dengan seijin Tuhan, wabah ini menggoncang dunia dan gereja-Nya. Meskipun iblis merancangkan dan mendatangkan apa yang jahat, buruk dan merusak dengan tujuan menghancurkan dan membinasakan tetapi Tuhan, karena kasih-Nya kepada gereja bermaksud untuk kebaikan dan pemurnian gereja-Nya.
Melalui goncangan ini, Tuhan hendak mengubah dan mengembalikan fokus pelayanan dan hidup kita ke arah yang sesuai dengan hati dan tujuan-Nya, menguji dan memurnikan kasih kita, menyingkapkan roh dan karakter kita yang mungkin selama ini telah menyimpang, menunjukkan kita makna ibadah dan hidup yang berkenan kepada-Nya serta menyingkapkan bagaimana kerinduan hati-Nya atas gereja-Nya.
Kiranya kasih karunia dicurahkan pada kita hingga kita dimampukan memiliki mata yang celik, telinga yang mendengar dan hati yang rela untuk mengerjakan kehendak-Nya. Amin.
Saya yakin bahwa ketika kita memperhatikan dan meresponi kehendak dan kerinduan-Nya kita akan melewati goncangan ini dengan kemenangan, naik dalam level² rohani yang lebih tinggi dan timbul seperti emas. Sebaliknya jika kita memandang rendah, mengabaikan, merespon dengan biasa-biasa dan mengalir saja, enggan untuk mengubah dan memperbaiki diri seperti yang Tuhan mau, kita akan mengalami kegoncangan demi kegoncangan bahkan yang semakin berat.
Kiranya kasih karunia dicurahkan pada kita hingga kita dimampukan memiliki mata yang celik, telinga yang mendengar dan hati yang rela untuk mengerjakan kehendak-Nya. Amin.
Kiranya perenungan ini boleh menjadi berkat.
Tuhan Yesus memberkati.
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.