KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

HAMBA UANG (3)

Posted By passion for revival on Selasa, 22 Juni 2021 | 2:31 PM

Oleh : Peter B

MENGETAHUI BANYAK AJARAN TENTANG TUHAN DAN RAJIN BERIBADAH BUKAN JAMINAN SESEORANG TIDAK MENJADI HAMBA UANG

Ada pandangan di tengah-tengah masyarakat bahwa mereka yang terlihat mendekatkan diri pada Tuhan, yang rajin melakukan ibadah, yang  perilakunya terlihat saleh dan agamis dan bahkan tahu banyak tentang ajaran agama atau  menjadi pemuka agama, akan dipandang sebagai orang-orang yang tak lagi sibuk dengan urusan-urusan duniawi, tidak lagi mengejar hal-hal yang sifatnya materi atau kebendaan dan hidupnya difokuskan pada kehidupan spiritual atau rohani semata. Pendeknya, keaktifsn orang dalam berbagai kegiatan spiritual dinilai mencerminkan kehidupan yang menghamba pada Tuhan dan bukan pada harta atau uang.   Ini pandangan yang dahulu berlaku umum dalam benak banyak orang. 

Kenyataannya, apa yang dituliskan para rasul dan penulis Injil justru yang terbukti benar. Bahwa pandangan di atas tidak sepenuhnya benar bahkan kerap kali bisa jadi berkebalikan dengan kondisi yang sebenarnya. 

Injil Lukas mencatat demikian : 

 Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia.
~ Lukas 16:14

Apa yang didengar oleh orang-orang Farisi dari Yesus? Lihat ayat-ayat sebelumnya. Inilah ayat-ayat itu:  

 Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?
 Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?
 Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
~ Lukas 16:11-13

Ya mereka baru saja mendengar pengajaran Yesus tentang keuangan dan bagaimana mempertanggungjawabkan penggunaannya, yang atas semua itu akan dihakimi oleh Tuhan sendiri. Yesus kemudian menutupnya dengan ayat yang serupa dengan yang kita baca kemarin dalam Matius 6:24 yakni bahwa manusia tidak dapat mengabdi kepada Allah sekaligus kepada Mamon. 

Perhatikanlah dalam Lukas 16:14 di atas. ORANG-ORANG FARISI, disebut sebagai HAMBA-HAMBA UANG! Ya, Anda tidak sedang salah baca. 
Pemuka-pemuka agama dan rohani Yahudi itu ditulis sebagai para hamba uang. Tidak mungkin itu ditulis lebih tegas lagi daripada itu. 
Adalah suatu kenyataan di hadapan Tuhan jika tokoh-tokoh masyarakat yang ahli dalam pengetahuan tentang Tuhan, yang mengajarkan hal-hal rohani dan hukum-hukum rohani, serta dipandang sebagai panutan dalam hal-hal terkait dengan Tuhan dan hal-hal yang sorgawi TERNYATA MERUPAKAN PRIBADI-PRIBADI YANG DIPERHAMBA OLEH MATERI. 

Siapa yang bisa mengetahui hal? 
Tidak banyak yang tahu apalagi jika sudah memiliki asumsi-asumsi tertentu yang dibangun atas dasar citra rohani para pemimpin spiritual ini. 

Namun Tuhan mengetahui semua itu.
Dan sebenarnya kita pun bisa mengetahuinya -jika kita mau menguji dan mencermati hidup mereka dengan seksama karena pada akhirnya akan terkuak juga kehidupan yang tidak konsisten antara apa yang mereka ajarkan dengan kenyataan yang mereka hidupi.

Jika saja kita mau membuka mata dan JUJUR MENILAI SEGALA SESUATU, para pemimpin rohani ini malah secara khusus dikritik oleh Yesus terksit ketidakjujuran mereka dalam menggunakan harta dunia (yang Yesus sebut sebagai Mamon yang tidak jujur) itu

Dan Yesus tidak asal menuduh atau menghakimi tanpa dasar. Jika diteliti, nyata bahwa di balik tampilan-tampilan kesalehan mereka, orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat melakukan berbagai kejahatan terkait keuangan, sebagaimana dipaparkan dalam ayat dalam Alkitab. Terjemahan Sederhana Indonesia berikut ini :

Tetapi mereka juga biasa menipu janda-janda dengan memakai alasan seperti ini, ‘Saya akan membantumu mengurus harta suamimu yang sudah mati.’ Tetapi sebenarnya mereka hanya pura-pura membantu karena mau mencuri banyak dari harta itu.

Dan untuk menutupi kejahatan mereka itu, mereka berdoa panjang-panjang di rumah pertemuan supaya orang berpikir bahwa mereka orang baik. Akibat dari perbuatan seperti itu, Allah pasti akan memberi hukuman yang sangat berat kepada mereka.”
~ Lukas 20:47 (TSI2)  

Orang-orang yang pandai masalah agama itu ternyata bukan saja menipu tetapi juga merampas harta para janda. Alkitab selalu menggambarkan janda sebagai pihak yang lemah dan perlu dilindungi sehingga Tuhan sendiri menyatakan diri-Nya sebagai "Bapa bagi anak yatim dan pelindung bagi para janda" (Mazmur 68:6).
Terhadap kaum yang lemah ini saja, para pemuka agama itu ternyata begitu tega mencari untung atau bahkan mencuri harta kaum lemah ini. Hati mereka jelas dikuasai oleh uang daripada belas kasihan dan keadilan. 
Yang lebih jahat lagi, perbuatan keji itu berusaha mereka tutupi dengan doa-doa yang panjang-panjang dan terlihat rohani di depan banyak orang sehingga tampak kesan kalau mereka orang-orang baik dan takut akan Tuhan. Betapa jahatnya! 

Dan bukankah Yesus begitu marah ketika Ia mendapati di Bait Suci "pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ" sehingga "Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.
Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." (Yohanes 2:14-16)?

Kemarahan Yesus disebabkan oleh karena Ia tidak tahan melihat rumah Bapa-Nya dijadikan serupa sarang penyamun. Dan kita bisa menduga, siapa kira-kira yang mengijinkan rumah Tuhan menjadi sarang penyamun itu. 

Perhatikanlah, bagaimana mungkin para pengajar taurat itu tidak memahami bahwa rumah Tuhan adalah rumah doa? Mengapa Yesus bisa bertindak tegas kepada para padagang ternak dan penukar-penukar uang yang ada di sana sedangkan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat diam saja? 
Mungkinkah karena mereka mendapat untung dari adanya "pasar tidak resmi" di Bait Suci itu? 
Dan jika demikian adanya tidakkah mereka ini lebih mengutamakan uang, yang terlihat dari keputusan mereka mendahulukan mendapatkan keuntungan materi daripada menjaga kemurnian pelayanan dan fungsi rumah Tuhan? 
Dan bukankah para imam kepala dan ahli-ahli Taurat ini yang kemudian merasa sangat tersinggung dan karenanya berniat membunuh Yesus (baca Markus 11:13) karena Yesus menyingkap kedok mereka yang sebetulnya adalah hamba-hamba uang itu? 
(Sebab semestinya mereka akan bersukacita melihat Yesus menyucikan bait Allah dan mengembalikan pada tujuannya, namun kenyataannya mereka malah sakit hati pada Yesus karena perbuatan Yesus itu) 

Pada bagian lain, kita juga tahu bahwa bahkan di antara murid-murid Yesus sendiri ada seorang pencuri dan koruptor. Dia adalah Yudas Iskariot yang gemar mencuri kas tim pelayanan Yesus (lihat Yohanes 12:6). Ini pun menunjukkan bahwa seseorang yang menjadi murid Yesus sendiri, yang dipanggil dan diperlengkapi oleh Sang Guru Agung dan diajar sendiri oleh-Nya setiap hari tidak menjamin ia bebas dari perhambaan pada uang. 

Jelaslah bagi kita bahwa mereka yang belajar atau bahkan yang tahu serta mengajar hal-hal rohani tidak otomatis terbebas dari keterikatan dan perhambaan kekayaan materi. Dari luar ia bisa tampak menyembah Tuhan tetapi dalam hatinya ia tunduk kepada Mamon. 
Dari yang dilihat orang, ia terkesan seperti seorang yang mengejar sorga dan harta abadi tetapi dalam kenyataan sehari-hari hatinya melekat pada harta duniawi. 

Dan kita tahu kondisinya bisa lebih buruk lagi daripada itu. Itulah ketika mereka berusaha menutup-nutupi penyembahan palsu mereka dengan tampilan-tampilan yang menyerupakan pengabdian pada Tuhan. Sungguh keji dan licik. Penuh tipuan dan sangat menyesatkan. Tidak heran dalam kasus-kasus semacam itu yang menjadi korban bisa mencapai begitu banyak orang oleh karena kebanyakan orang yang mudah percaya tampilan rohani.

Masih banyak yang berpikir bahwa penampilan kesalehan itu dalam takut akan Tuhan NAMUN TIDAK MENYADARI BAHWA ORANG-ORANG AGAMIS ITU TERNYATA BUKAN MENYEMBAH DAN MENGHAMBA PADA TUHAN. 

Itu juga sepertinya yang menjadi alasan mengapa Paulus menuliskan syarat ini sebagai panduan kepada Titus, anak rohaninya, yang mewakilinya menunjuk penilik jemaat bagi jemaat-jemaat yang baru dirintis atau ditanam oleh mereka :

 Karena itu penilik jemaat haruslah… bukan (seorang) hamba uang,
~ 1 Timotius 3:2-3

Suatu persyaratan yang sangat jelas bahwa seorang gembala sidang harus seorang hamba Tuhan sejati alih-alih seorang hamba uang. Dan ini disebutkan supaya kita semua tahu dan sadar bahwa SANGAT MUNGKIN SEORANG YANG TAMPAK AKTIF DAN MENONJOL DI ANTARA JEMAAT, SEORANG KANDIDAT PENILIK JEMAAT ATAU GEMBALA SIDANG, YANG TAMPAK TERKEMUKA DALAM HAL-HAL ROHANI NAMUN SEJATINYA IA MASIH SEORANG HAMBA UANG. 

Tuhan tidak ingin seorang yang mencintai dan melayani Mamon menjadi pelayan dan hamba-Nya, lebih-lebih dipercaya menjadi teladan atau pembimbing bagi domba-domba-Nya. 
Tuhan mencari orang-orang yang jujur, bijaksana dan tahu bagaimana menangani harta duniawi untuk kepentingan-Nya dan dengan cara-Nya, bukan seorang manipulator atau koruptor yang justru mencuri dan memeras keuntungan dari jemaat. 

Hamba-hamba uang jelas bukan merupakan hamba-hamba Tuhan. 
Janganlah Anda merasa telah menjadi hamba-Nya jika ternyata uang menjadi pemegang kendali atas hidup Anda, yang membuat Anda memutuskan segala sesuatu berdasarkan diperoleh tidaknya keuntungan materi tersebut.

Kita juga seharusnya tahu membedakan mana hamba-hamba Tuhan sejati dan mana hamba-hamba uang  tetapi yang mengaku sebagai hamba-hamba Tuhan. 

Untuk itu, kita perlu menyelidiki dan belajar seperti apa dan bagaimanakah yang disebut sebagai hamba uang itu. 

(Bersambung)



 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 2:31 PM

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.