KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

MINYAK DALAM PELITA

Posted By passion for revival on Senin, 12 Februari 2018 | 11:46 AM


Oleh: Peter B, MA





Nats:
"Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
~ Matius 25:8-

Perumpamaan Yesus tentang sepuluh gadis yang menanti-nantikan kedatangan mempelai pria merupakan salah satu perumpamaan yang paling sering diselidiki, dikutip, ditafsirkan, dibahas, dan disampaikan kepada gereja. Lebih-lebih dengan kabar yang terus menerus didengungkan mengenai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Perumpamaan ini mungkin dipandang menyimpan kunci atau rahasia yang sangat penting bagi mereka yang mengaku pengikut Yesus dalam mempersiapkan diri menyambut hari kedatangan Tuhan yang acapkali dirasa sudah sangat dekat.

Perumpamaan yang diceritakan Yesus ini sebenarnya sederhana saja. Dalam Matius 25:1-13, disebutkan ada 10 gadis yang sedang menunggu kedatangan mempelai pria sambil membawa pelitanya masing-masing. Lima orang disebut gadis-gadis bodoh karena membawa pelita tapi tidak membawa minyak cadangan, sedangkan lima gadis yang lainnya disebut bijaksana oleh karena membawa persediaan minyak dalam buli-buli yang mereka bawa. Oleh karena sang mempelai tidak datang-datang, mereka semua menjadi mengantuk hingga tertidur. Sampai tiba waktu tengah malam, akhirnya terdengar suara yang berseru-seru bahwa mempelai pria datang dan semua dipanggil untuk menyongsongnya. Kesepuluh gadis itu pun bangun dan mulai menyiapkan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh meminta sedikit minyak dari gadis-gadis yang bijaksana tapi mereka tidak memperolehnya sebab minyak itu memang disediakan untuk diri mereka masing-masing supaya jangan sampai kehabisan saat menunggu kedatangan mempelai pria. Lima gadis bijaksana menyarankan lima gadis lainnya membeli minyak. Apa mau dikata, selagi mereka membeli minyak, mempelai yang dinantikan selama ini datang dan segera masuk perjamuan kawin dimana lima gadis yang lainnya turut bersamanya. Pintu pun ditutup sebab pesta telah dimulai. Terlambat datang, gadis-gadis yang bodoh memohon dengan sangat supaya diijinkan masuk. Sayangnya, mereka ditolak. Sang mempelai menyatakan bahwa ia tidak mengenal mereka.

Yesus menutup perumpamaan-Nya dengan kalimat yang merupakan inti dari perumpamaan tersebut:

"Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya." (Matius 25:13)

Telah banyak penafsiran yang telah ditulis dan disampaikan mengenai perumpamaan ini. Setiap kita dapat belajar dari masing-masing tulisan itu dan mencari hati Tuhan untuk menunjukkan mana kiranya pesan yang dimaksud oleh Yesus saat menyampaikan hal itu kepada murid-murid-Nya yang kini menjadi prinsip-prinsip rohani yang wajib kita dalami maknanya dan hidupi sebagai pengikut-pengikut Kristus.

Dari apa yang saya pelajari dan renungkan, saya setuju dengan beberapa penafsir Alkitab yang mengatakan bahwa inti dari pesan ini adalah mengenai PERSIAPAN untuk menyambut kedatangan Tuhan kedua kalinya. Bahwa persediaan minyak yang dibawa lima gadis bijaksana itulah yang menjadi faktor penting yang menentukan keturutsertaannya dalam kebahagiaan perjamuan kawin sang mempelai pria.

Dan dalam konteks PERSIAPAN itu pula kita seharusnya berusaha memahami apa makna dari setiap bagian perumpamaan itu termasuk apa yang dimaksud dengan persediaan minyak yang menjadi fokus bahasan kita sekarang ini.

MINYAK UNTUK LAMPU
Sejak zaman Perjanjian Lama, lampu-lampu dinyalakan dengan bahan bakar minyak yang diperoleh dari hasil memeras (yang jika untuk menghasilkan volume hasil yang banyak disebut mengirik) atau dengan menumbuk buah zaitun. Dari buah-buah yang hancur itulah, minyak di dalamnya dikumpulkan dan dijadikan bahan untuk berbagai kebutuhan sehari-hari (1 Raja 17:12-16) , untuk keperluan ibadah (Imamat 24:2, Keluaran 29:2,40) atau diperdagangkan (2 Raja 4:7; Yehezkiel 27:12; Hosea 12:2)

Dalam hubungannya dengan perumpamaan sepuluh gadis yang diceritakan Yesus, minyak merupakan bahan yang penting sebab mereka menunggu sambil membawa lampu atau pelita pada jam-jam yang diduga telah tak ada sinar matahari atau telah gelap. Dan sungguh bijaksana jika pada saat itu membawa minyak lebih daripada sekedar yang ditampung dalam pelita yang dibawa tersebut. Mengapa? Oleh sebab tak dapat diketahui secara pasti kapan sang mempelai akan tiba. Jika kemudian ternyata lama waktu yang harus dilalui untuk menunggu, tentu saja minyak dalam pelita bisa habis sebelum waktunya, sehingga sangat penting untuk membawa kelebihan minyak untuk persediaan.


PELITA, MINYAK DAN API
Beberapa orang menafsirkan bahwa minyak adalah lambang Roh Kudus. Memang banyak kali Roh Kudus digambarkan sebagai minyak khususnya ketika berkaitan dengan pengurapan minyak. Namun tidak hanya satu makna dalam setiap lambang. Termasuk dalam perumpamaan ini.

Roh Kudus, dalam perumpamaan ini, sebenarnya dilambangkan dengan api sebagaimana lidah-lidah api terlihat menyala-nyala di sekitar murid-murid Yesus pada saat pencurahan di hari Pentakosta (Kisah Rasul 2:1-4). Sedangkan pelita mengumpamakan hidup kita yang dipanggil untuk menjadi terang dunia, suatu pelita yang seharusnya diangkat atau diletakkan di tempat yang tinggi supaya dapat menerangi sekitarnya (Matius 5:14-15).
Jika demikian, apakah sebenarnya yang dimaksud dengan minyak itu?

Minyak adalah bahan supaya api itu dapat terus berkobar. Ditampung dalam pelita dilengkapi dengan serabut atau rami halus sebagai sumbunya (Yeremia 42:3), minyak menjadi bahan bakar supaya api dapat bertahan menyala lebih lama.
Pada mulanya, semua gadis memiliki minyak di dalam pelitanya masing-masing. Tetapi hanya separuhnya yang membawa persediaan lebih. Di sini jelas bahwa masalah utamanya bukanlah pada ada atau tidak adanya minyak, tetapi ada atau tidak adanya kelebihan minyak. Sehingga setidaknya kita harus mencari tahu apa yang dimaksud minyak dan apa pula yang dimaksud sebagai minyak yang lebih itu.

Untuk mengetahui makna dari minyak, kita perlu bertanya : apa yang membuat Roh Kudus berdiam dalam kita? Apakah sesungguhnya yang menyalakan api Roh-Nya dalam hidup kita?
Rasul Petrus dalam khotbah pertamanya memberikan suatu pernyataan penting tentang Roh Kudus yang akan diberikan bagi yang MAU untuk bertobat dan membuka hati untuk percaya pada Yesus :

Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini."
_~ Kisah Para Rasul 2:38,40

Dalam kesempatan lawatan yang luar biasa itu, Petrus mendesak mereka supaya "memberi diri mereka diselamatkan, supaya bertobat, dan bersedia dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk beroleh pengampunan dosa". Setelah itu dilakukan, maka Roh Kudus akan diberikan bagi mereka.

Ini diteguhkan dengan pernyataan rasul Paulus :

Di dalam Dia kamu juga — karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu — di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.
~ Efesus 1:13

Fakta lain yang turut meneguhkan ditulis dalam Kisah Para Rasul 10:43-45 :
Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya."
Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu.
Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga,


Roh Kudus turun saat orang-orang bersama Kornelius mendengar pemberitaan Injil dan menjadi percaya. Suatu hal yang mengejutkan rombongan Petrus sebab ternyata Roh Tuhan dikaruniakan juga kepada orang-orang bukan Yahudi, yang sebelumnya mereka pandang sebagai bangsa kafir yang tak pernah mengenal Allah sejati.

Itu berarti saat orang membuka hati dan percaya dan bertobat datang kepada Tuhan maka Roh Kudus turun dan api Tuhan menyala dalam diri mereka. Jadi dapatlah dikatakan bahwa Roh Kudus turun atas HATI YANG TERBUKA PADA PEKERJAAN TUHAN YANG MERELAKAN HATINYA DIJAMAH DAN DIUBAHKAN TUHAN lebih lanjut menjadi manusia baru di dalam Dia. Itulah makna dari minyak di dalam pelita.

Di sini kita mendapat petunjuk tentang minyak dalam perumpamaan yang kita baca di atas. Roh Kudus berdiam dalam hati kita oleh karena kita mengijinkan Dia bekerja dan berdiam dalam kita.
Kerelaan serta kesediaan kita akan pekerjaan Tuhan dalam hidup kita serupa minyak yang membuat pelita menyala terang ketika api menyala di atasnya. Jadi minyak merupakan lambang dari SUATU HIDUP YANG DIBUKA DAN DISEDIAKAN BAGI TUHAN supaya kuasa Roh Kudus turun dan menyala atasnya sehingga memampukan kita menjadi terang bagi dunia.

Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya.
~ 1 Tesalonika 1:6-7


HIDUP YANG TERBUKA BAGI PEKERJAAN TUHAN
Jika hidup kita itu pelita maka itu baru akan menyala oleh pekerjaan Roh Kudus ketika kita menyediakan diri supaya Roh-Nya turun atas kita. Seberapa besar kerelaan kita, sejauh itulah Roh Kudus akan terus bekerja dalam kita. Itu sebabnya menjadi penting supaya kita tidak mendukakan Roh Kudus (Efesus 4:30) atau memadamkan Roh itu (1 Tesalonika 5:19). Dan sungguh berbahaya jika seseorang menghina Roh kasih karunia itu (Ibrani 10:29) atau bahkan menghujat-Nya (Markus 3:29) sebab tak akan ada lagi pengampunan baginya (Lukas 12:10). Sebaliknya, jika kita bersedia dituntun oleh-Nya maka hidup kita akan bersinar, menjadi berkat bagi banyak orang karena buah Roh (yang merupakan 9 karakter yang mulia) nyata dalam setiap gerak langkah kita.

Dari sini tampak jelas bahwa ADA PERAN DAN RESPON KITA yang berdampak pada pekerjaan Roh Kudus yang berdiam dalam kita. Jika kita menanggapinya dengan tepat sesuai kehendak Tuhan, maka Roh-Nya bekerja dan hidup kita pun menjadi terang bagi sekitar kita. Apabila sebaliknya, maka Roh-Nya kurang leluasa bekerja atas kita. Ia meredup bahkan padam.

Sudah seharusnya kita menyediakan minyak yang tak pernah habis, yaitu hidup yang selalu tersedia bagi pekerjaan-Nya, supaya Roh-Nya bekerja dalam kita. Pelita kita harus tetap menyala dan tak boleh padam. Sampai kedatangan Tuhan yang kedua kalinya atau setidaknya sampai roh kita dipanggil kembali kepada-Nya.

Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.
Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.
Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.
~ Lukas 12:35-37


KEHABISAN MINYAK VS MEMILIKI CADANGAN MINYAK
Gadis-gadis yang bodoh kehabisan minyak selagi menunggu kedatangan sang mempelai pria. Pelita mereka mulai redup dan segera mati. Mendasarkan pada apa yang sudah kita ketahui di atas, ini merupakan gambaran dari kehidupan orang percaya yang meninggalkan persekutuan dengan Tuhan dan tak lagi terbuka akan karya Roh Kudus. Minyak yang habis melambangkan kerelaan yang menipis dan tak ada lagi di hati. Roh Kudus telah undur oleh karena hatinya yang keras dan terbuka kepada hal-hal yang lain, yaitu pengaruh dunia dan kuasa-kuasa kegelapan. Inilah hidup rohani yang teledor dan sembrono. Yang tak lagi menjaga hati dan menyediakan tempat yang luas bagi Tuhan untuk berkarya lebih lagi dalam hidupnya.

Berbeda dengan gadis-gadis yang bijaksana. Mereka menyediakan minyak yang membuat pelita-pelita mereka terus menyala. Inilah gambaran hati yang senantiasa rela bahkan tak pernah berhenti bergairah bagi Tuhan. Roh Kudus menjadi sahabat dekatnya. Ia bergantung pada pimpinan Roh Tuhan dan jarang menolaknya. Ia membuka hati, jiwa, telinga, dan rohnya menjadi tempat Roh Kudus beracara. Suatu kerelaan yang tidak hanya selalu ada namun terus bertambah sehingga pelitanya tak pernah berhenti bersinar bahkan semakin terang menyinari kegelapan.
Minyak cadangan juga berarti hidup yang membayar harga. Suatu lambang dari pengorbanan. Menyangkal diri dan memikul salib. Itu sesuai dengan simbol minyak zaitun yang diperoleh dari sesuatu yang dihancurkan, digilas, ditumbuk sampai habis, hingga menyisakan fungsi dan manfaatnya semata bagi kebaikan banyak orang. Suatu minyak yang didapatkan bukan dengan cara yang mudah. Begitu pula jika seseorang tidak mau memprosesnya sendiri ia harus membayar untuk dapat memilikinya.

Gadis-gadis bodoh merupakan orang-orang percaya yang tak lagi bersedia membayar harga persekutuan dengan Tuhan. Mereka larut dan terlena dengan urusan-urusan dunia dan tak lagi memiliki hati untuk Tuhan. Lebih fokus menjalani hidup secara sembarangan tanpa memikirkan dampak jangka panjang di dalam kekekalan. Mereka terlambat menyadari bahwa mereka telah jauh dari Tuhan. Ketika kedatangan Tuhan sudah dekat (atau dalam gambaran lain diumpamakan sebagai saat-saat kematian telah dekat) mereka tak memiliki persiapan yang cukup untuk menghadapinya. Mereka baru tersadar namun semuanya sudah terlambat. Mereka tak bisa bergantung pada orang lain untuk mengangkat rohani mereka. Pada akhirnya tinggal penyesalan saat mereka gagal masuk dalam kemuliaan Tuhan.

Gadis-gadis bijaksana bernasib sebaliknya. Mereka siap kapan saja mempelai datang. Mereka ada di sana untuk itu. Mereka sudah membayar harga dan menyiapkan segala yang diperlukan jika saatnya tiba. Tidak sia-sia setiap pengorbanan mereka mempersiapkan diri untuk berjumpa Tuhan. Hidup rohani yang mereka bangun dengan berjalan hari demi hari dalam pimpinan Tuhan kini telah tiba pada puncaknya. Dan mereka pun masuk dalam kebahagiaan serta kemuliaan abadi.


JANGAN SAMPAI TERLAMBAT!
Menyikapi kedatangan Tuhan, sikap kita kerap kali terbelah menjadi dua. Ada yang memandang remeh dan tidak peduli, lebih-lebih dari pengalaman yang terjadi selama ini kerap terbukti bahwa berita kedatangan Yesus kedua kalinya selalu meleset. Di pihak lain, ada yang menanggapinya secara reaktif lalu bertindak secara ekstrem sehingga menjadi bingung, panik, menjadi orang yang tiba-tiba menjadi sibuk beribadah dan berdoa sampai-sampai meninggalkan pekerjaan atau menjual harta miliknya karena yakin itu akan mengamankan posisinya atau memastikannya turut dalam rapture atau pengangkatan orang-orang kudus di awan-awan.

Kedua sikap tersebut sebenarnya akan berujung pada nasib yang sama: kagagalan mereka menyambut mempelai pria. Mengapa? Karena mereka yang tak memiliki minyak tak akan menyambut mempelai, sedangkan mereka yang kekurangan minyak yaitu yang tidak membangun dasar dan bangunan hidup rohani secara benar tidak akan sempat mengejar ketertinggalannya. Minyak yang tidak tersedia dari awal membuat mereka harus pergi membeli minyak, sedangkan kedatangan sang mempelai pria JUSTRU PADA SAAT MEREKA MEMBELI MINYAK. Ini sesungguhnya menyiratkan pesan bahwa SEHARUSNYA MEREKA TIDAK PERNAH MENINGGALKAN PENANTIAN MEREKA SEBENTAR SAJA! Mereka harus siap sedari mulanya. Tak boleh bergeser sedikit saja dari posisi mereka.

Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.
~ Kolose 1:23

Banyak anak Tuhan tertipu bahwa mereka masih akan sempat mengejar ketinggalan mereka dalam mengiring Tuhan. Ini suatu kekeliruan yang fatal. Sebab kematian selalu dapat datang secara tiba-tiba, begitu pula mereka yang tidak mengarahkan hidup kepada Tuhan, tidak akan memiliki kesempatan dalam waktu yang tersisa untuk siap menjadi bagian orang-orang yang terangkat di awan-awan. Kita harus membangun manusia rohani kita tiap-tiap hari. Kita tidak boleh lengah dan menjadi ceroboh dalam hidup iman kita. Tak semestinya lemah pengharapan kita atau menurun gairah kasih kita kepada Tuhan.

Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
~ 1 Korintus 15:58

Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
~ Roma 12:11-12

Jangan biarkan kita ditipu oleh pikiran kita yang telah disusupi oleh hasutan kuasa gelap. Jangan berpikir bahwa waktu kita masih panjang dan selalu ada kesempatan bagi kita untuk mengejar ketinggalan rohani kita.
Injil menuliskan perkataan Yesus ini: "Yang terdahulu menjadi terkemudian, sedangkan yang terkemudian akan jadi yang terdahulu". Bagaimana mungkin itu bisa terjadi? Adakah orang yang membiarkan dirinya dikalahkan begitu saja dan rela menjadi yang paling belakang? Tentu saja tidak. Tapi itu terjadi. Karena apa? Karena terjadinya secara perlahan dan jarang disadari dengan segera. Seperti kelinci yang tersadar dirinya tertidur dan tertinggal jauh di belakang sedangkan kura-kura yang berlomba lari dengannya sudah di ambang garis finish. Seberapa pun ia berlari, melompat dan menerjang, ia telah terlambat. Ia gagal dan kalah.

Hanya satu cara supaya kita tidak terlambat. Itu adalah dengan menyerahkan seluruh hati, hidup dan keberadaan kita untuk digarap oleh Tuhan melalui Roh Kudus-Nya di dalam kita. Kita harus belajar dengar-dengaran akan Dia. Taat pada pimpinan kehendak-Nya. Jangan lagi mengikuti jalan pikiran dan cara-cara kita sendiri. Kita perlu peka dan siap sedia bergerak kapanpun Ia memimpin kita dan menunjukkan jalan bagi pertumbuhan dan kemenangan kita. Keintiman dengan Tuhan harus menjadi sesuatu yang kita usahakan setiap waktu, disertai hati yang rela dan sepenuhnya mengasihi Tuhan, yang bersedia dengan segala kerinduan melepaskan segala sesuatu demi memperoleh Dia.

Seperti minyak yang dihasilkan dari proses yang berat dan menyakitkan, kita harus membayar harga persiapan kita untuk menghadap Tuhan dan menerima kemuliaan kekal. Keselamatan kita telah pasti di tangan kita namun jangan sampai kita lepaskan itu semua karena kita ingin memegang yang lain. Jangan biarkan itu lepas oleh karena kita tak pernah serius memikirkannya. Jangan biarkan itu lenyap oleh sebab kita setengah hati mengikut Tuhan.

Mereka yang menyediakan dirinya untuk diolah, diproses dan dibentuk sesuai kehendak Tuhan akan menerima upahnya. Tuhan akan mengganjar mereka dengan mengundang mereka masuk ke dalam perjamuan kawin terbesar dan termulia yang pernah ada. Disempurnakan persekutuannya dengan tinggal bersama-sama Kristus selama-lamanya. Kepada Tuhan saja gairah mereka tertuju. Mereka telah menyerahkan diri untuk menjadi milik Tuhan sepenuhnya. Tidak heran keselamatan, kemuliaan dan harta abadi menjadi KEPASTIAN bagi mereka.

Oleh karena itu, jangan lagi setengah hati mengikut Tuhan. Jangan bersikap acuh tak acuh akan perkara-perkara yang di atas. Letakkanlah seluruh pengharapan Anda pada kasih karunia yang Tuhan berikan demi keselamatan kita. Jangan merasa cukup dan telah mencapai tingkat yang Tuhan rindukan sebab jika kita menyangka demikian, kemungkinan kita justru masih jauh dari mencapainya. Lakukan yang terbaik yaitu menjadi pelayan-pelayan dan imam-imam Kerajaan Allah yang didapati terus bekerja dan berguna bagi perluasan pekerjaan Tuhan.

Jika kita mengaku sebagai orang-orang yang percaya dan menantikan Tuhan kembali untuk membawa kita ke tempat kemuliaan, tidakkah seharusnya kita mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebab kita tidak tahu kapan tepatnya Ia akan datang?

Jika kita terlambat naik pesawat atau ketinggalan kereta terasa menyebalkan dan rugi, betapa tak terbayangkan kekecewaan dan penyesalan yang harus kita tanggung jika kita tertinggal untuk dibawa masuk ke Kerajaan Sorga?

Jangan tenang-tenang saja dipanggil sebagai GADIS BODOH.
Kebodohan bukanlah kebanggaan, tapi rasa malu yang harus diratapi.
Putuskanlah hari ini, selagi ada kesempatan, untuk menjadi GADIS BIJAKSANA. Sebelum Anda menyadari waktunya sudah dekat dan tak mungkin mengejar ketinggalan.

Jika Anda mendengar atau membaca pesan ini hari ini, jangan sia-siakan kasih karunia Tuhan. Mulailah memperbarui komitmen dan hidup Anda dalam mengiring Tuhan.

Maukah Anda?

Salam Revival!

Indonesia penuh kemuliaan Tuhan

 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 11:46 AM

1 komentar:

  1. Cadangan minyak itu berhubungan dg harta kita, tertulis gadis yg bodoh pergi utk membeli minyak. Pergunakan mamon dg bijak, menaburlah d tempat yg subur krn itu adalah cadangan minyakmu.
    Detik2 trakhir, harta kita tdk akan dpt membeli minyak. Taburan kita tdk akan berdampak jk sdh habis wktnya.

    BalasHapus

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.