KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

AKIBAT FATAL DARI ABSENNYA APA YANG VITAL

Posted By passion for revival on Senin, 20 Juni 2016 | 11:53 AM

Oleh: Peter B, MA

"... bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih."
Matius 23:26

Apakah yang terjadi jika suatu kewajiban yang penting dan mendasar dalam hidup kita (seperti makan atau minum) tidak kita lakukan? Jawabannya jelas. Kita akan celaka. Minimal sampai itu dilakukan kembali, kita akan menderita beberapa waktu lamanya. Hal yang sama berlaku dengan banyak aktivitas yang lain: tidur, membersihkan diri, mencuci pakaian dsb.

Sebenarnya, ada satu hal vital yang kerap dilupakan oleh manusia.
Jangankan dijadikan kebiasaan, hampir dapat dipastikan, banyak orang bahkan tidak tahu bagaimana melakukannya dengan tepat dan benar.
Perbuatan dan kebiasaan vital yang hilang itu adalah INTROSPEKSI DIRI.


Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikannya sebagai "peninjauan atau koreksi terhadap (perbuatan, sikap, kelemahan, kesalahan, dsb) diri sendiri; mawas diri." Hampir serupa, kamus Webster mendefinisikan kata "introspect" sebagai proses memeriksa berbagai pikiran dan perasaan sendiri; suatu perenungan dengan melihat ke dalam (yaitu jiwa kita): suatu pemeriksaan akan pemikiran-pemikiran dan perasaan-perasaan seseorang.

Introspeksi dapat disebut sebagai memeriksa diri. Mengoreksi manusia batiniah kita. Menguji diri kita. Memperhatikan dan merenungkan secara mendalam akan apa yang terkait dengan sikap-sikap hati, pikiran, perasaan, kehendak. Berpikir dan berpikir ulang akan cara dan jalan kita, spiritualitas kita, cita-cita, keinginan dan tujuan kita hingga hubungan kita dengan Tuhan yang kita sembah.

Introspeksi adalah bagian vital dalam hidup manusia yang diciptakan sebagai makhluk yang berpikir. Manusia diuntungkan sebagai makhluk yang unggul dari ciptaan yang lain oleh karena kemampuan dan kapasitas berpikirnya. Setiap keuntungan dan kemajuan yang didapat manusia bermula dari buah pikirannya. Pemikiran-pemikiran manusia yang difokuskan untuk mencapai kemajuan dalam hidup sehari-hari telah menghasilkan kemajuan yang luar biasa di era yang mutakhir ini  dengan kemungkinan pencapaian yang tak terbayangkan.

Namun, seberapa banyakkah kemajuan yang kita capai dalam pemikiran-pemikiran mengenai kehidupan jiwa dan kerohanian kita? Terkait Tuhan dan hubungan kita dengan Dia? Tentang kebenaran-kebenaran hakiki yang abadi tentang hidup manusia di dunia bahkan di luar dunia yang sekarang ini? Dan jika kita pernah memikirkannya, adakah pemikiran kita diterangkan, hati kita bersih dan jiwa kita benar-benar mencari yang sungguh-sungguh murni dan sejati?

Pentingnya introspeksi yang kerap tidak disadari sangat mungkin disebabkan karena kerugian yang dialami sebagai akibat kurangnya introspeksi, lambat dirasakan. Padahal, ini sangat fatal dampaknya karena menentukan kondisi dan nasib kita di keabadian.
Ya, seberapa banyakkah kita merenungkan kekekalan? Keadaan kita setelah kematian menjemput kita?
Bahkan jika kita telah merenungkannya, bukankah kita masih harus merenungkan kembali apakah benar jalan yang akhirnya kita pilih sebagai pelabuhan jiwa kita dan peristirahatan bagi roh kita ialah jalan yang lurus dan sejati? Akankah kita bertemu secara pribadi dengan Juruselamat dan tetap tak tersimpangkan mengiring dengan setia Sang Jalan, Kebenaran dan Hidup itu seumur hidup kita?

BEBERAPA PANDANGAN TAMBAHAN

Introspeksi yang dilakukan sambil lalu, lebih-lebih tanpa ada kelanjutan yang serius, tidak akan banyak berguna. Sebab tidak membawa perubahan apapun dari sebelumnya. Itu akan cepat berlalu. Tertutupi oleh pemikiran lainnya, teralihkan atau bahkan menjadi terlupakan kembali. Yang paling fatal, hati kita mulai menebal. Mengeras oleh karena alasan-alasan baru yang kita ciptakan sendiri atau bahkan ditanamkan oleh roh-roh yang melawan Allah dan firman kebenaran-Nya.


•Bahaya Keangkuhan Manusia.
Harus diakui, kita seringkali tahu sikap-sikap dan tampilan-tampilan seperti apa yang kita sebut sebagai kesombongan maupun sifat-sifat buruk yang lain.....yang hampir semuanya kita lihat dari diri orang lain!
Tanpa kita sadari, setiap hari kita menilai apapun, segala sesuatu, kecuali diri kita sendiri.
Karena kurangnya introspeksi, jarang ada manusia yang percaya bahwa dirinya sombong, bodoh, bebal, jahat, kurang ajar, sok, malas, kikir dan sebagainya.
Jujurlah. Kita mudah menilai orang tapi sering tidak tahu apa-apa tentang menilai diri sendiri. Kita mudah memberikan nilai buruk dan rapor merah pada orang lain, tapi di mata kita sendiri nilai-nilai kita selalu baik bahkan layak disebut juara. Atau, mungkin saja kita memberikan nilai yang rendah pada diri kita tetapi kelonggaran, dispensasi, dan pengampunan dengan mudahnya kita berikan pada diri kita sendiri sedangkan pada orang lain kita menuntut kesempurnaan dan standar yang sangat tinggi -yang jika kita sendiri yang gagal memenuhinya kita berdalih bahwa kita manusia biasa. Oh, makhluk-makhluk yang sombong!

Tahukah Anda bagaimana manusia yang sombong menjadi semakin sombong dan mencapai kesempurnaan dalam keangkuhan? Dengan terus menerus melupakan introspeksi. Dengan menolak memeriksa jiwanya dan menemukan kekurangan di dalamnya. Dengan terus menerus menipu diri dan berkata bahwa dirinya sudah rohani, sudah benar, sudah baik, sudah mampu dan sudah sesuai ukuran-ukuran yang baik (yang sebenarnya acapkali diciptakan dan dibuat sendiri khusus bagi diri sendiri)

Suatu kali kesombongan akan berbuah-buah. Sangat lebat. Sangat tinggi sehingga kita tidak melihat apapun yang lebih tinggi selain diri kita. Ini semua akan mengejutkan (tapi terlambat) saat Yang Mahatinggi itu menyatakan diri-Nya (Yes.2:11-17).


•Bahaya Kesesatan
Walaupun merupakan ciptaan yang terunggul, manusia memiliki keterbatasan -sebagaimana layaknya ciptaan. Itulah sebabnya ada kerentanan dalam diri manusia. Suatu kerentanan yang dapat membuatnya tertipu, terbujuk, atau tersimpangkan dari yang apa yang sejati.
Ilusi optik adalah salah satu contohnya. Cari dan temukanlah contoh-contoh ilusi optik via dunia maya dan Anda akan menemukan betapa sangat mungkin mata manusia tertipu. Begitu pula turun naiknya emosi, rasa tegang dan seru atau rasa penasaran yang bergejolak dalam hati saat mendengar kisah, melihat pertunjukan drama atau tayangan sinetron maupun menonton film. Betapa mudah kita hanyut begitu rupa oleh sesuatu yang tidak benar-benar terjadi secara nyata.

Lagi. Bayangkanlah suatu keadaan dimana Anda bermaksud menemukan suatu alamat tertentu tetapi Anda belum tahu jalan menuju ke sana. Apakah yang akan terjadi jika Anda terus saja berjalan dan tidak pernah bertanya arah jalannya? Tidakkah kita memerlukan petunjuk berupa peta atau yang bentuk canggihnya hari ini kita namakan GPS (Global Positioning System) itu?
Tanpa alat-alat bantu itu kita pasti tersesat dan pergi dengan sia-sia. Dalam bentuk yang lebih sederhana lagi, tanpa sungguh-sungguh memperhatikan jalan yang kita lalui dengan kendaraan, batas-batas jalan beserta rambu-rambunya, pastilah kita telah salah arah, salah masuk atau melanggar peraturan yang ada, yang berakibat membawa berbagai kerugian yang harus kita tanggung.

Ini pun berlaku dalam dunia rohani. Kesesatan jiwa dan tipuan-tipuan di dalamnya lebih halus dan sukar diketahui dengan segera. Ada rupa-rupa angin pengajaran yang mengombang-ambingkan iman dan keyakinan kita oleh permainan palsu manusia yang menyesatkan mereka yang kanak-kanak rohani (Ef.4:14). Belum lagi alam roh yang tak terlihat dan tak dapat diteliti semua orang menyebabkan wilayah ini rawan -bahkan sangat rawan- akan kekeliruan hingga kesesatan. Beberapa orang Kristen bahkan menolaknya sama sekali oleh sebab dinilai sebagai pengalaman-pengalaman yang subyektif dan karena rasa takut karena penipuan iblis yang menyamar sebagai malaikat terang (2Kor.11:14).

Namun Allah kita adalah roh (Yoh.4:23a) dan kita adalah makhluk-makhluk rohani yang dipanggil melangkah dalam iman dan bukan ketakutan. Kita dipanggil untuk terhubung dengan Dia dan hanya dengan Dia karena dalam rupa roh jugalah keadaan kita nantinya. Itulah sebabnya Roh Kudus diberikan sebagai Penolong bagi kita membedakan mana yang dari Tuhan dan yang bukan (Yoh.16:13; 1Yoh.2:19-20,27). Hanya saja, untuk benar-benar menerima pimpinan Roh Kudus kita harus belajar mengenali suara-Nya yang lirih berbisik di hati kita. Itu hanya dimungkinkan melalui kebiasaan merenung dan mendengarkan Dia berbicara pada kita. Melalui saat-saat yang kita sediakan untuk menguji diri. Memeriksa diri bersama Roh hikmat dan wahyu itu:  apakah kita sungguh-sungguh berada dan masih tetap berada di jalan Tuhan.

Kurangnya memeriksa dan mengoreksi diri mengakibatkan kerusakan yang mencelakakan jiwa. Kesombongan merasukinya. Kesesatan pun tinggal menunggu waktunya. Merasa pikiran, prinsip, ajaran dan kerohanian kita sudah tepat dan benar tanpa mau mengujinya menghasilkan pribadi-pribadi serupa Farisi. Tampak benar di hadapan manusia, salah total di hadapan Tuhan. Mereka menyebut-nyebut nama Tuhan sepanjang hari tetapi hati dan hidup mereka menentang Tuhan yang menyukai dan mencari orang-orang yang rendah hati dan mau belajar dari pada-Nya (Mat.11:28-29). Hati mereka telah sesat karena memandang dirinya sudah mencapai standar-standar ilahi. Mereka sesat dalam agama mereka karena tidak pernah bersedia memeriksa dirinya dan ajarannya. Sebaliknya,  yang bersedia diuji dan melakukan introspeksi akan mengingatkan satu sama lain: "Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau" (1Tim. 4:16).

Melalui introspeksi, semakin sedikit tindak tanduk kita yang tidak menjadi berkat. Perkataan kita hemat namun disertai pertimbangan dan hikmat. Perilaku kita rendah hati sebab dipimpin oleh kesadaran akan keterbatasan kita. Nama Tuhanlah yang makin kita muliakan sebab kita tahu betapa bergantungnya kita pada kasih karunia-Nya.

Jagalah diri Anda dari kesombongan. Lebih-lebih kesesatan.
Sediakan diri Anda untuk merendahkan diri dan selalu menjadi murid di hadirat-Nya.
Biarkan Roh Kudus menuntun Anda dalam kebenaran sejati dalam Kristus Yesus. Saat terang-Nya menembus jiwa Anda dalam penyerahan dan hati yang terbuka ke arah sorga.

Sebab akankah Anda membiarkan hal yang utama absen dari hidup Anda sehingga berakibat fatal bagi Anda?

Ada satu bagian lagi yang sangat penting dan berharga untuk kita ketahui terkait introspeksi di hadapan Tuhan.
Kita akan membahasnya dalam artikel berikutnya.

Salam revival!
Indonesia penuh kemuliaan-Nya!
Tuhan memberkati Anda sekalian.
Amin.
 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 11:53 AM

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.