Oleh: Peter B. MA
(Catatan dari editor: Artikel ini kami dedikasikan kepada bapa rohani kami, bpk. Peter yang telah berpulang ke rumah Bapa dan murid²nya di berbagai daerah di Indonesia. Semoga artikel ini membantu kita melihat makin jelas akan kehendak Tuhan dalam hidup kita dan atas Indonesia. Indonesia penuh kemuliaan Tuhan)
“Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Matius 3:16-17)
Ada banyak orang yang beribadah kepada Tuhan mencoba dan melakukan berbagai macam cara untuk berkenan dan diterima oleh Tuhan. Dari mencoba berdoa lebih banyak, berpuasa berpuluh-puluh hari, lebih bersemangat akan perkara-perkara yang rohani, bahkan ada yang mau untuk disalib seperti zaman Kristus dahulu. Semuanya merupakan usaha-usaha yang patut dihargai, tetapi adakah sesungguhnya suatu sikap maupun cara untuk kita dapat benar-benar menarik perhatian Tuhan dan mendapat perkenanNya? Apakah yang perlu kita miliki untuk membuat Tuhan berpaling dan mendekat?
Saudaraku, dipandang dari sudut pandang posisi dan kedudukan kita sebagai manusia yang berdosa, sesungguhnya tidak ada satupun yang dapat membuat Tuhan tertarik kepada kita. Tetapi justru karena itulah jika kita sungguh-sungguh sadar akan keberadaan kita sebagai manusia yang lemah dan berdosa kita akan mendapat perkenan daripadaNya. Apa artinya? Maksudnya adalah: Tuhan berkenan bukan kepada mereka yang merasa diri hebat dan mampu untuk hidup tanpa Dia, tetapi Ia senang dengan orang-orang yang menyadari ketidaklayakan dan ketidakberdayaannya di hadapan Tuhan, sehingga ia dapat MERENDAHKAN DIRI. Ya, itulah kualitas yang Tuhan cari, karakter yang Ia rindu untuk temukan dalam hidup setiap manusia: kerendahan hati di hadapan-Nya. Benarkah demikian? Perhatikan baik-baik ayat-ayat ini:
“TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya .”
~ Mazmur 34:19
“Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah”
~ Mazmur 51:19
“Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang MahaKudus nama-Nya: “Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.
~ Yesaya 57:15
Kisah pembaptisan Kristus masih tetap memberikan pelajaran yang berharga bagi kita minggu ini. Pada saat itu ada 2 kejadian yang luar biasa: pertama, langit terbuka dan Roh Allah turun ke atas Yesus dan kedua, terdengar suara dari langit yang berseru, “Inilah anak-Ku yang kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Kedua peristiwa itu pastilah begitu penting, jika tidak demikian para penulis Injil pasti tidak akan menuliskannya. Apa maksud 2 kejadian tadi? Sebelum kita meneliti lebih jauh, perhatikanlah bahwa 2 perkara itu terjadi setelah Yesus selesai dibaptis yang berarti bahwa Yesus telah selesai merendahkan diri-Nya untuk melakukan tugas Bapa-Nya. Seketika setelah Ia menyamakan diri dengan orang berdosa (mohon dibaptis) dan merelakan diri-Nya untuk sepenuhnya melakukan kehendak Allah maka 2 peristiwa ajaib itupun terjadilah. Saya dapat menarik kesimpulan itulah berkat dari kerendahan hati Kristus, dan seperti yang terjadi pada Kristus inilah yang terjadi pada kita, saat kita merendahkan diri di hadapan Tuhan:
1. Roh Allah turun dan memenuhi
Kehadiran Roh Allah berarti ada suatu kuasa yang diberikan kepada mereka yang dipenuhi-Nya (Kisah Para Rasul 1:8). Dengan adanya Roh Allah dalam hidup seseorang maka ia akan bertambah-tambah dalam hal karakter-karakter illahi (buah Roh) juga dalam kuasa serta otoritas illahi (karunia Roh). Dari kisah ini kita mengetahui bahwa Roh Kudus akan berkuasa serta memenuhi mereka yang telah merendahkan dirinya di hadapan Tuhan. Kehidupan Saul bercerita jauh lebih gamblang kepada kita. 1 Samuel 9 dan 1 Samuel 10:1-10 memberitahukan kita bahwa saat Saul memiliki kerendahan hati, ia diurapi menjadi raja dan Roh Allah berkuasa atasnya (1 Samuel 10:10), tetapi beberapa tahun kemudian ia mulai tinggi hati dan sering mendurhaka kepada Tuhan, akibatnya pun sebaliknya: “Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang Ia di ganggu oleh roh jahat.” (1 Samuel 16:14). Jelas sekali di sini bahwa Roh Kudus hanya akan menyertai mereka yang rendah hati. Berapa banyak orang yang mengejar urapan dan kuasa Allah? Ketahuilah: urapan, kuasa, hikmat oleh Roh Kudus hanya akan datang dalam hidup kita, saat kita datang dengan kerendahan hati di hadapan Tuhan.
2. Peneguhan dan pujian dari Bapa
Suara dari langit itu berkata, “Inilah Anakku yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.” Dalam Perjanjian Lama, Tuhan memanggil Daniel sebagai orang yang dikasihiNya (Daniel 10:11) dan Daud disebutNya sebagai orang yang berkenan di hatiNya (Kisah Para Rasul 13:22). Tetapi Kristus melebihi semuanya: Ia dikasihi dan dikenan oleh Bapa. Itu berarti: mereka yang mau merendahkan diri senantiasa di hadapan Tuhan akan mendapatkan perkenan dari Bapa dan juga dikasihiNya. Bagi Tuhan, mereka yang rendah hati adalah kekasih-kekasih dan kesukaanNya. Mereka mendapatkan peneguhan, pengakuan serta pujian dari Bapa sendiri.
Pada saat itu, belum ada satupun yang mengenal Yesus. Ia belum menjadi siapa-siapa di antara orang-orang, tetapi Bapa melihat dan memberikan pengakuan bahwa Dia adalah Anak dan Hamba yang dikasihi dan dikenanNya. Sungguh luar biasa! Ini berarti pengakuan dari Allah tidak berhubungan dengan pengakuan dari manusia. Banyak orang dan hamba-hamba Tuhan telah keliru menafsirkan bahwa pengakuan manusia adalah juga merupakan pengakuan Tuhan sehingga mereka mengejar penghormatan dan pujian dari manusia. Tidak demikian adanya. Bapa melihat hati; siapa yang didapatiNya rendah hati, Ia akan berkenan tidak peduli apakah manusia mengakui atau tidak. Inilah yang mestinya kita kejar, akan pengakuan dari manusia yang semu dan terbatas sifatnya. Bagi setiap anak-anak dan hamba-hambaNya, seharusnya pengakuan dari Tuhan lebih berharga daripada segala-galanya. Bukankah demikian?
Yang terakhir, yang tidak kalah mulianya perhatikanlah, dalam kisah ini, perbuatan Kristus diteguhkan oleh Roh Kudus dan juga oleh Bapa. Tirtunggal yang Kudus menyatakan diri pada saat itu. Sesungguhnya, demikianlah yang akan terjadi apabila kita merendahkan di hadapan Tuhan. Pada saat kita merendahkan diri, kita mengikuti teladan Kristus, Manusia dan Hamba yang Sempurna itu. Kita juga dipenuhi dengan Roh Kudus dan menerima kuasa dari tempat yang Mahatinggi serta mendapat pujian dan pengakuan dari Bapa. Saat kita merendahkan diri, Allah Tritunggal berkenan dan di senangkan oleh kita, sehingga Mereka berkenan menyatakan diri pada kita. Adakah di antara kita yang rindu untuk mendekat dan bersekutu lebih dekat lagi dengan Dia? Milikilah kerendahan hati yang sejati dan jadilah penyembah-penyembah yang dirindukanNya. Amin.
(Diambil dari warta Worship Center edisi 55 – 16 November 2001)
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.