Oleh Didit I.
(Artikel ini telah dipublikasikan pada September 2005)
"Kebangunan rohani tidak lebih ajaib daripada panen gandum. Kebangunan rohani datang dari surga ketika jiwa-jiwa pahlawan memasuki dengan tekad untuk - atau jika perlu, menang atau mati." Itulah yang pernah dikatakan oleh Charles G. Finney dalam buku mengapa kebangunan rohani tertunda. Seringkali hamba-hambaNya melupakan prinsip tekad untuk menang atau mati dalam memperjuangkan kebangunan rohani. Mereka mengira bahwa kebangunan rohani akan terjadi seiring dengan pertemuan rapat, komsel, kesaksian dengan bintang tamu artis dan program-program lainnya. Sesungguhnya program-program yang keluar dari pikiran terbatas tidak akan dapat menghadirkan Dia sebagai sumber kebangunan rohani yang tidak terbatas.
Tampaknya banyak hamba Tuhan menjadi sibuk dengan pelayanan mereka, tetapi melupakan prinsip terpenting dalam mengejar Dia. Salah satu prinsip terpenting dalam mengejar Dia sebagai sumber kebangunan rohani sejati adalah jalan yang menurun. Prinsip penting inilah yang hendak Ia ajarkan kepada Anda agar memperjuangkan visiNya dengan sikap hati yang benar. Jalan menurun telah dilupakan oleh hamba-hambaNya dan gereja-gereja, tetapi Ia hendak mengajarkan kepada Anda. Akankah sikap Anda sama dengan gereja-gereja saat ini? Akankah Anda meresponi pesanNya dengan sikap hati yang tulus dan rindu menyelidiki jalan-jalanNya? Ia akan membukakan kepada Anda mengenai jalan menurun menuju kebangunan rohani. Persiapkanlah hati Anda. Kita akan belajar dari Dia melalui penglihatan. Mari kita meresponi pesanNya.
Penglihatan
Ia memperlihatkan prajuritNya yang sedang berjalan di jalan setapak. Prajurit ini melangkah maju dalam satu barisan di jalan setapak. Semua prajurit tampak membawa perisai dan pedang di tangannya. Tangan kanan membawa pedang yang terbuat dari baja dan tangan kirinya membawa perisai. Dengan pandangan lurus ke depan sambi
l memegang erat pedangnya dan perisai, prajurit ini melangkah dengan tegap. Kemudian Ia berkata, Lihatlah mereka hampir mendekati tepi jurang itu. Perhatikanlah ini dan janganlah kalian melakukan ini. Lalu Ia memperlihatkan tiga orang prajurit dimana seorang demi seorang menuruni jalan setapak ke dinding jurang dengan tindakan yang berbeda.
Prajurit pertama
Prajurit pertama berdiri dengan pakaian putih kumal yang melekat di tubuhnya. Lalu Ia berkata, Disamping prajurit itu ada perlengkapan perang, tetapi ia melepaskan perlengkapan perangnya. Sebab pikirnya perlengkapan perang itu membebaninya dan membuatnya terjatuh karena beban berat yang berlebihan. Perhatikanlah orang ini (prajurit pertama). Ia memperlihatkan di samping prajurit pertama ini berdiri tampak tumpukan perlengkapan perang juga termasuk perisai dan pedangnya. Ia hanya berdiri dengan pakaian putih kumal yang panjang hingga hampir menutupi mata kakinya. Tak lama ia pun mulai tersungkur di tanah untuk melihat dinding jurang yang hendak dicapai dengan kakinya sebagai batu pijakan dan pegangan tangannya. Tampaklah batu-batu yang menonjol pada dinding jurang. Tonjolan batu-batu itu tersusun lurus ke bawah seperti papan tanjakan pendakian. Lalu prajurit ini mulai membalikkan badannya menghadap jalan setapak. Tangannya berusaha merangkul tanah (di permukaan jalan setapak) untuk menahan tubuhnya. Sedangkan kakinya yang bergelantung mencari pijakan kaki.
Keadaan prajurit yang sedang menggapai dinding jurang ini tiba-tiba dikejutkan dengan serangan iblis dari udara. Tampak beberapa kotoran manusia yang melayang dan batu-batu seukuran dua kali kepalan tangan pria memenuhi langit-langit pendakian. Orang ini pun tampak kalut, sehingga ia berusaha menghindari beberapa kotoran manusia dan batu-batu. Bukan hanya itu, dari atas pun datang ratusan burung gagak menghampiri orang ini dengan membawa kotoran unggas yang mengeras di kedua kakinya. Burung gagak ini datang dari berbagai penjuru mata angin untuk menyerang prajurit ini. Burung ini juga berusaha menjatuhkan kotoran unggas yang keras di kepala prajurit ini. Orang ini tampak kesakitan karena kotoran-kotoran unggas yang berjatuhan dikepalanya itu membuat kepalanya mengeluarkan asap dan melekat di kepalanya. Dengan wajah kesakitan prajurit ini tidak dapat menghindari beberapa kotoran manusia yang melayang dan batu-batu yang menghujani kepalanya. Bebarapa kotoran manusia menempel di kepala dan tubuhnya dengan mengeluarkan asap. Dan batu-batu membuatnya semakin terluka parah. Lebih mengenaskan lagi burung-burung gagak ini kemudian mulai mematuk kepala prajurit secara bertubi-tubi hingga akhirnya prajurit ini tidak dapat menjaga keseimbangan dirinya dan terjatuh ke dasar jurang dan mati di sana.
Prajurit Kedua
Prajurit kedua ini berdiri di pangkal jalan setapak. Ia mengenakan perlengkapan perang dengan lengkap. Mulai ketopong, baju zirah, ikat pinggang, kasut kaki, pedang dan perisai. Tak lama setelah itu ia melangkah maju lalu meletakkan pedang dan perisainya di tanah. Kemudian ia berlutut untuk melihat tonjolan batu-batu yang dapat dibuat bagi pegangan tangannya dan pijakan bagi kakinya. Prajurit ini membalikkan tubuhnya menghadap jalan setapak sambil membentangkan tangannya untuk menahan tubuhnya dan kakinya berusaha menggapai batu sebagai pijakan kakinya. Dengan perlahan-lahan ia menurunkan tubuhnya untuk menggapai batu berikutnya. Hati saya berdebar-debar melihat prajurit yang menurunkan tubuhnya ke dinding jurang. Tapi, prajurit ini meninggalkan pedang dan perisainya di pangkal jalan setapak. Ia telah meninggalkan alat pertahanan dan penyerangnya.
Tak lama setelah itu tiba-tiba datanglah beberapa kotoran manusia. Awalnya kotoran manusia itu menempel pada pakaian perangnya yang meleleh juga pada ikat pinggangnya. Kotoran-kotoran manusia yang melekat pada perlengkapan perang itu membuat perlengkapan perangnya meleleh. Bahkan tidak terkecuali ketopongnya sekalipun juga ikut melepuh. Lalu datang lagi kotoran manusia yang jatuh tepat di ketopongnya. Dan secara bertubi-tubi batu-batu yang melayang itu menghantam ketopong dan punggung dan dadanya, sehingga menghancurkan perlengkapan perangnya. Dalam situasi yang menegangkan ini tiba-tiba datanglah burung gagak dari segala arah mendekati prajurit ini dengan membawa kotoran unggas yang tampak keras di kedua kakinya. Satu kaki membawa satu kotoran. Ratusan burung gagak ini pun menjatuhkan beberapa kotoran unggas yang keras di atas kepala prajurit ini. Anehnya ketopong prajurit ini mulai meleleh, sehingga membuka celah lebih lebar. Lalu dengan ganasnya ratusan burung-burung gagak itu mematuk kepala prajurit ini dengan ganasnya seakan-akan hendak memakan otaknya. Akhirnya prajurit ini pun terluka parah. Ia melepaskan pegangan tangannya dan mengalami kematian.
Prajurit ketiga
Tak lama setelah prajurit kedua diperlihatkan, Tuhan berkata, Lakukanlah seperti ini. Ia memperlihatkan prajurit ketiga ini berdiri di ujung jalan setapak ini. Seluruh perlengkapan perang ada padanya. Dengan sikap tubuh yang tegap ia membawa pedang dan perisai di tangannya. Kemudian prajurit ini meletakkan pedangnya disarung pedang yang menempel di ikat pinggangnya sedangkan perisai masih tetap di tangan kirinya. Lalu prajurit ini pun berlutut dan merebahkan dirinya sama dengan permukaan tanah jalan setapak. Lalu dengan perlahan-lahan melihat ke dinding jurang untuk melihat letak-letak batu pijakan yang dapat menumpu kakinya. Setelah melihat letak batu-batu pada dinding jurang, maka ia memutar balik badanya 180 derajat dari arah semula yang menghadap ke depan. Kemudian ia membentangkan kedua tangannya ke tanah untuk menahan tubuhnya dan tangan kiri masih tetap memegang perisai. Dengan penuh keyakinan ia menurunkan kakinya ke jurang berusaha meraih batu pijakan dengan kedua kakinya. Perlahan-lahan ia menurunkan badannya. Setelah ia mendapatkan batu pijakan itu tangannya mulai meraih batu-batu lainnya yang dapat menahan tubuhnya.
Tak lama setelah itu ada suara yang berbisik kepadanya. Suara bisikan itu mengatakan, Persiapkanlah perlengkapan perangmu. Dengan cepat ia menarik pedang dari sarungnya. Bahkan yang mengejutkan lagi adalah ia melepaskan pegangan tangan kirinya dari batu dan mempersiapkan perisainya untuk menangkis serangan musuh. Ia tidak memegang batu, tetapi hanya menginjak batu. Ia tidak terjatuh dalam posisinya yang hanya menginjak batu-batu dan kemiringan tubuhnya. Kemudian Tuhan memperlihatkan suatu bentuk tangan dari kabut yang berwarna putih dan memancarkan cahaya. Ia berkata, bahwa ia (prajurit ketiga ini) tidak mengetahui bahwa tanganKu menopangnya. Ia hanya percaya dan melakukan perintahKu.
Lalu tampaklah langit-langit yang dipenuhi dengan beberapa kotoran manusia dan batu-batu agak besar. Dengan cepat ia menangkis beberapa kotoran manusia dan batu-batu dengan perisai. Anehnya perisai itu tidak meleleh karena kotoran manusia dan tidak rusak karena benturan kuat dari beberapa batu. Bahkan ada batu-batu yang dihancurkan dengan kibasan pedang. Di tengah-tengah perang yang sengit ini tiba-tiba datanglah burung gagak dari berbagai arah mendekati prajurit ini dengan membawa kotoran dari hewan unggas yang mengeras. Saat kotoran itu dijatuhkan, prajurit ini menangkisnya dengan perisai, sehingga tidak mengenai dirinya. Tidak puas dengan serangan yang gagal, burung gagak pun berusaha mematuknya. Sasaran utamanya adalah kepala, tetapi prajurit ini mengibaskan pedangnya, sehingga banyak burung-burung gagak yang terluka bahkan mati.
Lalu Ia berkata, Nak tahukah engkau darimana asal kotoran manusia dan batu-batu itu? Spontan saya menjawab, tidak tahu Tuhan. Kemudian Ia memperlihatkan di tengah-tengah hutan yang rimbun. Tepatnya hutan yang ada di seberang sungai kiri dan kanan. Di tengah-tengah hutan itu terdapat sendok raksasa terbuat dari kayu dan spiral (per) berukuran besar dilengkapi tali penarik sebagai sarana pelempar kotoran-kotoran manusia itu. Jumlah sendok itu lebih dari satu buah. Betapa mengejutkan bahwa pengoperasian penyerangan ini dilakukan oleh manusia-manusia. Orang-orang di sana hanya mengenakan baju panjang seperti baju orang Yahudi kuno berwarna putih kumal dan robek-robek serta keadaan tubuh yang kotor. Di hutan sebelah kanan (menghadap jurang) banyak orang-orang mengambil kotoran mereka sendiri yang telah ditumpuk di tanah lapang dengan timba dari kayu. Kemudian ditengah perjalanan mereka menghadap sekelompok prajurit iblis dengan membawa tabung bambu yang berisi bubuk. Masing-masing tabung bambu yang dibawa oleh iblis memiliki tulisan timbul yang berbeda-beda, diantaranya: kekecewaan, kemarahan, irihati, kesombongan, kebencian, kepahitan, penolakan. Setelah diberi bubuk, maka orang ini pun melangkah maju menuju sendok raksasa untuk diisi dan dilemparkan ke arah prajurit-prajuritNya di tebing jurang.
Hal yang serupa juga terjadi pada hutan di sebelah kiri bila dilihat menghadap jurang. Tampaklah beberapa orang mengangkati batu-batu yang menumpuk di tanah lapang dekat hutan. Batu-batu itu bertuliskan intimidasi, kemarahan, kesombongan, kekecewaan, kebencian, irihati. Asal batu itu dari hutan yang lebat itu. Yang mencari batu itu juga manusia. Begitu juga yang mengangkat batu dan yang mengoperasikan sarana pelempar (sendok) juga dilakukan oleh manusia. Prajurit iblis hanya mengawasi manusia-manusia itu. Bahkan iblis tidak segan-segan mencambuk dan memukul dengan rotan akan pekerja yang lambat. Tapi anehnya saat iblis tertawa senang melihat prajuritNya yang gugur, pekerja-pekerja itu pun juga ikut tertawa senang dan menikmati hasil kerja keras mereka untuk menjatuhkan prajurit-prajuritNya.
Kemudian Ia pun memperlihatkan agak dalam di dalam hutan itu terdapat begitu banyak burung gagak. Di dada burung gagak itu terdapat tulisan timbul dari kulitnya, yaitu ketakutan. Dan kotoran unggas itu juga bertuliskan ketakutan.
Arti Penglihatan :
Jalan yang terputus
Jalan yang terputus bukan berarti akhir dari perjalanan. Jalan terputus adalah suatu tanda yang menunjukkan suatu tahapan yang baru. Tuhan rindu membawa tingkat kehidupan rohani Anda pada tingkatan yang baru. Tentunya tingkatan yang baru ini akan mempersiapkan hamba-hambaNya untuk menyambut kebangunan rohani. Sebab kebangunan rohani bukan berbicara mengenai program, tetapi mengenai hati. Ia sedang mempersiapkan hati Anda menuju tahapan yang baru menuju kebangunan rohani.
Ingatkah Anda akan seorang pemuda belia penggembala domba? Pemuda ini seorang anak dari Isai yang dipanggil oleh nabi Samuel untuk diurapi menjadi raja atas bangsa yang besar. Ia adalah Daud. Saat nabi Samuel mengurapi Daud, kehidupannya selanjutnya mengalami jalan yang terputus. Kehidupan Daud saat itu bukannya disanjung-sanjung dan semakin hari semakin menikmati hidup nyaman di istana. Dalam kisah hidupnya ia tidak tidur di tempat yang nyaman. Sebaliknya, Daud menjadi seorang buronan yang dikejar-kejar oleh raja Saul. Bukan hanya dikejar untuk ditangkap, tetapi juga hendak dibunuh. Nama Daud dikenal oleh warga Israel sebagai buronan raja Saul. Saat itu Daud tinggal di dalam goa yang dingin dan gelap. Daud tidak tidur di tempat pembaringan yang nyaman. Daud yang mantan seorang pemimpin pasukan perang Israel dibawa oleh Dia untuk tidur di goa. Itulah yang Ia maksudkan dengan jalan yang terputus.
Sebelum Daud diangkat menjadi raja dan kebangunan rohani terjadi atas Israel, Ia membawa hambaNya Daud pada masa kehancuran hati. Ia membiarkan orang lain merendahkan Daud. Tentunya Tuhan sedang mempersiapkan hatinya untuk menyambut kebangunan rohani. Daud juga mengalami masa-masa direndahkan oleh orang Israel. Bahkan dapat dikatakan oleh para pemimpin bangsa Israel. Daud dapat melihat jalan yang terputus ini. Ia mengharapkan agar Anda melihat jalan yang terputus itu dan mempersiapkan diri.
Prajurit yang hampir mendekati jurang
Prajurit yang berbaris dengan rapi dengan langkah yang tegap. Itulah yang menjadi kerinduanNya dalam kehidupan Anda. Keadaan awal yang Ia perlihatkan adalah prajurit yang berbaris dengan rapi dengan mengenakan perlengkapan perang lengkap. Itulah yang diharapkanNya saat-saat ini. Ia belum melihat dengan sepenuhnya keadaan Anda yang siap mengejar visi. Oleh karena itu Ia berkata, Nak, Prajurit yang kau lihat itu adalah keadaan yang Aku harapkan. Sesungguhnya di dalam hati mereka masih Kudapati menginginkan perkara-perkara-perkara yang lain. Anda tidak dapat membawa keinginan hati Anda sambil memperjuangkan visiNya. Anda harus mengubah kebiasaan hidup Anda, kerinduan Anda, pola pikir Anda hanya tertuju kepada Dia.
Ia mengharapkan agar Anda menuruni jurang dengan kesungguhan hati dan pikiran, perasaan, serta hidup Anda hanya tertuju kepada visiNya, bukan kesenangan dunia. Kebangunan rohani sejati hanya dapat diraih oleh prajurit-prajurit yang siap. Ia tidak akan memberikan perkara besar kepada sembarangan orang. Sebab harga suatu kebangunan rohani itu tidaklah murah. Untuk menghadirkan kebangunan rohani diperlukan tangisan air mata dan darah. Ada suatu pengorbanan besar yang menyalibkan keinginan daging untuk mendatangkan kebangunan rohani.
Semua kisah di Alkitab ditulis untuk mengajarkan berbagai prisip-prinsip kebenaranNya. Tapi, perhatikanlah peristiwa-peristiwa kebangunan rohani yang terjadi di Alkitab dapat dihitung dengan tangan. Hal itu membuktikan bahwa mencapai kebangunan rohani itu memerlukan suatu perjuangan. Setiap prinsip-prinsip yang diajarkan Tuhan itu ditanamkan dalam hati setiap generasi umatNya sehingga setiap prinsip demi prinsip itu tertanam dalam hati umatNya. Dan pada saat yang tepat Ia membangkitkan hamba-hambaNya untuk bergerak sebagai pelopor kebangunan rohani.
Kebangunan rohani adalah suatu perjuangan dari masa ke masa -dari proses ke proses. Jangka waktu yang panjang itu akan menghasilkan kebangunan rohani. Sebab itu Anda harus mempersiapkan diri menyambut kebangunan rohani. Anda harus mempersiapkan diri Anda untuk memastikan bahwa tidak ada keinginan lain selain menggenapi rencanaNya. Saat Prajurit itu melangkah, ia mengenakan seluruh perlengkapan perang. Di dalam kehidupannnya setiap hari ada suatu belas kasihan kepada jiwa-jiwa sehingga ia mengenakan kasut kaki. Ia memberikan kesaksian dalam kehidupannya karena dalam hatinya terdapat belas kasihan kepada jiwa-jiwa. Ikat pinggang dan baju zirah yang melekat di tubuhnya menggambarkan kehidupan dalam kebenaranNya. KebenaranNya akan membawa kehidupan Anda pada keadilan. Sedangkan ketopong keselamatan menjaga pikiran Anda dari serangan-serangan musuh. Pedang dan perisai yang digenggam pada kedua tangan menggambarkan ketetapan-ketetapannya yang Anda pegang dan perisai menggambarkan hati Anda yang mempercayai janji-janjiNya. Itulah keadaan yang diharapkanNya. Setiap hari Anda melangkah dalam keadaan yang siap.
Tuhan menggambarkan kepada kita tiga tipe prajurit yang sedang memperjuangkan kebangunan rohani. Persiapan prajurit pertama hingga ketiga ini melakukan berbeda. Saat ini ia sedang berbicara kepada Anda akan persiapan hamba-hambaNya dalam menggapai kebangunan rohani. Berikut ini macam-macamnya:
Prajurit pertama yang BODOH
Begitu banyak hamba Tuhan merindukan kebangunan rohani, tetapi mereka ingin meraih dengan kekuatan mereka sendiri. Akibatnya yang mereka dapatkan hanyalah kekecewaan dan keputusasaan. Suatu kali Tuhan mempertemukan dengan seorang pemimpin salah satu gereja di Surabaya. Pada saat itu adalah acara rapat bagi pelayan-pelayan. Di dalam rapat itu seorang pemimpin ini mengungkapkan kerinduannya dalam mengejar kebangunan rohani seperti di kota London, Toronto dan kota-kota lainnya. Dengan ungkapan hati yang penuh kerinduan ia memutuskan mengundang hamba-hambaNya dalam acara seminar di gereja. Ia juga ingin mengundang artis-artis agar gereja dipenuhi dengan jiwa-jiwa. Benarkah kebangunan dapat hadir dengan kesaksian artis-artis terkenal dan penyembahan dari song leader terkenal? Sesungguhnya siapakah sumber kebangunan rohani bagi gereja-gereja?
Prajurit yang melepaskan perlengkapan perang
Tidaklah salah memprogramkan jadwal khotbah dalam gereja. Hanya saja seringkali gereja-gereja berusaha mengejar kebangunan rohani dengan pikirannya sendiri. Kebangunan rohani tidak akan pernah datang dengan didasarkan pada pikiran Anda. Perhatikanlah bangsa Israel saat di tanah Mesir. Setiap hari mereka mengerjakan pekerjaan yang kasar dan disiksa. Hal ini menimbulkan keluhan dari dalam hati bangsa Israel. Secara tidak langsung mereka mengharapkan kemerdekaan yang tidak ada penyiksaan. Dengarkanlah jeritan hati paling dalam dari bangsa Israel yang merindukan kemerdekaan. Tampaknya keluhan itu telah sampai kepadaNya, sehingga Ia mengutus seorang nabi untuk memimpin keluar bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Dan dalam waktu yang cukup lama bangsa Israel akhirnya keluar dari tanah Mesir. Ia menuntun bangsa Israel melalui tiang awan dan tiang api bukan hanya keluar dari tanah Mesir, tetapi juga memasuki tanah Kanaan.
Perhatikanlah dalam perjalananNya menuju tanah Kanaan. Saat mereka dikejar oleh pasukan Mesir. Apalagi keadaannya yang terjepit membuatnya tidak berdaya dan pikirannya mulai kuatir. Juga saat mereka mengamati kekayaan tanah Kanaan, pikiran mereka saat melihat orang-orang raksasa menjadi kuatir. Bahkan saat Ia menyerukan untuk maju berperang melawan musuh-musuhnya, Israel menolak, tetapi sebaliknya saat Ia tidak beserta dalam peperangan, mereka maju dalam peperangan. Hal ini membuktikan bahwa pikiran tidak akan membawa Anda kepada visi. Karena mereka masih memakai pemikiran yang lama. Bukan pemikiranNya, tetapi pemikiran dari kedagingannya. Itu akan membawa celaka yang besar bagi dirinya.
Ia tidak mengijinkan orang-orang Israel yang tidak siap memasuki tanah Kanaan. Sebab kebangunan rohani tidak hadir karena program yang dihasilkan dari pikiran kita. Kebangunan rohani seumpama pesawat terbang yang hendak mendarat. Perhatikanlah pesawat terbang tidak akan mendarat di hutan. Pesawat itu akan menunggu adanya landasan. Sebab prajurit yang siap tidak akan melepaskan perlengkapan perangnya. Gambaran prajurit pertama ini meremehkan pentingnya fungsi pedang yang membawa kehidupan Anda pada kebenaranNya. Dan perisai iman yang membuat Anda berpegang pada perjanjianNya. Dan baju zirah-keadilan merupakan salah satu sifatNya. Ia tidak akan mendekat kepada kumpulan orang-orang yang menentang sifatNya.
Jika Anda berada pada posisi prajurit pertama maka nasib Anda akan sama dengan nasib bangsa Israel. Anda tidak penah memasuki tanah Kanaan. Nasib Anda akan berakhir di padang gurun. Sebab prajurit pertama ini meremehkan perkara-perkara dari Dia. Saat ia berkata bahwa perlengkapan perang itu akan membebaninya sesungguhnya secara tidak langsung ia berkata, aku tidak perlu dia. Aku hanya perlu membuat program-program dengan pikiranku. Celakalah Anda yang berada pada posisi ini. Sebab dalam posisi ini Anda mengharapkan kebangunan rohani, tetapi tidak mengharapkan pertolonganNya. Anda tidak akan pernah mencapai kebangunan rohani bila Anda tidak dipimpin oleh Dia.
Berlutut tersungkur di tanah sambil melihat letak batu di dinding jurang
Keanehan yang terjadi di sini adalah ia tidak mengenakan perlengkapan perang dengan lengkap, tetapi dapat melihat tata letak batu untuk pijakan kakinya. Orang yang berusaha mencari pelajaran kebangunan rohani dengan kekuatannya sendiri akan mendapatkannya. Ya, ia akan mendapatkan pelajaran-pelajaran berharga hanya saja ia tidak hidup di dalamnya. Ia mendengar pelajaran kebangunan rohani dari tokoh-tokoh pejuang kebangunan rohani. Melalui buku-buku rohani dan khotbah-khotbah ia mengetahuinya. Ia hanya tahu, tetapi tidak dapat hidup di dalamnya. Sebab ia tidak berakar di dalam Dia. Ia hanya mengikuti Dia dengan pikirannya sendiri. Mengikuti Dia dengan pikiran sendiri adalah jalan menuju kegagalan. Sebab perkara kebangunan rohani tidak dapat dicerna dengan logika manusia. Ia hanya mengetahui pelajaran-pelajaran mendasar yang memuaskan keinginan pikirannya.
Inilah yang sedang terjadi dengan gereja-gereja saat ini. Mereka berusaha mencari pengajaran prinsip-prinsip kebangunan rohani. Bahkan mereka mengoleksi banyak buku-buku Charles G. Finney, Tommy Tenney dan tokoh-tokoh kebangunan rohani lainnya. Mereka mendapatkan banyak hal prinsip-prinsip kebangunan rohani di sana, tetapi hidup mereka tetap tidak berubah. Bahkan gereja mereka tidak mengalami pertumbuhan. Mereka mendesak hamba-hambaNya yang lainnya untuk maju dalam kegerakannya dan menghadirkan kebangunan rohani, tetapi kehidupannya sendiri tidak mengalami perubahan.
Tubuh yang tersungkur adalah gambaran tampaknya ia merendahkan diri.Dari luar ia tampak ramah dan berusaha belajar dari hamba-hambaNya yang lain. Sepertinya ia belajar, tetapi tidak pernah ada perubahan. Sesungguhnya dari luar tampak bahwa ia merendahkan diri, tetapi ia sedang membesarkan kesombongannya. Dari khotbah-khotbah dan kesaksiannya di gereja, tampak menunjukkan sepertinya ia mengetahui kehendakNya, tetapi sesungguhnya ia adalah orang bodoh yang membesarkan kebodohannya di depan mimbar sambil bersaksi kepada banyak orang untuk memperjuangkan kebangunan rohani.
Perhatikanlah batu yang tertanam sebagian di dinding jurang. Itu adalah gambaran pengajaran-pengajaranNya yang telah disediakannya dalam perjalanan Anda. Pengajaran-pengajaranNya itu didapatkan saat ia melangkah di jurang. Saat orang-orang disekitar Anda merendahkan keadaan Anda, maka disitulah Ia mengajarkan sesuatu kepada Anda. Prajurit ini melihat batu-batu pengajaranNya, tetapi ia tidak dapat bertahan lama karena kebodohannya. Rasul Paulus menuliskan, “Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan."(Efesus 5:16-17). KerinduanNya dalam hidup Anda adalah mengetahui kehendakNya. Bukan hanya hari-hari tertentu, tetapi pergunakanlah waktu yang ada. Setiap saat Anda harus menangkap kehendakNya. Mengetahui kehendakNya setiap saat adalah orang yang bijak.
Jadi prajurit ini tampaknya merendahkan diri dan memiliki banyak pengetahuan tentang kebangunan rohani, tetapi kehidupannya tidak pernah berubah. Pengetahuan yang diketahuinya tidak mengubah kehidupannya. Itulah kebodohan. Sebab tujuan pengetahuan adalah adanya perubahan. Jika Anda mengejar kebangunan rohani dengan cara-cara Anda, maka Anda hanya mendapati kegagalan saja.
Menghindari kotoran-kotoran manusia dan batu-batu
Kebodohan prajurit ini tidak tampak dalam keadaan yang biasa. Perhatikanlah saat iblis hendak menyerangnya. Ia tidak tampak baik karena ia tidak memiliki perlindungan. Pengetahuannya yang memuaskan pikiran itu tidak dapat membuatnya bertahan dalam mengerjakan visiNya. Saat seseorang datang kepadanya dan merendahkan kedudukannya yang hanya menjadi pelayan Tuhan (kedudukan yang rendah di mata dunia), yang tidak menghasilkan uang, awalnya ia tidak menjadi marah karena ini adalah prosesNya. Kedua kali datang seorang pengusaha menawarkan pekerjaan, tetapi Ia tetap merasa dipanggil untuk pelayanan di gereja. Pengusaha yang merasa tidak terima itu mulai mengatakan kata-kata kasar dan bodoh kepada orang ini. Sekali dua kali ia dapat menghindar serangan iblis, tetapi tidak selamanya ia akan dapat bertahan. Pengetahuannya hanya sebatas prinsip-prinsip yang mati karena tidak mengubah hidupnya sehingga membuat orang ini merenungkan kembali akan perkataan pengusaha ini. Iblis mulai menyerang dengan menimbulkan ketakutan dalam pikirannya an diikuti pikiran-pikiran yang mengintimidasinya, sehingga membuatnya tidak berdaya. Akhirnya ia pun merasakan kemarahan dan kekecewaan dalam kehidupannya.
Perhatikanlah kehidupan Kain. Persembahan Kain kepada Dia adalah hasil dari pikirannya. Pikirannya memutuskan bahwa Tuhan pasti menyukai persembahannya. Karena pikiran Kain yang berjalan tanpa menyelidiki kehendakNya, Ia tidak berkenan dengan persembahan Kain. Bukan hanya itu saja saat Ia berkata, “Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya." (Kejadian 4:7). Ia mengajarkan kebenaranNya kepada Kain, tetapi Kain tidak memperhatikannya. Yang terjadi adalah ia lebih membunuh Habel. Kain tidak menerima kebenaranNya dan berlaku adil. PikiranNya yang menguasai kehidupanNya itu membuat dirinya tidak bertumbuh dalam Dia. Kebodohan yang disebabkan oleh pikirannya yang negatif ini membuat dirinya mengalami kematian rohani. Itulah yang diamksud dengan kotoran-kotoran manusia dan unggas yang melekat pada tubuhnya serta kepalanya terluka karena luka patukan. Seluruh tubuhnya dipenuhi dengan ketakutan, terintimidasi dan hatinya dipenuhi dengan kemarahan, kekecewaan, irihati, kesombongan, kebencian, kepahitan, penolakan. Akibat terakhir adalah ia melepaskan pegangan tangannya dan terperosok jatuh. Hal itu menggambarkan kehidupannya yang tidak tertarik lagi akan perkara-perkara rohani. Sebab ia telah mati secara rohani.
Prajurit Kedua
Prajurit ini mengerjakan perjuangannya dengan baik, tetapi pada langkah berikutnya ia tidak lagi dapat dikatakan siap karena kecerobohannya. Tindakannya yang ceroboh itu menimbulkan efek yang fatal dalam kehidupannya. Ia tidak akan memberikan kebangunan rohani kepada hamba-hambaNya yang ceroboh. Bukan karena ketidakmauan Dia, tetapi hati mereka yang belum siap menerima perkara kebangunan rohani ini. Sebab gelombang kebangunan rohani itu seperti ombak di pantai. Ombak yang besar itu dapat mematikan orang-orang yang ceroboh. Ia tidak ingin Anda mengalami kematian rohani karena kecerobohan Anda. Ia tidak ingin kemuliaanNya yang besar dan kuat membuat Anda mati secara rohani.
Meletakkan pedang dan perisai
Melepaskan pedang dan perisai sama artinya dengan tidak menyerang dan membuka pertahanannya. Melepaskan pedang menggambarkan keadaannya yang tidak menyelidiki kebenaran-kebenaran dan kehendakNya. Dan melepaskan perisai menggambarkan kehidupan yang tidak berpegang pada janji-janjiNya. Ia tidak menyelidiki kebenaran-kebenaranNya dan memegang janji-janjiNya. Dalam perjalanannya ia melupakan kebenaran-kebenaranNya dan janji-janji Tuhan yang pernah diterimanya..
Saat tersungkur melihat letak batu
Prajurit ini tampaknya merendahkan diri. Hal itu dapat dilihat saat ia meratakan tubuhnya di atas permuakaan tanah. Ia mendengar kaset-kaset khotbat kebangunan rohani. Ia melihat pengajarannya dan buku-buku rohani. Pengetahuan itu diterimanya, tetapi kebenaran-kebenaran yang pernah diterimanya itu dilupakan. Bukannya ia menggabungkan kebenaranNya antara satu dengan yang lain, tetapi membuatnya terpisah karena ia melupakan kebenaran yang diterima sebelumnya. Hal itu seperti saat Anda datang ke persekutuan mendengar pengajaranNya dan pesan-pesan profetiknya. Anda memang mencatat dengan baik, tetapi apalah arti catatan Anda bila catatan Anda tidak membuat Anda mengingatNya. Jika Anda tidak menggabungkan kebenaran satu dengan yang lainnya, maka Anda telah melepaskan pedang dan perisai di pangkal jalan setapak. Dalam surat Efesus 6:11, Rasul Paulus mengatakan, Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis. Rasul Paulus menuliskan agar umatNya mengenakan perlengkapan perang dan pada ayat berikutnya ia tidak menulis untuk dilepaskan. Hanya kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah.
Pada saat ia menurunkan tubuhnya dan kakinya menggapai batu-batu di dinding jurang. Hal itu menggambarkan kehidupan Anda yang dibawa oleh Dia untuk semakin rendah. Dalam perjalanan hidup, ini Ia mempersiapkan pengajaran-pengajaranNya kepada Anda. Prajurit ini mendengar pengajaranNya. Ia memegang kebenaranNya yang baru, tetapi ia melupakan pengajaranNya yang pernah didapat sebelumnya. Jadi ia melupakan kebenaranNya yang didapat dahulu dan berusaha memegang kebenaranNya yang baru didapat.
Kotoran dan batu yang mengenai perlengkapan perang
Serangan iblis yang mengenai baju zirahnya membangkitkan perasaanm tidak adil karena kehidupannya yang dikuasai oleh kemarahan, kekecewaan, kebencian, iri hati, penolakan dan serangan-serangan yang lainnya. Oleh karena ia tidak menyelidiki lebih lagi akan kebenaranNya untuk dihubungkan kebenaranNya satu dengan yang lainnya, maka itu dapat merusak perlengkapan perang. Perlengkapan perang itu meleleh bukan karena rapuhnya perlengkapan perang, tetapi dirinya yang membuka celah bagi iblis. Saat Anda tidak menyelidiki kebenaranNya lebih lagi, maka Anda sedang membuka celah bagi iblis. Sebab Anda tidak lagi hidup dalam janji-janjiNya dan melupakan kebenaran-kebenaran sebelumnya. Hal ini membuat Anda tidak siap menghadapi serangan-serangan iblis.
Prajurit ketiga
Prajurit ketiga inilah yang dirindukan Tuhan menjadi nyata dalam kehidupan Anda. Kelebihan prajurit ketiga dengan prajurit-prajurit sebelumnya adalah prajurit ini lebih siap menghadapi serangan-serangan musuh. Tuhan selalu merindukan prajurit yang siap untuk mempersiapkan landasan bagi kebangunan rohani.
Meletakkan pedangnya di sarung pedang
HikmatNya akan datang saat Anda menyelidiki kebenaranNya dengan penuh kerinduan. Pedang yang dimasukkan dalam sarungnya menggambarkan kebenaran yang sebelumnya Anda simpan dalam hati. Dalam hati Anda masih menyimpan kebenaranNya. Saat ia merebahkan dirinya rata dengan tanah, maka disitulah ia merendahkan diri untuk menyelidiki kebenaranNya lebih lagi. Pengajaran-pengajaranNya menjadi semakin jelas, sehingga ia semakin memahami dan dapat hidup di dalamnya. Kebenaran-kebenaranNya begitu penting dalam kehidupan Anda karena kebenaran-kebenaran yang dihubungakan akan memunculkan prinsip-prinsip kebangunan rohani. Pehatikanlah bahwa prinsip-prinsip kebangunan rohani itu muncul pada dinding jurang dan kedudukan yang semakin menurun. Hal itu menegaskan bahwa Ia hendak membagikan kepada Anda akan prinsip-prinsip kebangunan rohani pada saat Anda direndahkan. Setiap pejuang kebangunan rohani selalu direndahkan oleh orang-orang sekitarnya karena mereka dianggap sebagai orang fanatik. Pada saat mereka ditekan begitu rupa disitulah Ia menyingkapkan kepada Anda akan prinsip-prinsip kebangunan rohani.
Kotoran dan batu yang dilemparkan
Saat iblis hendak menyerang prajurit ketiga, Iblis hendak melemparkan kotoran manusia kepada hambaNya. Berbicara mengenai kotoran, Rasul Paulus pernah berkata, "Kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar; kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini." (1 Kor 4:12-13). Rasul Paulus dianggap sebagai sampah dunia dan disamakan dengan kotoran. Ketika Anda mencium bau kotoran, maka Anda akan menjauhinya. Anda akan menyingkirkan kotoran itu dari hadapan Anda dan menempatkan Anda pada tempat yang paling hina, dimana barang-barang tidak berguna dikumpulkan. Tepatnya adalah tempat sampah. Hal ini menegaskan bahwa Anda akan dijauhi oleh orang-orang disekitar Anda dan menganggap Anda sebagai orang rendahan melalui intimidasi, kebencian dan ketakutan. Tetapi rasul Paulus tetap bertahan karena ia menyelidiki kebenaranNya secara terus-menerus. Ia belajar setiap hari dari Dia, sehingga dengan bimbingan RohNya ia menuliskan beberapa surat ke beberapa kota. Ia tidak menjadi lemah karena ia menyelidiki kehendakNya. Sedangkan arti batu itu sama dengan sifatnya yang keras. Batu pernah membuat seorang hambaNya mati syahid. Ia adalah Stefanus. Batu yang keras mengena pada tubuhnya ini membuatnya terluka. Itu adalah hantaman, intimidasi, kemarahan, kesombongan, kekecewaan, kebencian, iri hati. Tapi prajurit ketiga ini menangkis dengan kebenaranNya dan menahan seranganNya dengan berpegang pada janji-janjiNya. Bahkan prajurit ini juga melukai dan membunuh burung gagak yang adalah lambang ketakutan dengan kebenaran-kebenaranNya.
Kebangunan rohani memerlukan persiapan
Kebangunan rohani tidak dicapai oleh prajurit-prajurit yang tidak siap. Sebab kebangunan rohani memerlukan persiapan. Jonathan David pernah menuliskan, Allah tidak dapat bergerak kecuali manusia mempersiapkan diri mereka sesuai dengan kehendak firmanNya. Api turun dari surga setelah nabi Elia membangun mezbah sesuai dengan firman Tuhan. Hujan turun setelah Nuh membangun bahtera sesuai dengan firman Tuhan. Menarik kebangunan rohani diperlukan persiapan. Kebangunan rohani hanya dapat diraih oleh hamba-hambaNya yang siap menangkap gelombang kebangunan rohani.
POIN-POIN PERSIAPAN DALAM MENURUNI JURANG
1.Memiliki hubungan pribadi dengan Dia.
Anda tidak akan menemukan kunci kebangunan rohani sebelum Anda datang kepada sumber kebangunan rohani. SaatCC Anda memiliki hubungan pribadi dengan Dia maka hidup Anda akan dipimpin oleh RohNya. Ketika Anda hidup dalam bimbingan RohNya, maka Anda akan diajarkan kebenaran-kebenaranNya sampai Anda memiliki pikiran Kristus. Rasul Paulus menuliskan, ".....Tetapi kami memiliki pikiran Kristus." (1Kor 2:16). Rasul Paulus dan beberapa rekan-rekannya memiliki pikiran Kristus karena ia memiliki hubungan dengan Dia. Hal itu terbukti saat ia berdoa bagi jemaat-jemaat dan memuji Dia di dalam penjara. Jika Anda memiliki hubungan pribadi dengan Dia, maka Anda tidak akan mengejar kebangunan rohani dengan pikiran Anda sendiri sebab Ia akan menyelidiki hati Anda di dalam hadiratNya. Setiap tokoh-tokoh kebangunan rohani selalu memiliki hubungan pribadi dengan Dia.
2. Kerinduan yang besar untuk menyelidiki kehendakNya
Jika Anda memiliki kerinduan yang besar, maka Anda tidak akan meninggalkan perlengkapan perang di jalan setapak. Anda akan memasukkan pedang Anda ke sarung pedang dan tidak meninggalkanNya sambil memegang janji-janjiNya. Perhatikanlah Daud saat ia bertahan dalam penderitaannya di gua Adulam hingga ke padang gurun Zif. Ia tidak menolak prosesNya dengan melarikan diri ke negara lain. Ia menghadapi semuanya dengan kerinduan mencari kehendakNya. Perhatikanlah Ia berbicara banyak hal kepada Daud saat Daud menghadapi keadaan yang menekan. Dalam Mazmur 119:97 tertulis, “Dan pada saat itulah Anda tidak akan meninggalkan dan menanggalkan perlengkapan rohani Anda."
3. Berharap dan berserah kepadaNya
Orang yang berharap dan berserah sepenuhnya kepadaNya tidak akan mengeluh dengan keadaannya. Masih ingatkah Anda dengan humor di warta? Humor itu menceritakan saat seseorang terperosok di pinggir jurang dan hendak terjatuh, ia berteriak minta tolong. Ia berseru mohon pertolongan bagi orang yang ada di atas. Lalu secara tiba-tiba terdengar suara dari langit (atas), Lepaskanlah tanganmu. Mendengar hal itu ia menjadi terkejut dan melanjutkan berteriak kembali meminta pertolongan orang lainnya.
Jika Anda berharap dan berserah kepadaNya, dalam keadaan yang tidak mungkin Anda akan tetap bertahan. Mana mungkin secara pikiran manusiawi Anda dapat turun dengan memegang senjata di kedua tangan Anda? Hal itu hanya mungkin di dalam Dia. Saat Anda menyerahkan seluruh kehidupan Anda kepadaNya, maka Anda tidak akan lagi kuatir dengan tekanan yang ada di depan Anda. Berserah adalah kunci utama saat tidak ada jalan keluar. Tentunya berserah hanya kepada Dia.
Saat Anda berserah, sekalipun penghinaan dilangsungkan dalam kehidupan Anda, tetapi Anda menghadapi dengan berani dan berpegang pada janji dan kebenaranNya. Bahkan Anda juga dapat menyelidiki kebenaran-kebenaranNya yang membawa Anda pada jalan menuju kebangunan rohani. Jika Anda berharap dan berserah kepadaNya, maka Anda tidak akan pernah takut menghadapi penghinaan iblis, tetapi sebaliknya Anda akan menghadapinya dengan tenang bersama-sama dengan Dia.
Pada jalan yang menurun ini intinya Ia mengijinkan keadaan Anda ditekan dengan masalah-masalah yang merendahkan Anda. Semuanya itu Ia lakukan karena ada satu rahasia untuk mencapai kebangunan rohani, yaitu hati yang hancur karena kerinduan yang besar akan Dia. Saat hati Anda hancur karena kerinduan Anda yang besar, itu menggerakkan Anda untuk datang kepada Dia. Itulah saat dimana kebangunan rohani terjadi.
Kehancuran hati melihat kelemahan dan badai, penderitaan dan rasa sakit,
bahkan dosa dan kesalahan-kesalahan pribadi.
Lebih dari sekedar memiliki kuasa untuk mengubah dan membebaskan, kehancuran hati diliputi kerinduan akan Allah yang kasihnya begitu besar, yang tujuannya sangat tinggi, yang memasukkan kita ke dalam rencanaNya.
- Don Nori (dalam bukunya Kuasa Kehancuran Hati)
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.