"Pesan penghukuman Tuhan atas Niniwe pasti akan dilakukan Tuhan jika mereka tetap memilih mengeraskan hati terhadap kehendak Tuhan sebaliknya Tuhan akan menghentikan hukumanNya atas Niniwe jika mereka meresponi maksud hati/pikiran Tuhan dengan hati yang remuk, terbuka serta kesadaran (pertobatan)
Pesan Tuhan tidak bisa atau tidak mungkin direvisi. Pesan Tuhan pasti digenapi/terjadi sesuai kehendakNya. Yang terjadi dengan kota Niniwe bukanlah "revisi pesan" sebab pesan sudah disampaikan dan penghukuman sudah siap tercurah ke atas kota Niniwe tetapi penduduk Niniwe memilih bertobat dan mohon belas kasihan Tuhan. Inilah kuasa dari pertobatan dan hati yang hancur yang mendatangkan kasih karunia, belas kasihan, pengampunan dari Tuhan.
Tuhan tidak pernah menolak orang² yang mau bertobat dengan hati yang tulus (bukan sekedar ingin menghindari hukuman).
Berbicara mengenai pengampunan Tuhan menggambarkan seperti seorang ayah yang terbaik akan mendidik anaknya dengan rotan untuk menyingkirkan sikap anaknya yang suka memberontak, suka pada kebodohan, suka bermalas²an, enggan mendengarkan, hidup sesuka hati sendiri, pikiran yang penuh dengan prasangka² buruk terhadap ayahnya. Kemudian ayahnya menghardik, menasehati dan saat hendak memukul anaknya dengan rotan tiba² ada pernyataan dari ayahnya yang akhirnya menyadarkan kesalahan anaknya. Tak lama anaknya segera berlutut (merendahkan diri), dengan penyesalan berurai air mata menyadari, mengakui, menyesali, kesalahannya dan berjanji untuk berubah. Melihat ketulusan pengakuan dan pertobatan anaknya, hati ayah tersebut dipenuhi dengan belas kasihan. Apakah ayahnya akan tetap memukul anaknya yang telah merendahkan diri dan mau berubah? Apa tujuan dari rotan yang hendak dipukulkan ke anaknya? Apakah dengan tidak jadi memukul karakter ayah tersebut tidak berintegritas? Apakah Tuhan akan menghajar orang² yang sudah bertobat? Tentu saja tidak. Lalu mengapa Tuhan berfirman hendak menghukum penduduk di kota Niniwe? Pesan Tuhan terkait hukuman dimaksudkan untuk meremukkan hati, menggoncang mental, perasaan terkait betapa jahatnya sikap, perbuatan, pikiran, hidup mereka dihadapanNya. Didalam hardikan Tuhan ada kasih yang dimaksudkan untuk tetap mempertahankan hubungan yang makin dekat antara kita denganNya. Yany dikehendaki Tuhan adalah kita datang kepadaNya dengan memohon belas kasihanNya dan mohon pengampunanNya. Pertobatan menyingkapkan sikap takut akan Tuhan.
Jadi saat tangan Tuhan sedang memukul bangsa ini dengan tongkat didikanNya maka yang perlu kita lakukan adalah merendahkan diri, bertobat, mau mengubah sikap, pikiran, kebiasaan hidup yang tidak berkenan dihadapanNya bahkan atas perbuatan kita yang jahat. Percayalah Tuhan pasti mengampuni dan memulihkan hidup kita."
~ Cuplikan pernyataan dari Didit di group Telegram
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.