KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

MIMPI PROFETIK 13 JANUARI 2020 PESAN TUHAN TERKAIT WABAH VIRUS CORONA BAGI UMAT-NYA

Posted By passion for revival on Sabtu, 04 April 2020 | 3:56 PM

Oleh Sery M. Lopulalang


Tgl 13 januari 2020, suami saya mendapatkan sebuah mimpi. Dalam mimpi itu dia ada dalam sebuah ruangan yang bersih dan dia berdiri di depan resepsionis bank. Lalu dia mendengar pembicaraan di antara para pekerja bank tersebut bahwa akan ada masalah besar
Saat mendengar pembicaraan tersebut, ia merasa di dalam dirinya, ia telah mengetahui sebuah informasi bahwa bank yang akan aman saat terjadi masalah besar itu adalah MANDIRI.
Suami saya seperti melihat suatu daftar nama bank dan ada tulisan MANDIRI di dalam daftar tersebut. Setelah itu dia melihat seorang laki² yang merupakan pimpinan di bank tersebut, orang itu berkata bahwa cara yang bisa menyelesaikan masalah besar itu adalah KEMBALI KEPADA FIRMAN TUHAN.  
Setelah dari mimpi itu ia berpikir dan merenung apa maksud mimpi itu, dan secara bertahap Tuhan mulai menjelaskan apa maksud dari mimpi itu kepada saya.

Antara lain:

1. Akan terjadi suatu masalah besar, yang akan mempengaruhi sektor ekonomi.
Masalah ini sebenarnya merujuk pada Pandemi Virus Corona yang telah berjangkit hingga ke ruang lingkup bangsa² di dunia.
Simbol bank di dalam mimpi ini menggambarkan bahwa masalah pandemi virus itu cukup terasa dampaknya pada penurunan di sektor ekonomi bangsa yang dapat menimbulkan ketakutan dan tekanan bagi pemerintah maupun kalangan pengusaha, walaupun masalah ini terjadi hanya sesaat.

Saat mimpi ini suami saya terima (13/1/2020) China bahkan belum mengumumkan adanya wabah virus Corona di Wuhan, walaupun kasus pertama penyakit ini sebenarnya sudah muncul di bulan November 2019. 
Sehingga saya melihat ini merupakan suatu pemberitahuan dari Tuhan agar umat Tuhan bersiap untuk menghadapi masalah yang akan terjadi.  Saat itu orang belum berpikir bahwa wabah virus Corona yang terjadi di Wuhan, pada akhirnya menjadi suatu PANDEMI yang juga menyebar sampai ke Indonesia. Ini merupakan hal yang sebelumnya tidak terpikirkan sama sekali oleh kita, bahkan oleh pemerintah kita, sehingga sebagaimana kita lihat pencegahan penyebaran dan penanganan virus Corona di Indonesia tergolong lamban dan juga buruk dalam hal kesiapan menurut penilaian dunia. Oleh karena rahmat-Nya yang besar atas bangsa ini, Tuhan telah memberitahukan bahwa akan terjadi suatu masalah, beserta petunjuk agar bangsa ini dapat terhindar dari akibat yang lebih parah dan merugikan.

2. Mengambil langkah dan sikap untuk MANDIRI adalah PETUNJUK atau CARA yang perlu dilakukan oleh setiap orang agar tetap berada dalam kondisi aman selama berlakunya masalah pandemi virus Corona.
Sebelumnya saya tidak mengerti apa yang dimaksud dengan MANDIRI. Tetapi saya mendapatkan konfirmasi tentang arti MANDIRI ini ketika membaca pesan atau himbauan presiden Jokowi, agar masyarakat mulai bekerja di rumah, belajar di rumah dan beribadah di rumah. Inilah yang dimaksud oleh Tuhan dengan MANDIRI dalam menghadapi masalah virus Corona yaitu selama beberapa waktu ke depan kita sebaiknya melakukan aktivitas (bekerja, belajar dan beribadah) di rumah masing-masing. 
Jika setiap orang bersedia mengikuti instruksi untuk MANDIRI di rumah maka angka kematian dan kerugian yang lebih besar di bangsa ini dapat dicegah, pemulihan/ penyembuhan orang yang terjangkit virus Corona akan lebih cepat terwujud, dan para medis akan sangat tertolong dalam melaksanakan tugasnya.

Secara rohani, MANDIRI berkaitan dengan sikap Hati yang bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Tuhan merindukan agar umat-Nya mulai belajar untuk dipimpin oleh Tuhan dalam menghadapi berbagai peristiwa dan kondisi yang sukar, sebab apapun yang Tuhan tunjukkan pastinya membawa keselamatan dan damai sejahtera bagi umat-Nya. Petunjuk Tuhan selalu benar. Setiap orang yang bersedia mengikuti petunjuk dan pimpinan Tuhan akan mengalami perlindungan dan pemeliharaan-Nya. 
MANDIRI ini tidak berarti bahwa kita bebas menggunakan waktu sesuai keinginan kita sendiri, tetapi ada bagian yang perlu dikerjakan oleh setiap orang percaya, yaitu menyediakan waktu untuk merenungkan dan mengevaluasi hati dan hidupnya KEMBALI KEPADA FIRMAN TUHAN
"Kembali kepada Firman Tuhan" tidak berbicara soal upaya kita melakukan pembacaan Alkitab setiap hari tanpa absen, atau memiliki banyak pengetahuan Alkitab, atau menghapalkan ayat² Alkitab tetapi tentang MERENUNGKAN, MEMPRAKTEKKAN dan MENGHUBUNGKAN prinsip² kebenaran itu dengan kondisi yang sedang terjadi hari-hari ini.
Hanya sekedar membaca dan menghapalkan ayat² Alkitab tidak banyak berguna jika kebenaran itu tidak dipraktekkan atau dihidupi dalam kehidupan sehari-hari.
"KEMBALI KEPADA FIRMAN TUHAN" juga mengandung pesan yang tersirat bahwa sebenarnya Tuhan telah mendapati umat-Nya mulai melenceng dan menyimpang dari jalan kebenaran-Nya, namun demikian Ia terus memanggil mereka kembali kepada-Nya melalui berbagai masalah maupun bencana yang sedang terjadi.

Pesan dari simbol MANDIRI ini juga berbicara tentang bagaimana para pemimpin rohani hendaknya mengajar dan melatih umat Tuhan (anak² rohaninya) untuk menjadi MANDIRI, bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, bukan mengandalkan figur para pemimpin rohani.
Kondisi rohani yang memprihatinkan terlihat setelah adanya himbauan dari pemerintah tentang BERIBADAH DI RUMAH, banyak orang yang tergoncang, karena mereka tidak tahu bagaimana mencari Tuhan secara pribadi, para orang tua pun tidak tahu bagaimana memimpin anak-anaknya untuk mencari wajah Tuhan. 

Mungkinkah selama ini para pemimpin rohani telah membiarkan jemaat dimanjakan, dinina bobokan, sehingga dari tahun ke tahun terus menjadi kanak² rohani, sehingga ketika goncangan terjadi, mereka menjadi kuatir, bingung, dan takut? 

Banyak orang yang tergoncang hatinya sebab selama ini yang menjadi ukuran kerohanian mereka adalah ibadah raya, kegiatan pelayanan, memberikan persembahan, dan mendengarkan khotbah pendeta setiap hari Minggu di gereja. Ketika umat Tuhan tidak dapat melaksanakan ibadah dan pelayanan pada hari Minggu di gereja sebagaimana yang biasanya mereka lakukan, mereka merasa ukuran kerohanian dan kesalehannya tidak lagi utuh dan sempurna. Sebagian besar umat Tuhan merasakan kehilangan kehadiran Tuhan, sedangkan pada hakekatnya Tuhan selalu hadir dan bersama dengan umat-Nya setiap saat dimanapun berada. Sejatinya, Tuhan merindukan suatu ibadah yang bukan hanya berlangsung sekali seminggu, tetapi suatu HUBUNGAN KASIH yang terus terjalin melalui komunikasi yang tak putus²nya dengan Allah setiap waktu.
Demikianlah seharusnya para pemimpin rohani membimbing umat Tuhan untuk sepenuhnya bergantung kepada Kristus, Sang Kepala Gereja, sehingga mereka mengalami persekutuan yang erat dan akrab dengan Allah di setiap waktu, sebagaimana ia sendiri sebagai pemimpin telah menghidupinya.
Pemimpin rohani seharusnya memperhatikan kemajuan rohani orang² yang dilayaninya dan mendorong mereka untuk mengenal Tuhan dan jalan²-Nya.
Mengapa banyak dari pemimpin rohani tidak membimbing dan menuntun umat Tuhan untuk bergantung sepenuhnya kepada Tuhan?
Karena dengan jalan demikian, mereka berharap dapat menjadi figur yang dihormati dan dikagumi oleh jemaat, bahkan dengan berbagai motif yang tersembunyi, misalnya untuk memperoleh berbagai fasilitas dan keuntungan materi. Ini bukanlah sikap hati seorang hamba sejati
Seorang hamba Tuhan sejati bekerja dengan segenap hatinya untuk menuntun umat Tuhan kepada KRISTUS saja. Kristus adalah Jaminan Hidupnya, ia tidak memanfaatkan pelayanan untuk mencari kepentingan pribadi atau berbagai bentuk keuntungan bagi dirinya sendiri atau keluarganya. Hati dan hidupnya bergantung sepenuhnya kepada Kristus yang ia layani dengan segenap hati.

Lalu Tuhan mengingatkan saya kepada ayat dari 2 TAWARIKH 7 : 13-14
Bilamana Aku menutup langit, sehingga tidak ada hujan, dan bilamana Aku menyuruh belalang memakan habis hasil bumi, dan bilamana Aku melepaskan penyakit sampar di antara umat-Ku,
dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, MERENDAHKAN DIRI, BERDOA dan MENCARI WAJAH-KU, lalu BERBALIK DARI JALAN-JALANNYA YANG JAHAT, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta MEMULIHKAN negeri mereka. 

Tuhan rindu untuk MEMULIHKAN  kondisi bangsa Indonesia secara utuh, Ia bukan hanya peduli kepada keselamatan umat-Nya, melainkan Ia ingin semua orang di bangsa ini dapat diselamatkan dari krisis rohani (kesesatan, kebodohan, kemalasan) yang sedang melanda, dan dipulihkan secara rohani dalam hubungan mereka dengan Tuhan. 
Apakah kita sedang menangkap kerinduan hati Tuhan ini? Atau kita sebenarnya hanya peduli pada keamanan/ kesehatan pribadi dan keluarga kita dari wabah virus Corona saja?

Saat berbagai krisis sedang melanda bangsa ini yang Tuhan kehendaki dari umat-Nya adalah:
agar SETIAP PRIBADI datang kepada Tuhan, MERENDAHKAN DIRI, BERDOA dan MENCARI WAJAH TUHAN, lalu secara jujur menyelidiki hati dan hidupnya di hadapan Tuhan, lalu BERBALIK DARI JALAN HIDUPNYA YANG JAHAT.
Berusaha menangkal virus dengan mengadakan berbagai event doa bersama ataupun mendeklarasikan Mazmur 91 dengan lantang, tidak akan berguna jika tidak disertai PERTOBATAN yang lahir dari hati yang tulus dan jujur, dan suatu komitmen untuk mengejar sikap HATI YANG MELEKAT KEPADA TUHAN.

Saat kami berdiskusi, saya menerima penjelasan bahwa sebenarnya yang dimaksud Bank di dalam mimpi itu tidak lain adalah Gereja. Saya bertanya pada Tuhan, mengapa gereja digambarkan dengan simbol bank, lalu di dalam hati saya dijelaskan bahwa alasan Tuhan menggunakan simbol "Bank" karena Tuhan mendapati bahwa hari-hari ini gereja lebih berfungsi sebagai suatu tempat untuk menghimpun dana dari masyarakat (jemaat), dimana jemaat didorong bahkan diwajibkan untuk memberi dengan rajin, lalu kepada jemaat diberikan janji² bahwa semakin besar pemberian mereka, maka itu akan mendatangkan keuntungan (berkat) yang berlimpah-limpah hasilnya. Gereja lebih mirip dengan suatu badan jasa keuangan, ketimbang Rumah Kediaman Allah yang kudus. Dan melalui masalah virus Corona ini, Tuhan sedang memanggil gereja-Nya agar kembali kepada kasih yang mula-mula dan jalan kebenaran-Nya.
Ini bertujuan untuk mengembalikan peran dan fungsi Gereja yang sejati, yaitu sebagai Tubuh Kristus, Bait Roh Kudus, orang² percaya yang telah menjadi milik kepunyaan-Nya, yang berkomitmen MENUNDUKKAN seluruh hidupnya untuk mengerjakan kehendak Kristus, yang adalah Kepala Gereja.
Gereja yang hanya menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan, program dan acara² yang mengikuti selera manusia, keinginan dan rencana² pribadi, sebenarnya tidak sedang terlibat di dalam pekerjaan Tuhan, melainkan di luar kehendak dan rancangan Kristus.
Tuhan menghendaki gereja segera kembali kepada pengajaran Firman Tuhan yang murni berasal dari hati Tuhan, bukan yang sekedar memberikan kenyamanan dan ketenangan batin yang semu, kalimat² motivasi, hikmat manusiawi yang bertujuan untuk memuaskan keinginan manusia.
Melalui berbagai masalah dan kondisi sukar yang dialami bangsa ini, gereja perlu ambil waktu untuk mengevaluasi pekerjaan yang selama ini dilakukannya.
Tuhan merindukan agar Gereja berfungsi sebagai Rumah Doa, tempat dimana Allah berkenan untuk hadir, bekerja, menyatakan isi hati-Nya, jalan²-Nya, kehendak dan rancangan-Nya untuk diikuti dan dikerjakan dengan segenap hati oleh umat-Nya. 
Tuhan merindukan para pemimpin rohani yang dengan sepenuh hati menuntun dan membimbing umat Tuhan untuk mengenal Tuhan dan hidup melakukan kehendak-Nya.
Tuhan merindukan umat Tuhan memiliki sikap hati seorang murid yang bersedia diajar dan dituntun untuk mengenal hati-Nya dan jalan²-Nya, melalui berbagai peristiwa yang sedang terjadi, juga belajar dari teladan para hamba Tuhan yang sungguh² mengikuti jejak Kristus, maupun menarik pelajaran dari kejatuhan para pemimpin gereja, sehingga umat Tuhan tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Oleh sebab itu, marilah kita mengambil keputusan untuk MENYELIDIKI hati dan hidup kita secara jujur di hadapan Tuhan dan BERTOBAT, lebih daripada upaya² pribadi untuk memproteksi diri dari virus Corona.

Mari kita renungkan :

Benarkah hati kita selama ini sungguh² melekat kepada Tuhan saja, memperlakukan Tuhan sebagai Pribadi yang TERUTAMA dalam hidup dan memprioritaskan hubungan dengan Dia dan kehendak-Nya setiap waktu dalam hari-hari yang kita jalani?

Sungguhkah kita sedang memusatkan diri untuk mencari dan mengerjakan kehendak Tuhan dengan segenap hati dan bersedia menanggalkan rancangan dan keinginan kita sendiri?

Sudahkah kita terbukti benar² tulus mengasihi sesama kita, dimulai dari orang² seisi rumah kita sendiri, yang seringkali kita abaikan karena kesibukan di dalam pekerjaan bahkan aktivitas pelayanan di gereja?

Jika selama ini hati kita ternyata telah menjauh dari Tuhan, lebih mengandalkan figur² pemimpin daripada mengikuti pimpinan Tuhan, rajin beribadah bahkan sibuk dalam berbagai aktivitas gereja dengan tujuan agar memperoleh keinginan dan kenyamanan pribadi semata, marilah kita bertobat!

Marilah kita berbalik dari cara² hidup dan jalan² kita yang mendukacitakan hati Tuhan. 
Saat kita merendahkan diri, mencari wajah Tuhan dan bertobat, kiranya belas kasihan Tuhan diberikan atas Indonesia. Tuhan berkenan untuk mengampuni dosa kita, dan mendengar doa² kita serta memulihkan negeri ini!

Yesaya 26:8-9, 20 
Ya TUHAN, kami juga menanti-nantikan saatnya Engkau menjalankan penghakiman; kesukaan kami ialah menyebut nama-Mu dan mengingat Engkau. 
Dengan segenap jiwa aku merindukan Engkau pada waktu malam, juga dengan sepenuh hati aku mencari Engkau pada waktu pagi; sebab apabila Engkau datang menghakimi bumi, maka penduduk dunia akan belajar apa yang benar. 
Mari bangsaku, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintumu sesudah engkau masuk, bersembunyilah barang sesaat lamanya, sampai amarah itu berlalu.
 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 3:56 PM

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.