Oleh : Peter B, MA
Ayat Hari Ini :
Matius 13:8, 23 (TB)
8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu
berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang
tiga puluh kali lipat.
23 Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah
orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada
yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh
kali lipat."
Sudahkah hidup kita berbuah bagi Tuhan? Saya
hanya ingin mengingatkan bahwa Tuhan memberikan batas waktu bagi kita untuk
berbuah bagi Dia. Seperti perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah
dalam Lukas 13:6-9, maka pohon yang tidak berbuah diberikan waktu tiga tahun
supaya menghasilkan buah. Jika dalam batas waktu itu tidak ada buah yang
dihasilkan, maka pohon itu akan ditebang. Hidup rohani yang tidak berbuah, pada
waktunya akan mengalami kematian rohani.
Angka tiga dalam Alkitab berbicara mengenai
kepenuhan atau kegenapan mengenai sesuatu. Dan dalam hal pohon, ini berbicara
mengenai batas waktu terakhirnya untuk menghasilkan buah.
Batas waktu bagi kita, secara umum, adalah
usia kita atau masa hidup kita di dunia. Selama masih diberikan hidup kita
dipanggil dan didesak Tuhan untuk menghasilkan buah. Itu sangat dipahami oleh
rasul Paulus sehingga ia tanpa ragu berkata, "Tetapi jika aku harus hidup
di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah!" (Filipi 1:22). Dan yang perlu senantiasa kita sadari : kita tidak tahu benar persisnya kapan
batas waktu hidup kita itu berakhir. Dengan demikian, sudah semestinya kita
menangkap maksud Tuhan bagi kita. Yaitu selagi kita masih diberikan kesempatan
hidup hari demi hari, kita harus menghasilkan buah.
BAGAIMANA KITA TAHU KITA TELAH BERBUAH BAGI
TUHAN?
SUDAH SEBERAPA BANYAK KITA TELAH BERBUAH BAGI
DIA?
Karena pekerjaan kuasa kegelapan yang kerap
memalsukan apa yang berasal dari Tuhan, kita harus memeriksa dengan cermat
apakah kita telah benar-benar berbuah di dalam Tuhan dan bagi Tuhan. Alih-alih
memuji diri bahwa kita telah menjadi pribadi-pribadi yang memenuhi target Tuhan
untuk berbuah, kita seharusnya memeriksa diri dengan seksama : apakah ukuran
kita sama dengan yang ada dalam pikiran Tuhan mengenai hidup yang berbuah itu.
Masalah hari-hari ini dengan kekristenan
adalah pemalsuan rohani dan pembohongan diri. Seperti jemaat Laodikia, banyak
orang Kristen merasa dirinya baik-baik saja, kaya raya dalam hal rohani, tidak
kekurangan apa-apa dan diberkati oleh Tuhan (lihat Wahyu 3:17). Padahal
kerohanian mereka tidak ada apa-apanya. Mereka buta, miskin, telanjang, celaka
secara rohani. Mereka tidak sadar bahwa Tuhan muak dengan hidup rohani mereka
yang suam-suam kuku itu sehingga Ia memuntahkan itu dari diri-Nya.
Faktanya, hari-hari ini, orang dengan
gampangnya menggunakan ayat-ayat Alkitab yang ditafsirkan menurut kehendak
sendiri dan yang diilhami oleh roh-roh lain yang bukan Roh Kebenaran. Dan
dengan melakukan itu, ia berpikir hidupnya telah cocok dengan standar Tuhan dan
mengklaim dirinya telah berkenan serta layak di hadapan Tuhan. Itu sangat
berbahaya. Kegagalan menilai diri secara benar akan membuat hidup kita berakhir
dalam kesesatan oleh karena kesombongan dan sifat membenarkan diri - yang
merupakan sifat dari iblis dan orang-orang yang tidak akan beroleh tempat di
Kerajaan Sorga.
Di masa-masa yang seperti ini, sangat penting
mengetahui dengan tepat ukuran-ukuran Tuhan supaya kita dapat menilai segala
sesuatu dengan benar sehingga kita sungguh-sungguh berkenan di hadapan Tuhan.
Mengenai hal berbuah, tidak sedikit yang
berpikir bahwa berbuah berarti tampil seperti orang yang rohani. Bicaranya
rohani dengan sering mengutip ayat. Aktivitasnya sering muncul di gereja,
menghadiri berbagai acara rohani, jadwalnya sibuk dengan pelayanan. Ada juga
yang berpikir bahwa berbuah itu jadi jemaat yang selalu menurut apa kata
gembalanya. Semua yang dianjurkan dan diperintahkan sang pemimpin rohani
diikuti dan ditaati. Termasuk tidak pernah absen datang ibadah, memberikan
persembahan dan ikut program-program gereja.
Bagi saya, itu lebih terlihat seperti berbuah
bagi gereja daripada berbuah bagi Tuhan. Itu lebih tepat dikatakan melekat pada
gereja dan pendeta daripada kepada Kristus sendiri. Jangan protes dulu, karena
dahulu saya pernah menghidupi yang semacam itu. Dan saya percaya bukan seperti
itu kehidupan yang berbuah yang Tuhan kehendaki.
Sebagian lagi berpikir bahwa berbuah itu
berarti memberikan pengaruh rohani yang besar bagi sekitar kita. Ada kebenaran
dalam pernyataan itu. Tetapi kita akan menelisik lebih jauh akan hal tersebut.
3 TARGET TUHAN UNTUK BERBUAH
Dalam pengajaran Yesus, kita dapat menarik
setidaknya 3 tanda sebagai apa yang menurut Tuhan disebut sebagai BERBUAH :
Pertama, BERBUAH BERARTI MENGHASILKAN
MANFAAT, KEGUNAAN DAN KEUNTUNGAN BAGI SESUATU DI LUAR DIRINYA.
BERBUAH BAGI TUHAN BERARTI MEMBERIKAN
MANFAAT DAN BERKAT SECARA ROHANI BAGI ORANG LAIN.
Tidak ada perkara lain yang dicari dari
buah-buah yang dihasilkan suatu tanaman selain kegunaan dan manfaatnya. Kita
memakan buah karena tahu itu ada gunanya bagi tubuh kita. Tidak hanya itu,
buah-buahan yang dituai manusia dapat menjadi sumber penghasilan bagi yang
mengunduh dan menjualnya, lebih-lebih jika ia mengusahakannya. Dan masih banyak
fungsi lain yang masih bisa ditemukan dan digali dari buah yang dihasilkan
tanam-tanaman itu.
Sejajar dengan itu, hidup Kristen yang berbuah
adalah hidup yang bermanfaat bagi orang lain. Tentunya bermanfaat dan
memberikan keuntungan SECARA ROHANI. Intinya, hidup anak-anak Tuhan yang
berbuah itu menjadi berkat bagi sekitarnya. Ia membawa pengaruh rohani,
pesan-pesan rohani, teladan rohani, solusi rohani, pandangan dan hikmat rohani,
kesaksian rohani, karakter rohani dan gaya hidup rohani terhadap orang-orang
yang berinteraksi dengannya. Karakter dan sifat-sifat Kristus nyata ditampilkan
dalam hidupnya SEHARI-HARI, bukan sekedar pada saat di gereja atau di depan
orang-orang seiman. HIdupnya memberikan sumbangan dalam membangun iman,
pengharapan dan kasih orang kepada Tuhan, alih-alih menjadi batu sandungan. Ia
menyegarkan jiwa yang lapar, haus dan dahaga akan Tuhan dan kebenaran-Nya,
menguatkan lutut yang goyah, memberikan terang bagi yang sedang berada dalam
kegelapan.
Pendeknya, ada manfaat yang dapat diterima dan
dinikmati dari kehidupan anak-anak Tuhan yang berbuah itu. Sebagaimana kita
semua tahu dalam Galatia 5:22-23 yang merupakan rincian dari BUAH ROH (yaitu
kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri), semuanya itu menjadi manfaat dan berkat
baik bagi kita sendiri tapi terutama kepada orang-orang disekitar kita.
Demikianlah memang hidup yang berbuah itu.
Itu sebabnya saya percaya, jika kita
berbuah-buah dalam Tuhan, ada yang dapat kita bagikan dari sebegitu banyak
berkat yang kita terima di sepanjang berjalan bersama Tuhan setiap harinya.
Dari hidup yang kepadanya Tuhan percayakan talenta, bakat, serta
karunia-karunia rohani ini, kita selayaknya selalu memiliki sesuatu yang bisa
kita bagikan dari hidup kita yang dialiri kehidupan dari Tuhan sendiri itu.
Entah itu sebentuk perhatian, dukungan materi, sharing pemikiran dan nasihat
firman atau hikmat ilahi dalam kehidupan sehari-hari akan memberkati
orang-orang di sekitar kita.
Salah satu contoh kecil saja, berbuah itu
bukan posting ulang (atau copy paste) pesan-pesan bernuansa rohani berkali-kali
dalam sehari di media-media sosial tetapi membagikan pemikiran, perenungan,
kesaksian dan pesan-pesan yang diperolehnya secara pribadi dari hasil hidup
yang melekat pada Tuhan.
Jadi, hidup berbuah itu berarti MEMBERIKAN
PENGARUH DAN DAMPAK ROHANI YANG KIAN
LAMA KIAN BESAR SEIRING PERTUMBUHAN ROHANI KITA. Dari buah-buah rohani
hamba-hamba Tuhan segala zaman, sejak waktu lampau sampai yang sekarang, kita
boleh dibawa pada pengenalan akan Tuhan serta dapat menikmati hubungan dan
jaminan keselamatan dari Tuhan hingga hari ini.
Renungkan hari ini, sudah atau sejauh manakah
Anda telah memberikan pengaruh rohani bagi sekeliling Anda? Jika belum, maukah
Anda bertekad untuk hidup berbuah-buah seturut kerinduan Tuhan?
Kedua, BERBUAH JUGA BERARTI BERMULTIPLIKASI, MELIPATGANDAKAN DIRI,
MENJADI BERTAMBAH BANYAK BEBERAPA KALI LIPAT DARI ASALNYA.
BERBUAH SECARA ROHANI BERARTI MEMPERBANYAK
JUMLAH PENGIKUT-PENGIKUT KRISTUS MELALUI HIDUP KITA
Standar yang kedua ini masih jarang dicapai
oleh sebagian besar murid Tuhan. Memberikan pengaruh rohani, ya. Membagikan
keuntungan dan berkat rohani, ya. Memperbanyak diri dan melahirkan orang-orang
yang berbuah seperti dirinya, BELUM TENTU. Padahal, kita harus tahu bahwa
inilah salah satu inti dari yang Tuhan sebut sebagai berbuah banyak itu. Untuk
alasan inilah Dia memanggil dan memilih kita untuk diutus dan menghasilkan
buah-buah yang kekal sifatnya (lihat penjelasan Yohanes 15:16 dalam tulisan
kemarin : Berbuah sesuai kerinduan Tuhan bagian 2).
Suatu tumbuhan yang lebat buahnya tidak muncul
tiba-tiba. Pohon yang kuat dan kekar dengan akar yang menghunjam jauh ke dalam
tanah tak tergoyahkan tidak tiba-tiba berdiri di atas tanah. Buah yang
berkeranjang-keranjang yang dihasilkannya tidak dihasilkan dalam waktu semalam.
Perlu proses panjang hingga bertahun-tahun sampai sebuah pohon menjadi pohon
yang menghasilkan. Dan pohon itu ada asal usulnya. Kita semua tahu darimana
asal pohon itu. Ya, dari sebuah atau sebiji benih saja. Sesuatu yang seringkali
kita abaikan, kita lewati begitu saja, kita injak atau kita lempar sembarangan.
Dari benih yang tampaknya kurang berarti itu tersimpan suatu potensi yang
sangat besar. Kita baru mengetahuinya ketika benih itu akhirnya
bermultiplikasi. Benih itu tidak lagi menjadi sebutir benda kecil semata. Ia berubah
menjadi akar, batang, daun, ranting, cabang, bunga, hingga buah yang mengandung
lebih banyak benih lagi di dalamnya. Dahsyat sekali bukan kuasa dari benih itu?
Dan kuasa yang bahkan lebih dari itu yang ada dalam benih firman Tuhan.
Benih yang menghasilkan buah menunjukkan bahwa
ia telah MENGGANDAKAN DIRINYA SECARA LUAR BIASA. Benih firman yang berbuah
dikatakan menjadi berkali-kali lipat hasilnya : ada yang 30 kali lipat, 60 kali
lipat, 100 kali lipat. Itulah yang namanya berbuah banyak.
Kita berbuah banyak bagi Tuhan ketika kita
melipatgandakan jumlah orang-orang yang menjadi murid Kristus seperti kita.
Pemuridan sebenarnya merupakan prinsip dari benih. Satu benih yang mati bagi
dirinya sendiri, yang kemudian hidup bagi Kristus, pecah dan bertumbuh menjadi
tanam-tanaman Tuhan yang menghasilkan MANFAAT bagi sekitarnya dan tidak hanya
itu. Tumbuhan itu menghasilkan benih yang lebih banyak lagi yang serupa dengan
dirinya. Itulah murid-murid Kristus yang merupakan buah yang lebat dari murid
Kristus lain yang menyerahkan hidupnya supaya menghasilkan buah.
Pola serupa kita lihat dari hidup Yesus
Kristus sendiri. Ia seorang diri pada mulanya, sekalipun selama masa hidupnya
yang singkat Ia telah menjadi berkat untuk ribuan orang, Ia menggandakan diri-Nya
dan menginvestasikan hidupnya melalui 12 murid yang kemudian menjadi 12 rasul.
Kedua belas orang inilah yang kemudian seperti benih ''ditaburkan' ke seluruh
dunia, menghasilkan buah-buah yang kelak menyimpan benih-benih ilahi
selanjutnya yang Tuhan sebarkan kembali secara lebih luas lagi ke ujung-ujung
bumi. Benih yang satu itu, yang rela mati di dalam tanah itu kini telah menjadi
pohon yang berlipat ganda dengan DNA Kristus di dalamnya. Kitalah hasil dari
multiplikasi benih-benih ilahi yang berbuah-buah banyak itu. Hanya murid-murid
Kristuslah yang sanggup melahirkan murid-murid Kristus juga karena sifat
Kristus yang ada dalam benih itu.
Adakah Anda merupakan murid Kristus? Adakah
Anda orang yang merasa telah beroleh manfaat dan dilahirkan secara rohani oleh
Roh Kudus melalui para bapa dan ibu rohani?
Jika memang Anda telah dilahirkan kembali dan
menjadi ciptaan baru, Anda dipanggil untuk menghasilkan buah dengan
memperbanyak murid-murid Kristus melalui hidup Anda. Saya tekankan sekali lagi,
murid-murid Kristus. Bukan orsng-orang yang disebut murid Kristus tetapi
sebenarnya murid dari seorang tokoh atau figur maupun suatu institusi semata.
Jadi, sudahkah Anda menghasilkan orang-orang
yang berkomitmen penuh pada Kristus? Ini akan menjadi sangat sukar jika Anda
sendiri belum benar-benar berkomitmen bagi Kristus dalam hidup Anda. Tetapi
jika Anda sungguh-sungguh mau menjadi murid-Nya, Ia akan memberikan kemampuan
pada Anda untuk berbuah banyak -asalkan hidup Anda tetap melekat pada-Nya dan
mengalirkan kehidupan yang dari Kristus sendiri.
Ketiga, BERBUAH BERARTI MEMBANGGAKAN,
MENYUKAKAN DAN MEMULIAKAN ORANG YANG MENGHASILKANNYA.
BERBUAH SECARA ROHANI BAGI TUHAN BERARTI MEMBERIKAN SEGALA
KEMULIAAN BAGI NAMA TUHAN SAJA.
Yesus berkata dalam Yohanes 15:8, "Dalam
hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan
demikian kamu adalah murid-murid-Ku." Ini bukan sesuatu yang sukar dimengerti. Malah ini merupakan sesuatu
yang alami dan wajar. Setiap pengusaha kebun akan menerima pujian ketika
tanahnya menghasilkan. Jika ia berhasil menemukan atau menciptakan jenis bibit
yang baru, ia pula yang mendapat penghargaan. Di beberapa desa di negara-negara
Barat, ada perlombaan tahunan untuk memutuskan hasil buah siapa yang paling besar
dan paling subur. Tentu saja yang menerima piala dan hadiahnya adalah sang
penanam atau pengusaha yang melaluinya buah itu dihasilkan.
Berbuah berarti memuliakan penciptanya. Bahkan
ketika pohon-pohon di muka bumi ini belum ada pengusahanya, mereka telah
berbuah-buah (lihat Kejadian 1:11-12) untuk memuliakan yang menciptakan mereka.
Begitu pula hidup kita yang berbuah-buah bagi Tuhan, memberikan kesenangan dan
kebanggaan di hati Tuhan serta membawa kemuliaan bagi nama-Nya.
Yesaya 60:21 (TB)
Pendudukmu semuanya orang-orang benar, mereka
memiliki negeri untuk selama-lamanya; mereka sebagai cangkokan yang Kutanam
sendiri untuk memperlihatkan keagungan-Ku.
Yesaya 61:3 (TB)
untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan
kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian
ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka "pohon
tarbantin kebenaran", "tanaman TUHAN" untuk memperlihatkan
keagungan-Nya.
Tuhan dimuliakan pada saat KITA MEMBERIKAN
PENGAKUAN DAN PUJIAN KEPADA TUHAN saja di waktu hidup kita dipandang sebagai
orang yang telah menghasilkan banyak pengaruh dan berkat rohani oleh banyak
orang. Dalam hal semacam inilah, buah hamba-hamba Tuhan seringkali diuji. Jika
mereka memang berbuah bagi Tuhan PADA AKHIRNYA nama Tuhan jugalah yang
dipermuliakan. Ia hanya merendah dan mengaku sebagai ciptaan atau hamba-hamba
yang tidak memiliki apa-apa selain apa yang telah dipercayakan dan juga
dimampukan oleh Tuhan dalam hidupnya.
Memuliakan nama Bapa adalah tanda bahwa buah
yang dihasilkan adalah suatu buah yang baik. Sebab setiap oang yang menikmati
buah yang baik akan memuji sang penanam atau jika tidak tahu siapa yang
menanamnya, orang memuji sang pencipta buah itu, yakni Tuhan sendiri. Kebalikan
dari ini adalah buah-buah yang tidak baik, yang beracun dan berbahaya bagi
rohani kita apabila kita memakannya :
Matius 7:15-20 (TB)
15 "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu
yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka
adalah serigala yang buas.
16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput
duri?
17 Demikianlah setiap pohon yang baik
menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang
tidak baik.
18 Tidak mungkin pohon yang baik itu
menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu
menghasilkan buah yang baik.
19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan
buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
20 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal
mereka.
Apa yang disampaikan Yesus di atas tidak
sekedar berbicara tentang pelayanan nabi-nabi tetapi juga para pelayan Tuhan
secara umum dari berbagai bidang. Hamba-hamba Tuhan sejati menghasilkan
buah-buah yang baik, yang memuliakan dan mengagungkan nama Tuhan. Mereka yang
tampak berhasil di pandangan orang dalam
bidang pelayanan belum tentu menghasilkan buah yang baik. Kita dapat melihatnya
dari apa yang kita petik dari mereka. Adakah mereka memuliakan Tuhan atau
memuliakan diri mereka sendiri? Apakah kita melayani Tuhan demi mencari
perhatian, pujian, pengakuan dan nama bagi diri kita sendiri atau semata-mata
memuliakan Tuhan. Buah-buah sejati yang berasal dari sorga hanya memuliakan
Tuhan saja.
SATU PENGINGAT PENTING
Tidak mudah menghasilkan buah-buah bagi Tuhan,
lebih-lebih bermaksud mempengaruhi dunia secara rohani dan meninggikan nama
Tuhan setiap waktu di hidup kita.
Seberapa banyakkah orang yang Anda temui, yang
sudah melepaskan potensi dan karunia-karunia rohani yang ada padanya secara
luas dalam hidupnya?
Siapakah yang sanggup memuridkan sekian orang
menjadi murid Kristus sejati sedangkan memenangkan satu jiwa saja terasa begitu
sukarnya?
Siapakah yang dapat terus menerus menjalani
kehidupan sebagai hamba yang rela tak menonjolkan diri sama sekali agar Kristus
dimuliakan senantiasa?
Semua itu adalah suatu tugas yang mahaberat
dan hampir mustahil, mengingat diri kita yang sangat berpusat pada diri
sendiri. Jangan berpikir kita dapat pergi dan menghasilkan begitu saja
buah-buah bagi Tuhan!
Meski demikian, Tuhan tetap memanggil kita
berbuah banyak bagi Dia. Sebab itu bukan perkara mustahil jika kita mau
MENGIKUTI CARA-NYA.
Dan Yesus memberitahukan kita cara supaya kita
mampu berbuah banyak bagi Tuhan :
Akulah pokok anggur dan kamulah
ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia
berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Yohanes 15:5 (TB)
Tidak ada cara lain supaya kita berbuah bagi
Tuhan selain kita melekat pada Kristus. Secara umum, itu berarti berjalan
dalam suatu hubungan yang dekat dengan Kristus, dengar-dengaran serta peka akan
pimpinan Roh Kudus, selalu mencari tahu kehendak-Nya dan bersetuju dengan Dia
untuk melakukan kehendak Tuhan-Nya itu.
Itu berarti memberikan hidup kita untuk
DIKUASAI SEPENUHNYA OLEH KRISTUS.
"Bagiku hidup adalah Kristus"
"Namun aku hidup, tetapi bukanlagi aku
sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku"
"Makananku ialah melakukan kehendak Bapa
dan menyelesaikan pekerjaan-Nya"
"Kupersembahkan hidupku kepada-Mu Tuhan,
untuk kemuliaan-Mu. Kuberikan hidup ini sebagai persembahan yang berkenan
pada-Mu"
Itulah kalimat-kalimat yang seharusnya terus
bergema di hati seumur hidup kita. Dengan menyerahkan diri dan hidup melakukan
kehendak Tuhan, sehati setujuan dan selangkah seirama dengan Tuhan KITA
DIMAMPUKAN BERBUAH SEPERTI YANG DIINGINKAN TUHAN dalam hidup yang sekali saja
ini!
Rindukah Anda tidak hidup sia-sia tetapi
berbuah-buah di hadapan Tuhan?
Salam Revival!
Tuhan Yesus Memberkati Kita Semua
Tuntunan Untuk Berdoa :
Tuhan Yesus, terima kasih untuk apa yang
sudah Kausingkapkan pada-Ku.
Kini tuntun aku untuk hidup berbuah seperti
yang Kaurindukan, mencapai ukuran seperti yang Kau kehendaki.
Jadikan hidupku berbuah bagi-Mu sehingga
nama-Mu dimuliakan dan kerajaan-Mu diluaskan di muka bumi sehingga umat-Mu siap
menjadi mempelai yang suci dan layak bagi-Mu.
Aku serahkan hidupku menjadi persembahan
untuk ambil bagian seberapa pun yang Kau percayakan padaku untuk mengambil
bagian dalam amanat agung-Mu, proyek besar-Mu atas dunia ini.
Biarlah seluruh hidupku menyenangkan
hati-Mu.
Bawa aku melekat kepada-Mu selalu dan jangan
biarkan renggang sedikitpun ya Tuhan.
Akulah milik-Mu untuk selama-lamanya.
Dalam nama Yesus Kristus, kekasih jiwaku, aku
berdoa.
A M I N
Bagi
saudara-saudari yang berminat bergabung dalam group whatsapp dapat menghubungi
no whatsapp 082299968682 atau 081803895744 atau 08980858661
Dengan bersedia mengikuti persyaratan di bawah
ini:
https://worshipcenterindonesia.blogspot.com/2017/06/belajar-bersama-bertumbuh-bersama-di.html
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.