Oleh: Ruth Yanti Tampinongkol
3). KEMBALI KEPADA TUHAN DAN MENGASIHI DIA
DENGAN KETULUSAN HATI (Yesaya 55:6-7)
Bukti kasih dan ketulusan hati kita kepada
Tuhan tidak cukup dengan pengakuan dalam sebuah nyanyian pujian, ataupun
ketekunan kita mengikuti ibadah-ibadah di gereja tetapi harus ditunjukkan
dengan perubahan. Sebab Tuhan merindukan kehidupan yang berdampak (berbuah).
Jika mengamati dengan jujur keadaan rohani
gereja-gereja hari ini sesungguhnya seperti dalam perumpamaan yang Yesus
ceritakan tentang pohon ara yang tidak berbuah (Lukas 13:6-9). Suatu kali sang
pemilik kebun datang untuk melihat dan mencari buah pohon ara yang ia tanam di
dalam kebun anggurnya tetapi tiga tahun berlalu ia tidak menemukan buahnya sama
sekali. Pemilik kebun itu memerintahkan kepada tukang kebun yang merawatnya
supaya menebang pohon ara itu sebab
untuk apa pohon itu hidup dengan percuma (sia-sia) ditanah itu. Tetapi tukang
kebun itu meminta kepada tuan pemilik kebun tersebut untuk memberinya
kesempatan satu tahun lagi. Demikianlah hati Yesus, Dia rindu supaya kasih
karunia yang Allah Bapa berikan tidak menjadi sia-sia tetapi menjadi sebuah
kesempatan untuk umat-Nya berbuah bagi kemuliaan Bapa.
Pernahkah kita bertanya mengapa ibadah-ibadah
perayaan di dalam gereja-gereja tidak menghasilkan buah api kebangunan rohani
di negeri ini??
Mengapa doa-doa umat-Nya tidak menyalakan api
kebangunan rohani di dalam gereja-gereja, kota-kota dan bangsa ini??
Karena api yang adalah Kristus dan
kebenaran-Nya tidak lagi tinggal disana, di dalam perayaan ibadah gereja dan
doa-doa umat-Nya. Karena semua ibadah perayaan dan doa-doa kita lakukan dengan
cara-cara dan pikiran manusia, bukan dari pikiran (hikmat) kebenaran-Nya
sehingga api yang berkobar hanyalah api kecil yang menyala dari semangat jiwa
manusia arogan dan penuh ambisi dan bukan api kebangunan Roh Tuhan sendiri.
Perayaan ibadah dan pertemuan doa-doa syafaat yang dikerjakan tanpa ada
kebenaran di dalamnya hanya akan memadamkan api kegerakan Tuhan. Untuk
menyalakan api di dalam gereja-gereja, kita memerlukan BAHAN BAKAR yaitu Roh
Kudus dan firman kebenaran Kristus.
Sebagai pemilik kehidupan, tentu Bapa akan
merasa kecewa mendapati hidup anak-anak-Nya tidak berbuah. Salah satu penyebab
kehidupan rohani kita (bahkan para pemimpin rohani) tidak berfungsi dengan baik
dan benar adalah karena kita tidak menyerahkan jiwa dan keinginannya untuk dipuaskan
di dalam Tuhan sebab masih terpikat/terikat dengan hal-hal jasmani, materi,
kesenangan duniawi. Memberikan seluruh waktu, harta, pikiran dan tenaga dalam
hidup sehari-hari untuk mengenyangkan dan memperkaya diri dengan
perkara-perkara di bumi yang sia-sia dan bukan memikirkan serta mencari
perkara-perkara ilahi. Seperti ranting yang tidak melekat kepada pokoknya.
Demikianlah hati umat-Nya tidak bergantung kepada Penciptanya sebab tertawan
oleh candu dunia. Tidak mengherankan banyak para pemimpin rohani yang jatuh dan
tertawan dalam berbagai penyimpangan dan kenajisan ditengah-tengah pelayanan
yang hebat karena tidak penuh dalam sukacita (air kehidupan) Tuhan.
Tuhan ingin kita kembali kepada-Nya. Taat akan
kebenaran-Nya. Dan hidup hanya untuk mengasihi-Nya. Menjadikan Dia dan
kebenaran-Nya adalah segala-galanya.
Dengan meninggalkan semua kejahatan dan
kefasikan. Dimulai dari pikiran kita. Sebab pikiran merupakan pintu gerbang
bagi kebenaran Tuhan yang akan mengubahkan seluruh kehidupan kita.
Dengan mengijinkan Tuhan menguduskan pikiran
kita dengan seluruh kebenaran-Nya maka kita akan menghasilkan
kebiasaan-kebiasaan dan karakter-karakter yang baru.
Hanya dengan memahami bahwa tidak ada
kebenaran di dalam diri kita selain kebenaran Tuhan saja maka kita akan
menyadari bahwa kita harus tinggal dalam pikiran Tuhan, hidup dalam rancangan
Tuhan dan mengikuti jalan Tuhan. Sebab pikiran, rancangan dan jalan Tuhan lebih
tinggi dari pikiran, rancangan dan jalan kita sendiri. Yesaya 55:8-9
Sikap kerendahan hati seperti ini yang akan
membawa kita merendahkan diri dan tersungkur dalam pertobatan. Dan dalam hati
yang remuk dan hancur Tuhan melimpahkan kasih dan pengampunan.
Sebaliknya tanpa menyerahkan pikiran kita
kepada pikiran Tuhan, rancangan serta keinginan kita kepada rancangan
(kehendak) Tuhan, dan menyerahkan jalan kita kepada jalan-jalan Tuhan maka kita
akan hidup dalam kekerasan hati (tanpa kebenaran) seperti semak berduri di
hadapan Tuhan. Tanpa pengakuan dan pertobatan kita tidak akan menerima keselamatan.
Kita menjadi orang-orang Kristen yang gagal, baik dalam menggenapi rencana-Nya
di bumi maupun menuju tanah perjanjian yaitu tanah air surgawi yang Tuhan telah
janjikan.
MELALUI KETAATAN DALAM LANGKAH PERTOBATAN KITA
SEDANG MEMBUKA PINTU GERBANG KESELAMATAN BAGI GEREJA, JIWA-JIWA DAN
BANGSA-BANGSA. Dimana aliran sukacita dan damai sejahtera Allah akan meluap dan
memenuhi kita. Bahkan seluruh dunia di sekitar kita pun akan bersuka. Sebab
KEKAYAAN ROHANI DICURAHKAN DENGAN BERLIMPAH-LIMPAH DIATAS BUMI SEHINGGA API
KEBANGUNAN ROHANI KEMBALI MENYALA DIATAS NEGERI INI. Roh dan firman-Nya
dicurahkan seperti tsunami besar yang memenuhi lautan kering. Kebenaran-Nya
seperti hujan turun dari langit, dan tidak kembali, melainkan membasahi bumi,
menyuburkannya dan menumbuhkan tanam-tanaman, memberi hasil untuk ditabur dan
dimakan, Yesaya 55:10 (BIMK)
Tidak ada penyesalan bagi mereka yang bersedia
meninggalkan Babel, yaitu segala kekerasan hati akibat perbudakan dosa dan
kefasikan sebab mereka akan dipuaskan dengan MELIHAT KEHIDUPAN. Pohon cemara
akan menggantikan semak berduri, tanaman bunga menggantikan semak belukar.
Mujizat dan tanda abadi yang membuat nama Tuhan dimasyurkan. Yesaya 55:13.
Kehidupan rohani yang kudus, berdampak dan
berbuah seperti inilah yang Tuhan rindukan atas kita umat-Nya di Indonesia.
KESIMPULAN:
Banyak orang percaya tidak bersukacita
terhadap berita kebenaran yang murni dari Tuhan karena hanya cukup puas dengan
makanan lunak yang tidak menyehatkan sehingga hidup rohani mereka menjadi sakit
dan mati. Akibatnya tidak memiliki pancaindera yang terlatih untuk membedakan
yang benar dan salah. Membuka pintu celah bagi roh agamawi untuk menipu pikiran
mereka dengan memutarbalikkan kebenaran bahwa berita kebenaran Tuhan adalah
sebuah dusta, penghakiman, dakwaan dan bukan berita sukacita pembebasan. Dampak
dari banyaknya orang-orang yang mempercayai kebohongan roh agamawi membuat para
nabi-nabi dan rasul-rasul Kristus sangat dibenci bahkan tidak sedikit yang
mengalami aniaya hingga martir.
Tetapi Tuhan adalah penguji hati. Dia berkenan
dengan orang-orang yang jujur dan rendah hati, tulus dan murni hatinya. Dia
mencari adakah hati yang haus dan lapar akan Tuhan dan kebenaran-Nya atas
umat-Nya. Hati yang mau kembali kepada-Nya dalam kasih dan ketulusan.
Tujuan uji hati adalah untuk menunjukkan
dimana posisi pertumbuhan rohani umat-umat-Nya. Apakah kita masih kanak-kanak
ataukah bertumbuh dewasa. Semua bergantung pada pilihan kita. Seringkali
kekerasan hati, ketidakdewasaan dan keraguan menjadi salah satu penghambat
untuk kita sampai pada kehendak Tuhan yang sejati. Sebaliknya, dalam kelembutan
hati Tuhan akan memimpin langkah kita dalam limpahan sukacita dan dihantar
dengan penuh damai demi menggenapi takdir kita yaitu melihat masa depan dan
pemulihan bangsa ini.
Sebab itu jika hari ini Tuhan sedang memeriksa
hati kita, kiranya Dia mendapati kejujuran, ketulusan dan kemurnian hati itu
ada di dalam diri kita. Kiranya Tuhan memelihara kita dengan kecenderungan hati
yang demikian. Menjaga kita untuk tetap mencintai-Nya dan hidup penuh kasih
kepada sesama. Menolong kita untuk tidak berubah setia kepada-Nya selamanya.
Keinginan yang sungguh-sungguh untuk menuruti
segala perintah-Nya dan selalu bersemangat menyelesaikan pekerjaan-Nya hingga
melihat seluruh rancangan dan kehendak-Nya terlaksana di bumi seperti di Surga.
"Allah dimuliakan di dalam kita ketika
kita paling puas di dalam Dia."
~ John Piper
Sangat besar kasih-Nya kepada
umat-Nya—Orang-orang kudus-Nya ada di dalam tangan-Nya. Mereka mengikuti
jejak-Mu, ya TUHAN. Mereka melakukan apa yang Kauperintahkan. Ulangan 33:3
(FAYH)
Tuhan Yesus memberkati perjuangan kita.
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.