Oleh : Ruth Yanti Tampinongkol
Beberapa waktu lalu saat kami berdoa bersama
untuk kota dan bangsa dengan teman-teman pendoa di kota Malang, kami mengalami
lawatan Roh Tuhan. Kami masing-masing berbahasa roh dengan sangat tertib. Saya
yakini Roh Kudus sedang menolong kami berdoa, memohonkan bagi kami dengan
kerinduan yang sangat dalam dan dengan keluh kesah yang tidak dapat dijelaskan
dengan bahasa manusia sebagaimana tertulis dalam Roma 8:28.
Ketika kami semua berbahasa roh, Tuhan
menaruhkan di dalam hati saya makna dari masing-masing bahasa roh yang kami
ucapkan dimana kesemuanya sedang memuliakan Tuhan. Hal ini merupakan pengalaman
baru bagi saya.
Saya mendengar salah seorang berkata,
"Tuhan.. jamahlah hatiku". Saya pun melihat dan merasakan ada
kerinduan yang mendalam akan jamahan Tuhan dalam dirinya. Yang seorang, dengan
penuh air mata berkata: "Yesus Engkaulah Tuhan, Engkau yang terbesar,
Engkau sungguh mempesona". Dan seorang lain lagi berkata: "Tuhan,
aku percaya". Itulah ungkapan hati yang mereka naikkan dalam bahasa roh
berulang-ulang.
Sementara bahasa roh yang saya ucapkan sendiri
memiliki makna: "Tuhan, aku memuji-Mu.. bukakanlah pintu gerbang
keselamatan-Mu".
Dalam hadirat Tuhan itu saya merenung dan
bertanya-tanya; Tuhan.. mengapa saya berkata seperti itu? Apakah maksud dari
perkataan bahasa roh saya itu? Saya merasa bahwa ada sesuatu yang hendak Tuhan
nyatakan lebih lagi.
Dua hari berikutnya, saat saya sedang di dapur
tiba-tiba Roh Tuhan berbisik lembut di hati saya: "mengapa kamu
belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti?". Selesai dengan pekerjaan
dapur saya segera membuka Alkitab. Tuhan menuntun saya menemukan ayat tersebut
di dalam kitab Yesaya 55:1-13. Dengan perikop, Seruan untuk turut serta dalam
keselamatan yang dari Tuhan.
Ketika saya mempelajari dan merenungkan
ayat-ayat dalam Yesaya 55 itu, Tuhan menyingkapkan sebuah rahasia bahwa inilah
yang Tuhan kehendaki atas umat-Nya di negeri ini. Dimana Tuhan menghendaki
sebuah PERTOBATAN. Sebab inilah kunci untuk membuka pintu gerbang keselamatan
atas Indonesia.
Sesungguhnya keadaan rohani bangsa ini dalam
keadaan tepat seperti yang dituliskan dalam kitab Yesaya 55: 1 dimana kita
sedang mengalami kekeringan rohani. Seperti tanah yang kering dan tandus tiada
berair. Seperti air lautan luas yang sedang surut dan mengering.
Sebab itu Tuhan memerintahkan kita untuk minum
air yang memuaskan dan makan makanan yang mengenyangkan dan memberikan
kehidupan, bahkan anggur dan susu yang terbaik dari Roh dan Kebenaran firman
yang kita dapatkan dengan cuma-cuma tanpa harus membayar dengan uang. Tuhan
ingin agar kita umat-Nya MENCARI DIA (dan segala kebenaran-Nya), hikmat dan
pengertian-Nya, kehendak, pikiran dan rancangan-Nya melebihi emas dan perak.
SEBAB TIDAK ADA LAGI HIDUP YANG LEBIH MEMUASKAN SELAIN HIDUP DALAM RANCANGAN
DAN KEHENDAK-NYA. Dia rindu kita mengalami kebahagiaan sejati lebih dari
sekedar hidup dalam kebahagiaan yang sia-sia yang dimiliki oleh bangsa-bangsa
yang tidak mengenal akan Dia. Tuhan ingin agar umat-Nya turut mengambil bagian
dalam rencana-Nya yang besar atas bangsa ini.
Pada masa ini banyak diantara umat Tuhan yang
lebih menginginkan hal-hal lain sekedar untuk memuaskan keinginan pribadi.
TUHAN BUKAN LAGI KEBUTUHAN YANG TERUTAMA dalam kehidupan umat-Nya. Banyak
ilah-ilah asing bahkan api asing di tempat-tempat yang disebut sebagai rumah
Tuhan. Bahkan banyak orang yang menyebut dirinya dengan gelar hamba Tuhan
dengan tanpa malu-malu (tidak mampu menguasai diri) mengumbar nafsu dalam
berbagai kemewahan dunia.
Alhasil penyakit kejenuhan dan kebosanan
melanda dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah yang ada karena kuasa dan
kebenaran Tuhan yang pernah ada di dalam gereja kini telah tiada. Beberapa
pemimpin mulai mengatasi setiap kejenuhan dan kebosanan dengan mengundang
artis-artis rohani yang mahal dan musik-musik yang indah, pengkhotbah yang
menyenangkan telinga pendengarnya, hingga mengubah suasana tempat ibadah
menjadi tempat-tempat yang menarik dan memberikan hiburan demi memuaskan jiwa.
Kini hidup rohani Kekristenan kita tidak jauh berbeda dengan orang-orang yang
sekedar beragama sebab KEHILANGAN GAIRAH AKAN TUHAN.
Jika demikian keadaannya apakah yang
membedakan keadaan gereja hari ini dengan kisah seorang wanita yang Yesus
jumpai di sumur Yakub yang mencari pemuas dahaga jiwanya kepada banyak pria
sebelum akhirnya menemukan sumber air hidup sejati.
Sebagaimana pemulihan terjadi atas wanita
Samaria itu, Tuhan merindukan hal yang sama atas umat-Nya di negeri ini, yaitu
dilepaskan dari pengaruh dunia dan MEMILIKI HIDUP SEJATI yang hanya bisa kita
temukan di dalam Kristus sendiri.
Tuhan tidak ingin gagal dan tidak akan pernah
gagal dalam setiap rancangan-Nya, sebab itu Dia ingin kita melangkah
bersama-Nya untuk mengerjakan kehendak-Nya di Indonesia. Yaitu membuka pintu
gerbang keselamatan bagi umat-Nya dan Indonesia hingga bangsa-bangsa dengan
PERTOBATAN kita.
Langkah-langkah pertobatan yang Tuhan
kehendaki atas umat-Nya di Indonesia:
1). MENJADI SEORANG MURID DENGAN MENDENGAR
PERINTAH TUHAN (Yesaya 55:2b)
Manusia pada dasarnya selalu ingin terlihat
benar dan memperoleh pembenaran dari sesamanya. Sikap ini menjadi penyebab seringnya
kita terjatuh dalam sikap hati yang dimiliki oleh orang-orang agamawi, yaitu
sikap merasa benar dan paling benar. Sehingga hati kita cenderung menolak
setiap koreksi dan teguran. Tidak heran jika kita lebih sering melihat orang
dengan mudah dan cepat menyampaikan klarifikasi tentang dirinya daripada
mengambil waktu untuk memeriksa diri. Lebih mudah melihat kekurangan sesama
dari pada kelemahannya sendiri.
Akibatnya adalah kita lebih mudah menunjuk dan
menghakimi sesama dari pada mengoreksi diri. Bukankah pemandangan seperti ini
sudah menjadi hal yang biasa bahkan di kalangan para pemimpin rohani di negeri
ini. Menggunakan wadah pelayanan rohani untuk saling menyerang sesama saudara
seiman. Membicarakan bahkan mencela kekurangan dan kesalahan hingga
mempermalukan sesamanya di media umum. Karunia rohani tidak lagi digunakan
untuk saling membangun tetapi saling melukai, menyakiti dan menghakimi.
Memenuhi hari-hari dalam hidup dan pelayanan
hanya untuk menebarkan kebencian bukan kasih dan kebenaran. Kita yang
semestinya berdiri dan menjadi terang justru melahirkan perbuatan-perbuatan
keji layaknya orang-orang yang tak beragama. Tidak mengherankan atmosfer
kebencian dan perpecahan semakin nyata dan meluas secara jasmani di negeri ini.
Menghujat dan mencemooh sudah menjadi hal yang biasa, seolah nilai-nilai agama
tidak lagi memiliki kuasa untuk memberikan batasan dan norma dalam pribadi
penganutnya.
Jadi, adakah Tuhan berkenan dengan perayaan
puasa dan mendengar seruan doa-doa umat-Nya apabila kita masih menyembunyikan
diri (penuh kebencian) terhadap saudara kita sendiri??
Tidak akan ada perubahan dan pemulihan atas
negeri ini sebelum kita mengambil langkah pertobatan dari segala kejahatan. 2
Tawarikh 7:14
Tiap-tiap orang percaya semestinya mencari pembenaran
di dalam Tuhan saja dan sama sekali bukan manusia. Dalam sikap kerendahan hati
bukan pembenaran diri. Dalam kasih dan penghargaan (terhadap sesama dan semua
orang) bukan keegoisan.
Sikap hati seperti inilah yang Tuhan cari dan
rindukan atas umat-Nya. Sebab sekalipun memahami hukum-hukum Tuhan tetapi
dengan sikap hati yang penuh dengan pembenaran diri (merasa benar) justru
menunjukkan suatu kesalahan yang besar di mata Tuhan.
Contohnya adalah peristiwa seorang wanita yang
kedapatan berbuat dosa yang sedang dihakimi dan akan dilempari batu oleh
orang-orang farisi sebab memang demikianlah aturan yang berlaku sesuai hukum
taurat yang mereka percayai. Tetapi Yesus justru menegur mereka dan seolah
memberi kesan membenarkan perbuatan dosa wanita itu, Yesus melindungi dan
mengampuninya. Tetapi terhadap orang-orang yang hendak menghukumnya, Yesus
menegur supaya mereka melihat diri sendiri sebelum menunjuk kesalahan
sesamanya.
Betapa Yesus menegaskan bahwa kebenaran harus
dinyatakan dalam setiap tindakan/perbuatan kasih. Itulah PERINTAH TUHAN bagi
murid-murid-Nya, yakni supaya kita hidup di dalam kasih. Kasih kalian yang
teguh seorang kepada yang lain akan membuktikan kepada dunia ini, bahwa
kalian adalah murid-murid-Ku. " ~ Yohanes 13:35 (FAYH)
Perbuatan kita menunjukkan siapa diri kita
yang sesungguhnya. Sebab itu kita perlu mendengar dan taat atas setiap
kebenaran supaya Pribadi (kehadiran Tuhan) dan terang-Nya semakin nyata dalam
kehidupan kita.
apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar
apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka
terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah
hari.
TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan
akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu;
engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang
tidak pernah mengecewakan.
~ Yesaya 58:10-11
2). MEMPERHATIKAN KEBENARAN SUPAYA BEROLEH
HIDUP (Yesaya 55:3a)
Dalam kitab Matius 4:4, Yesus mengatakan bahwa
manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap firman yang keluar dari
mulut Allah. Artinya kehidupan sejati hanya akan kita miliki ketika kita
memperhatikan (MENTAATI) firman Allah. Inilah yang Tuhan maksudkan dalam Yesaya
55:2, Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah
jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?
Sebab sesungguhnya JIWA KITA TIDAK AKAN PERNAH
DIKENYANGKAN DAN DIPUASKAN OLEH MAKANAN (HAL-HAL JASMANI). Tetapi mengapa
begitu banyak umat Tuhan yang lebih mudah terpesona oleh hal-hal yang bukan
roti dengan menyia-nyiakan Pribadi Yesus dan Kebenaran-Nya. Puas dengan makanan
yang tidak mengenyangkan dan minuman yang tidak memuaskan serta memberikan
kekuatan adalah penyebab kita tidak mengalami pertumbuhan rohani. Bagaimana
mungkin seorang dewasa akan kenyang dan puas hanya dengan menghisap susu dari
botol minuman bayi tanpa makan makanan orang-orang dewasa??
Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut
waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan
asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan
makanan keras.
Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia
tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
Tetapi makanan keras adalah untuk
orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk
membedakan yang baik dari pada yang jahat. ~ Ibrani 5:12-14.
Inikah alasan mengapa banyak orang percaya
yang meskipun telah aktif dalam pelayanan, berdoa dengan kuasa doa yang
menggebu-gebu bahkan dipenuhi karunia-karunia supranatural tetapi masih sesat
dan gelap dalam pikirannya??
Karena mereka enggan meninggalkan
perbuatan-perbuatan jahat dan kefasikan mereka dengan menolak setiap
teguran-teguran firman kebenaran Tuhan. Bukankah ketidak percayaan terhadap
pesan-pesan Tuhan yang murni ini juga yang menjadi salah satu penghambat bagi
terjadinya kebangunan rohani di negeri ini??
Tuhan menghendaki kita mengikuti perintah-Nya.
Ijinkan Dia mengajar dan mendidik kita sebab sesungguhnya teguran-teguran dan
nasihat kebenaran-Nya merupakan ungkapan kasih dari hati-Nya yang lembut.
Tunduk dan bergantunglah hanya kepada-Nya maka jiwa kita akan disegarkan,
dipuaskan dan disembuhkan oleh setiap kebenaran-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.