KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

YANG DILIHAT, DICARI DAN DINILAI TUHAN DALAM IBADAH ADALAH YANG UTAMA LEBIH DAHULU

Posted By passion for revival on Kamis, 07 Februari 2019 | 9:35 AM

Oleh Peter B, MA


Dalam Matius 23:23, dalam salah satu pernyataannya yang penuh kecaman kepada tokoh-tokoh agama Yahudi, Yesus mengatakan,

Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.

Dari pernyataan Yesus, terkait ibadah bangsa Yahudi yang didasarkan taurat, terlihat ada dua bagian kewajiban.

Dua bagian itu adalah
1) kewajiban ibadah yang dikerjakan sebagai bagian tata cara ibadah (yang digambarkan Yesus sebagai persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan).

2) kewajiban ibadah yang dikerjakan sebagai intisari atau jiwa dari ibadah itu sendiri (yang disebut Yesus sebagai keadilan, belas kasihan dan kesetiaan)

Orang-orang² Farisi sangat fasih menjelaskan dan menerapkan ritual ibadah Yahudi. Mereka memiliki pengaturan dan petunjuk pelaksanaan taurat (yang konon ratusan jumlahnya) dengan sangat mendetail, demi menunjukkan betapa seriusnya mereka dalam beribadah kepada Tuhan.

Sayangnya, menurut Yesus, mereka mengejar yang kurang utama. Yang lebih utama mereka tinggalkan. Padahal itulah semangat dan roh yang harus menjiwai serta menjadi motivasi utama mereka dalam menyembah Tuhan.

Dan hal semacam itu belum berubah hingga kini. Manusia yang merupakan insan-insan beragama lebih suka (karena mungkin lebih mudah dan lebih dilihat orang) mengejar dan mengutamakan praktek-praktek ritual daripada memperagakan sifat utama yang mencerminkan karakter para penyembah Tuhan.

Model pakaian, tata cara berdoa, praktek berpuasa, sampai atribut-atribut rohani dan penampilan atau tutur kata yang terlihat rohani menjadi lebih penting daripada mengejar apa yang utama yaitu menyatakan kasih dan bersikap adil. Ibadah dinilai dari pembawaan dan gaya bukan karakter dan perilaku sehari-hari. Kerohanian diukur dari seberapa aktif seseorang datang ke gereja, turut serta dalam pelayanan atau memberikan sumbangan dan dukungan bagi gereja dan bukan komitmen, kerinduan serta sikap hidup sehari-hari.

Bukannya semua praktek seremonial ibadah tidak perlu. Yesus tidak berkata bahwa iti tidak perlu dilakukan. Tapi ITU HARUS DILAKUKAN dengan MOTIF YANG BENAR DAN MELAKUKAN LEBIH DAHULU APA YANG TERPENTING DALAM IBADAH. Yaitu dengan niat dan kerinduan cinta kepada Tuhan dan sesama;  dengan keinginan untuk menyukakan hati Tuhan, di dalam hasrat untuk berbagi dan memperlakukan sesama secara adil dan tidak memihak; didasari suatu keyakinan yang teguh disertai pengharapan penuh kepada Tuhan yang melihat dan membalas semuanya.

"Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

"Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
~ Matius 6:1-6 (TB)

Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mengutamakan tampilan-tampilan yang dilihat orang supaya mereka beroleh pujian dari banyak orang, untuk dipandang sebagai orang-orang yang tinggi derajatnya serta dekat dengan Tuhan karena terlihat sangat sungguh-sungguh dalam beribadah di tempat-tempat ibadah. Faktanya, di hadapan Tuhan, mereka justru ditemukan kebalikannya. Tidak heran, Yesus menyebut mereka berulang-kali sebagai orang-orang munafik, orang-orang yang menampilkan sesuatu yang berbeda dari sifat aslinya. Berpura-pura suka menyembah dan cinta Tuhan, padahal keinginan akan hubungan dan hidup bagi Tuhan sangat sedikit atau bahkan tidak didapati di hati mereka.
Jauhilah cara ibadah yang seperti itu!

Ingatlah selalu, ibadah yang diterima Tuhan adalah YANG MELAKUKAN LEBIH DAHULU YANG UTAMA BARU KEMUDIAN YANG KURANG UTAMA. Kembalikan dari ibadah semacam ini, adalah kekejian, sesuatu yang dibenci dan dihinakan-Nya.

Ibadah yang mengutamakan praktek-praktek yang mengesankan manusia daripada Tuhan pasti DITOLAK dan DIMURKAI-NYA.

Bayangkan saja berapa banyak Tuhan melihat ibadah yang demikian di gereja-gereja masa kini dan sampai berapa lama Ia harus menahan diri?

Kenyataan bahwa Gereja masa kini sangat jauh dibandingkan gereja mula-mula 200 tahun lampau telah menunjukkan betapa gereja sudah bergeser dari praktek-praktek yang utama menjadi pelaku-pelaku ibadah yang sibuk dengan hal-hal yang kurang atau tidak utama ketika banyak ibadah disiapkan dan disediakan lebih banyak untuk menyenangkan manusia daripada pencarian akan kehendak dan isi hati Tuhan (melalui berbagai fasilitas gereja yang memanjakan indera, pembicara yang menghibur telinga sampai jam-jam ibadah yang disesuaikan kepentingan jemaat).

Beribadahlah bukan hanya sekali seminggu dan bukan hanya agar tampak dilihat sebagai orang yang beribadah.

Beribadahlah melalui cara hidup Anda, dalam berhasrat, berpikir, berkata dan berbuat dalam hidup sehari-hari. Beribadahlah dengan hidup di hadapan Tuhan dengan niat hati dan motif yang paling suci.

Berkat, Tuhan sediakan bagi hati yang sungguh-sungguh mencari perkenankan-Nya.
Namun bagi mereka yang mengutamakan ibadah secara seremonial demi memuaskan tuntutan-tuntutan manusia, baik dari dirinya sendiri atau orang lain, hanya akan memperoleh "celakalah kamu" sebagai perkataan Tuhan bagi mereka.

Dalam terang firman-Nya
Peter B
Hamba sahaya di ladang Tuhan

 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 9:35 AM

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.