Oleh Peter B, MA
Jika kita ingin tahu siapa yang Tuhan pilih
menjadi teladan terbaik hidup manusia rohani setelah Yesus Kristus, bukan
terlalu dibesar-besarkan apabila itu adalah Paulus. Sebagai salah satu rasul
yang paling berpengaruh hingga sekarang ini, kita dapat belajar banyak hal dari
hidup dan pelayanannya. Kita dapat menjadikannya teladan karena ia telah lebih
dahulu meneladani Kristus, Tuhannya. Paulus melakukannya dengan sangat disiplin
dan dalam tingkatan yang paling ketat dengan teladan Kristus, sebagaimana ia sendiri
katakan,
" Jadilah pengikutku, sama seperti aku
juga menjadi pengikut Kristus"
~ 1 Korintus 11:1 (TB)
Salah satu contoh yang dapat kita pelajari
ialah pandangan dan pendirian Paulus akan kasih karunia Tuhan.
Dalam salah satu pernyataannya yang paling
kuat, yang disampaikan pada jemaat Korintus, ia mengatakan :
"… dan kasih karunia yang
dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih
keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah
yang menyertai aku."
~ 1 Korintus 15:10
Pengakuan Paulus bahwa ia beroleh hidup yang
baru dan jaminan keselamatan kekal karena kasih karunia Allah adalah doktrin
yang benar dan sejati.
Dalam pernyataannya bahwa "karena kasih
karunia Allah aku ada sebagaimana aku ada sekarang" dan "kasih
karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku", sesungguhnya Paulus sedang
menunjukkan suatu kualitas iman dan rohani sejati.
Imannya ditambatkan pada kasih karunia Tuhan
yang telah dinyatakan melalui pengorbanan Kristus di kayu salib. Iman Paulus
bukan diletakkan pada keyakinan akan pekerjaan dan amal manusia yang tekun
melakukan berbagai kewajiban keagamaan, yang diharapkan bisa membawa seseorang
sampai ke sorga.
Tidak ada perbuatan baik yang layak beroleh
ganjaran kehidupan kekal bersama Tuhan. Tidak ada satupun perbuatan manusia
yang berasal dari sifat dirinya yang berdosa dan mati secara rohani yang dapat
diterima oleh Tuhan. Manusia diterima jika ia mau mengakui bahwa dirinya tidak
mampu berkenan pada Tuhan melalui usahanya sendiri. Ia harus mengakui bahwa
HANYA OLEH KASIH KARUNIA SAJA, ia dilayakkan beroleh persekutuan dengan Tuhan.
Kerohanian sejati diawali dari kasih karunia
lalu dibuktikan penerimaannya dalam hidup kita dalam bentuk kerja keras bagi Tuhan.
Paulus mengatakan bahwa "kasih karunia
Tuhan bagiku tidak sia-sia" dan ia membuktikannya dengan "telah
bekerja lebih keras daripada mereka (murid-murid atau hamba-hamba Kristus lain)
semua"
Iman yang benar bukan dinyatakan melalui
perbuatan atau kerja keras bagi Tuhan supaya mendapatkan kasih karunia atau
perkenan Tuhan, yang karenanya Tuhan kemudian memberikan penghargaan atau
ganjaran berupa tempat di sorga. Keselamatan atau kehidupan kekal tidak bisa
diukur dari seberapa giatnya dan kerasnya seorang mengupayakan laku ibadah. Itu
hanya bisa dikaruniakan oleh Tuhan oleh karena ketidaklayakan kita, yang
orang-orang berdosa- untuk menjadi penerimanya.
Iman sejati yang dianugerahi keselamatan,
dinyatakan dalam urutan KASIH KARUNIA dan kemudian KERJA KERAS. Berkebalikan
dari kerja keras demi mendapat kasih karunia, sebagaimana yang diajarkan
agama-agama besar di dunia.
Kasih karunia yang diterima oleh iman
dibuktikan melalui perbuatan-perbuatan yang membuktikan bahwa ia hidup dalam
kasih karunia yang diimaninya itu.
Hal ini sejajar dengan berbagai pernyataan
Alkitab berikut ini :
"Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan
perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan
karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.
Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati,
demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati."
~ Yakobus 2:22, 24, 26
Dan aku mendengar suara dari sorga berkata:
Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak
sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka."
~ Wahyu 14:13
Sebab kami selalu mengingat pekerjaan
imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus
Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.
~ 1 Tesalonika 1:3 (TB)
Sebab
bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak
bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.
~ Galatia 5:6 (TB)
Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu
senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan
gentar,…
~ Filipi 2:12 (TB)
Iman harus bekerja. Iman bukan hanya dikatakan
dan ditampilkan dalam formalitas rohani dalam berbagai peribadatan dan ritual
keagamaan. Iman harus berkarya bagi Tuhan. Itulah kasih karunia yang
sungguh-sungguh dirasakan, dialami, diterima dan dihidupi.
Kita sedang menyia-nyiakan kasih karunia
Tuhan jika kita mengaku menerima kasih karunia itu namun tidak melakukan apapun
bagi pekerjaan dan kepentingan-Tuhan.
Sia-sia, dalam bahasa aslinya, berarti
"tidak berisi apa-apa", "kosong", "tidak ada hasil
atau dampaknya". Jadi, menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan itu artinya kita
membuat kasih karunia Tuhan tidak menghasilkan apa-apa, tidak ada buah-buah
yang dikeluarkan, yang ada hanya kehidupan yang kosong, tanpa dampak kepada
siapapun -selain untuk kepentingan diri sendiri saja.
Orang-orang yang mengaku percaya dan menerima
kasih karunia keselamatan dalam Kristus sudah seharusnya menghasilkan sesuatu
BAGI KRISTUS: SUATU HASIL DARI KASIH KARUNIA YANG DIBERIKAN KEPADANYA ITU.
"Kasih karunia yang dilimpahkan padaku
tidak sia-sia!" kata Paulus. Dan ia hendak berkata bahwa ia memberikan
hasil, ia berbuah-buah oleh karena kasih karunia Tuhan di hidupnya itu.
Ya, kasih karunia itu diberikan untuk membawa
kita memasuki suatu hidup yang baru, yang bukan saja menerima segala kebaikan
dan berkat Tuhan, namun juga untuk menjadi berkat bagi dunia yang terhilang
ini. Suatu kehidupan yang lebih tinggi tingkatannya daripada rata-rata manusia
yang tidak mengenal Tuhan. Itulah hidup seperti Kristus!
OLEH KARENA KASIH KARUNIA, kita seharusnya
hidup sebagai manusia baru. Tampil sebagai terang dan garam dunia. Terus
menghasilkan buah roh yaitu karakter-karakter ilahi yang nyata dalam
kepribadian dan keseharian kita. Juga, oleh kasih karunia, kita dibawa kepada
suatu tingkatan hidup yang baru, yang tak lagi dijalani bagi diri kita sendiri
namun bagi kepentingan dan kemajuan pekerjaan Tuhan di bumi :
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan
dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah
sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
~ Efesus 2:10 (TB)
Dan Kristus telah mati untuk semua orang,
supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk
Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
~ 2 Korintus 5:15 (TB)
Dan janganlah kamu menyerahkan
anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman,
tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan
serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata
kebenaran.
~ Roma 6:13 (TB)
Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh
kasih KARUNIA dalam Kristus Yesus.
Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit
yang baik dari Kristus Yesus.
~ 2 Timotius 2:1, 3 (TB)
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh
Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di
seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.
~ Kisah Para Rasul 1:8 (TB)
Orang yang mengaku hidup dalam kasih karunia
Tuhan namun hidup bagi kepentingan dan tujuan mereka sendiri, tidak benar-benar
mengenal Tuhan dan memahami kasih karunia Tuhan.
Banyak orang-orang percaya menghibur diri
bahwa karena mereka ditebus oleh kasih karunia, maka mereka pasti akan masuk
sorga atau diselamatkan, asalkan setia percaya kepada Yesus sampai akhir.
Bukankah penjahat di sebelah Yesus langsung masuk sorga ketika ia percaya dan
berseru meminta kasih karunia Tuhan?
Adalah benar bahwa Tuhan rindu menyelamatkan
setiap manusia. Juga benar jika Ia telah mencurahkan seluas-luasnya kasih
karunia supaya manusia dimudahkan datang dengan iman kepada Dia. Tapi BUKAN
HANYA UNTUK ITU TUJUAN KASIH KARUNIA-NYA DIBERIKAN!
Kita dianugerahi kasih karunia bukan sekedar
supaya masuk sorga. Dan sebenarnya sangat layak dipertanyakan jika sorga akan
dihuni oleh orang-orang egois, yang hanya peduli dan cinta pada dirinya
sendiri?
Penjahat di sebelah Yesus selamat. Tapi
hidupnya sia-sia. Di sorga pun, ia penuh penyesalan. Meratapi hidupnya karena
tiada menggunakan kesempatan untuk mengenal Tuhan dan hidup dalam kehendak-Nya.
Pula, karena upah dan ganjaran sorgawi yang tidak akan diterimanya oleh karena
hidup yang dijalani di luar Tuhan. Ia selamat namun seperti melalui api. Tidak
ada yang diperolehnya selain nyawanya sendiri. Suatu kerugian yang besar!
KASIH KARUNIA TUHAN ADALAH KESEMPATAN BAGI
ANDA. Itu adalah kesempatan terbesar yang pernah ditawarkan untuk Anda miliki.
Hidup Anda akan diubah selamanya jika Anda hidup dalam kasih karunia Tuhan yang
memanggil Anda masuk dalam kesatuan dengan Tuhan selama hidup di dunia ini.
Hidup yang seperti itulah yang dicatat dan
kita baca kisahnya di seluruh Alkitab. Suatu kehidupan yang tersurat dan
tersirat yang Tuhan nyatakan terkait kehidupan kita yang dipanggil menghampiri
dan mengikut Dia.
Dan bukankah hari ini kita boleh mengenal
kasih karunia Tuhan itu oleh karena kehidupan orang-orang yang menanggapi kasih
karunia Tuhan itu sebelumnya lalu memilih hidup di dalamnya?
Saudara-saudaraku, hidup Anda dapat menjadi
berarti jika Anda tidak menyia-nyiakan kasih karunia Allah dengan memutuskam
bekerja keras menggenapi panggilan dan tujuan Tuhan dalam hidup Anda.
Paulus hidup dengan cara demikian.
Di saat terakhirnya, ketika ia melihat kembali
seluruh perjalanan hidupnya, inilah kesaksiannya :
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik,
aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
Sekarang telah tersedia bagiku mahkota
kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada
hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang
merindukan kedatangan-Nya.
~ 2 Timotius 4:7-8 (TB)
Sungguh suatu kehidupan yang tidak hampa,
tidak sia-sia!
Hidup adalah Kristus dan mati menjadi
keuntungan!
Bisakah Anda mengatakan kesaksian yang sama
seperti Paulus di akhir hidup Anda?
Dalam terang firman-Nya
Peter B
Hamba sahaya di ladang Tuhan
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.