KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

KEBENCIAN TUHAN

Posted By passion for revival on Rabu, 06 Februari 2019 | 3:34 PM


Oleh Peter B, MA



Ada pengajaran sesat yang diulang berkali-kali di berbagai zaman. Karena kebodohan umat Tuhan ditambah motif-motif mencari kemudahan dalam kerohanian, ajaran itu masih dirangkul hingga kini, bahkan disebarkan sebagai sesuatu yang dianggap alkitabiah dan merupakan  kebenaran.

Intinya, ajaran itu mengatakan bahwa Allah itu tidak pernah membenci.
Disampaikan di sana, bahwa Allah itu kasih semata-mata sehingga tidak ada kebencian sedikitpun ada pada-Nya. Berdasar pemahaman ini, penafsiran berkembang semakin liar sehingga sampai pada kesimpulan-kesimpulan paling menyimpang yang malah melawan ajaran sejati. Misalnya, Allah menjadi toleran terhadap dosa. Ia pasti mengampuni dan mengasihi semua orang bahkan yang menentangnya. Ujung-ujungnya, semua manusia akan mendapat tempat di sorga karena mustahil  Allah tega menghukum dan menyiksa manusia di neraka.

Mengapa ini sesat?

Mari saya tunjukkan satu ayat yang merupakan bukti bahwa Tuhan memiliki banyak kebencian :

Enam perkara ini  yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya:
~ Amsal 6:16 (TB)

Jelas sekali, bukan?
Allah bisa memiliki rasa benci, juga rasa jijik terhadap perbuatan-perbuatan manusia. Kebencian rupanya juga ada di hati Tuhan. Perasaan muak dan marah pun ada pada Dia. Itu berarti ada hal-hal yang tak dicintai-Nya tetapi tak diinginkan-Nya. Jika didapati-Nya, perkara-perkara itu pasti dihinakan dan ditolak-Nya.


Tuhan benci akan dosa dan kejahatan, akan hal-hal yang tidak pernah muncul di hati-Nya dan yang tidak akan pernah dilakukan-Nya.
Menyimak lanjutan dari Amsal 6;16, kita menemukan enam bahkan tujuh hal yang dibenci Allah itu.

mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah,
hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan,
seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.
~ Amsal 6:17-19 (TB)

Perhatikanlah. Kesemuanya adalah hal-hal yang jahat. Perkara-perkara yang bukan karakter-Nya, yaitu hal-hal yang tidak akan pernah Ia lakukan sebab Ia Allah yang kudus dan penuh dengan kasih. Semua yang disebutkan di atas adalah perbuatan-perbuatan manusia, yang bersumber dari kasih kepada diri sendiri yang sedemikian besarnya sehingga tega melakukan sesuatu yang melukai dan menyakiti manusia lain, yang juga mendukakan Tuhan sendiri, pencipta mereka.

Ia yang bergelar mahakudus, tidak mungkin membiarkan dan menutup mata atau bersukacita melihat kejahatan dan kecemaran. Pun, Ia yang adalah kasih, tidak akan dapat tenang hati-nya melihat perbuatan-perbuatan yang membawa kerugian dan kerusakan bagi orang lain. Allah harus membenci kejahatan karena Ia mengasihi kebaikan, keadilan dan kebenaran. Ia harus membenci dosa karena Ia suka dan berkenan akan kekudusan dan kesucian.

Allah memiliki kebencian di hati-Nya. Itu akan selalu ada di sana karena kebencian-Nya itu tertuju pada hal-hal yang menentang sifat-Nya, yang tidak sesuai keinginan serta kerinduan-Nya, yang menghalangi rencana maupun tujuan-tujuan-Nya yang baik dan sempurna itu.


Adalah kasih karunia Tuhan apabila kita yang berdosa dan masih kerap jatuh dalam dosa ini masih diberikan kesempatan untuk hidup hingga saat ini.
Dunia penuh dengan praktek-praktek dosa. Penuh dengan perbuatan-perbuatan jahat - itu terjadi setiap detik. Di seluruh penjuru dunia. Itu terus bertumpuk di hadapan-Nya, naik bagaikan sampah yang tak pernah habis, membawa bau yang busuk dan sangat menjijikkan di hadapan-Nya.

Di masa Nuh, kecenderungan manusia yang melupakan Dia, yang setiap hari hanya melampiaskan hawa nafsu semata telah memilukan hati-Nya.
Betapa lebih lagi sekarang ini!
Bahkan di antara umat-Nya, orang-orang tebusan-Nya, Ia juga mendapati dosa: dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Betapa sering, gaya hidup kita sebagai orang percaya masih jauh dari menyenangkan hati-Nya.

Kita sesungguhnya layak menjadi obyek-obyek kebencian-Nya. Dia pantas merasa jijik dengan kita. Murka-Nya pun mestinya dijatuhkan pada kita. Namun dalam kasih karunia-Nya yang besar, Ia MASIH BERSABAR dan MEMBERIKAN KESEMPATAN. Bagi yang berseru-seru memohon kasih karunia-Nya, Ia menahan diri-Nya; Ia masih mengulurkan tangan penerimaan dan pengampunan. Sungguh, hanya karena cinta-Nya saja kita masih mendapatkan apa yang kita nikmati hingga hari ini. Setiap helaan nafas dan semua kebutuhan hidup yang kita perlu  yang masih kita bisa peroleh hingga kini adalah karena kemurahan-Nya yang besar atas kita. Begitu juga hari demi hari dan tahun demi tahun yang masih kita lalui. Tiap-tiap kali, Ia memberikan satu hari lagi bagi kita supaya kita meninggalkan cara hidup yang lama, dosa-dosa dan hal-hal yang ditentang-Nya. Ia ingin kita hidup dalam pertobatan dan ketaatan kepada-Nya.

... Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.

Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat..
~ 2 Petrus 3:9,15 (TB)  

Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?
~ Roma 2:4 (TB)

Mengingat begitu banyak dosa dan pelanggaran kita, marilah kita menggunakan waktu yang tersisa dari hidup kita untuk berhenti membangkitkan amarah-Nya namun lebih lagi mencari limpahan kasih kemurahan-Nya.


Kebencian di hati Tuhan terhadap kejahatan manusia mengharuskan-Nya melakukan perhitungan dan pembalasan demi keadilan-Nya.
Manusia adalah makhluk yang paling dikasihi-Nya. Untuk itulah Ia merancang jalan keselamatan bagi roh mereka supaya tidak berakhir pada penderitaan abadi tetapi untuk beroleh kehidupan dan kemuliaan kekal. Ia mengorbankan segala-galanya, hingga mengutus Anak-Nya yang tunggal menjadi tumbal bagi seluruh manusia sehingga setiap yang mau percaya, diampuni dosanya dan diubahkan hidupnya menjadi baru.

Meskipun begitu, ada orang-orang yang tetap menolak Dia. Iblis berhasil menipu mereka sampai akhir. Tidak semua orang beroleh iman (2 Tesalonika 3:2).

Apabila waktu dan kesempatan yang diberikan telah diabaikan begitu saja, maka kebencian ilahi akan menuntut balas. Ia penuh kasih namun maha adil dalam segala pekerjaan-Nya.

"TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,
yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman,  
~ Keluaran 3:6-7

Jika kasih-Nya yang panjang sabar dan berlimpah itu ditampik, akan ada waktunya Ia akan meminta pertanggungjawaban dari orang-orang yang memilih untuk melakukan apa yang dibenci-Nya itu. Kebencian-Nya terhadap dosa membuat Ia harus meremukkan Yesus, supaya terbuka jalan bagi kita yang berdosa agar tak lagi menjadi kejijikan-nya. Oleh karena Yesus, kita menerima perkenan-Nya dan diberi kuasa serta kasih karunia hidup terbebas serta menang atas dosa dan untuk menyenangkan hati-Nya. Penolakan terhadap tawaran terbaik yang pernah ada bagi manusia ini pastilah membawa konsekuensi yang serius.

Mengetahui Allah bisa dipenuhi kebencian terhadap perbuatan kita yang jahat di mata-Nya, jangan lagi menyia-nyiakan kasih karunia-Nya.
Berawas-awaslah, pintu kasih karunia itu akan tertutup bersamaan dengan berakhirnya jam kehidupan Anda -yang tak pernah Anda ketahui dengan pasti kapan itu akan terjadi.  


Jika kita mengaku sebagai penyembah-penyembah Allah sejati, sudah seharusnya kita membenci apa yang dibenci-Nya dan memandang jijik akan apa yang memuakkan hati-Nya.
Tuhan berfirman, "Kuduslah kamu, sebab Aku kudus". Itu mengandung perintah supaya kita meneladani sifat-Nya, menjadikannya sebagai bagian dari karakter kita. Dan bukankah kita dipanggil untuk menjadi serupa dengan Kristus hari demi hari?

Adalah merupakan bagian kita yang mengaku sebagai umat-Nya, untuk turut mengadopsi apa yang ada di pikiran dan hati Tuhan.

"Hendaklah kamu ...menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus" (Filipi 2:5)

"Tetapi kami memiliki pikiran Kristus" (1 Korintus 2:16)

"Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup" (1 Yohanes 2:6)

Bencilah apa yang dibenci-Nya. Jijiklah pada apa yang dihinakan-Nya. Itulah cara untuk hidup berkenan di hadapan-Nya. Kita harus ada di pihak-Nya.

Janganlah kita seperti beberapa orang yang justru melakukan sebaliknya: membenci yang dikasihi--Nya dan mengasihi yang dibenci-Nya atau merendahkan apa yang dikenan-Nya sambil meninggikan yang dipandang-Nya rendah. Kebodohan semacam ini hanya mengundang murka Tuhan.


Akhir kata, ingatlah selalu bahwa Allah yang kita sembah memiliki kebencian. Biarlah hal-hal yang membuat-Nya benci itu tak didapati-Nya ada dalam hidup Anda. Segeralah berbalik dari jalan yang dipandang-Nya keji. Datanglah dalam pertobatan dan kerendahan hati. Niscaya kasih karunia masih akan dianugerahkan bagi Anda.

Di atas itu semua, peganglah standar Tuhan.
Berdoalah supaya apa yang ada di hati dan pikiran Allah juga ada dalam hati dan pikiran Anda.

Kiranya Allah berkenan menolong kita.

Demikianlah kamu harus berpegang pada segala ketetapan-Ku dan segala peraturan-Ku serta melakukan semuanya itu, supaya jangan kamu dimuntahkan oleh negeri ke mana Aku membawa kamu untuk diam di sana.
Janganlah kamu hidup menurut kebiasaan bangsa yang akan Kuhalau dari depanmu: karena semuanya itu telah dilakukan mereka, sehingga Aku muak melihat mereka.
~ Imamat 20:22-23 (TB)

Dalam terang firman-Nya
Peter B
Hamba sahaya di ladang Tuhan

 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 3:34 PM

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.