KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

PESAN TUHAN TAHUN 2018: MENGENALI PERBUDAKAN ROH AGAMAWI DI INDONESIA (Bagian Pertama)

Posted By passion for revival on Selasa, 06 Maret 2018 | 12:00 AM

Oleh: Didit

 



“....Orang-orang yang visioner akan menerima wahyu dan hikmat untuk menghancurkan tembok agamawi (menyingkapkan tipu daya roh agamawi), membebaskan tawanan roh agamawi, memuridkan mereka menjadi murid-murid Kristus yang radikal dan mengutus mereka sesuai dengan panggilan Tuhan untuk melepaskan jiwa-jiwa dari perbudakan roh agamawi...”
~ Kutipan dari artikel profetik “Menjadi Visioner Dalam Kristus”


Perbudakan oleh roh agamawi yang dimaksud adalah pengendalian roh agamawi terhadap pikiran, kehendak dan hidup manusia melalui agama yang dalam kenyataannya melawan kehendak Tuhan yang sejati. Sebab roh agamawi memanfaatkan kitab suci, doktrin, nubuat, mimpi, penglihatan sebagai pengganti Tuhan. Orang-orang yang dikendalikan oleh roh agamawi melakukan ibadah bahkan bisa tampak sangat rajin dan aktif dalam semua kegiatan agama, tetapi hati mereka tidak terhubung dengan Tuhan secara pribadi. Bahkan orang-orang agamawi bisa sangat sibuk menyelidiki Alkitab, mengejar dan berusaha memperoleh nubuat, mimpi dan penglihatan namun mereka tidak menerima pimpinan Tuhan secara pribadi. Mereka tahu tentang Tuhan dan puas dengan pengetahuannya tentang Tuhan namun tidak mengerti apa kehendak Tuhan, tidak dapat membedakan pesan yang murni dari Tuhan dan yang tidak, sebab sesungguhnya mereka TIDAK PERNAH MENGENAL TUHAN. Inilah faktor utama yang menyebabkan berhentinya pertumbuhan rohani dan kematian rohani di Indonesia, “umat Tuhan tidak terhubung dengan Tuhan yang adalah sumber kehidupan itu sendiri.” (Yohanes 15: 5b ‘…, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa’). Dan roh agamawi inilah yang juga telah menghentikan gerakan kebangunan rohani di dunia. Bapa-bapa rohani di masa lalu telah memulai dengan baik namun generasi selanjutnya tidak memiliki semangat, kerinduan, beban dan visi yang sama seperti bapa rohaninya. Bahkan murid-murid dan generasi selanjutnya justru semakin memadamkan api Tuhan melalui berbagai pengajaran yang tidak seimbang seperti pengajaran yang menekankan berkat saja atau hukuman Tuhan saja. Semuanya ini terjadi karena para pemimpin rohani dan bapa-bapa rohani tidak mendidik dan memuridkan jiwa-jiwa menjadi murid Kristus yang sejati (seperti yang diterapkan zaman gereja mula-mula). Akibatnya, roh agamawi mengambil kesempatan untuk memadamkan api Tuhan dalam hati jiwa-jiwa dan mengubah mereka menjadi fans-fans Tuhan saja. Roh agamawi telah mengubah jati diri kita dari murid Kristus menjadi fans Tuhan. Sebab itu hanya sedikit orang yang mencari kehendak Tuhan di seluruh dunia.

Sebelumnya kita telah belajar bahwa di tahun 2018 ini Tuhan rindu hamba-hambaNya menjadi Visioner. Sebab hanya orang yang visioner yang dapat melihat tujuan-tujuan ke depan yang Tuhan rindukan untuk dicapai. Dan melalui orang visioner juga Tuhan akan pakai untuk meruntuhkan kuasa agamawi yang mencengkeram umatNya dan mendatangkan pemulihan atas bangsa ini. Tuhan rindu umatNya dipersiapkan menjadi orang-orang yang visioner. Dan untuk itu kita perlu mengenali perbudakan kuasa roh agamawi supaya kita dapat keluar dari cengkeraman roh agamawi dan menyingkapkan tipu daya agamawi atas umat Tuhan sehingga umatNya dapat dibebaskan. Dengan cara demikian kita akan mampu menghancurkan tembok agamawi. 

Roh agamawi telah memadamkan api Tuhan dalam hati kita, sehingga kita tidak lagi mendengar/menerima pimpinan Tuhan. Para fans Tuhan hanya memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan tentang Tuhan untuk membenarkan dirinya, tetapi di dalam hatinya jauh dari persekutuan dengan Tuhan sedangkan para murid Kristus menyelidiki isi hati, pikiran dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Sesungguhnya saat ini roh agamawi telah menidurkan bapa-bapa rohani dan pemimpin rohani di Indonesia dan bangsa-bangsa. Renungkanlah sejenak dan ratapilah keadaan rohani di Indonesia.


KEBOHONGAN DAN PENIPUAN ROH AGAMAWI DI INDONESIA
Salah satu cara iblis menidurkan jemaat, para pemimpin rohani, bapa-bapa rohani dengan cara menipu dan membodohi dengan menyalah-gunakan berbagai ayat-ayat firman dan karunia-karunia roh yang supranatural (seperti nubuat, mimpi, penglihatan, bahasa roh, dan lain-lain). Salah satu contoh pembodohan yang dilakukan roh agamawi adalah seperti pesan yang tersirat dalam Yeremia 6: 13-14:

13. Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar di antara mereka, semuanya mengejar untung, baik nabi maupun imam semuanya melakukan tipu.
14. Mereka mengobati luka umat-Ku dengan memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera.

Roh agamawi berusaha memanfaatkan ayat-ayat tertentu untuk membenarkan pikiran dan perbuatan kita yang jahat. Saat Tuhan hendak murka, bukannya introspeksi diri, bertobat dan berubah tetapi mengikuti petunjuk roh agamawi untuk berdoa, berpuasa, melayani di mimbar gereja, dan lain-lain sehingga mereka merasa sudah benar dan baik

Roh agamawi telah menurunkan standart kualitas hidup orang percaya, murid-murid Kristus dan hamba-hamba Tuhan yang sejati menjadi anak-anak rohani yang manja dan mudah diombang-ambingkan oleh berbagai pengajaran dan nubuat palsu. 

Oleh sebab inilah, tahun demi tahun kualitas hidup umat Tuhan di Indonesia dan bangsa-bangsa makin merosot dan banyak orang tidak berminat datang ke gereja. Sekalipun mereka datang ke gereja sebagian besar dari mereka hanya sekedar menjalani rutinitas sebagai orang beragama, tetapi bukan untuk mencari Tuhan dan menjalin hubungan pribadi dengan Tuhan.

Bentuk-bentuk penipuan-penipuan roh agamawi antara lain :

1. MENGABURKAN PRINSIP-PRINSIP ROHANI TERKAIT KASIH KARUNIA, KESELAMATAN, BERKAT-BERKAT DARI SORGA, URAPAN, KEADILAN TUHAN DAN LAIN-LAIN.
Orang-orang yang dikuasai roh agamawi memanfaatkan kemampuan dan kefasihannya dalam berbicara, memimpin, pengetahuan, jabatan, kekayaan, doktrin, nubuat, mimpi, penglihatan, mujizat, kesembuhan untuk membuat orang-orang semakin mengagumi manusia daripada Tuhan. Pelayanan mereka telah menyesatkan banyak orang karena menafsirkan prinsip-prinsip firman dengan hati yang ingin mencari keuntungan (egois). Mereka adalah saksi-saksi palsu yang pura-pura tahu kehendak Tuhan, tetapi sebenarnya tidak tahu apa-apa sebab fokus hatinya mencari keuntungan pribadi. Seperti dalam 1 Timotius 6:3-5 yang menyatakan, "......mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat — yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus — dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita, ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa..." Pengajaran yang mereka sampaikan tidak sesuai dengan perinsip-prinsip Alkitab dan perkataan sehat (sesuai dengan ajaran-ajaran Kristus). Mereka menjalankan ibadah namun tidak ada pimpinan Roh Kudus. Pelayanan, pengajaran dan kesaksian mereka justru menjadi penghalang jemaat untuk datang kepada Tuhan. Akibatnya, jemaat hanya mengenali pesan-pesan rohani dari manusia, tetapi tidak mengenal Tuhan secara pribadi.

Tuhan mengumpamakan kesaksian, pengajaran, nubuat, mimpi, penglihatan dan pelayanan mereka seperti menambahkan batu besar untuk membangun dan memperkuat tembok pertahanan di kota agamawi sehingga kota agamawi berdiri kokoh (seperti tembok Cina) di Indonesia. Akibatnya orang yang tinggal di kota agamawi tidak mengerti kehendak Tuhan dan tidak bisa merasakan indahnya kehendak dan tujuan Tuhan di masa depan.

Pernahkah Anda melihat anak-anak yang terpesona dengan pertunjukan sulap? Demikianlah umat Tuhan mengagumi manusia, doktrin, nubuat, mimpi, penglihatan, mujizat, kesembuhan dan karunia-karNiaunia rohani melebihi pribadi Tuhan.

Contoh: Jemaat diminta membaca deklarasi saat berdoa tanpa diajar untuk mengetahui kehendak Tuhan dari pokok doa yang dinaikkan. Jemaat rajin beribadah berharap Tuhan akan memberikan mujizat dan berkat-berkat yang terbaik dari sorga tanpa mau mencari kehendak Tuhan.

Roh agamawi memanfaatkan motif-motif ketidaktulusan dalam hati kita (yang masih menginginkan memperoleh kekuasaan, kekayaan, penghormatan, pujian dan popularitas) untuk mengaburkan prinsip-prinsip firman Tuhan dan karya Roh Kudus sehingga kita hanya mengejar berkat, karunia rohani tanpa membangun hubungan dengan Tuhan. Dari ketidaktulusan yang ditunggangi oleh agamawi inilah muncul doktrin-doktrin baru, nubuat, mimpi dan penglihatan yang bercampur antara imajinasi pribadi, ego dan firman Tuhan -- yang tanpa melalui proses pengujian -- kemudian dianggap sebagai kebenaran. Inilah awal dari penyesatan.


2. MEMBANGKITKAN GENERASI PENDUKUNG-PENDUKUNG BUTA
Tipu daya iblis untuk melawan Tuhan dan menghancurkan hidup kita selanjutnya adalah dengan memanfaatkan pesona/kharisma, kekuasaan serta karunia-karunia rohani -- seperti mujizat, kesembuhan, nubuat, mimpi, penglihatan – seorang pemimpin rohani untuk mengendalikan pikiran, hati dan hidup umat Tuhan. Tuhan menyampaikan bahwa roh agamawi bersama dengan roh sihir akan berusaha mengendalikan umat Tuhan untuk mengikuti apa pun perkataan manusia – pemimpin rohani – tanpa perlu mengerti kehendak Tuhan, menguji dan menghubungkan dengan proses Tuhan dalam hidupnya. Umat Tuhan hanya dilatih untuk tahu hukum-hukum Tuhan dan mengikuti perintah manusia, tetapi tidak dibuat mengerti  kehendak Tuhan. Mereka hanya menekankan hukum-hukum tertentu yang berhubungan dengan kepentingan mereka sendiri. Mereka menggunakan simbol-simbol dan ajaran agama, tetapi pada hakekatnya menentang kehendak Tuhan. Mereka menggunakan simbol-simbol dan ajaran agama, tetapi pada hakekatnya menentang kehendak Tuhan. Mereka hanya memperhatikan segala hal lahiriah dalam ibadah, tetapi kurang memperhatikan pikiran dan hatinya. Bukankah ini yang dimaksud Yesus bahwa orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mempengaruhi orang-orang menjadi orang-orang neraka (Matius 23: 15 - 31)? Mereka seumpama bapa-bapa yang buta rohani memuridkan orang-orang menjadi anak-anak yang juga buta rohani. Mereka mengajarkan kesalehan yang tampak diluar, tetapi lupa menjaga kekudusan dalam hati dan pikirannya.
Dalam penglihatan yang Tuhan tunjukkan, para pendukung buta ini seperti penduduk di kota agamawi yang selalu menundukkan badan dan kepalanya bahkan bersujud saat tua-tua atau pengawas daerah melewati daerah mereka sambil membawa tongkat besi panjang dimana bagian ujungnya terdapat simbol ular dan di badan tongkatnya terdapat tanaman English Yew atau cemara Inggris (salah satu tanaman beracun yang memabukkan, menyebabkan kelumpuhan hingga kematian fisik karena zat racunnya memicu terjadinya serangan jantung).

Dan arti penglihatan tersebut, yaitu:

- Tongkat besi menggambarkan otoritas yang digunakan semena-mena untuk menindas orang lain sesuai dengan kehendak hatinya sendiri (otoriter).
- Ular di ujung tongkat menggambarkan kelicikan dalam hati yang dipraktekkan dalam bentuk pandai membolak-balikkan kebenaran sesuai egonya sendiri.
- Tanaman English Yew yang tumbuh di tongkat menggambarkan sistem kepemimpinan yang suka memanipulasi, menjerat dan mengendalikan orang lain.

Jadi tongkat tersebut menggambarkan otoritas yang digunakan oleh para pemimpin rohani untuk mengendalikan umat Tuhan sesuai kehendak dan tujuan manusia yang egois. Akibatnya orang-orang lebih taat kepada manusia daripada taat kepada Tuhan. Mereka lebih terpesona dengan manusia daripada Tuhan. Inilah para pendukung-pendukung buta.

Contoh: Pemimpin rohani yang menyampaikan visi tanpa memberikan ruang untuk diskusi untuk menguji. Para majelis atau pengerja yang bernubuat tanpa perlu melalui proses pengujian. Pemimpin yang mendesak jemaat memberikan persembahan untuk gereja, tetapi hasil persembahan tidak bisa dipertanggungjawabkan atau tidak difungsikan untuk kemajuan bagi pekerjaan Tuhan.


3. MEMBANGUN SISTEM PERSATUAN DAN KEKELUARGAAN YANG PALSU
Berikutnya, roh agamawi memadamkan gerakan Roh Kudus dengan cara membangun gerakan-gerakan persatuan dan kekeluargaan yang hanya mempertahankan rutinitas agama saja. Sistem ini dibuat untuk menjerat dan mengendalikan pikiran jiwa-jiwa melalui komunitas rohani yang selalu menekankan untuk tunduk, ikut, dan percaya apapun yang disampaikan di komunitas tersebut tanpa perlu menguji kebenarannya.

Indonesia sangat kental dengan nuansa kekeluargaan dan gotong royongnya, hal ini dimanfaatkan oleh roh agamawi untuk mengembangkan rasa takut kepada manusia – dalam istilah Jawa “sungkan. Karenanya orang-orang Indonesia seringkali lebih mudah berkompromi daripada menegaskan komitmen dan integritasnya di dalam Tuhan secara terang-terangan karena ada takut pada manusia atau “sungkan”. Mereka membuat berbagai program yang tampaknya merayakan hari raya agama, tetapi sebenarnya sedang membangun patung lembu emas. Seperti Harun yang mengikuti permintaan bangsa Israel untuk membuat patung untuk merayakan hari raya kepada Tuhan. Dalam Keluaran 32:5-6 menyatakan, "Ketika Harun melihat itu, didirikannyalah mezbah di depan anak lembu itu. Berserulah Harun, katanya: "Besok hari raya bagi TUHAN!"" Dan keesokan harinya pagi-pagi mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." Mereka membuat program hari raya dengan membakar korban bakaran dan korban keselamatan di depan patung lembu emas. Tuhan TIDAK SAMA dengan patung lembu emas! Tetapi seringkali kita membuat program-program yang membuat orang-orang makin jauh dari persekutuan dengan Tuhan.

Tuhan mengumpamakan sistem persatuan dan kekeluargaan dalam pengaruh agamawi seperti taman-taman yang didalamnya terdapat kursi-kursi goyang, ayunan besar (untuk 4 orang) dan penuh dengan tanaman kecubung. Tanaman kecubung (tanaman yang mengandung obat bius) membuat banyak orang menjadi santai atau setengah tidak sadar karena menikmati  rutinitas dan kenyamanan dalam suatu komunitas.

Gambaran ini artinya:

- Taman-taman disekitar rumah menggambarkan komunitas-komunitas rohani
- Kursi-kursi goyang dan ayunan mengambarkan program-program dan acara-acara yang menghibur, memotivasi tanpa menekankan pentingnya mencari kehendak Tuhan.
- Tanaman kecubung menggambarkan pesan-pesan rohani dan suasana komunitas yang membuat jemaat fokus pada berkat-berkat Tuhan, mujizat, kesembuhan dan segala hal yang berhubungan dengan kenyamanan hidup di dunia dan melupakan untuk mencari kehendak Tuhan yang sejati.

Roh agamawi akan memberikan berbagai ide-ide yang kreatif dan inovatif membangun suasana hangat yang duniawi dengan label rohani di dalam komunitas rohani. Komunitas mereka lebih banyak membicarakan hobi, teknologi, bisnis, dan sangat sedikit waktu untuk berdiskusi tentang hal-hal rohani seperti kebangunan rohani, mencari kehendak Tuhan, menyelidiki cara Tuhan bekerja serta rencana Tuhan atas Indonesia. Bahkan sekalipun mereka mendiskusikan hal-hal rohani, namun mereka tidak memahaminya dan tidak mengerti harga yang harus dibayar untuk suatu kebangunan rohani. Akibatnya banyak orang  bergabung dalam komunitas-komunitas tersebut, tetapi hidupnya belum mencerminkan kualitas rohani sebagai orang-orang percaya dan murid-murid Kristus yang sejati.

Contoh: Membuat komunitas-komunitas rohani anak-anak muda yang berbakat serta berprestasi namun tidak ada kaitannya dengan perkara-perkara rohani, sebaliknya komunitas tersebut hanya bertujuan untuk bersenang-senang menyalurkan hobi mereka saja tanpa peduli rencana Tuhan dalam hidupnya. Membangun komunitas persatuan gereja-gereja namun tidak mengetahui visi Tuhan dalam komunitas tersebut. Membangun komunitas kebangunan rohani dengan cara, pikiran dan keinginan hatinya sendiri.

Tujuan komunitas bukan lagi untuk bertumbuh secara rohani, tetapi menyalurkan hobi, saling mencari keuntungan dan memuaskan ego mereka masing-masing. Sebab dasar dari persatuan dan kekeluargaan ini dibangun untuk membuat mereka terikat pada sistem dan tujuan yang dibuat oleh manusia dan bukan tujuan dan pimpinan Roh Kudus.


4. MEMBERIKAN VISI YANG PALSU
Terakhir, roh agamawi akan memperbudak umat Tuhan melalui visi yang tidak jelas tujuannya, rendah standarnya, dan tidak bernilai kekal. Visi yang palsu berasal dari pikiran manusia. Oleh karena itu rasul Paulus menegaskan dalam Kolose 3:2 bahwa "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." Tujuan utamanya adalah supaya kita mengerti apa yang menjadi kehendak dan tujuan Tuhan dalam hidup kita. Mustahil kita melihat visi Tuhan tanpa mengalami proses pembaruan dalam pikiran. Visi palsu lahir dari motif-motif hati dan pikiran yang menolak berubah dan tidak ingin mencari kehendak Tuhan.

Contohnya seperti visi memperluas bangunan gedung gereja dan memperlengkapi fasilitas pelayanan, visi menjangkau anak-anak jalanan dengan membagi-bagikan makanan dan pakaian, visi menjangkau jiwa-jiwa dengan membagikan souvenir rohani kepada orang-orang di jalan-jalan, membersihkan jalan-jalan, mengecat pagar jalan raya, membersihkan sungai dan lain-lain dimana semua itu tidak ada hubungannya dengan pertobatan jiwa-jiwa, pemulihan rohani dan mengembangkan karakter kepemimpinan. Sebaliknya visi tersebut dimaksudkan hanya sebagai pencitraan saja – sebab sesungguhnya mereka tidak memiliki visi, apa yang mereka lakukan hanya supaya orang bertahan dalam komunitas mereka – dan untuk mempertahankan rutinitas kegiatan agama. Bahkan sekalipun mereka memiliki visi yang berhubungan dengan pemulihan rohani, penginjilan dan melatih pemimpin seperti persatuan gereja-gereja, doa bersama gereja-gereja untuk memperjuangkan kebangunan rohani tetapi semua itu dikerjakan dengan cara-cara sendiri, emosi sesaat (karena kurang menyelidiki kehendak Tuhan dan puas dengan mengetahui sedikit saja kehendak Tuhan kemudian menganalisa dengan cara sendiri terkait tujuan Tuhan). Di titik inilah pada akhirnya lahir visi yang berasal dari kehendak dan pikiran mereka sendiri. Dan mereka membuat visi tersebut hanya dengan tujuan untuk mendapatkan popularitas, pujian, pengakuan, dukungan materi semata.

Tuhan mengumpamakan dalam penglihatan ada yang seperti para pengawas kota Agamawi yang selalu berdiri di atas tembok dan setiap pagi, siang dan sore menyerukan, "KALIAN SUDAH BERADA DI KOTA TUHAN......NIKMATILAH HARI KALIAN DAN LAKUKANLAH PEKERJAAN KALIAN DENGAN BAIK." Perkataan ini diulang-ulang dan membuat banyak penduduk kota agamawi percaya bahwa keadaan mereka baik-baik saja, diberkati Tuhan, dilindungi Tuhan sehingga tidak perlu introspeksi diri dan mencari kehendak Tuhan. Inilah cara roh agamawi membodohi dan membohongi kita. Seruan penjaga itu ditujukan bagi mereka yang telah mengetahui sedikit kehendak Tuhan supaya tidak melanjutkan pencariannya lagi sebab mereka sudah dibodohi dan dibohongi oleh pernyataan orang-orang yang tidak tahu kehendak Tuhan, tetapi mengklaim orang-orang tertentu dan dirinya sudah berada dalam kehendak Tuhan. Pernyataan ini mirip seperti yang kita dengar di kitab nabi-nabi seperti, "Kamu tidak akan mengalami perang dan kelaparan tidak akan menimpa kamu....Tuhan akan memberikan damai sejahtera yang mantap di tempat ini." (Yeremia 14:13). Ini sama seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang berdiri di mimbar dan menyampaikan visi, berkat serta damai sejahtera yang melimpah kepada umat Tuhan namun sesungghnya dengan tujuan memanipulasi untuk mengendalikan umat Tuhan.

Contoh: Gereja-gereja yang mengikuti visi dari gereja-gereja besar serta terkenal tetapi tidak mencari visi dari Tuhan sendiri bagi gerejanya dan umat Tuhan yang dipimpinnya karena tergoda dengan hasilnya, yaitu jumlah jemaat yang bertambah dan memperoleh keuntungan-keuntungan secara materi. Visi membangun gedung dan fasilitas pelayanan tanpa mempertimbangkan dan memperhatikan pertumbuhan rohani jemaat.


Keempat poin yang telah disampaikan di atas menunjukkan cara-cara roh agamawi memperbudak umat Tuhan. Tujuan utamanya adalah membodohi dan menyesatkan hidup kita, aktif mengerjakan berbagai rutinitas agama tetapi tidak mengenal Tuhan secara pribadi. Hal ini mengingatkan saya dalam Matius 7:21, menyatakan:

21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
22. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
23. Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"


Dari ayat tersebut menunjukkan bahwa roh agamawi sangat bisa memalsukan berbagai pesan-pesan rohani dan karya Roh Kudus dengan tujuan menyesatkan hidup kita. Orang-orang yang disesatkan itu (termasuk diri kita) merasa seakan-akan berjalan dalam pimpinan Roh Kudus, tetapi sesungguhnya kita sedang berjalan dalam kehendak kita sendiri dan dalam cengkaraman kuasa-kuasa roh agamawi. Sesungguhnya kita akan tersesat dan tidak sadar bahwa kita sudah tersesat karena kita tidak pernah introspeksi diri dan terhubung dengan Tuhan secara pribadi, pada hakekatnya orang-orang yang tidak mengenal Tuhan yang sejati mudah dibodohi, dibohongi dan tersesat.

PESAN TUHAN TAHUN 2018: MENGENALI PERBUDAKAN ROH AGAMAWI DI INDONESIA (Bagian kedua)
 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 12:00 AM

1 komentar:

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.