Oleh: Didit
“....Orang-orang yang visioner akan menerima wahyu dan
hikmat untuk menghancurkan tembok agamawi (menyingkapkan tipu daya roh
agamawi), membebaskan tawanan roh agamawi, memuridkan mereka menjadi
murid-murid Kristus yang radikal dan mengutus mereka sesuai dengan panggilan
Tuhan untuk melepaskan jiwa-jiwa dari perbudakan roh agamawi...”
~ Kutipan dari artikel profetik “Menjadi Visioner Dalam Kristus”
Perbudakan oleh roh agamawi yang
dimaksud adalah pengendalian roh agamawi terhadap pikiran, kehendak dan hidup manusia
melalui agama yang dalam kenyataannya melawan kehendak Tuhan yang sejati. Sebab
roh agamawi memanfaatkan kitab suci, doktrin, nubuat, mimpi,
penglihatan sebagai pengganti Tuhan. Orang-orang yang dikendalikan oleh roh agamawi melakukan ibadah bahkan bisa
tampak sangat rajin dan aktif dalam semua kegiatan agama, tetapi hati mereka
tidak terhubung dengan Tuhan secara pribadi. Bahkan orang-orang agamawi bisa
sangat sibuk menyelidiki Alkitab, mengejar dan berusaha memperoleh nubuat,
mimpi dan penglihatan namun mereka tidak menerima pimpinan Tuhan secara
pribadi. Mereka tahu tentang Tuhan dan puas dengan pengetahuannya tentang Tuhan
namun tidak mengerti apa kehendak Tuhan, tidak dapat membedakan pesan yang
murni dari Tuhan dan yang tidak, sebab sesungguhnya mereka TIDAK PERNAH
MENGENAL TUHAN. Inilah faktor utama yang menyebabkan
berhentinya pertumbuhan rohani dan kematian rohani di Indonesia, “umat Tuhan tidak terhubung dengan
Tuhan yang adalah sumber kehidupan itu sendiri.” (Yohanes 15: 5b ‘…, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa’).
Dan roh
agamawi inilah yang juga telah menghentikan gerakan
kebangunan rohani di dunia. Bapa-bapa rohani di masa lalu telah memulai dengan baik namun
generasi selanjutnya tidak memiliki semangat, kerinduan, beban dan visi yang
sama seperti bapa rohaninya. Bahkan murid-murid dan generasi selanjutnya justru semakin memadamkan api Tuhan melalui berbagai pengajaran yang tidak
seimbang seperti
pengajaran yang menekankan berkat saja atau
hukuman Tuhan saja. Semuanya
ini terjadi karena para pemimpin rohani dan bapa-bapa rohani tidak mendidik dan
memuridkan jiwa-jiwa menjadi murid Kristus yang sejati (seperti yang diterapkan
zaman gereja mula-mula). Akibatnya, roh agamawi mengambil kesempatan
untuk memadamkan api Tuhan dalam hati jiwa-jiwa dan mengubah mereka menjadi
fans-fans Tuhan saja. Roh agamawi telah mengubah jati
diri kita dari murid Kristus menjadi fans Tuhan. Sebab itu
hanya sedikit orang yang mencari kehendak Tuhan di
seluruh dunia.
Sebelumnya kita telah belajar bahwa
di tahun 2018 ini Tuhan rindu hamba-hambaNya menjadi Visioner. Sebab hanya
orang yang visioner yang dapat melihat tujuan-tujuan ke depan yang Tuhan
rindukan untuk dicapai. Dan melalui orang visioner juga Tuhan akan pakai untuk meruntuhkan kuasa agamawi
yang mencengkeram umatNya dan mendatangkan pemulihan atas bangsa ini. Tuhan
rindu umatNya dipersiapkan menjadi orang-orang yang visioner. Dan untuk itu
kita perlu mengenali perbudakan kuasa roh agamawi supaya kita dapat
keluar dari cengkeraman roh agamawi dan menyingkapkan tipu daya agamawi atas
umat Tuhan sehingga umatNya dapat dibebaskan. Dengan cara demikian kita akan mampu menghancurkan tembok agamawi.
Roh agamawi telah memadamkan api
Tuhan dalam hati kita, sehingga kita tidak lagi mendengar/menerima pimpinan
Tuhan. Para fans
Tuhan hanya memanfaatkan pengalaman dan
pengetahuan tentang Tuhan untuk membenarkan dirinya, tetapi di dalam hatinya
jauh dari persekutuan dengan Tuhan sedangkan para murid Kristus
menyelidiki isi hati, pikiran dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Sesungguhnya saat ini roh agamawi
telah menidurkan bapa-bapa rohani dan pemimpin rohani di Indonesia dan
bangsa-bangsa. Renungkanlah sejenak dan
ratapilah keadaan rohani di Indonesia.
KEBOHONGAN DAN PENIPUAN ROH AGAMAWI DI INDONESIA
Salah satu cara iblis menidurkan
jemaat, para pemimpin rohani, bapa-bapa rohani dengan cara menipu dan
membodohi dengan menyalah-gunakan
berbagai ayat-ayat firman dan karunia-karunia roh yang
supranatural (seperti nubuat, mimpi, penglihatan, bahasa roh, dan lain-lain).
Salah satu contoh pembodohan yang dilakukan roh agamawi adalah seperti
pesan yang tersirat dalam Yeremia 6: 13-14:
13. Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar di antara
mereka, semuanya mengejar untung, baik nabi maupun imam semuanya
melakukan tipu.
14. Mereka mengobati
luka umat-Ku dengan memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai
sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera.
Roh agamawi berusaha memanfaatkan ayat-ayat tertentu untuk membenarkan pikiran
dan perbuatan kita yang jahat. Saat Tuhan hendak murka, bukannya introspeksi diri, bertobat dan berubah tetapi mengikuti petunjuk roh agamawi untuk berdoa, berpuasa, melayani di mimbar gereja, dan lain-lain sehingga
mereka merasa sudah benar dan baik.
Roh agamawi telah menurunkan standart kualitas hidup orang percaya, murid-murid Kristus dan hamba-hamba Tuhan yang sejati menjadi anak-anak rohani yang manja dan mudah diombang-ambingkan oleh berbagai pengajaran dan nubuat palsu.
Oleh sebab inilah, tahun demi tahun kualitas hidup umat Tuhan di Indonesia dan bangsa-bangsa
makin merosot dan
banyak orang tidak berminat datang ke gereja. Sekalipun mereka datang ke gereja sebagian besar dari mereka hanya sekedar
menjalani rutinitas sebagai orang beragama, tetapi bukan untuk mencari Tuhan dan menjalin hubungan pribadi dengan Tuhan.
Bentuk-bentuk penipuan-penipuan roh agamawi antara lain :
1. MENGABURKAN PRINSIP-PRINSIP
ROHANI TERKAIT KASIH KARUNIA, KESELAMATAN, BERKAT-BERKAT DARI SORGA, URAPAN,
KEADILAN TUHAN DAN LAIN-LAIN.
Orang-orang yang dikuasai roh
agamawi memanfaatkan
kemampuan dan kefasihannya dalam berbicara, memimpin, pengetahuan, jabatan, kekayaan, doktrin,
nubuat, mimpi, penglihatan, mujizat, kesembuhan untuk membuat orang-orang
semakin mengagumi manusia daripada Tuhan. Pelayanan mereka telah
menyesatkan banyak orang karena menafsirkan prinsip-prinsip firman dengan hati
yang ingin mencari keuntungan (egois). Mereka adalah saksi-saksi palsu yang
pura-pura tahu kehendak Tuhan, tetapi sebenarnya tidak tahu apa-apa sebab fokus
hatinya mencari keuntungan pribadi. Seperti dalam 1 Timotius 6:3-5 yang
menyatakan, "......mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut
perkataan sehat — yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus — dan tidak
menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita, ia adalah seorang yang berlagak
tahu padahal tidak tahu apa-apa..." Pengajaran yang mereka
sampaikan tidak sesuai dengan perinsip-prinsip Alkitab dan perkataan sehat
(sesuai dengan ajaran-ajaran Kristus). Mereka menjalankan ibadah namun tidak
ada pimpinan Roh Kudus. Pelayanan, pengajaran dan kesaksian mereka justru menjadi
penghalang jemaat untuk datang kepada Tuhan. Akibatnya, jemaat hanya mengenali
pesan-pesan rohani dari manusia, tetapi tidak mengenal Tuhan secara pribadi.
Tuhan mengumpamakan kesaksian,
pengajaran, nubuat, mimpi, penglihatan dan pelayanan mereka seperti menambahkan
batu besar untuk membangun dan memperkuat tembok pertahanan di kota agamawi
sehingga kota agamawi berdiri kokoh (seperti tembok Cina) di Indonesia. Akibatnya orang yang tinggal di kota agamawi tidak mengerti kehendak Tuhan dan tidak bisa merasakan
indahnya kehendak dan tujuan Tuhan di masa depan.
Pernahkah Anda melihat anak-anak
yang terpesona dengan pertunjukan sulap? Demikianlah umat
Tuhan mengagumi manusia, doktrin, nubuat, mimpi, penglihatan, mujizat,
kesembuhan dan karunia-karNiaunia rohani melebihi pribadi Tuhan.
Contoh: Jemaat diminta membaca
deklarasi saat berdoa tanpa diajar
untuk mengetahui kehendak Tuhan dari pokok doa yang dinaikkan.
Jemaat rajin beribadah berharap Tuhan akan memberikan mujizat dan berkat-berkat
yang terbaik dari sorga tanpa mau mencari kehendak Tuhan.
Roh agamawi memanfaatkan
motif-motif ketidaktulusan dalam hati kita (yang masih menginginkan memperoleh kekuasaan, kekayaan, penghormatan, pujian dan popularitas)
untuk mengaburkan prinsip-prinsip firman Tuhan dan karya Roh Kudus sehingga
kita hanya mengejar berkat, karunia rohani tanpa membangun hubungan dengan
Tuhan. Dari
ketidaktulusan yang ditunggangi oleh agamawi inilah muncul doktrin-doktrin baru, nubuat, mimpi dan penglihatan
yang bercampur antara imajinasi pribadi, ego dan firman Tuhan -- yang tanpa melalui proses pengujian -- kemudian dianggap sebagai
kebenaran. Inilah awal dari penyesatan.
2. MEMBANGKITKAN GENERASI
PENDUKUNG-PENDUKUNG BUTA
Tipu daya iblis untuk melawan
Tuhan dan menghancurkan hidup kita selanjutnya adalah dengan memanfaatkan
pesona/kharisma, kekuasaan serta karunia-karunia rohani -- seperti
mujizat, kesembuhan, nubuat, mimpi, penglihatan – seorang pemimpin rohani untuk mengendalikan pikiran, hati dan hidup umat Tuhan. Tuhan menyampaikan bahwa roh agamawi bersama
dengan roh sihir akan
berusaha mengendalikan
umat Tuhan untuk mengikuti apa pun perkataan manusia – pemimpin rohani – tanpa perlu mengerti kehendak Tuhan, menguji dan
menghubungkan dengan proses Tuhan dalam hidupnya. Umat
Tuhan hanya dilatih untuk tahu hukum-hukum Tuhan dan
mengikuti perintah manusia, tetapi tidak dibuat mengerti kehendak Tuhan. Mereka hanya menekankan
hukum-hukum tertentu yang berhubungan dengan kepentingan mereka sendiri. Mereka
menggunakan simbol-simbol dan ajaran agama, tetapi pada hakekatnya menentang
kehendak Tuhan. Mereka menggunakan simbol-simbol dan ajaran agama, tetapi pada
hakekatnya menentang kehendak Tuhan. Mereka hanya memperhatikan segala hal
lahiriah dalam ibadah, tetapi kurang memperhatikan pikiran dan hatinya.
Bukankah ini yang dimaksud Yesus bahwa orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat
mempengaruhi orang-orang menjadi orang-orang neraka (Matius 23: 15 - 31)?
Mereka seumpama bapa-bapa yang buta rohani memuridkan orang-orang menjadi
anak-anak yang juga buta rohani. Mereka mengajarkan kesalehan yang tampak
diluar, tetapi lupa menjaga kekudusan dalam hati dan pikirannya.
Dalam penglihatan yang Tuhan tunjukkan,
para pendukung buta ini seperti
penduduk di kota agamawi yang selalu menundukkan badan dan kepalanya bahkan
bersujud saat tua-tua atau pengawas daerah melewati daerah mereka sambil
membawa tongkat besi panjang dimana bagian ujungnya terdapat simbol ular dan di
badan tongkatnya terdapat tanaman English Yew atau cemara Inggris (salah
satu tanaman beracun yang memabukkan, menyebabkan kelumpuhan
hingga kematian fisik karena zat racunnya memicu terjadinya serangan jantung).
Dan arti penglihatan tersebut, yaitu:
- Tongkat besi menggambarkan
otoritas yang digunakan semena-mena untuk menindas orang lain sesuai dengan
kehendak hatinya sendiri (otoriter).
- Ular di ujung tongkat
menggambarkan kelicikan dalam hati yang dipraktekkan dalam bentuk pandai membolak-balikkan
kebenaran sesuai egonya sendiri.
- Tanaman English Yew yang tumbuh
di tongkat menggambarkan sistem kepemimpinan yang suka memanipulasi, menjerat
dan mengendalikan orang lain.
Jadi tongkat tersebut
menggambarkan otoritas yang digunakan oleh para pemimpin rohani untuk mengendalikan umat Tuhan sesuai kehendak dan tujuan manusia yang egois. Akibatnya orang-orang
lebih taat kepada manusia daripada taat kepada Tuhan. Mereka lebih
terpesona dengan manusia daripada Tuhan. Inilah para pendukung-pendukung
buta.
Contoh: Pemimpin rohani yang
menyampaikan visi tanpa memberikan ruang untuk diskusi untuk menguji. Para
majelis atau pengerja yang bernubuat tanpa perlu melalui proses pengujian.
Pemimpin yang mendesak jemaat memberikan persembahan untuk gereja, tetapi hasil
persembahan tidak bisa dipertanggungjawabkan atau tidak difungsikan untuk
kemajuan bagi pekerjaan Tuhan.
3. MEMBANGUN SISTEM PERSATUAN DAN
KEKELUARGAAN YANG PALSU
Berikutnya, roh
agamawi memadamkan gerakan Roh Kudus dengan cara membangun gerakan-gerakan
persatuan dan kekeluargaan yang hanya mempertahankan rutinitas agama saja. Sistem ini dibuat untuk
menjerat dan mengendalikan pikiran jiwa-jiwa melalui komunitas rohani yang selalu
menekankan untuk tunduk, ikut, dan percaya apapun yang disampaikan di komunitas
tersebut tanpa perlu menguji kebenarannya.
Indonesia sangat kental dengan
nuansa kekeluargaan dan gotong royongnya, hal ini dimanfaatkan oleh roh agamawi
untuk mengembangkan rasa takut kepada manusia – dalam istilah Jawa “sungkan”. Karenanya
orang-orang Indonesia seringkali lebih mudah
berkompromi daripada menegaskan komitmen dan integritasnya di dalam Tuhan
secara terang-terangan karena
ada takut pada manusia atau “sungkan”. Mereka membuat berbagai program
yang tampaknya merayakan hari raya agama, tetapi sebenarnya sedang membangun
patung lembu emas. Seperti Harun yang mengikuti permintaan bangsa Israel untuk
membuat patung untuk merayakan hari raya kepada Tuhan. Dalam Keluaran 32:5-6
menyatakan, "Ketika Harun melihat itu, didirikannyalah mezbah di depan
anak lembu itu. Berserulah Harun, katanya: "Besok hari raya bagi TUHAN!""
Dan keesokan harinya pagi-pagi mereka mempersembahkan korban bakaran dan
korban keselamatan, sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum;
kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." Mereka membuat program hari
raya dengan membakar korban bakaran dan korban keselamatan di depan patung
lembu emas. Tuhan TIDAK SAMA dengan patung lembu emas! Tetapi seringkali kita
membuat program-program yang membuat orang-orang makin jauh dari persekutuan
dengan Tuhan.
Tuhan mengumpamakan sistem
persatuan dan kekeluargaan dalam pengaruh agamawi seperti taman-taman yang didalamnya terdapat kursi-kursi goyang, ayunan besar (untuk 4 orang) dan penuh
dengan tanaman kecubung. Tanaman kecubung (tanaman yang mengandung obat bius)
membuat banyak orang menjadi santai atau setengah tidak sadar karena menikmati rutinitas dan kenyamanan dalam suatu komunitas.
Gambaran ini artinya:
- Taman-taman disekitar rumah
menggambarkan komunitas-komunitas rohani
- Kursi-kursi goyang dan ayunan mengambarkan program-program dan
acara-acara yang menghibur, memotivasi tanpa menekankan pentingnya mencari kehendak Tuhan.
- Tanaman kecubung menggambarkan
pesan-pesan rohani dan suasana komunitas yang membuat jemaat fokus pada
berkat-berkat Tuhan, mujizat, kesembuhan dan segala hal yang berhubungan dengan
kenyamanan hidup di dunia dan melupakan untuk mencari kehendak Tuhan yang sejati.
Roh agamawi akan memberikan
berbagai ide-ide yang kreatif dan inovatif membangun suasana hangat yang
duniawi dengan label rohani di dalam komunitas rohani. Komunitas mereka lebih banyak membicarakan hobi, teknologi,
bisnis, dan sangat sedikit waktu untuk berdiskusi tentang hal-hal rohani seperti kebangunan rohani, mencari kehendak Tuhan, menyelidiki cara Tuhan bekerja
serta rencana Tuhan atas Indonesia. Bahkan sekalipun mereka mendiskusikan hal-hal rohani, namun mereka
tidak memahaminya dan tidak mengerti harga yang harus dibayar untuk suatu
kebangunan rohani. Akibatnya banyak orang bergabung dalam komunitas-komunitas tersebut, tetapi hidupnya belum mencerminkan kualitas rohani sebagai orang-orang percaya dan murid-murid Kristus yang
sejati.
Contoh: Membuat komunitas-komunitas rohani anak-anak muda yang berbakat serta
berprestasi namun
tidak ada kaitannya dengan perkara-perkara rohani, sebaliknya komunitas
tersebut hanya bertujuan untuk bersenang-senang menyalurkan hobi mereka saja
tanpa peduli rencana Tuhan dalam hidupnya. Membangun komunitas
persatuan gereja-gereja namun tidak mengetahui visi Tuhan dalam komunitas
tersebut. Membangun komunitas kebangunan rohani dengan cara, pikiran dan keinginan hatinya sendiri.
Tujuan komunitas bukan lagi untuk
bertumbuh secara rohani, tetapi menyalurkan hobi, saling mencari keuntungan dan
memuaskan ego mereka masing-masing. Sebab dasar dari persatuan dan
kekeluargaan ini dibangun untuk membuat mereka terikat pada sistem dan tujuan
yang dibuat oleh manusia dan bukan tujuan dan pimpinan Roh Kudus.
4. MEMBERIKAN VISI YANG PALSU
Terakhir, roh agamawi akan memperbudak umat Tuhan melalui visi yang tidak jelas tujuannya, rendah
standarnya, dan tidak bernilai kekal. Visi yang palsu berasal dari pikiran
manusia. Oleh karena itu rasul Paulus menegaskan dalam Kolose 3:2 bahwa "Pikirkanlah
perkara yang di atas, bukan yang di bumi." Tujuan utamanya
adalah supaya kita mengerti apa yang menjadi kehendak dan tujuan Tuhan dalam
hidup kita. Mustahil kita melihat visi Tuhan tanpa mengalami proses pembaruan
dalam pikiran. Visi palsu lahir dari motif-motif hati dan pikiran yang menolak
berubah dan tidak ingin mencari kehendak Tuhan.
Contohnya seperti visi
memperluas bangunan gedung gereja dan memperlengkapi fasilitas pelayanan, visi
menjangkau anak-anak jalanan dengan membagi-bagikan makanan dan pakaian, visi
menjangkau jiwa-jiwa dengan membagikan souvenir rohani kepada orang-orang di
jalan-jalan, membersihkan jalan-jalan, mengecat pagar jalan raya, membersihkan
sungai dan lain-lain – dimana semua itu tidak ada hubungannya dengan pertobatan jiwa-jiwa, pemulihan
rohani dan mengembangkan karakter kepemimpinan. Sebaliknya visi
tersebut dimaksudkan hanya sebagai pencitraan saja – sebab sesungguhnya mereka tidak memiliki visi, apa yang mereka
lakukan hanya supaya orang bertahan dalam komunitas mereka – dan untuk mempertahankan rutinitas kegiatan agama. Bahkan
sekalipun mereka memiliki visi yang berhubungan dengan
pemulihan rohani, penginjilan dan melatih pemimpin seperti persatuan
gereja-gereja, doa bersama gereja-gereja untuk memperjuangkan kebangunan rohani
tetapi semua
itu dikerjakan dengan cara-cara sendiri, emosi sesaat
(karena kurang menyelidiki kehendak Tuhan dan puas dengan mengetahui sedikit saja kehendak Tuhan kemudian menganalisa dengan cara sendiri
terkait tujuan Tuhan). Di titik inilah pada akhirnya lahir visi yang berasal dari kehendak dan pikiran mereka sendiri. Dan mereka
membuat visi tersebut hanya
dengan tujuan untuk mendapatkan popularitas, pujian,
pengakuan, dukungan materi semata.
Tuhan mengumpamakan dalam
penglihatan ada yang seperti para pengawas kota Agamawi yang selalu berdiri di
atas tembok dan setiap pagi, siang dan sore menyerukan, "KALIAN SUDAH BERADA DI KOTA
TUHAN......NIKMATILAH HARI KALIAN DAN LAKUKANLAH PEKERJAAN KALIAN DENGAN
BAIK." Perkataan ini diulang-ulang dan membuat
banyak penduduk kota
agamawi percaya bahwa keadaan mereka baik-baik
saja, diberkati Tuhan, dilindungi Tuhan sehingga tidak perlu introspeksi diri dan mencari kehendak Tuhan. Inilah cara roh
agamawi membodohi dan membohongi kita. Seruan penjaga itu ditujukan bagi mereka yang telah mengetahui sedikit kehendak Tuhan supaya tidak
melanjutkan pencariannya lagi sebab mereka sudah dibodohi dan dibohongi oleh pernyataan
orang-orang yang tidak tahu kehendak Tuhan, tetapi mengklaim orang-orang
tertentu dan dirinya sudah berada dalam kehendak Tuhan. Pernyataan ini mirip
seperti yang kita dengar di kitab nabi-nabi seperti, "Kamu tidak akan
mengalami perang dan kelaparan tidak akan menimpa kamu....Tuhan akan memberikan
damai sejahtera yang mantap di tempat ini." (Yeremia 14:13). Ini sama seperti yang
dilakukan oleh orang-orang yang berdiri
di mimbar dan menyampaikan visi, berkat serta damai
sejahtera yang melimpah kepada umat Tuhan namun sesungghnya dengan tujuan memanipulasi untuk mengendalikan umat Tuhan.
Contoh: Gereja-gereja yang mengikuti
visi dari gereja-gereja besar serta
terkenal tetapi tidak mencari visi dari Tuhan sendiri bagi gerejanya dan umat Tuhan
yang dipimpinnya karena tergoda dengan hasilnya,
yaitu jumlah jemaat yang bertambah dan memperoleh keuntungan-keuntungan secara
materi. Visi membangun gedung dan fasilitas pelayanan tanpa mempertimbangkan
dan memperhatikan pertumbuhan rohani jemaat.
Keempat poin yang telah disampaikan di atas menunjukkan cara-cara roh agamawi memperbudak umat
Tuhan. Tujuan utamanya adalah membodohi
dan menyesatkan hidup kita, aktif mengerjakan berbagai rutinitas agama tetapi tidak
mengenal Tuhan secara pribadi. Hal ini mengingatkan saya dalam
Matius 7:21, menyatakan:
21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan
masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku
yang di sorga.
22. Pada
hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat
demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak
mujizat demi nama-Mu juga?
23. Pada
waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak
pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!"
Dari ayat tersebut menunjukkan bahwa roh agamawi sangat bisa memalsukan berbagai pesan-pesan rohani dan karya Roh
Kudus dengan
tujuan menyesatkan hidup kita. Orang-orang yang disesatkan itu
(termasuk diri kita) merasa seakan-akan berjalan dalam
pimpinan Roh Kudus, tetapi sesungguhnya kita sedang berjalan dalam kehendak kita sendiri dan dalam cengkaraman kuasa-kuasa roh agamawi. Sesungguhnya kita akan tersesat dan tidak sadar bahwa kita
sudah tersesat karena kita tidak pernah introspeksi diri dan terhubung dengan
Tuhan secara pribadi, pada hakekatnya orang-orang yang
tidak mengenal Tuhan yang
sejati mudah dibodohi, dibohongi dan tersesat.
PESAN TUHAN TAHUN 2018: MENGENALI PERBUDAKAN ROH AGAMAWI DI INDONESIA (Bagian kedua)
Terimakasih atas pesanya..syalom
BalasHapus