Oleh: Peter B, MA
Nats :
…Aku akan
menggenapkan tahun umurmu”
~ Keluaran 23:26b
Apa yang disampaikan
dalam ayat di atas merupakan salah satu janji berkat yang akan Tuhan
berikan kepada orang Israel sebagai umatNya, jika mereka mau hidup
beribadah dan mengabdi kepada Tuhan (ayat 25).
Jadi ”digenapkannya
tahun-tahun umur hidup kita“ merupakan salah satu berkat dari Tuhan
bagi hidup kita selama di dunia.
Tapi apakah
sesungguhnya yang dimaksud bahwa Tuhan akan menggenapkan tahun-tahun
umur kita itu?
Jika kita melihat
berbagai versi terjemahan Alkitab, kita akan menemukan berbagai
pengertian dari ayat tersebut. Ada yang menterjemahkan sebagai
”menggenapkan bilangan segala harimu”, atau ”kamu akan Ku beri
umur yang panjang”, atau ada juga yang menterjemahkan sebagai ”kamu
akan hidup terus sampai cukup umurmu”; yang lain menuliskan aku
akan memberikan kamu kehidupan yang puas dan umur yang panjang”
atau ” kamu akan menjalani hidup sesuai kuota hari-hari hidupmu”
Dari setiap
terjemahan itu, setidaknya kita dapat mengambil kesimpulan bahwa apa
yang dimaksud dengan Tuhan menggenapkan umur kita sebagai berkat bagi
kita, umatNya, tidak lain adalah bahwa Tuhan akan memberikan umur
kehidupan yang telah ditetapkan-Nya atas manusia pada umumnya. Bahwa
hidup kita tidak akan dipersingkat-Nya, namun dijalani dalam usia dan
tahun-tahun yang semestinya dijalani seorang manusia.
Pertanyaannya
kemudian adalah seberapa banyakkah tahun-tahun umur manusia itu? Musa
yang menerima janji penggenapan mengenai tahun-tahun umur seorang
manusia mendapatkan penyingkapan mengenai hal ini. Yang kemudian
dituliskannya dalam Mazmur 90 di mana salah satu ayatnya mengatakan:
Masa hidup
kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun,
dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab
berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap
~ Mazmur 90:10
(TB)
Berdasarkan nats
ini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan
digenapkan tahun-tahun umur kita adalah jika kita hidup sebagaimana
yang ditetapkan Tuhan atas manusia yaitu hingga usia 70 tahun sampai
80 tahun. Itulah bagian hari-hari kehidupan manusia menjalani
kehidupan dalam kefanaan di atas bumi.
Beranjak dari dasar
pemikiran di atas, kita dapat menangkap apa kiranya pikiran Tuhan
mengenai masa hidup kita selama di dunia:
1) Tuhan
menghendaki hidup kita di dunia dijalani secara penuh, lengkap, dan
tuntas
Dia yang memberikan
nafas hidup kepada kita tidak hendak terburu-buru mengambil kembali
nyawa yang diberikan-Nya itu. Ia ingin memberikan tahun-tahun
kehidupan yang baik kepada kita. Ia pun rindu memberikan suatu
kehidupan yang layak dimana kita berkesempatan untuk mengalami
perjumpaan dengan Dia, merasakan persekutuan dengan-Nya, serta suatu
perjalanan hidup yang membuktikan bahwa tidak ada yang lebih baik
bagi kita selain Tuhan yang telah menciptakan dan mengasihi kita
dengan dahsyatnya. Itu semua membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Tuhan pun memiliki
tujuan dengan merancang penciptaan kita. Dan dia menghendaki tujuan
itu tercapai dan diselesaikan dalam rentang tahun-tahun kehidupan
kita. Karena itu, Ia menetapkan suatu masa di mana kita bersama-sama
dengan Dia dan oleh kekuatanNya, hidup dan bergerak mencapai
penggenapan atas rancangan-Nya dalam hidup kita itu. Hidup yang
demikianlah yang disebut hidup yang tidak sia-sia tetapi hidup yang
berarti di hadapan Tuhan.
Demikian seharusnya
kita memandang hidup kita. Bahwa hidup merupakan anugerah dan
kesempatan dari Tuhan untuk berjalan dalam kehendak, tujuan dan
rencana-Nya, bukan sesuatu yang bebas kita gunakan seturut kemauan
kita. Sebab suatu saat nanti, kita akan menghadap tahta pengadilan
Tuhan untuk mempertanggungjawabkan hidup yang telah diberikan kepada
kita sekarang ini: apakah tahun-tahun yang kita lalui telah kita
gunakan demi menuntaskan apa yang Tuhan ingin kita kerjakan dalam
hidup kita?
2) Tahun-tahun
hidup seseorang dapat diperpendek oleh karena penolakannya untuk
tunduk kepada kehendak Tuhan
Kehidupan yang
melawan Allah dan kehendak-Nya dapat berdampak menjadikan
tahun-tahunnya lebih singkat daripada yang seharusnya.
Ini dapat dipahami
oleh karena dua sebab:
Pertama, jika
seseorang hidup mengikuti kecenderungannya yang berdosa lalu hidup
dalam pengejaran dan pelampiasan hawa nafsu semata, maka itu dapat
menjadi sebab dari berbagai kerusakan seharusnya tidak perlu terjadi
jika ia menjalani hidup yang normal, lebih-lebih jika ia mau taat dan
memperhatikan prinsip-prinsip hikmat Tuhan bagi kehidupan.
Orang-orang yang
menghabiskan hidupnya dalam kemabukan, pesta pora, serta terikat
dalam berbagai kecanduan obat-obatan atau kebiasaan-kebiasaan hidup
yang buruk lainnya (termasuk kecanduan kerja) dapat berdampak fatal
bagi kondisi fisiknya, yang dapat menyebabkannya jatuh sakit dan
mati. Begitu pula dengan mereka yang tidak berjaga-jaga dengan
nyawanya dengan mempraktekkan suatu gaya hidup yang ceroboh demi
sekedar kebanggaan-kebanggaan duniawi. Hal-hal semacam itu itu
semakin terbukti pada masa kini di mana orang dapat kehilangan
nyawanya karena perkataan yang asal diucapkan atau hanya sekedar
ingin mengambil foto dirinya sendiri di tempat-tempat yang berbahaya.
Betapa sia-sia dan bodohnya hal-hal semacam itu ditukar dengan nyawa
yang begitu berharga.
Kedua, apabila
seseorang bersikeras di dalam dosa, dan secara terang-terangan
menentang atau melawan Tuhan, dalam kedaulatanNya, Tuhan dapat
mempersingkat tahun-tahun kehidupan seseorang, mengambil nyawanya
sebelum genap tahun-tahun umurnya. Hal semacam ini nyata dalam banyak
contoh di alkitab. Antara lain kehidupan Simson atau kematian
imami-mam muda Hofni dan Pinehas yang mendahului ayah mereka, imam
Eli yang sebenarnya sudah sangat tua. Dapat juga kita menduga bahwa
Yonatan anak Saul maupun Absalom, anak Daud mengalami hal yang sama.
Termasuk Korah, Datan dan Abiram yang mati ditelan oleh bumi di masa
Musa memimpin orang israel di padang gurun atau Ananias dan Safira
yang mati seketika karena mencoba menipu Tuhan di masa gereja
mula-mula.
Kita mungkin tidak
pernah tahu secara pasti dan persis apa yang membuat Tuhan
menghentikan hidup seseorang sebelum genap umurnya, namun tiap kita
seharusnya memeriksa diri, nenyelidiki secara jujur hidup dan
pelayanan kita di hadapan Tuhan apakah semuanya telah sesuai dengan
kehendak dan tujuan Tuhan. Sebab meskipun kita tampak sedang melayani
Tuhan namun apabila kita ternyata justru menjadi penghalang bagi
pekerjaan-Nya, maka Tuhan dapat berubah menjadi seteru atau menjadi
musuh bagi kita.
Hal serupa nyata
dalam kisah Hofni dan Pinehas dalam 1 Samuel 4. Demikian pula dalam
peristiwa Akhan (lihat Yosua 7) yang dirajam sampai mati beserta
keluarganya karena pelanggarannya menyebabkan kekalahan dan kematian
beberapa tentara israel saat hendak mengalahkan kota Ai. Pada bagian
lain, nasib serupa menimpa Bileam, seorang pelihat yang diberi
karunia bernubuat oleh Tuhan, namun berbalik menjadi lawan Tuhan dan
umatnya dengan memberikan strategi jahat kepada Balak, raja Moab
untuk menghancurkan bangsa israel (Bilangan 31:16). Tak lama sesudah
itu, Bileam pun terbunuh dalam perang (Bilangan 31:7-8).
Mengetahui ini
semua, seharusnya kita berhati-hati dan menjaga sikap supaya hati
kita senantiasa takut akan Tuhan. Menjaga hati dan langkah kita dari
segala kesesatan. Supaya jangan sampai kita ternyata berhadapan
dengan Tuhan sebagai lawan, sekalipun kita menyangka diri kita
sebagai sahabat-Nya. Sebab tidak akan pernah beruntung orang yang
menantang Tuhan. Bukan karena Ia
Maha kuasa dan tak
terkalahkan, namun karena jalan-jalan-Nya senantiasa benar, teruji
dan tak terbantahkan.
3) Meski Tuhan
menghendaki tahun-tahun umur kita digenapi, terkadang Tuhan tidak
memberikan umur yang panjang bagi beberapa orang sesuai dengan
rancangan kehendak-Nya atas orang tersebut
Walau dapat dianggap
bahwa usia yang diperpendek merupakan suatu kutuk dan hukuman Tuhan,
namun selalu ada pengecualian. Yesus, Stefanus ( Kisah 7) dan Yakobus
(Kisah 12) merupakan contoh yang jelas mengenai hal ini. Mereka tidak
menjalani hidup yang lama di dunia. Mati pada usia muda, mereka
seolah tidak pernah menjalani kehidupan yang semestinya yang dijalani
orang pada umumnya. Tentu saja mereka bukan orang-orang yang dikutuk
Tuhan. Justru sebaliknya, mereka memang ditetapkan untuk mati pada
usia muda untuk tujuan Allah. Atas pribadi- pribadi semacam ini, ada
karunia Tuhan bagi mereka untuk mati menurut cara dan waktu yang
ditetapkan Tuhan supaya melalui kematian mereka pekerjaan Tuhan
diperluas dan diteguhkan lebih lagi. Saat kematian mereka justru
menjadi penggenapan umur mereka sebab telah sesuai dengan yang
dirancangkan dan ditetapkan Bapa di sorga.
Sesungguhnya, Tuhan
tidak pernah menghentikan pekerjaan hamba-Nya, kecuali memang Ia
menghendaki hal itu demi tujuan yang lebih besar. Entah itu demi
kesaksian akan kehidupan yang diserahkan seluruhnya bagi Tuhan atau
sebagai pelajaran bahwa Tuhan tidak berkenan akan hidup dan pelayanan
hamba-Nya itu. Bagian kita adalah mencari Tuhan dan menerima
penyingkapan rahasia-Nya, jika ia berkenan menyatakannya kepada kita.
4) Kita
seharusnya meminta kepada Tuhan untuk menggenapkan tahun-tahun umur
kita karena kerinduan yang besar di hati untuk menyelesaikan tugas
kita selama di bumi
Banyak orang
mendoakan serta mengharapkan dirinya atau orang-orang yang
dikasihinya dikaruniai panjang umur.
Namun untuk apakah
umur panjang itu? Bukankah hidup yang lama itu akan menjadi sia-sia
jika ternyata dihabiskan dalam kejatuhan dosa dan kesesatan yang
semakin dalam?
Apakah gunanya umur
yang panjang jika hari-hari yang dijalani mendatangkan sakit hati
bagi Tuhan?
Dan betapa sia-sia
nya setelah sekian lamanya kita hidup di dunia, kita ternyata tak
mampu menjaga hati kita tetap setia kepada Tuhan?
Bagi orang-orang
yang tidak takut akan Tuhan dan yang hidup dalam kefasikan, umur
panjang hanya menjadi suatu tanda dan bukti bahwa mereka
menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan dan secara bulat hati dan
terang-terangan bermaksud menentang Tuhan.
Adalah wajar apabila
kita meminta usia sampai 70 tahun bahkan 80 tahun lamanya. Sebab
itulah yang dijanjikan Tuhan bagi kita. Dan jika kita mendapatkan
tambahan tahun dari yang seharusnya dijalani seorang manusia
lebih-lebih dalam kondisi yang baik dan sehat, maka itu merupakan
suatu kemurahan Tuhan yang seharusnya kita gunakan semakin memuliakan
Dia (Mazmur 92:15-16).
Sesuai dengan
kerinduan Tuhan, kita harus berhasrat untuk hidup dalam kepenuhan
rencana Tuhan. Bukan sekedar menikmati hidup, yang akhirnya dapat
membawa kita menyimpang dari jalan Tuhan. Tahun-tahun dalam hidup
kita seharusnya diisi dengan berjalan dan bergaul bersama Tuhan,
mengikuti pimpinan-Nya, masuk di dalam rencana-Nya, sampai kita
menyelesaikan apa yang menjadi tujuan penciptaan serta keberadaan
kita di waktu yang sekarang ini.
Tahun-tahun yang
diberikan Tuhan kepada kita haruslah menjadi berarti dan tepat sesuai
seperti yang dikehendaki-Nya. Kita perlu mengikuti jadwal Tuhan,
sebab hidup yang kita miliki adalah karunia yang Tuhan berikan kepada
kita bukan demi digunakan untuk semata-mata kepentingan dan kehendak
kita namun demi kemuliaan Tuhan yang telah mati dan bangkit bagi kita
(2 Korintus 5:15). Hidup kita akan kita pertanggungjawaban di hadapan
Tuhan sebagai salah satu talenta yang Tuhan percayakan kepada kita.
Itu sebabnya tidak ada hidup yang lebih baik, selain hidup yang
digenapkan tahun-tahun umurnya dalam pengabdian pada Tuhan sepanjang
keberadaan kita di dunia. Itulah hidup terbaik dan tersukses yang
dapat dijalani seorang manusia. Seperti hidup Yesus Kristus, Tuhan
kita.
Aku hendak
menyanyi bagi Tuhan selama aku hidup, aku hendak bermazmur bagi
Allahku selagi aku ada.
~ Mazmur 104:33
Aku hendak
memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi
aku ada.
~ Mazmur 146:2
Karena bagiku
hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
~ Filipi 1:21
Mengenai diriku,
darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat
kematianku sudah dekat.
Aku telah
mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan
aku telah memelihara iman.
Sekarang telah
tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku
oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya
kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan
kedatangan-Nya.
~ 2 Timotius
4:6-8
Biarlah kita
termasuk orang-orang yang mengerti arti kehidupan yang Tuhan berikan
ini.
Biarlah kita menjadi
orang-orang yang berhasrat memiliki kehidupan terbaik, yang lengkap
dan puas sebagai ciptaan yang dikasihi Tuhan, sebagaimana yang Ia
pikirkan dan rancangkan atas kita.
Biarlah kiranya
tahun-tahun umur kita digenapkan oleh Tuhan sebagai orang-orang yang
diperkenan dan diberkati-Nya, yaitu yang menyenangkan hati-Nya dengan
hidup menurut tujuan dan rencana-Nya.
Sebab jika tidak
hidup dengan cara demikian, adakah Anda memiliki bentuk kehidupan
lain yang lebih baik dan lebih layak dijalani daripada itu, yang
dapat Anda pertanggungjawabkan tanpa malu di hadapan Tuhan?
Salam revival
Indonesia penuh
kemuliaan Tuhan
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.