KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

AKAN SIA-SIA ATAU BERHASILKAH KASIH KARUNIA TUHAN DALAM HIDUP ANDA?

Posted By passion for revival on Kamis, 08 Februari 2018 | 6:00 AM

Oleh : Peter B, MA





Namun bagaimanapun adanya aku sekarang ini, semua karena Tuhan telah mencurahkan kasih karunia-Nya atasku-dan itu bukan tanpa hasil. Karena aku telah bekerja lebih keras daripada semua rasul yang lain, tetapi itupun bukan aku melainkan Tuhan yang bekerja oleh karena kasih karunia-Nya melalui aku.

~ 1 Korintus 15:10, NET


Kasih karunia Tuhan dilimpahkan bagi kita semua. Bahkan seluruh dunia dilingkupi oleh kasih karunia Tuhan. Ia memberikan hidup dan masih menjadi penyedia dan pemelihara bagi setiap makhluk hidup di muka bumi. Memberikan hujan dan sinar mentari bagi semua orang. Termasuk mereka yang memilih untuk membenci-Nya, tidak peduli pada-Nya atau bahkan yang menganggap-Nya tidak ada.

Bagi orang-orang percaya, kasih karunia-Nya lebih nyata. Tidak hanya kehidupan dan penopang-penopangnya yang masih diberikan untuk mereka. Namun perkenan, pemeliharaan secara khusus, ditambah berbagai berkat-berkat rohani dilimpahkan-Nya tanpa batas bagi setiap hati yang terbuka dan mau menerima sebanyak mungkin yang Tuhan rindu limpahkan. Bagi anak-anak Tuhan, cinta Tuhan bahkan telah terbukti dengan amat dahsyatnya. Allah sendiri mengambil rupa manusia, pribadi kedua dari trinitas, turun ke dunia sebagai Anak Manusia, untuk menanggung segala dosa manusia beserta hukuman atas segala dosa itu di kayu salib. Nyawa kita ditebus dengan nyawa-Nya. Sehingga kita yang percaya dan menerima Dia sebagai Tuhan diampuni, dibebaskan dari kutuk, dilepaskan dari cengkeraman iblis, tak akan lagi menanggung hukuman dan kematian kekal.

Selagi banyak orang maupun orang-orang percaya menerima kasih karunia Tuhan, respon masing-masing pribadi tidaklah sama.

Ada yang tidak menyadarinya, ada pula yang tidak pernah mau mengakuinya. Ada yang sesekali mengingatnya, tapi ada pula yang rajin bersyukur atas semuanya. Ada yang dingin atau biasa-biasa saja terhadapnya, namun ada pula yang hatinya berkobar karena cinta.

Termasuk yang manakah Anda?

Dari nats di atas kita tahu bagaimana respon seorang hamba Tuhan bernama Paulus atas kasih karunia Allah yang ia terima dalam hidupnya. Dan bukan kebetulan itu dituliskan di sana. Tuhan bermaksud kita belajar dari hamba-Nya inj tentang bagaimana seharusnya kita menanggapi kemurahan Tuhan dalam hidup kita, yang oleh sebab sikapnya yang tepat, Paulus menjadi salah satu rasul yang pekerjaan dan karyanya menjadi saluran berkat yang lebih luas daripada rasul-rasul lainnya.

Atas cinta yang diterimanya dari Tuhan, Paulus (dan seharusnya kita juga) :

1) Selalu tersadar dan senantiasa dipenuhi syukur bahwa keberadaan kita waktu demi waktu adalah karena kasih karunia Tuhan yang masih diberikan pada kita.

"… karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang…”

Tidak seorang pun yang dapat menambah sejengkal saja jalan hidupnya. Setiap orang tak mengetahui bahkan apa yang akan terjadi satu menit di depan, kapan dia akan jatuh sakit dan sakit apa yang akan dideritanya, atau bahkan kapan saatnya ia harus meninggalkan dunia yang sekarang ini. Itu sebabnya, adalah kesombongan apabila kita berkata, "Oleh karena kekuatanku, aku hidup dan melakukan segala sesuatu."
Alkitab menyampaikan hidup kita itu bagaikan rumput atau asap (1 Pet. 1:24; Yak. 4:14), yang sebentar ada tapi segera berlalu, yang hari ini ada tapi besok sudah tak ada lagi. Seberapa pun kita berusaha mengendalikan hidup kita atau memperpanjang usia kita, apapun dapat terjadi lalu memperpendeknya atau menjadikannya di luar kekuasaan kita.

Sesungguhnya kita bergantung pada Tuhan, Pribadi yang kerap kali kita lupakan dan tak kita pedulikan, padahal Dialah yang paling menentukan kelangsungan kita di dunia.

"Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada… "
~ Kisah Para Rasul 17:28


Tak sedikit di antara milyaran orang di dunia ini yang bahkan tiada menyadari apalagi menyukuri kemurahan Tuhan atas hidupnya. Mereka memboroskan waktu. Tak memikirkan arah atau tujuan hidupnya. Melewati hari demi hari dalam kesia-siaan demi kesia-siaan. Melupakan Tuhan atau tak memikirkan hal itu sama sekali. Dalam kesenangan mereka terbuai dan mabuk. Dalam keputusasaan, mereka larut dalam kesedihan hingga bermaksud melepaskan hidup. Bagi orang-orang ini, hidup adalah hak miliknya yang mutlak, yang bisa diperlakukan sesuai kehendak mereka. Tanpa menyadari betapa Tuhan memberikan hidup bagi mereka sebagai kasih karunia supaya hidup mereka menjadi berarti yaitu memuliakan dan mengasihi Tuhan serta menjadi saluran kebaikan dan berkat bagi sesama manusia lainnya.

Kesadaran akan kasih Tuhan yang dinyatakan dengan memberikan satu lagi tarikan nafas kepada kita ditandai dengan suatu hati yang selalu menaikkan syukur dari waktu ke waktu kepada Tuhan. Suatu hati yang bebas dari keluh kesah dan persungut-sungutan tapi yang kelimpahannya akan syukur nyata dari kata-kata yang baik serta memuliakan Tuhan. Bukan hanya sesekali namun setiap hari, dalam segala keadaan, jiwanya dialiri damai sejahtera dan sukacita karena cinta Tuhan. Pikirannya pun tenang dan teguh, jarang kacau dan terusik, sebab disandarkan pada pengharapan bahwa Tuhan akan selalu menjaga jalan hidupnya di dunia ini hingga setelah mati. Hari depan dibayangkannya selalu cerah dan penuh kemungkinan serta keberhasilan sebab Tuhan yang memimpin dan menuntun ke sana. Juga suatu hidup yang tak lagi mengejar hawa nafsu dan kesia-siaan kesenangan duniawi. Tetapi hidup yang tulus, jujur, dihiasi perkataan dan perbuatan yang saleh dan murni, mencerminkan sifat-sifat yang mulia seperti Tuhan sendiri.

Hidup demikianlah yang disebut oleh sang rasul sebagai hidup yang berbeda dengan orang-orang yang belum mengenal Allah:

Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia
dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.
~ Efesus 4:17-18

Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
~ Kolose 2:6-7

yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,
supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
~ Efesus 4:22-24

Kita sebagaimana kita ada yaitu manusia-manusia baru dalam Kristus karena kasih karunia Tuhan.

Sudahkah Anda hidup dalam kebahagiaan ilahi dan sorgawi karena kasih karunia Tuhan memberikan hidup yang baru bagi Anda?


2) Tidak berdiam diri dan menikmati hidup dalam kemurahan Tuhan namun termotivasi dan rindu menjadi alat bagi kemuliaan nama Tuhan

"Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku."

Ini adalah tanggapan yang jarang mampu dicapai orang-orang percaya. Menerima kebaikan dan kasih Tuhan, kebanyakan anak-anak Tuhan berkutat hanya di seputar menikmati hidup dalam kemurahan-Nya sambil berusaha tetap positif dan optimis menjalani hidup, dengan terus menerus mengingatkan diri untuk tak lalai mengucap syukur. Sekalipun ini baik, tetapi Tuhan memanggil kita untuk naik selangkah lebih tinggi.

Sekalipun cinta Tuhan tak akan pernah dapat kita balas, tetapi Tuhan menyukai sikap hati seperti Daud, "Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebajikan-Nya kepadaku?" (Mazmur 116:12)

Allah menyukai sikap HATI YANG TAHU BERTERIMA KASIH. Ucapan syukur bukan sekedar sikap hati yang positif namun juga tindakan nyata yang memuliakan Allah. Inilah yang hendak disampaikan Yesus ketika Ia menerima satu di antara 10 orang kusta yang kembali pada-Nya sambil tersungkur, memuliakan Allah lalu mengucapkan syukur kepada Yesus. Yesus terheran mendapati hanya satu orang saja yang kembali dan melakukan tindakan syukur di hadapan Tuhan sehingga Ia berkata, "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?" (Lukas 17:17-18) Yang mengucap syukur pada Yesus ialah seorang Samaria. Seseorang yang justru hampir² tak mengenal Allah Israel dengan benar. Walaupun demikian, Yesus memuji satu orang mantan penderita kusta ini sebab sikapnya yang nyata-nyata memuliakan Tuhan oleh karena rasa syukurnya merasakan kebaikan dan keajaiban Tuhan.

Seberapa banyakkah anak-anak Tuhan yang tahu berterima kasih?
Yang pasti, Paulus bukan termasuk di antara orang yang lupa akan kasih Tuhan. Dia sangat tahu bagaimana berterima kasih. Dengan cara apa? Dengan cara mempersembahkan hidupnya. Seluruhnya. Bagi kemuliaan Tuhan. Ia memberikan segala-galanya. Satu kali untuk seterusnya. bahkan dengan usaha dan pengabdian yang lebih lagi dan lagi. Sampai melampaui siapapun yang pernah dipanggil menjadi hamba Tuhan. Paulus menghabiskan hidupnya bagi kepentingan dan tujuan Tuhan. Tak pernah menahan-nahan apapun bagi dirinya. Apa saja yang bisa ia lakukan dan serahkan bagi kemuliaan Tuhan, ia akan melakukannya. Sampai tak tersisa sedikitpun bagi dirinya. Seluruh hidupnya telah dipandangnya sebagai karunia dari Tuhan, ditopang oleh (cinta) Tuhan, dan harus dipersembahkan bagi Tuhan yang telah mengasihinya itu.

Apa yang Paulus lakukan sebenarnya?
Sederhana saja. Ia hidup sebagai seorang manusia yang menghamba, yang melakukan apa yang dikehendaki oleh Tuhan yaitu menjalani hidup dalam panggilan dan tujuan sebagaimana ia diciptakan Tuhan. Dalam hal Paulus, itu adalah dengan menjadi seorang rasul, guru dan pemberita Injil bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi. Dan ia melakukan apapun serta membayar harga berapapun untuk melihat semuanya itu digenapi dalam hidupnya.

Tidak heran, Paulus menjadi sangat berhasil KHUSUSNYA DI MATA TUHAN yang melihat dan menilai dengan tepat dan adil segala sepak terjangnya sebagai seorang hamba Tuhan.

Bagaimana dengan Anda? Apakah yang Anda akan lakukan dan berapa banyak harga yang akan Anda bayarkan demi menyatakan syukur dan terima kasih kepada Tuhan yang memberikan Anda hidup baru, berkat-berkat seumur hidup dan janji hidup kekal di sorga?


3) Memberikan buah-buah dan dampak rohani yang kekal dalam hidup sekarang ini sehingga nama Tuhan ditinggikan dan banyak orang boleh datang pada Tuhan serta beroleh pengenalan akan Tuhan melalui hidup kita

"kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku TIDAK SIA-SIA"

"Tuhan telah mencurahkan kasih karunia-Nya atasku -dan itu bukan tanpa hasil." (terjemahan NET)

Sebagaimana pohon yang ditanam dan dipelihara diharapkan hasilnya, demikian pula Tuhan rindu hidup kita yang melebihi segala pohon itu membawa buah-buah yang menyukakan hati-Nya. Itulah yang dinamakan suatu hidup yang tidak sia-sia.

Sedihnya, hingga kini sangat banyak manusia yang menyia-nyiakan hidupnya. Bukannya menyatakan terima kasih pada Tuhan melalui hidup yang memuliakan Tuhan, mereka tidak hanya menghancurkan hidupnya sendiri tapi juga membawa kerusakan dan pengaruh yang jahat bagi orang-orang yang mereka temui. Mereka berbuah-buah bukan bagi Tuhan, namun bagi iblis dan kerajaannya.

Sebagian lagi, hidupnya mandul. Sekedar hidup mencari kenyamanan dan kesenangan diri belaka. Hidup dalam ukuran rata-rata. Normal sebagaimana kebanyakan. Tanpa tujuan dan tak ingin berdampak selain mengamankan kepentingan pribadi serta keluarganya sendiri. Dalam pekerjaan Tuhan, mereka cukup menjadi pemirsa dan simpatisan semata. Tak ingin terlibat lebih jauh.

Yang lain, melakukan sebisanya. Terlibat aktif dalam berbagai kegiatan pelayanan dan sosial. Aktif bahkan hingga bertahun-tahun lamanya dalam kegiatan gereja. Merasa sudah berbuat banyak untuk Tuhan (padahal sebagian besar untuk kepentingan gereja saja), mereka merasa cukup puas dan memandang diri telah mencapai target Tuhan. Benarkah demikian? Berapa banyakkah buah-buah sejati yang mereka hasilkan, yang benar-benar memberikan dampak yang Tuhan inginkan?

Paulus, sangat rajin dan giat dalam pekerjaan Tuhan, namun bukankah mengherankan bahwa dampak pelayanan terbesarnya justru ia hasilkan dalam kondisi yang sengsara, penuh derita, dimana keberadaannya terbelenggu di dalam penjara yang membuatnya seolah tidak berdaya, dan yang jika hari ini dinilai menurut ukuran keberhasilan sebuah pelayanan mungkin pelayanan Paulus terhitung sebagai salah satu pelayanan kecil yang tak berarti dan tanpa dampak?

Penyerahan Paulus untuk terus menyerah pada kehendak Tuhan membawanya kemanapun Tuhan kehendaki dan bergerak sesuai pimpinan strategi Tuhan merupakan keyakinannya akan kasih karunia Tuhan dalam hidupnya. Ia percaya kasih karunia Tuhan digabungkan dengan penyerahan serta kerelaannya mengerjakan dengan taat tugasnya sebagai hamba Tuhan yang baik akan membawa hasil sesuai yang Tuhan harapkan. Terbukti buah-buah pelayanan Paulus menjangkau sampai rentang ribuan tahun kemudian. Suatu pelayanan yang sangat jarang ditandingi oleh hamba-hamba Tuhan masa kini.

Kasih karunia Tuhan mencapai tujuannya ketika kita yang disentuh dan dipenuhi oleh kasih karunia itu mulai menghasilkan buah dari hidup manusia rohani kita yang melekat pada Tuhan. Pada saat itulah dapat dikatakan bahwa KASIH KARUNIA TUHAN ATAS KITA TIDAK MENJADI SIA-SIA. Jika kita hidup sesuai dengan yang Tuhan panggil dan tetapkan lalu membawa pengenalan akan Tuhan dimanapun kita berada (2 Korintus 2:14) maka hati Tuhan bersuka sebab kasih-Nya mencapai tujuannya.

Bagai sebutir benih yang tampak tak berarti dan dengan mudah dibuang orang, namun oleh kasih karunia Tuhan masuk ke dalam tanah dan bertumbuh hingga menjadi pohon besar yang menghasilkan buah serta berbagai manfaat bagi orang lain, demikian pula hidup kita akan menjadi kebanggaan Tuhan oleh sebab pekerjaan kemurahan-Nya berhasil dinyatakan dalam hidup kita.

Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi.
Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya."
~ Markus 4:31-32 (TB)

Hari ini sudahkah hidup Anda berdampak bagi Kerajaan Sorga? Sudahkah itu sesuai dengan fungsi dan tujuan Anda sebagai salah satu bagian dan anggota tubuh Kristus dimana Anda ditetapkan dan dikehendaki untuk berdampak seturut cara Tuhan?

Jika hal-hal semacam ini belum terlintas dalam pikiran Anda, pikirkanlah mulai hari ini.
Janganlah menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan sebab itu akan sama dengan menyia-nyiakan hidup dan segala berkat dan kelengkapan sorgawi yang Tuhan siapkan dan hendak berikan kepada kita untuk menjalani hidup yang mempengaruhi dunia ini bagi Tuhan.

Tunjukkanlah rasa syukur dan terima kasih Anda dengan mencari kehendak Tuhan, menyerahkan hidup bagi tujuan-tujuan Tuhan itu dan menyelesaikannya sebelum Anda kembali pulang ke rumah Bapa.

Hidup saya telah saya serahkan bagi Tuhan sejak usia 17 tahun. Sejak saat itu, oleh kasih karunia-Nya, saya tidak pernah lagi menoleh ke belakang. Hari ini saya mengetahui tujuan hidup saya dan setiap hari menghidupinya dengan menggunakan, mengembangkan dan mengobarkan karunia-karunia yang Tuhan berikan pada saya. Hingga tahun ke 26 saya melayani Tuhan dan tahun ke-43 keberadaan saya di bumi ini, saya tak mampu lagi memikirkan hidup yang lain selain hidup seperti hari ini yang menghamba dan mengabdikan seluruh yang ada pada saya bagi Tuhan supaya dengan seberapa besar kasih karunia-Nya yang diberikan atas saya, saya boleh menjadi sarana Tuhan mempengaruhi dunia berbalik kepada-Nya.

Oleh kasih karunia-Nya saya akan terus bekerja lebih keras dan lebih keras lagi. Dan oleh kasih karunia-Nya juga, saya akan berhasil.

Bagaimana dengan Anda?

Salam revival!

Indonesia penuh kemuliaan Tuhan
 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 6:00 AM

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.