KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

SIKAP TERHADAP NUBUAT, PENGETAHUAN DAN MIMPI

Posted By passion for revival on Jumat, 17 Maret 2017 | 12:30 PM

Oleh: Didit I. 



Melihat banyaknya pesan-pesan yang disampaikan atas nama Tuhan, pesan dari rasul-rasul kepada para pengikut Kristus adalah menguji (1Tes 5:19-22; 1Yoh. 4:1). Proses pengujian merupakan proses penting untuk mendapatkan pesan yang murni. Lebih lagi bagi orang yang memiliki karunia nubuat, pengetahuan dan mimpi, sudah seharusnya pengujian dilakukan agar pesan yang diterima benar-benar murni dan tepat, sehingga karunia-karunia rohani semakin tajam dan berkembang. Pewahyuan yang bercampur dengan imajinasi, emosi, ego belum layak disebut sebagai pesan yang murni. Apalagi bila pembawa pesan yang tidak mau menguji dan diuji oleh orang lain tentu pesan tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan. Sebab inti dari pelayanan nubuat, pengetahuan dan mimpi adalah KEMURNIAN & KETEPATAN MELIHAT KEHENDAK TUHAN. Oleh karena itu terhadap setiap pesan yang disampaikan atas nama Tuhan, sikap kita seharusnya tidak langsung menolak atau pun langsung menerima, tetapi menampung dan mengujinya. Dan alangkah baiknya jika kita tidak memandang suatu pewahyuan sebagai pesan Tuhan sebelum melalui proses pengujian. Graham Cooke, pendiri dan direktur dari School of Prophecy, dalam bukunya yang “mengembangkan karunia nubuat” menuliskan:
“Pewahyuan (nubuat, pengetahuan dan mimpi) harus diperiksa secara pribadi sebelum disampaikan secara terbuka. Bila membagikan kata-kata pewahyuan, akan sangat membantu jika ditulis terlebih dahulu. Paling tidak cobalah untuk  memfokuskan topik utama dari nubuatan. Ini akan memudahkan proses komunikasi dan mempermudah para pemimpin (termasuk jemaat) untuk memahami dan menerima kata-kata nubuatan.”

Proses pengujian membantu membedakan antara imajinasi dan pesan Tuhan. Karena itu sangat diperlukan bagi orang-orang yang menerima pewahyuan untuk mengetahui beberapa prinsip penting berikut ini:

1. Menyimpan dan mencatat semua pewahyuan yang belum teruji dalam buku catatan pribadi.
2. Fokus menyelidiki topik, maksud dan tujuan dalam pewahyuan tersebut.
3. Menguji hubungan antara tujuan dari pewahyuan dengan prinsip-prinsip kebenaran.
4. Berdiskusi dengan hamba-hamba Tuhan yang teruji dan berkompeten di bidang pengajaran murni.
5. Bersedia mempertanggungjawabkan pewahyuan yang sudah disampaikan ke semua orang.

Ketika kita terbuka untuk melakukan pengujian maka kita akan memperoleh pewahyuan yang murni dari Tuhan. Bahkan melalui pewahyuan yang murni tersebut kita akan melihat karakter, rencana dan isi hati Tuhan. Disinilah Tuhan akan MELATIH dan MEMPERTAJAM KARAKTER serta KARUNIA-KARUNIA ROHANI kita. Sebaliknya, orang yang memandang rendah atau ceroboh dalam menggunakan karunia nubuat, pengetahuan dan mimpi akan TERSESAT dan MENYESATKAN orang lain (seakan-akan mengetahui pikiran dan hati Tuhan namun ternyata semuanya bertolak belakang dengan kehendak Tuhan).

Pewahyuan seharusnya memberikan petunjuk yang jelas akan pimpinan Tuhan, karenanya terburu-buru dalam menyampaikan pesan yang belum teruji hanya akan mendatangkan malapetaka dalam kehidupan pribadi dan orang lain bahkan dapat menimbulkan multitafsir, kekacauan dan kebingungan di kalangan jemaat. Sebaliknya menyampaikan pesan yang teruji sesuai dengan WAKTU dan CARA TUHAN akan mendatangkan berkat dalam kehidupan Anda dan orang lain.

Sudahkah Anda memiliki sikap yang tepat terhadap nubuat, pengetahuan dan mimpi?

#UjilahSegalaSesuatu
#MembedakanyangBenardanHampirBenar
 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 12:30 PM

1 komentar:

  1. Syalom, Syukur Puji Tuhan Yesus, memang untuk menguji kondisi dan kwalitas rohani seseorang tidaklah mudah bila kita tidak diperlengkapi dengan penglihatan roh dari Roh Kudus dalam dunia roh. Rasul Yohanes dapat melihat dalam penglihatan roh dari Roh Kudus tentang Jemaat Tuhan di Laodikia, yang tidak mengenakan jubah putih dan perhiasan emas serta tidak memiliki minyak urapan, sehingga mereka secara rohani tampak miskin, melarat, buta dan telanjang walau mereka sangat kaya raya secara lahiriah. Kami tahu karena hal tersebut tertulis dalam Kitab Wahyu 3:14-22. Tetapi bila Roh Kudus tidak perlihatkan dalam penglihatan roh, maka kami tidak bisa tahu kondisi tubuh rohani seseorang yang beribadah bersama kami.

    Menurut penelitian saya pada penglihatan roh yang sering dilihat mitra doa saya, bila seseorang saat berdoa hanya secara lahiriah saja walaupun ia seorang Pendeta / Hamba Tuhan, maka dalam penglihatan roh tampak, ia hanya berpakaian seperti yang dipakainya. Tetapi bila ia berdoa secara rohani, maka tampak ia memakai jubah putih, yang akan bertambah bercahaya jubah tersebut bila disinari dengan sinar keemasan dari tangan Tuhan Yesus. Sedangkan bila oknum Pendeta / Hamba Tuhan / Jemaat yang ada kebencian dan sudah megeluarkan kata-kata kebencian, maka tampak dalam penglihatan roh, ia pakai jubah hitam dan keluar dari mulutnya serbuk-serbuk hitam. Bila didoakan oleh yang lain dan oknum yang bersangkutan bertobat dan mohon ampun pada tuhan Yesus saat itu sehingga diampuni dan dijamah Tuhan Yesus, maka dalam penglihatan roh tampak ia sudah kenakan jubah putih.

    Suatu saat saya sementara sampaikan kesaksian di Gereja GDI Elsaddhai, Bendo, Pare, Kabupaten Kediri tentang penelitian saya membedakan apakah seseorang beribadah kepada Tuhan secara lahiriah atau rohaniah, mitra doa saya mendapat penglihatan roh, tampak saat saya bersaksi, keluar serbuk-serbuk emas dari mulut saya mengenai tubuh-tubuh rohani jemaat sehngga melapisi seluruh tubuh mereka dari kepala sampai kaki.Akibatnya jubah putih mereka semakin bercahaya. Namun serbuk emas tersebut tidak bisa masuk ke dalam salah seorang jemaat yang hatinya berupa batu. Orang itu dijamah Tuhan Yesus dan tertunduk menangis lalu hatinya tidak berupa batu lagi, dan kenakan jubah putih yang terkena serbuk-serbuk emas. Ternyata walaupun hanya serbuk emas awalnya bisa menjadi lapisan emas yang buat jubah putih semakin bercahaya.

    Yang lebih mengesankan lagi saat Gembala Sidang doa penutup, mitra doa saya mendapat penglihatan roh, tampak Gembala Sidang tersebut disinari dengan sinar keemasan dari tangan Tuhan Yesus sehingga hatinya tampak sebagai emas yang bercahaya. Alangkah indahnya bila semua Gembala Sidang di Indonesia punya hati emas bercahaya seperti beliau sehingga tidak lagi saling mempersalahkan soal penglihatan, mimpi dan nubuat tanpa menguji dengan karunia membedakan roh.

    Teriring salam dan doa,
    Ev. dr. Habel Marthen Ndoen
    Konsultan Medis Rohaniah Kristiani
    Perum Griya Intan Asri EB 26-27
    Dermo, Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur
    HP: 08123408242

    BalasHapus

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.