Oleh: Charles G. Finney
Artikel ini disunting dan disadur dari bab ke 21 buku
“Revival Lecture” karya Charles G. Finney. Makna pengajarannya bagi gereja masa
kini masih tetap sama seperti waktu mulai disampaikan pada tahun 1830-an. Kami
berdoa agar Anda “membaca dan tersentuh”.
Pengajaran mengenai
kebangunan rohani tak dapat kusampaikan secara lengkap dan sempurna bila aku
tidak memperingatkan para petobat akan adanya bahaya kemunduran rohani atau
kemurtadan rohani.
Dalam membahasnya saya ingin membaginya atas beberapa
bagian. Saya ingin menunjukkan:
1. Apa yang bukan kemunduran rohani?
2. Apa yang merupakan kemunduran rohani?
3. Apa gejala-gejala kemunduran rohani?
4. Apa saja akibat dari kemunduran rohani?
5. Bagaimana memulihkan atau menyembuhkannya?
YANG BUKAN KEMUNDURAN ROHANI
Kemunduran rohani
tidak menyangkut masalah gairah/semangat dari perasaan religius. Tidak memiliki
gairah rohani di hati Anda mungkin merupakan bukti bahwa hati Anda telah
mundur, namun bukan penyebabnya.
KEMUNDURAN ROHANI – APAKAH ITU? –
- Meninggalkan pengabdian kepada Allah dan pelayananNya. Padahal faktor ini merupakan ciri pertobatan sejati.
- Meninggalkan kasih yang mula-mula (cinta pertama) kepada Yesus.
- Menarik diri dari penyerahan total kepada Allah, dan kini kembali hidup dikendalikan oleh roh menyenangkan diri sendiri.
- Orang yang rohaninya mundur mungkin secara lahiriah masih tampil sebagai orang yang rohani. Kita tahu bahwa tindakan luar yang sama baiknya mungkin saja dasar motivasinya berbeda, atau bahkan berlawanan sama sekali. Keakuan yang kental juga sering “berjubah” religius atau hal-hal rohani. Ada banyak hal yang menyebabkan orang yang mundur rohaninya tetap menjaga penampilan religiusnya, meskipun sebenarnya dalam jiwanya ia telah kehilangan kuasa rohani.
GEJALA-GEJALA KEMUNDURAN ROHANI
1. Tidak ada
kenikmatan spiritual. Kita selalu
suka mengatakan dan melakukan sesuatu untuk menyenangkan orang yang paling kita
cintai. Bila hati kita tidak mundur/murtad, maka persekutuan dengan Allah akan
tetap terpelihara, sehingga ibadah rohani kita lakukan dengan hati senang. Lebih
dari itu, persekutuan dengan Alllah juga menjadi sumber kekayaan dan
kesinambungan berkat-berkat rohani. Bila kita tidak lagi menikmati pelayanan bagi Allah, penyebabnya adalah kita memang
sebenarnya tidak melayani Dia.
2. Formalitas
lahiriah dalam mempraktekkan agama.
Apa yang diucapkan dan dilakukan orang yang mundur rohani benar-benar dari
kebiasaan dan bukan dari pancaran kehidupan rohaninya. Ketika ia berdoa dalam
kelompok doa, ungkapan formalitasnya akan dingin dan tanpa emosi. Semua ini
menyingkapkan tidak adanya ketulusan dalam pelayanan rohani yang dilakukannya.
Keadaan seperti ini tidak mungkin terjadi bila dalam hatinya masih ada iman
yang hidup dan semangat Ilahi yang sejati.
3. Emosi yang
tidak terkendali. Bila hati kita
penuh kasih, maka sifat alami yang timbul adalah sabar dan manis. Bila suatu
saat terjadi hal yang keterlaluan sehingga lepas kendali, maka hati yang penuh
kasih akan cepat mengaku kesalahan, merasa hancur dan bertobat dalam kerendahan
hati yang sejati. Bila yang ada pada diri Anda adalah emosi yang mudah terusik,
mudah tersinggung dan tidak dapat mengendalikan diri, maka Anda tahu hati Anda
mundur.
4. Tidak
tertarik pada percakapan rohani. “Karena
yang diucapkan mulut meluap dari hati” (Matius 12:34). Bila hati kita penuh
kasih, maka tidak ada percakapan yang lebih manis daripada percakapan tentang
Kristus dan pengalaman kehidupan kristiani kita.
5. Mengejar
kesukaan duniawi. Hal yang paling
menyenangkan orang rohani adalah segala sesuatu yang membawa jiwanya makin
dekat dengan Allah. Hati yang penuh cinta akan Tuhan akan “cemburu” terhadap
segala hal yang mengganggu/menghalangi persekutuan dengan Allah. Bila kita
tidak lagi menyukai persekutuan dengan Allah lebih daripada hal-hal duniawi,
maka dengan sedih kita harus tahu bahwa kita mundur rohani.
6. Tidak
tertarik pada ladang misi. Bila Anda
kehilangan rasa tertarik pada pekerjaan misi dan usaha-usaha untuk menjangkau
jiwa-jiwa yang terhilang di negara-negara lain serta tidak memiliki kerinduan
akan pertobatan jiwa-jiwa di mana saja di dunia ini, maka Anda tahu Anda telah
undur rohani.
7. Tidak
tertarik pada usaha-usaha untuk menjangkau mereka yang miskin dan memerlukan
bantuan. Bila Anda pernah sungguh-sungguh bertobat,
pastilah Anda pernah memiliki rasa tertarik yang amat besar untuk menyokong
usaha-usaha derma kristiani. Jiwa yang bertobat pasti amat tertarik dan
tersentuh oleh semua bentuk kegiatan kemanusiaan untuk menjangkau sesama demi
memperbaiki martabat, menolong dan menyelamatkan umat manusia. Perwujudannya
bisa dalam bentuk melengkapi kebutuhan-kebutuhan mereka yang papa dan
memerlukan bantuan, atau pendek kata, dalam segala hal yang baik untuk diucapkan dan dilakukan. Seberapa jauh Anda kehilangan rasa tertarik ini
membuktikan seberapa jauh Anda mundur.
8. Tidak
tertarik pada kelahiran bayi rohani.
Malaikat-malaikat di surga bersukacita atas pertobatan satu orang berdosa. Lalu
apakah tidak ada sukacita di antara orang-orang kudus di bumi ketika ada
orang-orang yang datang kepada Kristus dan menjadi bayi-bayi rohani yang baru
lahir dalam kerajaanNya? Bila seseorang mengaku dirinya Kristen namun tidak
memiliki rasa tertarik yang membara terhadap pertobatan orang lain, maka ia
seorang yang mundur rohani dan munafik. Ia mengaku sebagai orang yang rohani,
padahal bukan.
9. Mencari-cari
kesalahan, pengeritik. Watak cepat
menyalahkan orang lain, tidak percaya terhadap perhatian dan motif baik orang
lain. Juga merupakan roh yang tidak percaya pada karakter Kristen dan apa yang
dikatakan orang-orang Kristen. Keadaan pikiran seperti ini tersingkap dalam
bentuk kata-kata kasar dan bentuk-bentuk ucapan menghakimi orang lain. Jelas
keadaan ini tidak sesuai dengan hati yang penuh kasih. Bila roh menghakimi muncul
dalam diri orang yang mengaku Kristen, maka Anda tahu hatinya mundur.
10.Menuruti
keinginan diri. Yang saya maksud
adalah kecenderungan memuaskan selera, hawa nafsu dan “keinginan daging dan
pikiran” (Efesus 2:3). Tingginya selera terhadap makanan seringkali merupakan
ciri paling menonjol dari kemunduran rohani dibandingkan dengan ciri lain.
Sayang sekali hanya sedikit orang Kristen yang menyadarinya. Perintah Allah
mengatakan, “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau
melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1
Korintus 10:31). Banyak orang Kristen melupakan perintah Allah ini. Jadi mereka
makan dan minum sekedar untuk menyenangkan dirinya. Banyaknya orang yang
terjerat oleh “meja makan” nya lebih besar daripada yang disadari oleh Gereja.
Amat banyak orang yang menghindarkan diri dari meneguk minuman keras akan
memuaskan dirinya dengan makanan. Kuantitas maupun kualitas pemuasan dalam hal
makan dan minum ini membuktikan bahwa mereka hanya mengikuti selera mereka.
Pemuasan diri dengan makan banyak-banyak makan ini mengancam tubuh maupun jiwa
kita. Bila Anda melihat seorang Kristen yang “amat rakus makan” maka Anda
sedang melihat seorang yang mundur rohaninya.
11.Tidak hadir
pada kebaktian doa karena alasan sepele.
Bagi orang Kristen, tak ada pertemuan yang lebih penting daripada pertemuan
doa. Bila kita memiliki kerinduan berdoa, maka kita tidak hadir hanya bila
terjadi hal-hal penting yang amat mendesak. Bila kunjungan atau ajakan seorang
teman bertepatan jadwal persekutuan doa saja bisa menghalangi Anda, maka hal
ini merupakan bukti kuat bahwa sebenarnya Anda tidak sungguh-sungguh ingin pergi ke pertemuan ibadah doa. Dapatkah
kunjungan atau ajakan yang sama ini membatalkan rencana mengadiri pesta nikah,
piknik, atau acara-acara menyenangkan lainnya? Yang nyata adalah kemunafikan
dalam hal berpura-pura rindu akan ibadah doa padahal hal sepele saja bisa
menghalangi kehadiran Anda.
12.Mengabaikan
persekutuan doa keluarga hanya karena alasan yang sepele. Hal yang sama dengan no. 11. Bila Anda mencintai
Tuhan, sebagai orang Kristen Anda tidak akan bersedia menghapus saat berdoa dan
membaca Alkitab bersama keluarga. Bila seorang Kristen bersedia mencari-cari
alasan untuk menjauhi ibadah keluarga, maka ini merupakan bukti yang meyakinkan
bahwa hatinya telah mundur.
13.Doa pribadi
dianggap sebagai kewajiban ketimbang dianggap sebagai kehormatan. Selalu janggal dan aneh bagi saya bila mendengar
orang Kristen berbicara bahwa doa adalah kewajiban. Sebenarnya merupakan
kehormatan bahwa kita diijinkan datang kepada Allah dan memohon segala hal yang
kita perlukan. Tetapi berdoa karena kita harus
berdoa, bukan karena kita boleh
berdoa, sungguh merupakan hal yang menyedihkan, sekaligus merupakan ciri yang
pasti dari hati yang mundur.
14.Tak ada roh
doa. Bila kasih kepada Kristus masih
tetap segar dalam jiwa kita, maka Roh Allah akan menyatakan diri sebagai Roh
anugerah dan Roh permohonan doa. Ia akan menaruh kerinduan yang kuat dalam jiwa
kita, ya…kerinduan akan keselamatan orang-orang berdosa dan pengudusan
orang-orang Kristen. Bila roh doa mati dalam diri kita, maka ini tandanya bahwa
hati kita mundur. Bila cinta pertama kita terhadap Tuhan masih tetap ada, maka
kita pasti ditarik oleh Roh Kudus untuk bergumul dalam peperangan doa.
15.Kemunduran
rohani seseorang sering terungkap dalam cara orang itu berdoa. Contohnya memanjatkan doa seperti dalam keadaan
terhukum (karena adanya rasa bersalah), atau cara berdoa yang mirip dengan cara
berdoa orang berdosa yang belum bertobat. Pengakuan-pengakuan dan
tuduhan-tuduhan yang diungkapkan dalam doa mungkin akan dianggap oleh orang
lain sebagai hal-hal yang tidak dimengerti olehnya. Tidak ada iman dan kasih di
dalam hatinya, sebaliknya ia lebih yakin akan keadaan berdosanya. Jauh di lubuk
hatinya ia menyadari keadaan dirinya yang tidak diperkenan Allah. Menghadiri pertemuan doa dari orang-orang yang mundur
rohani seringkali me) te3mbuat kita tercengang, dan saya memohon maaf karena harus
mengatakan bahwa banyak persekutuan doa gereja juga keadaannya tidak berbeda
jauh. Doa-doa yang disampaikan mencerminkan ketakutan, keraguan dan kecilnya
iman, bahkan tidak ada iman sama sekali. Mereka akan berputar-putar berdoa
untuk pertobatan dan penyesalan diri. Semua itu mengungkapkan kemunduran rohani
mereka.
16.Kurang tertarik
mengejar kesucian. Jika Anda orang
Kristen, Anda tentunya pernah merasa bahwa dosa adalah sesuatu yang dibenci
oleh jiwa Anda. Anda pernah memiliki kerinduan yang sukar diungkapkan dengan
kata-kata, ya… kerinduan untuk lepas dari dosa untuk selamanya. Segala sesuatu
yang menerangi Anda untuk mengerti bagaimana hidup dalam kekudusan merupakan
hal yang amat penting dan berharga. Bila Anda tidak lagi perduli tentang
“bagaimana hidup dalam kekudusan” atau hal ini tidak menarik lagi bagi Anda,
penyebabnya adalah hati Anda mundur.
17.Tidak ada
rasa tertarik terhadap Firman Allah.
Mungkin tak ada bukti lebih tajam dan pasti daripada bukti ini. Hilangnya rasa
tertarik pada Alkitab. Bila hati kita penuh kasih maka bagi kita tidak ada buku
yang lebih mulia daripada Alkitab. Namun bila kasih sirna dari hati kita, maka
Alkitab menjadi tidak menarik, bahkan seringkali menjemukan. Tak ada lagi iman
untuk menerima janji dalam Alkitab, sebaliknya keyakinan berdosalah yang
tersisa sehingga menakutkan dan membuat kita terancam.
AKIBAT KEMUNDURAN ROHANI
“Orang yang murtad hatinya menjadi kenyang dengan
jalannya” (Amsal 14:14).
1. Orang yang
mundur rohani penuh dengan kesalahannya sendiri. Segala sesuatu dalam kehidupannya serba salah. Ia
tidak berjalan dengan Allah lagi. Ia tidak dipimpin Roh Kudus, tetapi berjalan
dalam kegelapan. Dalam keadaan ini ia pasti jatuh dalam pelbagai kesalahan
besar: kesalahan dalam bisnis, kesalahan dalam pergaulan dan hubungan dengan
sesama, kesalahan dalam memanfaatkan waktu, menggunakan lidah, mengelola
uangnya. Segalanya serba salah
selama ia masih dalam keadaan mundur/murtad.
2. Orang yang
mundur rohani penuh dengan perasaan-perasaanya sendiri. Dulu ia pernah mengalami kedamaian dan ketentraman
dalam Roh Kudus. Kini ia hidup dalam kegelisahan, tidak puas dengan dirinya dan
orang lain. Kehidupan seseorang yang mundur secara rohani sering amat berat. Ia
sering gelisah, mencari-cari kesalahan, cepat tersinggung dan menyinggung
perasaan orang lain dalam segala hal. Ia telah meninggalkan Tuhan, dan kini ia
merasa seperti berada di neraka.
3. Orang yang
mundur rohani penuh dengan kata-katanya sendiri. Seorang yang hatinya mundur tidak akan dan tidak dapat mengendalikan ucapannya. Lidah adalah anggota tubuh yang
tidak terkuasai serta penuh racun yang mematikan (Yakobus 3:8). Kata-katanya
menyebabkan dirinya terjerat dalam pelbagai kesulitan. Ia tidak akan bebas bila
ia tidak datang kembali kepada Allah.
4. Orang yang
mundur rohani penuh perhatian terhadap kepentingannya sendiri. Ia menjadi egois. Dirinya dan harta miliknya amat
diperhitungkan sebagai milik pribadi, dan ia berusaha untuk mengelola segalanya
berdasarkan kepandaiannya untuk kepentingan dirinya. Akibatnya,
perhatian untuk dirinya akan bertambah berlipat ganda dan memburunya seperti
banjir.
5. Orang yang
mundur rohani penuh dengan nafsunya. Selera
dan gairah yang dulu terkendali kini merajalela. Karena telah terpendam
demikian lama, maka kini nafsunya lebih keras dan buas. Nafsu-nafsu hewani ini
akan terus meledak sehingga ia sendiri tercengang dibuatnya. Ia akan heran
ketika mendapatkan dirinya dikuasai dan diperbudak oleh nafsunya sendiri lebih
daripada sebelumnya.
6. Orang yang
mundur rohani penuh dengan kesulitan dan masalah. Dulu ia berusaha menjauhi pencobaan, kini ia malah
mendekatinya. Ia membawa dirinya terjerumus ke dalam pelbagai pencobaan. Ia
tidak berdamai dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dengan gereja, maupun dengan dunia. Sementara ia
mengeluh karena dicobai dari segala penjuru, ia juga terus-menerus membuat
segalanya bertambah buruk karena ulahnya sendiri.
7. Orang yang
mundur rohani penuh kegelisahan. Ia
akan kuatir tentang dirinya, bisnisnya, reputasinya, ya… kuatir segalanya! Ia telah menarik kembali
semua hal yang dulu diserahkan kepada Allah. Karena tidak memiliki iman, dan
karena tidak mampu menguasai peristiwa-peristiwa yang terjadi maka ia kuatir
terhadap masa depannya. Kegelisahan ini merupakan akibat yang tak bisa
dihindarkan, ya… akibat dari kegilaan dan kebodohannya meninggalkan Allah.
8. Orang yang
mundur rohani penuh dengan prasangka.
Kerinduannya untuk mengerti dan melakukan hal yang benar kini sirna. Secara
alami ia akan melawan setiap prinsip kebenaran yang menyerang roh egoisnya. Ia
berikhtiar keras untuk membenarkan diri. Ia tidak mau membaca atau mendengar
apapun yang menegur keadaan hatinya yang mundur. Ia akan menghakimi setiap
orang yang menegur atau mengoreksinya. Ia akan menganggap orang itu sebagai
musuhnya, lalu memagari dirinya, menutup matanya rapat-rapat agar cahaya
kebenaran tidak masuk, berdiri memasang kuda-kuda dalam sikap mempertahankan
diri, serta mengkritik segala hal yang mungkin membongkar dirinya.
9. Orang yang
mundur rohani penuh dengan penipuan diri. Karena matanya jahat, maka gelaplah seluruh tubuhnya (Mat 6:23). Hampir
dapat dipastikan orang yang mundur rohaninya akan jatuh ke dalam pelbagai
penipuan diri dalam hal prinsip dan doktrin hidup. Karena berkecimpung dalam
kegelapan, maka ia pasti menelan amat banyak kebohongan dan penipuan. Setiap
jenis bidat dan setiap selubung penipuan akan mendapat tempat dalam dirinya
serta menguasainya. Setiap orang akan melihat hal ini dalam diri orang yang
mundur. Bukankah begitu?
10.Orang yang
mundur rohani hidupnya penuh dengan kehilangan. Ia menganggap segala yang ada padanya sebagai
miliknya sendiri: waktunya, pengaruh kedudukannya, reputasinya, dan… segalanya.
Kehilangan sesuatu diperhitungkan sebagai kehilangan hal yang benar-benar
miliknya. Karena ia meninggalkan Tuhan dan karena ia tidak dapat menguasai
peristiwa yang terjadi, maka ia akan merasakan penderitaan karena kehilangan
berbagai hal dalam segala segi kehidupannya. Ia kehilangan damai sejahtera. Ia
kehilangan miliknya. Ia kehilangan banyak waktu. Ia kehilangan reputasinya. Ia
kehilangan kesaksiannya sebagai orang Kristen, dan bila ia membiarkannya terus…
jiwanya akan hilang!
11.Orang yang
mundur rohani akan penuh dengan perasaan menyalahkan diri sendiri. Dulu ia menikmati kasih Allah, dan kemudian ia
meninggalkannya, karena itu ia merasa terhukum dan bersalah dalam segala hal.
Ketika berusaha menjalankan kewajiban-kewajiban agama, ia merasa hatinya tidak
sejalan dengan perbuatannya, dan karenanya ia menyalahkan dirinya. Jika ia mengabaikan kewajiban agama, ia tentu
juga merasa bersalah. Bila membaca Alkitab, ia merasa Alkitab menunjuk
kesalahannya. Jika tidak membaca Alkitab, ia merasa bersalah. Jika ia pergi ke
pertemuan gereja, dalam pertemuan itu ia merasa terhukum. Jika tidak pergi, ia
merasa bersalah. Jika ia berdoa sendirian, bersama keluarganya, atau dalam
persekutuan/kebaktian, ia tahu bahwa ia tidak tulus hati dan karenanya ia
merasa bersalah. Jika tidak berdoa, ia juga merasa bersalah. Segala sesuatu menyalahkannya! Hati
nuraninya membara melawan dirinya. Badai rasa terhukum membuntutinya kemanapun
ia pergi!
LANGKAH PEMULIHAN HATI
1. Berusahalah
mengingat kapan dan bagaimana anda mulai jatuh. Ingatlah kembali dan bandingkan
dengan cermat keadaan Anda sekarang dan keadaan ketika Anda berjalan dengan
Allah dulu.
2. Pandanglah
keadaan Anda saat ini dengan jujur dan seadanya. Jangan tunda lebih lama lagi
konflik dan pertentangan Anda dengan Allah. Anda seharusnya sejalan denganNya.
3. Bertobatlah dan
lakukanlah lagi hal yang pertama Anda lakukan dulu (Wahyu 2:5).
4. Janganlah sekedar
mengusahakan perubahan lahiriah. Mulailah dengan perubahan hati Anda, yakni
membawa hati Anda benar di hadapan Allah segera. Serahkan diri Anda secara
mutlak kepadaNya sehingga Anda tidak ragu-ragu lagi apakah Anda diperkenan
Allah ataukah tidak.
5. Jangan bersikap
seperti orang berdosa yang yakin dirinya berdosa lalu berpikir bahwa Anda harus
“memperbaiki diri” sebelum datang kepada Kristus. Mengertilah bahwa dengan datang kepada Kristus, Anda
sudah menjadi lebih baik! Apapun kesukaran yang Anda rasakan, ketahuilah dengan
kepastian penuh bahwa sebelum Anda bertobat dan menerima kehendakNya tanpa syarat apapun, maka Anda tidak
akan menjadi lebih baik, dan segalanya akan bertambah buruk. Sebelum Anda
melemparkan diri Anda ke dalam belas kasihanNya yang mutlak, artinya Anda
kembali kepada Allah, maka Ia tidak akan menerima apapun dari Anda dan dari
tangan Anda.
6. Jangan menganggap diri Anda sudah benar, karena dalam hati Anda tahu
bahwa Anda tidak benar. Hati nurani Anda menuduh Anda, dan Anda tahu Allah juga
layak menghukum Anda. Jika Anda menganggap Allah membenarkan Anda dalam keadaan
demikian, hati nurani Anda tetap tidak dapat membenarkan hal ini. Segeralah
datang kepada Allah sebagai orang berdosa, karena memang demikianlah keadaan
Anda. Akuilah sepenuh hati dan bukalah semua ha memalukan serta semua hal yang
merupakan tanggung jawab Anda, dan bawalah semua itu kepada Tuhan. Percayalah
bahwa sekalipun Anda telah berkeliaran jauh meninggalkan Allah, namun Ia tetap
masih mengasihi Anda. Ia mengasihi Anda dengan kasihNya yang kekal, dan saat
ini dengan kebaikan kasihNya bahkan sedang
menarik Anda datang kepadaNya.
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.