(RENUNGAN DARI MAZMUR 12)
Oleh: Peter B. K.
“Mereka berkata dusta, yang seorang kepada yang lain, mereka berkata
dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang.” Mazmur 12:3
“Orang-orang fasik berjalan kemana-mana sementara kebusukan muncul
diantara anak-anak manusia” Mazmur 12:9
“Tolonglah kiranya, Tuhan, sebab orang salah telah habis, telah lenyap
orang-orang yang setia….” Mazmur 12:2
Zaman demi zaman berlalu, sedemikian
tua umur dunia tetapi keadaan-keadaan yang mengerikan tidak kunjung sirna. Dari
masa ke masa, umat manusia melalui saat-saat dimana kerusakan dan kebobrokan
total muncul dan merajalela di antara anak–anak manusia.
Mari
kita sedikit belajar sejarah, awal peradaban manusia sungguh menyedihkan. Kitab
pertama dari Alkitab menceritakan pada kita saat–saat itu. Saat–saat dimana
Allah menyesal telah menjadikan manusia (Kej. 6:5-6 ) dan Saat–saat Ia
menghancurleburkan dua kota terkenal itu -
Sodom dan Gomora. Mengapa? karena kebobrokan total umat manusia. Dan itu
terus berlanjut. Dari zaman Hakim–hakim hingga Yeremia yang meratap, sungguh
sejarah penuh dengan masa–masa kelam kejahatan dan kerusakan manusia.
Melihat
kondisi bangsa kita tercinta seharusnya hati kita tertusuk. Semuanya begitu
jahat dan korup. Tidak ada ketulusan, kejujuran apalagi takut akan Tuhan. Semua
orang berlaku munafik dan menipu. Kesetiaan dan kerendahan hati adalah barang
langka. Berbagai kerusuhan, perampokan, perampasan, penghancuran tempat ibadah
menunjukkan pada kita bahwa bangsa kita semakin “membusuk.” Orang–orang fasik
memenuhi bangsa ini dan membusukkannya. Inikah sebab krisis kita menjadi begitu
panjang? Mengapa pemulihan tidak kunjung tiba? Berapa lamakah kita harus bertahan? Adakah jalan keluar?
Bagaimankah lagi kita dapat dipulihkan ?
Melihat Mazmur 12, kita dapat
belajar dari Daud. Pada masa hidupnya ia sempat mengalami keadaan krisis moral.
Tanggapannya menjadi penting bagi kita karena itulah kunci pemulihan.
Bagaimanakah itu? Dia datang pada Tuhan dan berseru, “Tolonglah TUHAN….”
Sungguh benar, karena pertolongan dan pemulihan hanya ada pada Tuhan. Kita
tidak dapat berbuat lain untuk pemulihan selain DOA. Doa syafaat, tepatnya.
Sesungguhnya
doa telah menghembuskan kuasa Allah atas Indonesia. Reformasi terjadi karena
doa. Pemerintahan baru muncul karena doa. Penyingkapan segala sistem yang korup
dan busuk adalah karena doa. Doa umat Allah–lah yang memungkinkan semuanya.
Doa, sekali lagi doa. Tepatnya, Doa Syafaat.
Doalah
yang akan menjadi sarana pemulihan. Doa harus dinaikkan hingga krisis berlalu.
Karena krisis masih menjerat dan jalan–jalan bagi kebenaran masih belum
terbuka lebar inilah tugas Gereja Tuhan di Indonesia. Pemulihan negeri ini
hanya dapat digerakkan oleh tangan dan kaki-Nya di bumi: itulah Gereja-Nya.
Firman-Nya telah begitu jelas, “….dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut
merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan–jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga . . . . serta memulihkan
negeri mereka.” (2Taw 7:14). Mengapa gereja hanya setengah jalan? Oh, kita telah terlalu terbiasa dengan yang
sedang – sedang saja.
Ketahuilah
ini : DOA MENGGERAKKAN ALLAH. Ya,
Allah memang berdaulat penuh atas setiap tindakanNya, tetapi jika tidak ada
yang menjerit dan meminta, mengapa Ia harus memberikanNya? Doalah yang mempersilakan
Allah bangkit dan bertindak. Doalah yang membuatNya memberikan kelepasan dan
keselamatan itu (Mzm 12:6) itulah janjiNya – janji yang murni bagai perak
teruji (Mzm 12:7). Bagi mereka yang menghauskan keselamatan dan pemulihan itu
(Mzm 12:6). Apakah engkau menghauskannya?
Lihatlah
sekelilingmu, adakah tanda–tanda kebobrokan dan kerusakan total? Atas
keluargamu? Sekolahmu? Tetangga sekitarmu? Tempat kerjamu? kotamu? Bangsamu? Jika ya, inilah waktu untuk berseru seperti Daud, “Ya Tuhan, tolonglah. . . pulihkanlah
. . .bertindaklah . . . selamatkanlah!” Doa – doa kita akan naik. Doa–doa
kita membuka langit. DOA–DOA KITA AKAN
MEMBAWA TURUN PEMULIHAN DAN KESELAMATAN. Bagi bangsa kita, indonesia.
Apakah engkau menghauskanNya? Mari bergandengan tangan dan hati. Berdoalah.
Sebuah Doa:
Tuhan, tanah begitu tandus, sungai begitu kering …. Binatang buas
begitu banyak.
Sampai kapan lagi akan begini, ya Tuhan? Oh, tolonglah kami.
Bangkitkan saleh – salehmu untuk meratap dan menangis! karena dengan
ratapan,
tangisan dan erangan bangsa kami akan dipulihkan. Pada janjiMu dan
namaMu
Kami percaya ….. ( supaya kami dapat berkata ;
Amin, ya Amin )
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.