KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

NEGERI CEMAR KARENA PENDUDUKNYA (BAGIAN 1)

Posted By passion for revival on Rabu, 07 Oktober 2020 | 1:51 PM

Oleh : Peter B


yang Kauperintahkan dengan perantaraan hamba-hamba-Mu, para nabi itu, dengan berfirman: Negeri yang kamu masuki untuk diduduki adalah negeri yang cemar oleh karena kecemaran penduduk negeri, yakni oleh karena kekejian yang mereka lakukan dengan segala kenajisan mereka di segenap negeri itu dari ujung ke ujung.
~ Ezra 9:11

"— karena segala kekejian itu telah dilakukan oleh penghuni negeri yang sebelum kamu, sehingga negeri itu sudah menjadi najis —"
~ Im 18:27

4 Bumi berkabung dan layu, ya, dunia merana dan layu, langit dan bumi merana bersama. 
5 Bumi cemar karena penduduknya, sebab mereka melanggar undang-undang, mengubah ketetapan dan mengingkari perjanjian abadi.
~ Yesaya 24:4-5

Suatu negeri atau satu bangsa dapat menjadi bangsa yang cemar atau najis di hadapan TUHAN, Sang Pencipta Semesta.

"Cemar" (sebagaimana disebut dalam Ezra 9:11 di atas)  dalam bahasa Inggris disebut sebagai "unclean" yang artinya tidak bersih, kotor atau haram (yang mengandung makna terkait apa yang ditolak Tuhan). 
Istilah lain yang digunakan di atas adalah "najis" (sebagaimana yang disebut dalam nats Imamat 18:27 di atas), yang memiliki pengertian yang menekankan pada sisi sensasi atau yang dirasakan oleh indera, yaitu "menjijikkan (karena penuh kotoran), berbau busuk, tidak nyaman dan tidak menyenangkan dirasakan indera-indera kita, sangat menyinggung rasa kita dan memuakkan."
Dan dalam Yesaya 24:5, kata yang diterjemahkan sebagai "cemar" di sana mengandung pengertian sebagai sesuatu yang "korup, rusak, suatu kondisi yang sudah merosot dari keadaannya semula"

Dari ketiga pengertian di atas, kita diberitahu bahwa suatu bangsa dapat menjadi suatu sekelompok manusia yang jahat, kotor, tidak menyenangkan, menjijikkan dan rusak di hadapan Tuhan. Dan itu disebabkan oleh tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan orang-orang yang diam di bangsa itu. 
Seperti halnya seseorang yang membuang sampah dan kotoran secara sembarangan atau berperilaku jorok dan melalaikan kebersihan dalam keseharian, maka keadaan dan suasana di tempatnya berada pun akan menjadi tempat yang kotor dan tidak menyenangkan untuk didiami. 

Jika penduduk bumi, yang mendiami bangsa-bangsa melakukan apa yang tidak kudus, yang kotor dan jahat di pandangan Tuhan, maka wilayah dimana mereka berdiam menjadi sesuatu yang menjijikkan di hadapan Tuhan. Itu bukanlah tempat yang Tuhan akan datangi apalagi tinggal di sana. Dan jangankan datang ke sana, melihat dan mencium baunya pun, telah cukup membuat Tuhan menjadi muak. Dan ketika Tuhan muak, Ia akan melakukan sesuatu untuk "membersihkannya". 

Hari ini, dunia semakin tua. Bumi -entah keberapa kalinya- telah sarat dengan dosa dan kejahatan manusia yang tinggal di atasnya. Memang demikian adanya yang Tuhan lihat dan amati di antara bangsa-bangsa. Tak terkecuali Indonesia. Bahkan jika kita mau jujur melihat dan menilai, sesungguhnya negara kita yang disebut negeri yang indah luar biasa dan limpah kekayaan sumber daya alam, bisa jadi tampak menyedihkan dan menjijikkan di hadapan Tuhan - oleh karena apa yang telah dilakukan penduduknya. 

Sudah bukan rahasia umum akan seperti apa bangsa ini dikenal dunia. Salah satu negara yang paling korup. Yang hari ini masih dalam belum banyak perubahan dan tidak banyak kemajuan, dari berbagai segi kehidupan, khususnya dalam segi mental dan jiwa penduduknya. Kita sendiri, yang tahu apa dan bagaimana kehidupan yang berlangsung di bumi nusantara ini seharusnya dapat menilai dan mengakui bahwa keadaan bangsa kita sedang sakit parah. Keadilan dan kebenaran terasa semakin jauh sedangkan kejahatan dan kefasikan merajalela. Hari ini kriminalitas di seluruh negeri sudah terlampau banyak sehingga tak sempat terliput oleh media yang ada. Di setiap sudut dan penjuru negeri, perbuatan-perbuatan fasik dilakukan dengan tanpa takut akan Tuhan Itu dikerjakan baik oleh rakyat jelata, kalangan menengah dan otoritas di daerah hingga pemerintahan pusat. Semuanya seolah tak malu melakukan apa yang memalukan. Malahan tidak jarang, perbuatan-perbuatan yang seharusnya tidak layak dipuji itu dibenarkan oleh dalil-dalil agama. Yang hina dianggap biasa, perbuatan yang keji dan jahat, meski tidak diakui, kemudian justru menjadi inspirasi bagi pelaku selanjutnya, Hukuman yang dijatuhkan kepada pelaku kejahatan tidak membuat jera dan takut sehingga penjara pun penuh sesak. Yang keluar dari penjara lebih awal bukannya bertobat dan berubah tetapi kembali menggunakan kebebasannya kembali melakukan kejahatan.
Hanya sedikit sekali hari ini ada yang mempedulikan nasib seluruh bangsa. Walaupun kerap disangkal dan ditutup-tutupi dengan aksi-aksi sosial namun sesungguhnya sukar menemukan orang yang benar-benar tulus menginginkan perubahan yang besar atas negeri ini. 
Apa yang telah disampaikan Tuhan melalui pesan nubuatan di akhir tahun 2019 lalu sebagian besar telah terbukti. Mendekati akhir tahun, terbukti ada kemunduran dan kemerosotan yang besar di negeri ini. Bukan karena pandemi tetapi memang disingkapkan dan dipercepat terjadinya oleh karena pandemi. Degradasi sedang terjadi. Dan itu artinya kecemaran melanda seluruh negeri. Seharusnya ini menyadarkan kita bahwa kita perlu kesembuhan dan pemulihan dari Tuhan. Kita tidak boleh membiarkan kecemaran dan kenajisan kita terus menjadi sesuatu yang mendukakan hati Tuhan, yang jika ini diteruskan tanpa pertobatan pasti akan mengundang penghakiman dan murka Tuhan. 

Renungkanlah hal-hal ini : 
Akankah kita tetap membiarkan negeri kita cemar dan makin tenggelam dalam kenajisan?
Akankah kita menghakimi diri kita sendiri atau secara tanpa sadar menantang Tuhan menghakimi kita?
Tidakkah kita takut tongkat hajaran Tuhan itu mendera kita melalui bencana dan malapetaka yang diijinkan datang menimpa?
Masihkah kita berani menanggung sengsara hukuman yang lebih besar lagi karena kekerasan hati kita jika kita mengingat bahwa ratusan ribu nyawa penduduk negeri ini pernah melayang dalam hitungan menit apabila Tuhan sudah menyatakan murka-Nya?
Mungkinkah kita membalikkan keadaan semacam ini?

(Bersambung)
 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 1:51 PM

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.