Mengapa Allah Ingin Membangun Kembali Rumah Itu?
Beberapa hari setelah itu, saya melihat berbagai ayat dalam Alkitab saya dimana perhatian saya tertarik pada satu bagian dalam Kisah Para Rasul 15:
Kemudian Aku akan kembali dan membangun kembali pondok Daud yang telah roboh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan.
(Kis 15:16, mengacu pada Amos 9:11-12)
Saya berpikir sendiri, saya heran mengapa Allah ingin membangun kembali “rumah” itu? Mengapa Ia tidak ingin membangun kembali tabernakel Musa dalam semua keasliannya? Bagaimanapun, itu adalah tempat tinggal surgawi pertama yang dibangun oleh tangan-tangan manusia. Bahkan yang lebih agung dan itu, mengapa Tuhan tidak ingin membangun kembali kabah Salomo dalam seluruh kemegahannya? Mengapa Tuhan berkata bahwa Ia ingin membangun kembali tabernakel Daud?
Pada saat itu, seolah-olah saya mendengar suara Tuhan berbisik kepada saya, “Karena ini adalah rumah kesukaan-Ku.” Betapa luar biasa pernyataan tersebut! Mengapa Ia berbicara seperti itu? Saya heran. Tampaknya Tuhan menjawab dari pengalaman saya, “Karena kenangan-kenangannya.” Saya yakin Tuhan memiliki beberapa kenangan yang mulia dan peristiwa-peristiwa di tabernakel tersebut, yang belum pernah terjadi di mana pun.
Buku mi bukan tentang pembangunan kembali tabernakel Daud secara mekanik, namun tentang kelahiran kembali gairah yang menyebabkan dibangunya tabernakel itu pada awalnya. Tabernakel Daud tidak terlalu rumit secara struktural, namun lebih banyak peristiwa yang terjadi. Gereja masa kihi lebih rumit secara struktural dan kurang peristiwa. Itulah perbedaan antara “house” (rumah, lebih mengarah ke bangunan/strukturnya) dan “home” (rumah, lebih mengarah ke suasananya). Itulah juga yang membuat 114 Slack Street begitu hidup bagi saya dan tidak berarti bagi anak-anak saya.
Jika kobaran semangat hati Daud dapat dipulihkan, maka Tuhan sendiri akan membantu proses pembangunan kembali tabernakel (tempat kediaman) tersebut. Ia sendiri berkata demikian!
Dari semua bangunan, gedung, kemah, dan bait yang telah dibangun dan didedikasikan kepada Tuhan, mengapa Ia mengkhususkan tempat perlindungan sementara Daud di Gunung Sion dan berkata, “Inilah yang akan Kubangun kembali?” Jawaban dari pertanyaan ini mengancam banyak sekali gagasan yang kita sanjung tinggi tentang apa “gereja” itu dan apa yang tidak bisa disebut “gereja”, dan itu telah mengubah hidup saya dan melahirkan pesan yang terkandung dalam buku ini.
Tempat Perlindungan Sementara Daud
Nyaris Tidak Memenuhi Syarat sebagai Sebuah Tabernakel
Nyaris Tidak Memenuhi Syarat sebagai Sebuah Tabernakel
Sebagaimana yang saya sebutkan sebelumnya, adalah sesuatu yang mengherankan jika Tuhan tidak memilih untuk membangun kembali tabernakel Musa di padang gurun. Tabernakel Musa adalah ‘resep asli’ dari tabernakel-tabernakel lainnya. Tàbernakel Musa adalah tabernakel mula-mula, yaitu konsep tabernakel yang dinyatakan dalam bentuknya yang paling primitif dan murni. Di lain pihak, banyak dan kita yang akan memilih kabah Salomo dalam seluruh kemegahan miliaran dolarnya. Mengapa Tuhan tidak berkata bahwa Ia akan membangun kembali tempat tinggal yang megah tersebut bagi diri-Nya?
Tempat perlindungan sementara Daud nyaris tidak memenuhi syarat sebagai tabernakel jika dibandingkan dengan tabernakel Musa, apalagi jika dibandingkan dengan kabah Salomo. Tabernakel Daud hanyalah sebuah kain terpal yang dibentangkan di atas beberapa tiang kemah untuk melindungi tabut Tuhan dan matahari, angin, hujan, dan elernen-elemen cuaca yang lainnya. Namun Tuhan berkata, “Aku akan membangun kembali tabernakel itu.” Jelas sekali, apa yang menarik bagi Tuhan dan apa yang menarik bagi manusia adalah dua hal yang berbeda.
Ketika Allah berkata, “Kemudian Aku akan kembali dan membangun kembali pondok Daud yang telah roboh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan,”(Kis. 15:16) Ia menyatakan dengan jelas bahwa Ia tidak rneruntuhkannya. Tabernakel itu runtuh dengan sendirinya. Hal itu juga mengindikasikan bahwa dalam beberapa cara tabernakel Daud dibangun dengan bersandar pada kekuatan manusia. Bagaimana saya mengetahui itu? Tidak ada sesuatu pun yang didukung atau ditopang oleh Tuhan yang kekal bisa jatuh runtuh karena Ia tidak pernah menjadi lemah atau lelah.
Tampaknya Tuhan sedang berkata, “Aku tahu bahwa tabernakel Daud adalah sebuah tabernakel manusia, dan bahwa tangan-tangan manusia akan menjadi lemah dan lelah. Jadi, Aku akan memulai sebuah proses yang akan menguatkan manusia dan membawa mereka kembali ke rumah yang sama yang dimiliki oleh Daud. Itulah rumah kesukaan-Ku.”
Tuhan Tidak Pernah Terkesan dengan Bangunan Gedung
Untuk beberapa alasan, dunia Kristen telah melupakan bahwa Tuhan tidak pernah terkesan dengan bangunan—bangunan gedung. Para pendeta dan jemaat yang beribadah di bangunan-bangunan yang sederhana atau yang bersifat sementara terus-menerus bergumul untuk mendapatkan pengakuan duniawi sebagai sebuah gereja yang sah di daerah tersebut. Mungkin beberapa gereja yang megah dan bernilai jutaan dolar di daerah yang sama bergumul untuk mendapatkan pengakuan surgawi sebagai sebuah gereja yang sah. Kegemaran kita akan menara-menara dan kaca-kaca berwarna dapat merintangi penyembahan yang sejati. Jika diberi pilihan, Tuhan akan memilih semangat ketimbang istana! Jika Anda bisa mengingat, sebenarnya Daud ingin membangun sebuah bait Allah, namun Allah memberitahunya bahwa Ia tidak tertarik. Jika Anda melihat dengan lebih dekat bagian-bagian Alkitab yang mengisahkan penahbisan kabah Salomo yang megah, Anda akan melihat Tuhan berkata seperti
Tetapi jika kamu ini dan anak-anakmu berbalik daripada-Ku... maka Aku akan melenyapkan orang Israel dan a/as tanahjang te/ah Kuberikan kepada mereka, dan rumabjiang te/ah Kukuduskan bagi nama-Kà un, akanKubuang dan hadapan-Ku, maka Israel akan menjadi kiasan dan sindiran di antara sega/a bangsa. Dan rumah mi akan menjadi reruntuhan, sehingga setiap orang yang lewat akan tertegun, bersuit...
(1Raja 9:6-8)
Ketika murid-murid Yesus berkata tentang keindahan yang luar biasa dan kabah Herodes di Yerusalem, Ia menubuatkan, “Apa yang kamu lihat di situ — akan datang harinya ketika tidak ada sam batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.”(Lukas 21:6). Namun Tuhan tidak pernah berkata demikian tentang tabernakel Daud. Sesungguhnya, Ia mengatakan hal yang sebaliknya. Tampaknya Ia tidak berkata, “diruntuhkan,” namun sebaliknya, “Bolehkah Aku menolongmu menopang tiang-tiang kemahmu sekali lagi? Bolehkah Aku membantumu memulihkan apa yang telah hilang seiring dengan berlalunya waktu dan apa yang telah runtuh karena kelemahan manusia? Aku ingin mempertahankan rumah ini — kenangan-kenangan tentang ‘pertemuan-pertemuan dengan manusia’ di sini sangat berarti bagiKu.”
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.