KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

HAL BERTANYA

Posted By passion for revival on Sabtu, 04 April 2020 | 5:16 PM

Oleh Peter B, MA


Ayat hari ini : 

Lukas 10:29 (TB)
Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"

Ahli taurat yang ditanya oleh Yesus telah memberikan jawaban yang benar (lihat ayat 28) dan Yesus menambahkan suatu syarat kunci untuk benar² memperoleh hidup yang kekal dan tidak sia² dalam beribadah. 

Meski demikian, ada kemungkinan ahli taurat ini belum benar² puas dengan pengakuan yang baik dari Yesus itu. Dia ingin memastikan bahwa dia telah melakukan yang diperintahkan taurat itu. Ia merasa yakin telah mengasihi Tuhan dengan segenap keberadaannya dan mengasihi sesama manusia seperti dirinya sendiri. Dan ia ingin Yesus memberikan peneguhan bahwa ia telah melakukan semuanya itu. 

Apa yang dilakukannya demi peneguhan itu? 
Dia bertanya pada Yesus. Dalam suatu cara yang tidak lazim, yang dicatat oleh Lukas, penulis Injil itu. 

Perhatikanlah. Dituliskan dalam ayat 29 itu bahwa ahli taurat itu "berkata" kepada Yesus. Ya, bahasa asli Alkitab menunjukkan bahwa memang ia"berkata", bukan "bertanya". Tetapi yang menarik, yang ia sampaikan adalah "suatu pertanyaan". Makin menarik lagi saat dituliskan dalam ayat tersebut bahwa saat ia berkata tapi bertanya itu, ia lakukan dengan TUJUAN untuk MEMBENARKAN DIRI! 

Konteks dari ayat ini sebenarnya bermula dari ayat 25, ketika si ahli taurat, datang kapada Yesus dengan maksud  MENCOBAI Yesus dan BERTANYA kepada Yesus tentang apa yang harus dilakukan supaya beroleh hidup kekal. 
Ya, sebelumnya pun ia juga telah bertanya. Kinj ia bertanya lagi. 
Yang pertama dengan maksud "mencobai" Yesus. Yang kedua ia bermaksud "membenarkan diri"

Mengapa ini menjadi menarik dan layak menjadi perenungan kita? 

Ada beberapa hal penting yang dapat kita pelajari, khususnya dalam hal, mengajukan pertanyaan. Entah itu hanya di dalam hati kita, atau kepada pembimbing kita, atau dalam suatu diskusi rohani dan lain sebagainya. 

Dari kisah di atas, kita dapat belajar bahwa "bertanya" tidak selalu menunjukkan sikap belajar. 
Ada yang bertanya justru ingin menguji dan mencari kelemahan dari jawaban orang yang ditanya sehingga bisa menyerang kembali atau merendahkan orang yang ditanya itu. 
Ada pula orang yang tampaknya bertanya tapi sebenarnya BUKAN  KARENA ingin memperoleh jawaban yang benar dan tepat serta apa adanya dari Tuhan.  Ia bertanya sebagai suatu cara halus untuk memperoleh pujian, pengakuan, bahkan pembenaran atas dirinya. Dalam kasus ahli taurat itu, ia menanti jawaban Yesus yang kira² akan meneguhkan bahwa dirinya telah mempraktekkan kasih kepada sesama manusia. Ia berharap dari jawaban Yesus itu, ia diyakinkan bahwa ia sudah dalam posisi yang benar di hadapan Tuhan, sudah melakukan perintah atau kehendak Tuhan dan siap memperoleh hidup kekal. 

Ahli Taurat itu bertanya BUKAN untuk menguji diri atau meminta penyelidikan Tuhan atas hidupnya agar ia makin berkenan di hadapan Tuhan. Dalam hatinya, ia telah merasa berkenan pada Tuhan. Ia hanya perlu jawaban yang meneguhkan keyakinannya itu. 
Betapa sombongnya! Dan betapa bodohnya! 

Itu sebabnya Yesus kemudian menjawab ahli Taurat itu dengan perumpamaan yang sangat menohok. Perumpamaan tentang Orang Samaria Yang Baik Hati. Yang membuat tokoh agama itu tak mampu mengelak dan mau tidak mau harus memeriksa diri, mendefinisikan ulang apa yang disangkanya benar namun ternyata belum tepat dalam pandangan Tuhan.


BERTANYA YANG DIKEHENDAKI TUHAN DAN YANG TIDAK
Tuhan senang kita suka bertanya. Bertanya adalah salah satu ciri utama seorang murid Tuhan. Bertanya merupakan jembatan bagi kita belajar, untuk menangkap dengan lebih jelas, untuk menyelidiki lebih dalam, untuk menemukan berbagai rahasia ilahi dan untuk menyelami apa yang tersembunyi di hati dan pikiran Tuhan lebih lagi. 
Sudah seharusnya sebagai murid Kristus KITA RAJIN DAN SUKA BERTANYA. Sebab ada banyak hal tentang Tuhan yang belum kita ketahui dan masih sangat sedikit pengenalan kita akan Dia. 
Kita bisa bertanya langsung kepada-Nya tetapi juga jauh lebih mudah untuk bertanya kepada para pembimbing rohani yang Tuhan pilih dan percayakan untuk mendidik dan mengajar kita dalam jalan²Nya. 

Oleh karena itu, banyak²lah bertanya. Bertanyalah dari hati yang rindu dan berhasrat mengenal Tuhan dan bertumbuh dalam Dia. 
Jangan berpikir bahwa bertanya merupakan sesuatu yang memalukan, yang mengesankan diri Anda sebagai orang yang bodoh dan naif. Itu cara pandang yang keliru sama sekali. Dan jika iti terus dipelihara, akibatnya akan fatal. Tanpa rajin bertanya, Anda tidak akan belajar dan tanpa belajar, Anda tidak akan bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan. Tanpa pengenalan akan Tuhan, jalan Anda menyimpang, sesat dan binasa tanpa Anda sadari (lihat Hosea 4:6).
Dapatlah disimpulkan, kurangnya pertanyaan dari kita bisa menjadi INDIKATOR  KEKURANGSUNGGUHAN DAN KETIDAKSERIUSAN KITA MENJADI MURID² KRISTUS! 

Pada sisi lain, ada sikap bertanya yang Tuhan tidak suka. Bertanya dengan maksud mencobai Tuhan atau mempertanyakan (kemampuan) Tuhan. Dan bertanya yang bermotif mencari pembenaran diri. Secara umum, cara bertanya semacam ini hanya sekedar mencari² jawaban dan pengetahuan tetapi minim niat melakukan kehendak Tuhan. Kedua cara bertanya itu sering timbul dari hati orang² agamawi. Seperti yang dilakukan ahli taurat itu. 

Bertanya dengan cara demikian pada dasarnya tak memiliki niat untuk belajar dan mengenal Tuhan lebih lagi. Ia hanya ingin menyombongkan diri saja sebenarnya. Dan satu hal yamg membuat Tuhan makin tidak berkenan adalah melalui bertanya dengan cara demikian, orang itu menyelubungi maksud hatinya yang congkak serta membanggakan dirinya itu, dengan (kedok) suatu sikap yang tampaknya rendah hati. Ia mengajukan pertanyaan seperti seorang murid yang ingin belajar, padahal sejatinya tidak demikian.
Betapa munafik dan jahatnya di hadapan Tuhan! 

Orang yang bertanya tapi sebenarnya hendak mencari pembenaran diri atau pamer pengetahuan, terlihat dari apa yang dilakukannya kemudian setelah pertanyaannya dijawab. 
Pertanyaan yang tidak berniat mencari kebenaran atau supaya hidupnya makin berkenan di hadapan Tuhan, ketika diberikan jawaban hanya akan MENAMPUNG jawabannya. TIDAK ADA tindak lanjut untuk mengerjakan petunjuk yang diberikan dlam jawaban tersebut. Itu karena memang sejak semula, ia tidak ada niat untuk mengubah diri, memperbaiki hidupnya di hadapan Tuhan, atau ingin menjadi murid sejati di hadapan Tuhan. 
Hal yang sama juga ditemukan saat ada anak² Tuhan yang suka bertanya hanya demi memperoleh sekedar informasi rohani atau tambahan pengetahuan rohani belaka, tanpa ada niatan untuk melangkah lebih lanjut sebagai pelaksana²  firman.

Sikap bertanya semacam ini sebenarnya tidak banyak berguna. Tuhan pun lama kelamaan enggan memberikan jawaban. Dia tidak akan terus meladeni orang² yang sekedar berbantah, membenarkan diri atau menjadi pengoleksi² pengetahuan rohani saja. 

Ia mencari murid sejati. Yang menangkap inti pesan dan pengajaran-Nya. Yang kelak karena melihat keindahan ajaran Kristus dan betapa mulia Gurunya, ia merelakan diri dan hidupnya untuk mengiringda suatu kehidupan menghamba kepada Kristus. Oleh sebab ia bertanya dengan tujuan ingin mengenal jalan yang benar, Tuhan menganugerahkan kepadanya hak istimewa untuk mengenal Dia, jalan²Nya, rahasia²Nya, kedalaman kehendak-Nya. Inilah orang² yang menjadi lingkaran dalam murid²Nya. Yang beroleh penyingkapan demi penyingkapan yang baru, segar dan mendalam akan pribadi Tuhan dan rencana-Nya atas segala sesuatu. Dan tidak hanya itu, karena kerinduan menjadi oelaku² firman, Tuhan mencurahkan Roh Kudus-Nya yang akan menolong pribadi yang demikian melihat kenyataan dari setiap firman-Nya. Bukan sekedar mengikuti AGAMA YANG MATI namun mengalami sendiri kehadiran, penyertaan dan karya Tuhan dalam hidupnya. 

Tuhan rindu mencari dan menemukan orang² yang demikian di antara kita. 

Andakah salah satunya? 

Salam revival
Indonesia penuh kemuliaan Tuhan
 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 5:16 PM

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.