Oleh : Peter B, MA
PELAYANAN BERNUBUAT DI PERJANJIAN LAMA
- Kata "bernubuat" (dalam bahasa
asli naba') muncul pertama kali dalam Perjanjian Lama di Kitab Bilangan
11:25. Dalam terjemahan Indonesia itu diterjemahkan sebagai "kepenuhan
seperti nabi" yang sesungguhnya lebih merujuk kepada sifat dari orang yang
bernubuat itu sendiri. Kata yang sama, yang diartikan sebagai
"bernubuat" pada dasarnya digunakan untuk semua orang yang mengalami
kepenuhan (baca: dikuasai Roh Allah) maupun untuk istilah lain yang konotasinya
negatif yaitu kerasukan (seperti nabi-nabi Baal yang bertanding dengan Elia dalam
1 Raja-raja 18:29) atau dikuasai dan dipengaruhi roh-roh lain selain Roh Tuhan
(seperti halnya nabi-nabi palsu atau orang-orang yang bernubuat palsu dalam
Yeremia 5:31; 14:14-15; 29:21; Yehezkiel 13:16-17 dsb). Dari titik ini kita bisa mulai menangkap
mengapa ada nubuat palsu, tidak murni atau yang benar-benar menyesatkan. Itu
karena seseorang bisa "bernubuat" oleh karena pengaruh roh yang lain
di luar Roh Tuhan. Tugas kita, bukan kemudian menolak seluruh pelayanan nubuat,
tetapi untuk membedakan mana yang memang berasal dari pengaruh Roh Kudus dan
mana yang dikendalikan oleh roh-roh yang lain.
- Orang yang bernubuat selalu dipengaruhi
dengan kuat oleh suatu roh lain di luar dirinya. Dalam konteks bernubuat sesuai
kehendak Allah, itu berarti seseorang dikuasai rohnya oleh Roh Tuhan yang
menggerakkan dan menuntunnya menyampaikan perkataan-perkataan ilahi seperti
yang dikehendaki Tuhan. Begitu juga sebaliknya. Sejatinya, ada roh-roh yang
mempengaruhi seseorang untuk menyampaikan nubuat palsu, yang bukan berasal dari
Tuhan tetapi menggunakan nama Tuhan dan mengaku sebagai Roh Tuhan, padahal
sangat mungkin itu merupakan roh dusta (sebagaimana diungkapkan dalam 1
Raja-raja 22:21-23) yang bermaksud mendatangkan penyesatan atas umat Tuhan,
baik secara perorangan maupun korporat. Itulah iblis yang menyamar sebagai
malaikat terang (2 Korintus 11:14).
- Orang-orang yang bernubuat secara konstan
atau terus menerus disebut sebagai 'nabi", yang artinya juru bicara.
Merekalah juru bicara Tuhan. Yaitu orang-orang yang mewakili Tuhan menyampaikan
pesan yang ada di hati dan pikiran Tuhan untuk umat-Nya, khususnya terkait
hubungan mereka dengan Tuhan. Melalui para nabi inilah Tuhan memperagakan
kekuasaan yang sangat dahsyat, khususnya KEMAHATAHUAN-NYA kepada umat-Nya
-suatu pembuktian bahwa Dialah Allah yang mahakuasa, yang mengetahui segala
sesuatu dari masa lampau, masa kini hingga masa yang akan datang.
- Para nabi yang bernubuat juga kadangkala
disebut sebagai "pelihat" -suatu istilah yang kerap muncul di zaman
Samuel dan raja-raja. Disebut demikian oleh karena mereka melihat hal-hal yang
tidak dapat dilihat atau diketahui orang pada umumnya tetapi mereka melihat
hal-hal yang hanya dapat dilihat oleh Tuhan, yang kemudian menunjukkan itu
kepada para pelihat ini. Dalam kemampuan ini pula, Tuhan bermaksud menyatakan
bahwa Dia Allah yang mengetahui hal-hal yang tersembunyi di alam semesta ini
namun demi kepentingan atau tujuan tertentu yaitu untuk mendatangkan kebaikan
bagi umat-Nya, Ia membukakan yang rahasia itu kepada hamba-hamba-Nya untuk
diteruskan kepada umat yang dikasihi-Nya.
TUJUAN PELAYANAN BERNUBUAT DI PERJANJIAN
LAMA
- Merujuk pada bagaimana suatu nubuat
disampaikan bahkan ditugaskan kepada hamba-hamba Tuhan di Perjanjian Lama, kita
dapat menarik beberapa kesimpulan mengenai maksud dan tujuan nubuatan tersebut
disampaikan kepada umat Tuhan, yaitu :
1> sebagai sarana Tuhan berkomunikasi
kepada umat-Nya
2> untuk menunjukkan kepedulian dan
kerinduan Tuhan terlibat secara pribadi atas hidup umat-Nya, baik secara perseorangan/pribadi
maupun secara berjemaat/korporat
3> untuk menegaskan suatu pikiran,
perasaan dan kehendak Tuhan atas suatu keadaan yang sedang berlangsung atas
umat-Nya
4> untuk mendemonstrasikan kuasa
kemahatahuan Tuhan sebagai satu-satunya Allah sejati yang layak dipuji dan
disembah oleh karena besar dan dahsyat kekuasaan dan kasih-Nya
5> demi mengusahakan kedekatan dan
kelangsungan hubungan antara Tuhan dan umat-Nya supaya hubungan tersebut tidak
menjadi renggang apalagi rusak namun terjalin semakin erat sehingga nama Tuhan
dimuliakan dan menjadi kesaksian bagi bangsa-bangsa yang belum mengenal Tuhan
ketika melihat betapa baik dan indahnya umat yang berhubungan dan dipimpin oleh
Allah sendiri
- Tujuan-tujuan ini akan selalu menjadi benang
merah, ya, semuanya itu pasti didapati dalam setiap pesan nubuatan yang murni
dan sejati dari Tuhan. Sebagai contoh, kita dapat mendalami dan menyelidikinya
setiap nubuatan para nabi yang disuratkan dalam kitab suci kita dan pasti akan
menemukan bahwa semuanya memiliki tujuan seperti yang disampaikan di atas.
PELAYANAN NUBUAT DI PERJANJIAN BARU
- Sebagaimana di Perjanjian Lama, pengertian
dan makna bernubuat dalam Perjanjian Baru tidak terlalu memiliki perbedaan.
"Bernubuat" dalam bahasa Gerikanya, diterjemahkan oleh kamus Strong
sebagai "berbicara oleh sebab inspirasi ilahi atau untuk memprediksikan
sesutau dengan pemikiran menyampaikan kejadian-kejadian di masa yang akan
datang yang berkaitan dengan Kerajaan Allah; atau mengucapkan atau mendeklarasikan
sesuatu yang hanya dapat diketahui melalui penyataan atau penyingkapan ilahi.
Termasuk dalam pengertian ini adalah menjalankan jawatan profetik atau
bertindak seperti seorang nabi.
- Pelayanan nabi sesungguhnya tetap ada dan
berlangsung dalam Perjanjian Baru (lihat 1 Korintus 12:28-20; 14:29,32,37 dan
Efesus 3:5; 4:11) dengan tata pelaksanaan yang sedikit berbeda dengan
Perjanjian Lama meski tetap memiliki esensi yang serupa yaitu menyampaikan
pesan terkait pikiran, perasaan dan hati Tuhan kepada umat-Nya. Hanya saja di
Perjanjian Lama, yang disebut umat Tuhan adalah dalam lingkup satu bangsa yaitu
Israel sedangkan di Perjanjian Baru, umat Tuhan adalah gereja-Nya yang tersebar
di seluruh penjuru dunia. Contoh nabi-nabi di Perjanjian Baru adalah Agabus dan
Silas (Kisah Rasul 15:32; 21:10).
Perbedaan lain, sebagian dari apa yang
dinubuatkan oleh para nabi di Perjanjian Lama telah diperintahkan oleh Tuhan
melalui ilham Roh untuk disuratkan dalam gulungan-gulungan kitab yang kemudian
dikanonisasi sebagai kitab-kitab Perjanjian Lama yang dipegang sebagai kitab
suci Yahudi hingga kini. Apa yang telah
dicatat dalam Perjanjian Lama itu lalu menjadi dasar dan pedoman bagaimana
pelayanan nubuatan di Perjanjian Baru dijalankan dalam gereja. Ini semua karena
esensi dari pelayanan nubuatan di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru adalah
sama.
Nubuatan-nubuatan dalam Perjanjian Baru hanya
sedikit saja dicatat dalam kitab atau surat Perjanjian Baru karena pesan-pesan
yang disampaikan lebih banyak merupakan pesan yang berkaitan dengan kondisi
masing-masing gereja yang sangat khusus karena tersebar di berbagai tempat.
Salah satu contoh nubuat yang sebenarnya sangat khusus untuk berbagai gereja
tetapi kemudian disuratkan pula sebagai salah satu pesan akhir zaman ada dalam
Kitab Wahyu pasal 2 dan 3 yaitu surat profetik dari Kristus sendiri yang
dialamatkan kepada tujuh jemaat.
TUJUAN PELAYANAN BERNUBUAT DI PERJANJIAN
BARU
- Mengingat panggilan dan fungsi pelayanan
kenabian tidak dihapuskan, pada dasarnya setiap tujuan pelayanan bernubuat di
Perjanjian Lama secara umum juga menjadi tujuan pelayanan nubuatan di
Perjanjian Baru.
- Meneguhkan akan tujuan pelayanan nubuat
dalam Perjanjian Lama, Rasul Paulus memberikan penegasan akan tiga hal yang
menjadi output atau hasil dari suatu nubuatan dari Tuhan.
Itu dinyatakan dalam 1 Korintus 14:3
Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata
kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur
Disebutkan di sana, pelayanan nubuat akan :
1> Membangun jemaat
• Dalam bahasa aslinya, "membangun"
memang memiliki pengertian seperti halnya membangun rumah atau sebuah bangunan
tetapi yang dimaksud di sini sebagai membangun adalah membangun manusia rohani
(seperti dalam Kolose 2:7).
Apa yang dibangun itu mengalami perubahan ke
arah yang lebih baik, lebih indah, lebih kuat, lebih bermanfaat, lebih megah
daripada sebelumnya. Jadi, melalui perkataan nubuatan, jemaat yang menerima
pesan ilahi dari pikiran dan hati Tuhan diharapkan mengalami pertumbuhan dalam
hal hikmat, kesalehan, kebahagiaan, dan kekudusan Kristiani (sebagaimana
dituliskan dalam kamus Strong).
Dengan kata lain, pesan nubuat seharusnya
berdampak pada kemajuan dan pertumbuhan secara rohani. Jemaat yang secara
teratur dilayani secara profetik, asalkan mereka dengar-dengaran akan pesan
ilahi itu, akan dibawa menjadi lebih dekat dan lebih intim dengan Tuhan. Mereka
akan beroleh pemahaman dan pengertian yang lebih jelas serta dibawa makin
memahami jalan-jalan Tuhan. Juga semakin penuh dengan hikmat-Nya, semakin mengenal
isi hati dan kehendak-Nya sehingga hubungan mereka naik tahap demi tahap makin
menyatu dengan Tuhan sendiri. Ini diteguhkan juga dalam ayat-ayat lain dalam
pasal yang sama yaitu 1 Korintus 14:5 dan 26 yaitu bahwa sama dengan
karunia-karunia rohani lainnya, karunia bernubuat dimaksudkan untuk
meningkatkan pertumbuhan rohani jemaat.
• Pengertian lain dari "membangun"
adalah "mengkonfirmasi" atau "menguatkan dan meneguhkan"
(makna figuratif sebagaimana disebutkan dalam kamus Strong). Maksudnya adalah
apa yang sudah ada diperkuat dan dikokohkan oleh pesan-pesan dari pelayanan
nubuatan. Jadi, jemaat tidak hanya dibawa naik kepada level rohani selanjutnya
tetapi juga dimantapkan lebih lagi untuk tetap berada dalam jalan kebenaran dan
kehendak Tuhan yang sejati, yang selama ini telah diajarkan para pemimpin
rohani maupun yang diperoleh secara pribadi berupa tuntunan dari Roh Kudus yang
diam di setiap masing-masing jemaat. Melalui pelayanan nubuatan sejati, jemaat
merasakan kehadiran dan kedaulatan Tuhan yang mengetahui dan mengendalikan
segala sesuatu dan bahwa Ia selalu terlibat dan bekerja dalam setiap tahap
perjalanan dan pergumulan umat-Nya. Inilah yang dimaksud peneguhan itu!
• Dari pengertian akan tujuan pelayanan
nubuatan ini, kita bisa mulai menilai, menguji dan mengukur sejauh mana
nubuatan itu memang berasal dari Tuhan atau bukan. Nubuat yang nyatanya tidak
membawa anak-anak Tuhan pada pengalaman yang lebih mendalam dengan Tuhan (namun
justru sebaliknya yang terjadi yaitu kejatuhan dan kemunduran rohani) harus
diwaspadai sebagai suatu pesan yang patut diragukan, yang bukan berasal dari
Tuhan sendiri.
2> Menasihati jemaat
• Yang dimaksud 'menasihati" adalah
memberikan petunjuk dan arahan. Termasuk di dalamnya adalah memperingatkan akan suatu kesalahan maupun
memohon dengan sangat atau mendesak supaya melakukan sesuatu seperti yang
dikehendaki Tuhan.
• Ada irisan persamaan berkaitan dengan tujuan
nubuatan yang kedua ini dengan tujuan yang pertama (membangun) dan juga tujuan
yang ketiga (menghibur).
Selagi menasihati, sesungguhnya Roh Kudus juga
sedang mengadakan pembangunan dan penguatan secara rohani (seperti tujuan
pertama). Perbedaannya, menasihati menekankan campur tangan Tuhan pada sisi
yang lebih personal / pribadi dan yang lebih emosional.
Melalui "menasihati" Tuhan tak hanya
berbicara sebagai pemimpin dan penuntun tetapi Ia juga pembimbing dan
pengayom. Melalui pelayanan profetik,
Tuhan menyatakan bahwa diri-Nya ada bersama-sama dengan umat-Nya. Ia tidak
hanya memberikan perintah dan amanat atau mengarahkan pada target yang harus dicapai --Ia mendampingi
dan ada mendampingi setiap anak-anak-Nya. Pesan-pesan profetik sejati
seringkali menyatakan pesan yang begitu kuat yang menyatakan bahwa Ia tidak
meninggalkan anak-anak-Nya tetapi Ia menyertai, menggandeng bahkan memapah atau
membopong kita yang terlalu lemah dan lelah untuk berjalan di dalam
kehendak-Nya.
• Pesan-pesan Tuhan yang menasihati biasanya
disampaikan dalam kitab-kitab nabi-nabi di Perjanjian Lama pada bagian akhir setelah
serangkaian pesan profetik yang keras menegur dan menghardik umat-Nya. Setelah
pernyataan yang keras dan tajam, biasanya ada kata-kata nubuat yang membesarkan
hati, membangkitkan pengharapan dan mengajak untuk kembali bangkit mengasihi
Dia dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya (misalnya dalam Yesaya 31:6; 55;
Yeremia 4:1-4; 18:1-11 dsb)
3> Menghibur jemaat
• Apa yang disebut "menghibur" ialah
memberikan kekuatan dan semangat untuk hati yang sedang diselimuti kesedihan,
kepedihan, terluka, kecewa putus asa atau tawar hati. Perkataan nubuat yang
diurapi dan berasal dari Tuhan sendiri mampu menembus setiap relung terdalam
hati anak-anak Tuhan oleh karena Ia yang mahatahu itu turut merasakan apa yang
kita tanggung dan rasakan di hati. Dan karena Dia adalah Allah yang dekat
dengan orang-orang yang patah hati dan yang remuk jiwanya (lihat Mazmur 34:19;
51:19 dan Yesaya 66:2), kata-kata nubuatan dapat menjadi kata-kata penuh
penghiburan bagi hati yang dirundung beban berat.
• Tujuan ketiga ini (yaitu menghibur) memiliki persamaan dengan tujuan kedua (yaitu
menasihati). Di dalam menasihati terkandung pesan-pesan yang membangkitkan
semangat, demikian pula dalam hal menghibur. Perbedaannya terletak pada titik
fokus masing-masing tujuan tersebut. Jika menasihati lebih kepada memberikan
masukan, saran, ajakan dan desakan untuk melakukan sesuatu yang Tuhan inginkan,
maka dalam hal menghibur, pesan nubuatan secara khusus bermaksud memberikan
suatu kelegaan, damai dan sukacita di tengah keadaan yang tertekan, dirundung
susah atau saat hati kecewa dan terluka.
Pesan-pesan semacam itu tercantum misalnya
dalam Yesaya 30:18-26; 40:27-31; 60 dan Wahyu 2:7,9-11,13,17,19,24-28;
3:104-5,8,10-12,15,30-21
- Dari tiga berkat yang diterima jemaat
melalui pelayanan nubuat, kita dapat menarik kesimpulan penting bahwa tiga hal
tersebut bukan saja menyatakan hasil karunia dan pelayanan nubuat tetapi juga
bisa dijadikan ukuran untuk menilai suatu nubuat : apakah nubuat itu murni
berasal dari Allah atau bukan. Pesan-pesan nubuat yang berasal dari hati dan
pikiran Tuhan sudah pasti akan menghasilkan ketiga hal tersebut. Begitupun
sebaliknya. Yang bukan dari Tuhan bukannya membawa berkat bagi pertumbuhan dan
penguatan jemaat tetapi mengacaukan, membingungkan dan melemahkan umat Tuhan.
MENGUJI NUBUATAN BERDASARKAN TUJUANNYA
-Mengetahui tujuan mula-mula sampai tujuan
lanjutan dari pelayanan bernubuat di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru,
dapat menolong kita membedakan mana nubuat yang bersumber dari Roh Kudus dan
mana yang digerakkan oleh roh-roh yang lain.
- Roh Kudus membawa agenda-agenda Kerajaan
Sorga dan selalu memuliakan Yesus Kristus. Dan kepentingan Kerajaan Sorga ialah
supaya gereja sebagai tubuh Kristus berfungsi sebagaimana mestinya, bersatu dan
bekerja sama dengan Tuhan menyelesaikan rencana Tuhan di bumi : membawa segala
bangsa menjadi murid Kristus sampai kesudahan segala sesuatu.
Pesan-pesan nubuat sejati selalu membawa
gereja menjadi makin jelas dan gamblang akan kehendak Tuhan, keberadaan Tuhan,
kehadiran Tuhan dan penyingkapan lebih lanjut akan rencana Tuhan yang kemudian
menjadikan gereja menggenapi panggilannya sebagai terang dan garam dunia, pula dipersiapkan menjadi mempelai wanita
yang suci dan layak bagi Dia.
Seluruh pesan-pesan nubuat di Alkitab mengarah
pada pembentukan dan penyelarasan kehidupan umat dengan kehendak Tuhan dan demi
pembangunan Tubuh Kristus.
Agenda-agenda semacam ini tidak akan ada dalam
pikiran roh-roh lain yang bukan berasal dari Tuhan. Juga tak mungkin
terpikirkan oleh nubuat rekaan manusia yang didasari agenda pribadi yang
mengejar keuntungan bagi dirinya sendiri.
- Itu sebabnya, kita dapat menguji sebuah
pesan nubuat dengan mempertanyakan apakah pesan tersebut memenuhi tujuan dari
suatu pelayanan nubuat:
☝ Apakah dalam
pesan tersebut terasa kepedulian dan kerinduan Tuhan terlibat dalam kondisi dan
keadaan yang sedang jemaat hadapi?
Adakah dalam pesan tersebut yang menunjukkan
Dia tahu benar keadaan jemaat sampai pada apa yang mereka rasakan atau simpan
dalam hati?
☝ Adakah pikiran,
perasaan, serta kehendak Tuhanya yang diungkapkan dalam nubuat tersebut?
Adakah itu suatu pernyataan yang kuat,
menyentuh dan menghentak batin kita sehingga kita tertempelak serta tersungkur
di hadapan Tuhan?
☝ Adakah rahasia-rahasia
atau hal-hal tersembunyi, yang tak mungkin diketahui manusia, yang disingkapkan
dan dibukakan di sana?
Adakah bukti-bukti kemahatahuan Tuhan dalam
pesan itu yaitu bahwa Dia mengetahui masa lalu, keadaan masa kini yang
tersembunyi dan masa depan yang masih tertutup itu?
Adakah pesan itu menyingkapkan keadaan-keadaan
hati manusia yang tak mungkin dapat diketahui siapapun juga selain Sang
Mahatahu?
☝ Apakah pesan
tersebut membawa kepada suatu kedekatan, keintiman, kekaguman dan fokus kepada
pribadi Tuhan (dan bukan pribadi atau lembaga lain) sehingga pendengar
diteguhkan untuk hanya memandang dan berharap pada Dia, untuk berjalan bersama
Dia dalam ketaatan penuh kepada-Nya?
☝ Ketika pesan
nubuatan itu disampaikan adakah itu memupuk dan menghasilkan suatu pertumbuhan
rohani bagi yang menerimanya?
Adakah peningkatan rohani dari kanak-kanak
rohani menuju kedewasaan rohani dimana jemaat dibawa makin mengenal Tuhan
jalan-jalan-Nya dan rencana-Nya atas hidup umat-Nya?
Apakah melalui nubuatan itu jemaat beroleh
hikmat, pencerahan, penyingkapan baru atau beroleh makanan rohani yang bergizi
sehingga manusia rohnya diperkuat lebih lagi?
Adakah penyingkapan mengenai jalan-jalan
Tuhan, rencana atau visi Tuhan atau pengetahuan akan kehendak-Nya yang makin
jelas bagi penerima nubuatan itu?
Setelah menerima suatu nubuat, adakah hidup
rohani yang makin teguh dan kokoh dalam komitmen pada Kristus, makin melekat
dan berbuah di dalam Kristus?
☝ Apakah didapati
dalam nubuat itu suatu nasihat, dorongan dan ajakan untuk melangkah dan
bertindak seperti yang Tuhan kehendaki?
Adakah teguran, peringatan, masukan dan saran
yang bersifat strategis, yang memberikan solusi atas suatu kondisi jasmani atau
rohani yang sedang dihadapi oleh umat Tuhan?
☝ Ketika ada suatu
situasi dan suasana yang menekan, penuh beban berat, dirundung kesedihan dan
putus asa, adakah perkataan-perkataan ilahi dalam nubuatan tersebut yang
membangkitkan iman dan pengharapan? Yang memberikan penghiburan dan mengangkat
segala dukacita untuk digantikan dengan kekuatan yang baru yang membawa
kesegaran rohani?
- Terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas,
apabila jawaban yang diperoleh adalah "tidak" maka sudah seharusnya
nubuat tersebut perlu diselidiki dan diwaspadai sebagai suatu pesan yang keluar
BUKAN dari Tuhan tetapi dari sumber-sumber atau pengaruh-pengaruh roh lain.
Apabila sebaliknya, yaitu dalam pesan nubuatan
itu ditemukan unsur-unsur yang membawa jemaat
memperoleh hasil sebagaimana tujuan sebuah pesan nubuat, maka kita boleh
yakin bahwa itu merupakan suatu pesan yang dari Tuhan sendiri. Terhadap pesan
demikian, hati kita harus siap untuk melangkah dalam iman dan ketaatan demi
kasih kepada Tuhan dan jiwa-jiwa dengan pengharapan bahwa ketika kita
melakukannya semua itu takkan sia-sia melainkan berdampak secara rohani bahkan
hingga kekal.
KESIMPULAN
Jika kita memahami maksud dan tujuan Tuhan
melalui pelayanan dan karunia bernubuat, sesungguhnya tidak sukar mengetahui
apakah suatu pesan nubuat berasal dari Tuhan atau bukan.
Nubuat yang dari Tuhan akan membawa umat atau
jemaat pada hasil atau dampak yang Tuhan inginkan dari penyampaian pesan itu.
Yaitu untuk membawa mereka mendekat pada-Nya, supaya makin bertumbuh dalam
pengenalan akan Dia, juga kehendak dan rencana-Nya. Untuk diteguhkan,
dimantapkan, dikuatkan, didorong, diarahkan dan didesak untuk melangkah sesuai
kehendak Tuhan. Untuk diangkat dari keputusasaan dan dibangkitkan
pengharapannya serta menerima penghiburan ketika lemah dan terjatuh.
Sudah tiba waktunya kita tak lagi mudah ditipu
oleh berbagai hoaks dan kebohongan yang datangnya dari alam rohani. Sudah
waktunya kita menjadi peka dan tajam mengikuti suara Roh Kudus dalam kita yang
akan memberikan penyingkapan pada kita mana yang merupakan suara-Nya dan mana
yang bisikan dari roh-roh yang menipu dan bermaksud menyesatkan kita dari
kehendak Tuhan.
Pengujian yang jujur atas hati kita dan
pesan-pesan yang kita terima menjaga kita tetap berjalan seturut keinginan hati
Tuhan.
Salam revival
TERKAIT MENGUJI NUBUAT:
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.