Oleh : Peter B, MA
Dalam Amsal 15:33 dikatakan :
Bahwa takut akan Tuhan itulah (peng)ajaran
hikmat (Terj. TL)
Takut akan TUHAN adalah dasar pendidikan yang
baik (Terj. BIMK)
Hikmat mengajar orang menghormati TUHAN (Terj. VMD)
Hikmat mengajar engkau untuk menaruh hormat
(maksudnya memiliki rasa takut akan) TUHAN (Terj. ERV)
Hikmat sejati selalu PERTAMA-TAMA mengajarkan
untuk orang memiliki takut akan Tuhan. Dari sanalah segala hikmat untuk kehidupan
bermula. Tanpa takut akan Tuhan, hikmat yang dimiliki seseorang akan menyimpang
pada hikmat-hikmat palsu, yaitu hikmat yang diajarkan dunia ini dan kemungkinan
bermula dari pikiran pribadi-pribadi yang lain seperti dari pikiran manusia
maupun iblis.
Pelajaran pertama hikmat yang benar bukan
untuk mengejar hikmat semata tetapi mendasarinya dengan mendidik seseorang
memiliki takut akan Tuhan di hatinya. Ini pula yang disampaikan oleh Salomo
dalam salah satu pernyataan amsalnya yang terkenal : "Permulaan hikmat
ialah takut akan Tuhan". (Dapatkah Anda mengetahui pasal dan ayat dimana
pernyataan itu dituliskan?)
Itu artinya, untuk memperoleh hikmat yang
sesungguhnya, orang harus memiliki TAKUT AKAN TUHAN. Dan itu pula yang
ditekankan oleh Sang Hikmat itu sendiri. Tanpa takut akan TUHAN, Allah yang
benar, tidak ada petunjuk atau jalan yang benar. Ada banyak jalan tetapi hanya
ada SATU JALAN dimana orang menemukan kunci-kunci akan hidup yang sejati dan
yang menuntun kepada kehidupan yang seharusnya dijalani manusia yang kemudian
membawanya pada kehidupan yang kekal.
Pertanyaannya, mengapa TAKUT AKAN TUHAN
menjadi syarat dasar dan utama yang dituntut oleh hikmat? Seberapa penting
takut akan Tuhan itu?
1) Tanpa takut akan Tuhan, kita tidak akan
pernah datang dan bersentuhan dengan Sang Hikmat Sejati, sumber segala hikmat,
yaitu TUHAN sendiri;
Kegentaran akan Tuhan menjadikan kita tunduk
dan merendahkan diri, menghamliri-Nya untuk mengakui kedaulatan, kedahsyatan
dan kebesaran-Nya yang melampaui kita. Dari sanalah kita hati kita siap untuk
diajar dan dibimbing lebih lanjut.
2) Tanpa takut akan Tuhan, kita hanya akan
terbuka dan menghargai hikmat dari diri kita sendiri atau dari sumber-sumber
lain, selain dari sumber yang benar dan sejati itu;
Sebagai makhluk sosial yang menjalin berbagai
hubungan dengan berbagai unsur alam semesta dan yang hidup dalam suatu
peradaban yang kian luas dan mendunia, setiap individu tak mungkin tak
dipengaruhi oleh semuanya itu. Dengan tidak memiliki takut akan Tuhan, kita menutup
pengaruh ilahi, pengaruh terbaik yang kepadanya seharusnya kita terbuka
selebar-lebarnya. Sebagai gantinya, kita terbuka untuk pengaruh pola pikir
manusia, trend, pergaulan global, sistem dunia yang seringkali berakar dari
kuasa-kuasa kegelapan yang mempengaruhi manusia yang tanpa sadar membuka diri
seluas-luasnya terhadap mereka.
3) Hanya dengan hormat kepada Tuhan, hikmat
yang diperoleh manusia menjadi sebesar-besar manfaat dan berkat bagi kebaikan
dan kebahagiaan manusia;
Perbedaan terbesar antara hikmat Tuhan dan
hikmat yang lain mungkin adalah hikmat Tuhan itu murni dan didasari serta
didorong oleh cinta, yang bertujuan membawa kebaikan bagi semua pihak.
Tetapi hikmat yang dari atas adalah
pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan
dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.
~ Yakobus 3:17 (TB)
Takut akan Tuhan berarti membuka diri
seluas-luasnya bagi pengaruh ilahi. Yang atas orang-orang demikian, kemudian
diterangi dengan hikmat sejati. Tanpa hikmat sejati ini, setinggi dan sehebat
apapun hikmat manusia hanya akan menjadi sarana untuk memperjuangkan
kepentingan-kepentingan dirinya atau kelompoknya. Ketulusan dan kasih jarang
dijumpai dalam hikmat yang tidak murni. Tidak mengherankan Ahitofel yang penuh
hikmat, menggunakan kebijaksanaan yang ada padanya untuk melakukan makar.
Hikmatnya pun tak mampu membawa damai dalam dirinya sehingga ia mengakhiri
hidupnya sendiri ketika merasa diabaikan (lihat 2 Samuel 16:23; 15:12, 17:23).
Sebagai penutup, ada baiknya kita menyadari
sejak sekarang bahwa pendidikan duniawi yang terbaik sekalipun tidak akan
terlalu berarti dan berguna bagi kehidupan yang penuh bahagia di bumi -jika
seseorang tidak diajar LEBIH DAHULU memiliki rasa takut akan Tuhan, yang mana
sudah seharusnya dilakukan sejak masa kecil dan remajanya.
Pada sisi lain, ini bukan dorongan untuk
belajar agama atau theologis sejak muda. Ini adalah petunjuk untuk mendorong
setiap orang mencari Tuhan dan menundukkan diri kepada-Nya, kepada Bapa sorgawi,
yang kita kenal melalui perjumpaan dengan pribadi Yesus Kristus, jalan
satu-satunya manusia untuk terhubung pada Allah sejati.
Lebih dari mendidik dan mengarahkan anak-anak
kita maupun diri kita menyelami hikmat dunia ini lebih lagi, kita perlu menjaga
dan memelihara HATI YANG TAKUT AKAN TUHAN. Suatu sikap hati yang memungkinkan
kita selalu terhubung dengan hikmat terbaik dan termulia itu. Hanya dengan
hikmat-Nya, hidup kita menjadi hidup terbaik yang bisa dijalani seorang
manusia.
Salam revival!
Indonesia Penuh Kemuliaaan Tuhan
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.