Oleh : Rick Joyner
Mengapa Tuhan mengutus Petrus kepada
orang-orang Yahudi dan Paulus kepada bangsa-bangsa lain? Tidakkah
sepertinya Tuhan salah
menempatkannya?
Setelah menjadi murid guru besar Gamaliel,
Paulus akan jauh lebih dihormati dan diterima secara lebih baik oleh orang-orang
Yahudi daripada Petrus, seorang nelayan sederhana. Di sisi lain, Petrus akan
jauh lebih dapat diterima oleh orang-orang bukan Yahudi daripada Paulus,
"seorang Farisi yang paling Farisi”
sebagaimana orang-orang bukan Yahudi membenci orang Farisi. Mengapa Tuhan
mengirim mereka masing-masing kepada orang-orang yang secara alami akan
bersikap ofensif terhadap mereka?
Mungkin itu karena mustahil untuk menggenapi
tujuan mereka tanpa pertolongan Roh Kudus.
Tidak ada yang lebih revolusioner dalam
sejarah seperti Injil. Kekristenan yang sejati sangat berbeda dari agama atau
filsafat lain mana pun di dunia, dan itu menghasilkan budaya yang berbeda dari
yang lain. Inilah sebabnya mengapa orang-orang Kristen di gereja mula-mula
menonjol secara dramatis. Saat ini, justru sulit untuk membedakan orang Kristen
dari orang lain pada umumnya dalam budaya, bahkan dalam masalah perilaku dan
karakter dasar. Sesuatu yang sangat penting telah lenyap.
Ada satu faktor kemungkinan penyebab bagaimana
Injil berubah dari bagaimana Dia datang untuk menyelamatkan kita dari dosa kita
menjadi bahwa Dia datang untuk menyelamatkan kita dari masalah kita.
Hampir setiap pesan yang diberitakan hari ini
lebih berpusat pada manusia daripada berpusat pada Tuhan.
Ini semua tentang apa yang akan Dia lakukan
untuk kita dan sangat sedikit tentang apa yang dituntut dari kita.
Mungkin ini adalah hasil dari bagaimana
Amanat Agung telah diubah dari memuridkan menjadi mempertobatkan. Sekarang
sulit bahkan untuk menemukan murid sejati menurut definisi Tuhan tentang
seperti apa seharusnya murid-murid-Nya itu.
Mungkinkah ini karena cara dangkal dari
orang-orang ketika dilahirkan kembali?
Sebuah penelitian telah dilakukan beberapa
dekade yang lalu tentang cara seseorang dilahirkan mungkin memiliki dampak
besar pada bagaimana mereka akan menjalani hidup mereka. Ketika prosedur
kelahiran itu berupa "bius mereka lalu tarik mereka" dirancang (yaitu
membius ibu dan menarik keluar bayi sehingga hanya ada sedikit rasa sakit bagi
ibu), generasi yang mengalami prosedur kelahiran tersebut menjadi pemburu
obat-obatan (narkoba) dari generasi tahun 1960-an dan 1970-an.
Yang mana itu semua terkait melakukan apa yang
membuat Anda merasa nyaman dan dapat menghindari rasa sakit.
Saat ini, penginjilan telah sering direduksi
(dikurangi inti pesannya) menjadi sekedar mengkhotbahkan pesan-pesan iman yang
dangkal serta sekedar menyampaikan semua hal-hal besar yang Tuhan akan lakukan
untuk kita; juga meminta orang hanya mengangkat tangan mereka untuk
"memberikan hidup mereka kepada Yesus" sementara semua orang lain
menundukkan kepala supaya tidak mempermalukan mereka yang mengangkat tangan
itu.
Kemudian kita bertanya-tanya mengapa hanya
sekitar 5% dari orang yang bertobat ini yang bergabung ke gereja dan terus
menjadi pengikut Yesus. Pada abad pertama, 100% dari mereka yang memberikan
hidup mereka kepada Tuhan ditambahkan ke gereja, dan sejak saat itu iman mereka
dibuktikan dengan penganiayaan dan ancaman eksekusi.
Apakah orang-orang Kristen abad pertama yang
sangat radikal, berbeda dari orang-orang Kristen sekarang ini karena mereka
telah diubah secara radikal saat mereka “dilahirkan kembali,” dengan dipanggil
untuk memiliki komitmen yang radikal?
Komitmen yang radikal ini ditunjukkan dalam
kehidupan para rasul yang berkhotbah pada mereka (jemaat mula-mula) — suatu
kehidupan yang telah diserahkan untuk bergantung sepenuhnya pada Roh Kudus
sehingga mereka secara rohani melahirkan orang-orang yang berjalan dalam
kepatuhan total yang sedemikian. Seperti yang Tuhan tetapkan pada awalnya,
masing-masing akan mereproduksi “menurut jenisnya masing-masing.” (lihat
Kejadian 1:12, terjemahan Inggris)
Jika kita dilahirkan dalam Tuhan melalui pesan
yang dangkal semacam itu, dan berada dalam budaya Kristen yang dangkal, kita
barangkali ingin mengajukan pertanyaan yang Nikodemus tanyakan pada Tuhan
ketika membahas tentang hal dilahirkan kembali: “Dapatkah seseorang masuk lagi
ke dalam rahim ibunya? "atau" Bisakah kita dilahirkan kembali,
lagi?"
Jawabannya adalah" ya"
Ditempelak kembali atas dosa kita, atau atas
pengabdian dan ketaatan kita yang dangkal kepada Tuhan, dapat membawa kita pada
pertobatan, bahkan pada lebih banyak transformasi radikal dalam kehidupan kita
daripada ketika kita membuat komitmen yang dangkal seperti sebelumnya.
Jika kita benar-benar murid Raja segala raja, maka lebih dari segalanya, hidup kita akan lebih banyak dipengaruhi oleh pengabdian untuk belajar tentang Dia, untuk melakukan kehendak-Nya, untuk menjadi seperti Dia, dan untuk melakukan pekerjaan yang Dia lakukan.
Seperti kata pepatah populer, "Hari ini adalah hari pertama dari sisa hidup Anda."
Mengapa tidak menjadikannya awal yang baru,
dengan tekad yang baru untuk tidak lagi hidup untuk diri kita sendiri tetapi
untuk Dia — untuk melakukan semua hal demi Injil-Nya, dan untuk tidak
mengasihi hidup kita sendiri bahkan meski kita harus mati, sehingga kita dapat
benar-benar hidup?
https://www.morningstarministries.org/resources/word-week/2018/revolutionary-message-book-revelation#.XGYnVqoxfqA
Syalom, BPK/ibu Yth. Saya berterima kasih atas publikasinya,ketika saya membaca sebagian dari materi tsbt sungguh memberi kesejukan dalam hidup saya.semoga Tuhan bersama kita.
BalasHapus