KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

YEHU DAN YESUS

Posted By passion for revival on Jumat, 07 Desember 2018 | 9:00 AM



Oleh: Peter B,



“Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat. Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: “Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu.”

“Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya yesus, karena ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.” Tetapi ia berkata kepada mereka: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.” (yohanes 5:9-10, 15-17) 

Namanya adalah Yehu. semula dia adalah seorang Jendral di antara para panglima raja Ahab. Tetapi sejarah mengenalnya sebagai seorang dari antara mereka yang paling menentukan, menakutkan, ambisius, namun cermat, penuh perhitungan dan tanpa perasaan yang dibangkitkan oleh Tuhan dari waktu ke waktu untuk mengubah nasib kerajaan-kerajaan dan melaksanakan penghakimannya atas bumi.” Ya, Yehu adalah pengganti Ahab. Dialah yang diurapi oleh seorang nabi di bawah perintah nabi Elisa menjadi raja setelah Ahab tewas dalam pertempuran melawan Aram. Dialah yang kemudian menjadi alat Tuhan untuk menghukum seluruh keluarga, kerabat dan keturunan Ahab dan Izebel. Bahkan Izebel sendiri dihabisinya dengan tanpa ampun. Yehu adalah orang yang dipakai oleh Allah untuk menjalankan penghukuman dan menggenapi nubuat Tuhan atas kejahatan Ahab beserta seluruh keluarganya.

Yehu adalah seorang yang sangat aktif. Ia giat dan tidak kenal lelah. Tidak berapa lama setelah diurapi secara aneh ia tidak pernah memberikan dirinya istirahat. Ia melakukan segenap tugasnya hampir tanpa berhenti. Seketika ia menerima nubuatan bahwa ialah yang akan membunuh Ahab (2 Raja-raja 9), Izebel beserta seluruh keluarganya, Yehu mengerjakannya dengan sangat giat. Tidak hanya itu, akhirnya seluruh kerabat maupun orang-orang yang mempunyai hubungan dekat dengan keluarga raja, dimusnahkannya. Itupun belum selesai, Yehu memberantas bersih penyembahan terhadap Baal yang telah berpuluh-puluh tahun dipraktekkan dan berakar di Israel selama kepemimpinan Ahab. Jika Elia sempat membunuh ratusan nabi-nabi Baal, Yehu membunuh semuanya, tanpa sisa.

Kebanggaan hidup Yehu itu pula yang dipuji oleh Tuhan adalah sifat rajin dan semangatnya. Mungkin tidak ada yang mewakili dan menggambarkan bagaimana sesungguhnya karakter seorang yang bernama Yehu itu selain kata-katanya pada saat ia bertemu seorang teman bernama Yonadab. Yehu menemui dia dan mengajaknya untuk mengikutinya menjalankan tugas Tuhan. Inilah ajakannya dan itu pula gambaran dari karakternya yang paling menonjol, “Marilah bersama-sama aku, supaya engkau melihat bagaimana giatku untuk TUHAN.” Semangat yang sangat luar biasa! Beranikah kita berkata-kata sedemikian kepada orang lain? Bersediakah kita mengajak orang lain melihat bagaimana kita melayani Tuhan? Apakah sesungguhnya perasaan Anda apabila orang lain melihat Anda bekerja bagi Tuhan? Apakah bangga karena Anda sangat giat? Atau takut dan malu karena tidak ada apapun yang Anda persembahkan sebagai karya nyata bagi Tuhan?

Ribuan tahun kemudian, Bapa Surgawi memiliki seorang Hamba yang lain. Inilah hamba terbaikNya karena semboyan Hamba itu adalah “Bapaku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.” Banyak kali dan dan dalam berbagai situasi maupun kesempatan, Hamba itu selalu mengingatkan kepada murid-muridNya, “MakananKu Ialah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaanNya” (Yohanes 4:34) dan “Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja” (Yohanes 9:4). Semangat yang dimiliki oleh Hamba Agung ini melebihi Yehu. Dia bekerja keras bagi kepentingan Bapa karena untuk itulah Dia turun ke dunia. Ia tidak mengenal lelah dalam berjuang bagi Kerajaan Allah sehingga pada Akhirnya Ia menyelesaikan tugas Bapa dengan nilai sempurna. Dialah Yesus Kristus, teladan kita sebagai seorang pelayan dan hamba Tuhan.

Banyak persamaan antara Yehu dengan Yesus dalam hal bekerja bagi Tuhan. Misalnya, sesaat setelah Yehu mengetahui panggilan hidupnya, ia tidak membiarkan sedikitpun waktu kehidupannya terlewat tanpa pengejaran akan tujuan dan tugas yang telah ditetapkan Allah itu. Ia telah diurapi menjadi raja dan mendapat tugas membasmi Ahab beserta keluarganya, maka itu pula yang dilakukannya tanpa beristirahat hingga selesainya. Demikian pula dengan Yesus. Setelah berusia 30 tahun dimana itu adalah waktunya untuk tampil dan melayani keluar, tidak sesaatpun Yesus memberikan diriNya istirahat. Ia bekerja keras, seringkali tidak tidur dan tidak makan, berjuang dengan segenap kekuatanNya menjangkau yang terhilang, menyembuhkan yang sakit, mengajar orang banyak, mengusir setan, memuridkan, menghiburkan, memberi makan orang banyak, bertahan menghadapi penentang-penentangNya ditambah sederet pekerjaan lain. Kerja keras 3 ½ tahun tidak sia-sia. Susah payah 3 ½ tahun memiliki efek kekal. Usaha 3 ½ tahun berbuahkan keselamatan seisi dunia. Pertanyaannya: dimanakah kita saat kita mendapatkan panggilan hidup? Saat kita mengetahui tujuan hidup kita, apakah yang kita lakukan? Tanpa melakukan apa-apa, tidak ada satupun perkara dari hidup kita yang memiliki pengaruh terhadap orang lain. Apalagi pengaruh yang abadi.

Persamaan lain antara Yesus dengan Yehu dalam hal bekerja adalah kegairahan yang tak terhalangi oleh apapun. Apakah maksudnya? Perhatikanlah, Yehu adalah orang yang membunuh wanita jahat bahkan terjahat yang pernah disebutkan oleh Alkitab Izebel. Kita tahu, kendatipun ia seorang wanita, ia adalah sosok yang paling ditakuti oleh semua orang di Israel pada waktu itu. Nabi Elia yang begitu berani, kokoh, sangat mempesonakan dengan berbagai-bagai perbuatan ajaib dalam pelayanannya sempat terintimidasi dan menjadi lemah karena gertakan serta ancaman dari Izebel ini. Memang benar, Izabel adalah gambaran dari roh ketakutan, intimidasi, sihir, manipulasi rohani, dan roh agamawi. Izebel sangat ditakuti karena ia dianggap sangat berkuasa dan ia tahu benar bagaimana menggunakan kekuasaanya itu untuk menaklukkan orang lain. Izebel menjadi sangat kuat karena tidak ada seorang pun yang berani berdiri tegak menghadapi kesewenangan Izebel. Sampai akhirnya seorang bernama Yehu mengambil tugas itu dan membunuh Izebel.

Yehu mengerjakan tugas panggilannya tanpa rasa takut. Ia tidak membiarkan dirinya dihalangi oleh siapapun. Ia tidak gentar akan intimidasi, gunjingan orang, pandangan atau lirikan sinis dari sesama, bahkan ancaman maupun rayuan. Ia melakukan tugasnya dengan bergairah: suatu gairah untuk menyelesaikannya berapapun harganya. Karena itu, ia terus maju dan menyelesaikan tugasnya dengan baik. Lebih baik dari Yehu, Yesus tidak tergoyahkan sampai akhir. Setiap tantangan dan halangan dihadapiNya dengan penuh ketegaran tanpa rasa takut. Penyembuhan orang lumpuh di tepi kolam Betesda mengundang kontroversi di antara orang-orang Yahudi karena peristiwa penyembuhan diikuti pulangnya orang lumpuh itu sambil membawa tilamnya terjadi pada hari Sabat. Ia tidak menggubris ancaman penganiayaan ataupun label ‘sesat’ yang ditujukan kepadaNya karena berbeda pandangan dengan tradisi Yahudi setempat pada waktu itu.

Ingatlah selalu, dalam melayani pekerjaan Allah dan menggenapi panggilannya, jangan biarkan satupun menghalangi Anda. Intimidasi tidak boleh melemahkan kita. Rasa takut tidak boleh menghambat kita. Roh agamawi dari orang lain atau agama tradisi yang mati tidak boleh diijinkan menancapkan pengaruhnya dalam jalan kehambaan kita. Ancaman dan kritik janganlah menghentikan langkah kita memberikan yang terbaik dari kita kepada Tuhan. Panggilan Tuhan adalah kuat. Oleh karenanya, teruslah maju. Berjuanglah bagi Tuhan. Tunjukkanlah kepada banyak orang betapa giat Anda bagi Tuhan. Marilah kita mendaftarkan diri menjadi pekerja-pekerja di ladangNya karena masih sedikit yang memasukinya. Dalam kegerakanNya sedunia, baiklah kita mengambil bagian kita secara penuh. Biarlah kita menggenapi perintah rasul ini : “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” Bekerjalah, O saudaraku. Jangan berikan dirimu Istirahat sebelum kemuliaanNya bersinar atas hidup kita, keluarga kita, kota-kota kita dan bangsa-bangsa. Kasih karuniaNya akan menompang kita semua.

Karena kerja kerasnya, Tuhan mengganjar Yehu dengan tahta bagi empat generasi. Bapa memuliakan Yesus dengan menjadikanNya pokok keselamatan bagi dunia. Bagaimana dengan kita? Amin.

(Diambil dari warta Worship Center edisi 47 – 29 November 2002)


 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 9:00 AM

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.