Oleh: Peter B, MA
"Dengan korban kambing domba dan lembu sapinya mereka
akan pergi untuk mencari TUHAN, tetapi tidak akan menjumpai Dia; Ia telah
menarik diri dari mereka...
Aku akan pergi pulang ke tempat-Ku, sampai mereka mengaku
bersalah dan mencari wajah-Ku. Dalam kesesakannya mereka akan merindukan
Aku:"
- Hosea 5:6,15
Tuhan telah pergi ke tempat-Nya untuk menyembunyikan diri.
Begitu nubuatan Hosea. Itulah suatu pernyataan resmi bahwa Ia tak mau lagi
berurusan dengan umat-Nya. Sekalipun umat-Nya mencari Dia. Sekalipun dengan
kambing domba dan lembu sapi mereka. Persembahan atau korban bakaran mereka.
Dalam ibadah dan sembahyang mereka. Sekalipun mereka bersorak. Atau memuji-muji
dan menyembah. Bahkan meratap dalam tangis sambil membawa banyak berbagai
korban kepada-Nya.
Tuhan telah memutuskan tak lagi menjumpai mereka. Dia baru
akan kembali menyambangi umat-Nya dan hadir di tengah-tengah mereka ketika apa
yang menjadi kerinduan hati-Nya didapati-Nya di hati dan hidup mereka yang
mengaku beribadah kepada-Nya itu.
Inilah masa-masa buruk dan pahit. Tuhan tak lagi menjadi
kawan bagi mereka. Ia sudah tak mampu lagi dibujuk untuk memberkati mereka.
Meskipun beribu kali mereka mengklaim ada di pihak Tuhan dan Tuhan di pihak
merekaTuhan telah berdiri di seberang. Berhadap-hadapan dengan mereka.
Ia akan menentang semuanya. Para imam. Keluarga raja. Semua
rakyat Israel. Hosea 5:1 menyampaikan bahwa Ia akan menghukum semuanya. Bukan
karena benci dan amarah yang tak terkendali tanpa sebab. Tapi karena Ia hendak
berbuat baik supaya mereka bertobat. Ia akan memberikan hajaran yang keras.
"…Aku ini akan menghajar mereka sekalian… " (ayat 2). Bahkan Ia
mengijinkan pembinasa, alat-alat sang penguasa kegelapan, untuk memakan habis
mereka beserta sumber-sumber penghidupan mereka (ayat 7).
Ya, ketika Yang Adil dan Benar itu murka, bahkan mereka yang
disebut bangsa pilihan-Nya pun akan dijadikan tandus, kering, mengenaskan dan
hampa (ayat 9). Ketika Tuhan menjalankan penghukuman-Nya atas mereka yang tak
lagi berpaut pada-Nya, maka Ia akan meremukkan (ayat 11). Ia akan
menghancurkan. Perlahan namun pasti, menggerus mereka bagai rayap dan belatung
(ayat 12). Betapa mengerikan murka Tuhan! Siapakah yang sanggup menolaknya?
Atau lari menghindar daripadanya?
Namun yang paling mengerikan dari semuanya, Tuhan menarik
diri dari mereka. Tak lagi bersama-sama untuk menjadi penolong dan pembebas
mereka. Tanpa Tuhan siapapun tak akan berbuat apa-apa. Ketika Tuhan tak lagi bersama kita, kita
hanya akan melihat kemerosotan demi kemerosotan. Di segala bidang dan elemen
kehidupan. Meski kita menghibur diri dengan berbagai pembenahan dan kemajuan
yang tampak namun kita pun tahu ada kerusakan-kerusakan yang terus berlangsung
di tengah-tengah gereja maupun bangsa kita. Sesuatu yang makin jauh dari Tuhan,
firman ketetapan-Nya serta kehendak hati-Nya.
Kambing domba tidaklah cukup untuk mencari Tuhan.
Menghampiri Dia untuk memuji menyembah-Nya dengan berbagai sajian dan
persembahan tidak mampu membuat-Nya dijumpai. Mengapa demikian?
Sebab yang Tuhan kehendaki bukan berbagai program, kegiatan
dan acara peribadahan. Yang
dirindukan-Nya ialah pertobatan dan pengakuan jujur bahwa kita bersalah di
hadapan-Nya: "..sampai mereka mengaku bersalah…" (ayat 6). Ia menanti
kesadaran kita akan keadaan kita yang melarat, malang, buta, miskin dan
telanjang.
Tuhan rindu kita mencari wajah-Nya: "… dan mencari
wajah-Ku". Yaitu mencari perkenan-Nya dan pengenalan akan Dia secara pribadi,
bukan apa yang dapat dilakukan-Nya bagi kita. Mencari Dia untuk mengenal
pribadi-Nya, bukan sekedar kuasa tangan-Nya.
Ia pun menantikan kita merindukan Dia: "..dalam
kesesakannya mereka akan merindukan Aku.." (ayat 6). Oh betapa hati-Nya
mengharap diri-Nya menjadi yang terutama dan pertama dari yang diinginkan hati
kita! Menjadi yang paling didambakan dan diinginkan untuk ditemui serta berdiam
bersama.
Sebelum semua hal ini memenuhi hati kita hingga menggerakkan
kita untuk mencari Dia apa adanya karena kita tak mampu hidup tanpa Dia
-sebelum Dia menjadi gairah dan satu-satunya yang kita harapkan dan andalkan
dalam hidup- kita belum benar-benar mencari Dia.
Dan seringkali melalui peristiwa dan kenyataan pahit di
sekeliling kita, Tuhan menunjukkan betapa sia-sianya semua yang kita miliki dan
banggakan. Dalam keremukan dan kehancuran, kita akhirnya akan tahu bahwa
Diabsungguh berarti bagi kita. Dalam kesesakan yang tak tertangiskan, kita
akhirnya menyadari bahwa Dialah yang terbaik, satu-satunya milik kita yang
paling berharga dan tak boleh dilepaskan lagi.
Yang kita perlukan bagi kita sebagai gereja dan sebagai
umat-Nya di Indonesia ialah melihat keadaan kita dengan jujur. Segala
kegagalan, kekeliruan, kebodohan dan kesesatan kita haruslah kita akui dalam
pertobatan dengan hati yang hancur.
Janganlah kita tetap berkata kandang babi itu rumah pesta.
Atau makanan babi itu penuh gizi dan lezat. Maupun babi-babi itu binatang yang
mulia. Kita harus melihat keadaan kita dan mengakui betapa kotor dan miskinnya
kita. Betapa lapar, sakit dan lemahnya kita karena jauh dari persekutuan dengan
Bapa. Kita semestinya mengambil keputusan sekarang untukvmengubah cara kita
berhubungan dengan Tuhan. Kita harus bertekad dalam hati untuk tak lagi mencari
berkat-berkat jasmani Bapa. Namun kali ini, kita niatkan hati untuk bekerja
bagi Dia, mengabdi dan mengambil bagian dalam segala pekerjaan-Nya. Demi
semata-mata menikmati persekutuan dan persahabatan dengan Dia. Memandang
wajah-Nya dan menikmati kasih karunia-Nya yang selalu baru dan tak pernah
berakhir itu.
Ketulusan hati kita bagi Bapa adalah dasar pencarian yang
benar akan Tuhan. Dalam keihklasan kita mencari hadirat dan wajah-Nya, kita
akan memandang kemuliaan-Nya dan beroleh perkenan dan sinar wajah-Nya.
"Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang
kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan
menikmati bait-Nya.
… dalam kemah-Nya aku mau mempersembahkan korban dengan
sorak-sorai; aku mau menyanyi dan bermazmur bagi TUHAN.
Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku, janganlah
menolak hamba-Mu ini dengan murka; Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang
aku dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah penyelamatku!"
(Mazmur 27:4,6,9)
"Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada
seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku
dari pada diam di kemah-kemah orang fasik."
(Mazmur 84:11)
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.