KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

KASIHAN AHOK....RUGINYA JAKARTA....MALUNYA INDONESIA....

Posted By passion for revival on Selasa, 15 November 2016 | 8:58 AM

Oleh: Bp. Peter B. K.

(Tulisan ini saya buat bukan sebagai seorang pengamat politik ataupun pakar dalam bidang tertentu melainkan hanya sebagai kegelisahan seorang anak bangsa dan seorang hamba Tuhan melihat kondisi bangsa yang suram saat ini. Dalam keterbatasan inilah, saya memberanikan diri menyampaikan pandangan yang singkat ini).

Sejak dilaporkannya Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI Jakarta sekaligus calon gubernur DKI periode 2016-2020, oleh Ketua Pemuda Muhammadiyah karena tuduhan penistaan agama kepada pihak kepolisian, saya mengikuti hampir setiap hari perkembangan kasusnya beserta setiap peristiwa yang terjadi sehubungan dengan masalah ini. 

Beberapa hari sebelum terjadinya demo 4 November 2016, saya sudah mengambil kesimpulan alangkah baiknya jika Bapak Ahok mengambil keputusan untuk mundur saja dari pencalonannya sebagai gubernur yang akan datang. Saya berpikir bahwa itu merupakan langkah terbaik bagi semua pihak, menenangkan kondisi sekaligus menunjukkan ketulusannya untuk menyelesaikan masalah ini lebih dahulu serta tidak memberikan kesan bahwa jabatan atau kekuasaan adalah prioritas utama hidupnya sehingga harus diperjuangkan di atas segalanya. 

Sayangnya, dalam perkembangan selanjutnya saya menemukan kabar bahwa beliau rupanya tidak mau mundur karena alasan bahwa jika mundur maka dirinya maupun parpol² pendukungnya (yang diwakili ketua²nya masing²) akan dipidana penjara sekurang-kurangnya 2 tahun sampai maksimal 6 tahun dan diharuskan membayar denda sebesar minimal 2 milyar rupiah sampai maksimal 50 milyar rupiah (pasal 191 UU no 8/2015 tentang Pilkada). Dari situasi ini saja, posisi sang calon gubernur petahana, sudah sangat sulit. Jika ia maju terus maju konflik horisontal siap menghadang. Sedangkan untuk mundur, denda besar dan penjara siap menanti. Itu sebabnya ada berita bahwa Ahok lebih memilih masuk penjara karena penistaan agama daripada mundur (setidaknya penistaan agama hukuman pidananya lebih ringan dan denda sedikit saja).

Dari sini saya mulai merasa ada sesuatu yang janggal berkaitan dengan majunya beliau sebagai Gubernur Jakarta yang didukung partai² politik yang ada.
Antara lain: 

1. Dukungan PDIP, partai besar yang semula elite-nya sangat keras menolak bahkan antipati pada Ahok, berbalik memberikan dukungan sebagai calon gubernur di menit² terakhir. Saya semula yakin bahwa ini merupakan keputusan orang² nasionalisme yang ingin memperjuangkan ideologi dan idealisme bangsa yang sedang dibayang-bayangi paham garis keras tertentu. Dalam perkembangannya hingga saat ini ditulis, keyakinan saya semakin memudar digantikan keraguan yang semakin membesar. 

2. Pada saat pengambilan nomor urut calon, belum ada satu analisispun yang bisa menerangkan mengapa pidato atau sambutan singkat calon gubernur dari nomor urut 2 yaitu pasangan Ahok-Djarot, tidak disampaikan oleh Cagubnya tetapi oleh cawagubnya. Meskipun semua bisa menduga², saya tetap merasa ada yang janggal dengan hal itu apalagi jika dibandingkan dengan pasangan calon lain yang tampil berdua di belakang podium. 

3. Ketika kasus penistaan agama mulai merebak dimana² ditambah demo besar-besaran 411 sebagai puncaknya, saya tidak melihat ada upaya² pembelaan yang kuat dan sama giatnya dari pihak parpol² pendukung Ahok terhadap pihak yang menghendaki dihukumnya Ahok atas penistaan agama. Ini saya ukur dari postingan² beritasendiri , artikel² di media sosial, pembicara² parpol pendukung di acara wawancara televisi sampai pernyataan ketua² parpol pendukung itu sendiri. Saya bisa keliru, akan tetapi sikap dan respon yang ditunjukkan parpol pendukung lebih seperti suatu kegamangan daripada keyakinan akan calon gubernur yang diusungnya tsb.

Dengan adanya peraturan dimana calon gubernur yang sudah ditetapkan sebagai kontestan pilkada tidak boleh mengundurkan diri selain bersedia menanggung hukuman pidana dan denda maka jalan satu-satunya ialah terus maju sebagai cagub sambil mengikuti dan menantikan proses hukum. Dalam jangka waktu dekat, yang dimungkinkan ialah tahap penetapan tersangka sedangkan pengadilan sangat mungkin digelar pasca pilkada. Jika hasilnya Ahok tidak menjadi tersangka, tapi kerusuhan horisontal terus membayangi kian dekat bahkan dapat meletus sewaktu-waktu mengingat situasi yang terus memanas. 

Jika Ahok tersangka, maka ada dua kemungkinan: ia menang pilkada atau kalah pilkada. Baik menang atau kalah pilkada, Ahok harus menjalani persidangan dan menunggu vonis pengadilan. Kemungkinan vonis pun ada dua, Ahok bersalah atau tidak. Jika dipandang tidak bersalah, maka keributan dan aksi² demo dapat kembali berlanjut oleh sebab tujuan utama memang menurunkan Ahok dari kursi Gubernur Jakarta. Jika akhirnya diputus bersalah, maka Ahok harus masuk penjara dan mengundurkan diri sebagai gubernur Jakarta. Posisinya akan digantikan wakilnya, Djarot Saiful Hidayat. 

Dari semua uraian di atas, dapat disimpulkan, apapun keputusan pengadilan nantinya, kerugian besar pasti diderita oleh Ahok. Seolah membenarkan pandangan beberapa orang bahwa Ahok telah diperalat oleh partai² politik dimana partai apapun yang memenangkan pertarungan pilkada ini, Ahok tidak akan termasuk di dalamnya. 

Bagi saya, ini merupakan permainan politik yang sangat kotor dan licik. Saya tidak percaya bagaimana mungkin permainan semacam ini dilakukan di Indonesia terhadap orang yang, yang menurut pendapat saya, tulus ingin mengadakan perubahan atas Indonesia. Dimana agama, perundang-undangan, media massa, media sosial, pengaruh dan jabatan² politik dan pemerintahan yang ada digunakan hanya untuk perebutan kekuasaan di tingkat elite semata tanpa melihat perlunya perubahan drastis bagi bangsa ini. Bahkan sudah sejak awal kita juga tahu bahwa sasaran utama semua ini ialah jatuhnya presiden Jokowi, yang juga sejak semula tampil dengan niat tulus mengadakan perubahan di Indonesia namun hingga kini terasa masih sukar memperoleh dukungan bahkan oleh partai pengusungnya sekalipun.

Memikirkan keadaan² ini, hati saya menangis merenungi betapa merosotnya manusia² Indonesia. Tidak tampak kebenaran sejati yang diperjuangkan namun keadilan diperjualbelikan. Tidak terlihat kesatuan dan kepentingan bersama tetapi perebutan demi perebutan demi kepentingan pribadi atau golongan. Sukar menemukan kejujuran dan ketulusan namun banyak terasa kelicikan, kebohongan, pemutarbalikan fakta dan permainan² kotor yang terselubung.

Saya bukan pendukung Ahok. Saya hanya simpatisan saja. Simpatisan terhadap siapa saja yang bermaksud memimpin untuk mengadakan perubahan atas bangsa kita yang telah jauh ketinggalan dari bangsa lain. 

Itu sebabnya saya mendukung proses hukum pada setiap oknum yang terbukti hendak mengacaukan dan merusak kesatuan bangsa demi ambisi² pribadi. 

Dan, mengingat kondisi yang saya paparkan di atas, saya percaya bahwa langkah terbaik bagi Basuki T Purnama ialah mundur dari pencalonannya untuk menghindari dampak² sosial yang serius dan benturan yang lebih besar yang membawa korban dan kerusakan yang masif antar kekuatan di negeri ini sekaligus menarik diri dari permainan² politik yang tidak membawa banyak manfaat bagi kepentingan rakyat secara keseluruhan. Ditolaknya Ahok sudah pasti akan membawa kerugian yang besar pula. Khususnya bagi rakyat Jakarta yang kehilangan kesempatan dipimpin oleh pejabat yang bersih dan mumpuni. Di atas semuanya, kebangsaan kita tercederai dan demokrasi kita dipastikan mengalami kemunduran.

Lebih dari semuanya, bagian saya ialah membayar harga doa dan harga ketaatan pada Tuhan saya, Yesus Kristus demi pemulihan Indonesia tercinta. Apapun yang sedang terjadi, Tuhan Yesus mengasihi Indonesia dan akan melaksanakan rencana-Nya dengan waktu dan cara-Nya yang dahsyat dan ajaib. 

Mari bersama-sama menjadi garam dan terang bagi Indonesia.

Salam revival
 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 8:58 AM

1 komentar:

  1. memang bodoh dan ga tau dirinya rakyat indonesia.. mudah diperalat oleh agama untuk kepentingan politik lawan

    BalasHapus

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.