Seperti yang telah saya tunjukkan, terkadang Yesus sedikit lebih dari sekadar renungan dalam kesaksian kita. Kita berbicara tentang semua hal yang berkaitan dengan gereja kecuali Dia yang memberikan nyawa-Nya bagi gereja, mendirikan gereja, dan merawatnya.
Bayangkan betapa hal ini membuat Allah frustasi dan menggelitik si iblis!
Saya percaya satu-satunya harapan yang kita miliki untuk membuat murid sejati yang iman dan komitmennya akan bertahan melewati kekecewaan pertama yang mereka hadapi adalah membuat Yesus menjadi inti kesaksiaan kita. Pertanyaannya adalah, tepatnya apa yang harus kita beritahukan kepada orang-orang tentang Dia? Saya tidak dapat memikirkan hal yang lebih baik daripada perkataan Yesus kepada orang-orang tentang diri-Nya. Dalam Yohanes 14:6, Ia berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup."
PERTAMA, ORANG-ORANG PERLU MENGETAHUI BAHWA YESUS, BUKAN GEREJA, ADALAH JALAN.
Saya tidak pernah melupakan saat pertama mengendarai mobil yang memiliki Global Positioning System (sistem penunjuk posisi global). Hal itu terjadi beberapa tahun lalu ketika mobil itu masih jarang. Saya begitu terkesan sehingga memamerkannya kepada semua teman. "Bayangkan mobil itu tahu pasti ke mana harus pergi dan pasti memberi tahu Anda kapan harus belok kanan atau kiri!" Saya meluap-luap. Dan kemudian pada suatu hari, seorang teman saya dengan santai menunjukkan bahwa orang-orang kristiani telah memiliki teknologi semacam itu pada tingkat spiritual selama ribuan tahun. Saya belum pernah memikirkan hal itu, namun dengan segera saya tahu bahwa ia benar. Yesus adalah GPS kita... Global Positioning Saviour (Juru Selamat penunjuk posisi global)!
Saya tidak pernah melupakan saat pertama mengendarai mobil yang memiliki Global Positioning System (sistem penunjuk posisi global). Hal itu terjadi beberapa tahun lalu ketika mobil itu masih jarang. Saya begitu terkesan sehingga memamerkannya kepada semua teman. "Bayangkan mobil itu tahu pasti ke mana harus pergi dan pasti memberi tahu Anda kapan harus belok kanan atau kiri!" Saya meluap-luap. Dan kemudian pada suatu hari, seorang teman saya dengan santai menunjukkan bahwa orang-orang kristiani telah memiliki teknologi semacam itu pada tingkat spiritual selama ribuan tahun. Saya belum pernah memikirkan hal itu, namun dengan segera saya tahu bahwa ia benar. Yesus adalah GPS kita... Global Positioning Saviour (Juru Selamat penunjuk posisi global)!
Ia mengatakan kepada diri-Nya sendiri dalam Yohanes 8:12, “siapa saja yang mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan.” Dengan kata lain, Anda tidak akan mengambil belokan yang salah, berakhir di tempat yang berbahaya, mengembara di jalan buntu, atau tersesat. Sebaliknya, Anda akan diberkati. Yohanes 12:26 mengatakan, “Siapa saja yang ingin menjadi murid-Ku harus mengikuti-Ku…Dan jika mereka mengikuti-Ku, Bapa akan menghormati mereka” (NLT, penekanan ditambahkan).
Ini menjadi informasi genting ketika Anda berhenti mempertimbangkan bahwa kebanyakan orang yang muncul di gereja untuk pertama kalinya telah kehilangan jalan mereka dan mencari arah. Mereka mungkin berjalan masuk tampak seperti jutaan rusa jantan dan memberikan sebuah petunjuk bahwa mereka dapat mengatur semua tindakan mereka, namun biasanya itu bukanlah keadaan yang sebenarnya. Sebagai seorang pendeta, saya biasanya menemukan hal ini pada saat percakapan kedua atau ketiga bersama mereka. Percakapan pertama biasanya berisi basa-basi perkenalan. Namun. Salah satu dari dua percakapan selanjutnya sering mengungkapkan alasan sebenarnya mengapa mereka datang.
Pernikahan mereka dalam persoalan.
Anak-anak mereka mulai salah jalan.
Keuangan mereka berantakan.
Tak peduli apa kata-katanya, kata-kata itu selalu dapat diterjemahkan ke dalam pesan dasar yang sama, “Kami telah salah jalan. Kami pikir kami tahu ke mana akan pergi, namun sekarang kami menyadari bahwa kami telah keluar dan kami butuh bantuan.”
Tepat di sana dan saat itu, orang-orang perlu mendengar tentang Yesus, bukan gereja. Mereka butuh diberi tahu bahwa Yesus memiliki jawaban yang mereka cari, bukan softball gereja Senin malam yang ada di tempat pertama. Mereka perlu diberi tahu bahwa Yesus melawan godaan-godaan yang sama dengan kita dan mengatasinya, bukan kelompok ibu-ibu yang mengadakan acara belanja bersama bulanan Kamis minggu depan. Mereka perlu diberi tahu bahwa Yesus akan menanggung beban mereka dan mengampuni dosa mereka, bukan tim pemuji yang sedang mencari seorang penyanyi utama. Anda lihat, tim softball, kelompok ibu-ibu, tim pemuji, dan semua program serta aktivitas gereja lainnya bukanlah jalannya. Itu semua dapat menolong orang-orang sepanjang jalan, namun bukanlah jalan itu sendiri.
Yesus-lah jalannya.
KEDUA, ORANG-ORANG PERLU MENGETAHUI BAHWA YESUS, BUKAN GEREJA, ADALAH KEBENARAN. Saya ingin memberi tahu Anda bahwa gereja adalah tempat di mana Anda tidak pernah perlu khawatir dibohongi, namun itu sesungguhnya tidak benar. Bahkan, berbohong begitu sering dilakukan di antara orang-orang beragama, sehingga kita bahkan memiliki kata khusus untuk mengenalinya: kemunafikan
Belum lama ini saya membaca tentang seorang wanita yang suami-nya pergi untuk perjalanan bisnis ke daerah yang jauh di negaranya. Ia tampaknya mengeluh tentang hal itu, sehingga wanita itu memutuskan untuk mengejutkan suaminya dengan cara diam-diam membeli tiket peswatnya seniri dan muncul tanpa memberi tahu di hotelnya. Bayangkan betapa terkejutnya wanita itu ketika ketukannya di pintu kamar hotel suaminya dijawab oleh seorang janda cantik dari gereja mereka.
Gereja dan kemunafikan selalu bergandengan. Bahkan, Anda dapat melacak hubungan itu kembali pada pasal 5 Kisah Para rasul. Ananias dan Safir berbohong dalam upaya membuat diri mereka lebih rohani daripada keadaan mereka sesungguhnya. Dan mari hadapi faktanya : Kebohongan yang diucapkan di gereja teristimewa menyakitkan. Anda dapat mengatasinya pada saat seorang mekanik mobil mencoba menjual reparasi yang tidak Anda butuhkan, atau ketika politikus yang sedang berkampanye membuat janji-janji yang Anda tahu tidak akan ditepatinya. Masa bodoh. Namun, ketika seorang pendeta berdiri di atas mimbar dan menyampaikan khotbah yang hidup tentang keburukan-keburukan perselingkuhan setelah berhubungan seks semalam sebelumnya dengan istri salah seorang diaken, itu bisa jadi sangat merusak secara rohani.
Sekitar tiga minggu sebelum pembangunan diselesaikan di ruang kebaktian utama kami, saya menerima telepon dari seorang wanita yang menolak memberi tahu namanya kepada saya. Ia mengatakan perjalanannya ke tempat kerja membawa dirinya melewati gedung kami setiap hari. Ia mengamati gedung itu mulai berbentuk dan tahu pembangunannya hampir selesai. Ia mengaku merasakan dorongan yang hampir selesai. Ia mengaku merasakan dorongan yang hampir tidak dapat dilawan untuk datang dan beribadah bersama kami ketika kami pindah ke lokasi baru, namun takut untuk melakukannya. Ia menjelaskan bahwa pengalaman gerejanya yang terakhir lima tahun sebelumnya berakhir dalam bencana. Ada skandal besar yang melibatkan pendeta. Ia dan anggota-anggota lain telah ditipu dan sangat terluka. Ia berjanji pada saat itu bahwa selama hidupnya, ia tidak akan pernah lagi menginjakkan kaki di gedung gereja lain. Namun sekarang, gedung kami seolah-olah memanggil dirinya, mendorongnya untuk mencoba lagi. Suaranya terbata-bata ketika ia menceritakan kisahnya kepada saya. Saya bisa mengetahui dalamnya luka-luka wanita malang itu dan bahwa perasaan-perasaan yang berkecamuk dalam dirinya menariknya dalam dua arah yang berbeda, saya menanyakan padanya lagi untuk memberi tahu namanya dan secara harfiah mengemis kepadanya untuk menghadiri kebaktian peresmian gereja kami. Ia mengatakan bahwa ia memilih untuk tetap anonim dan tidak yakin dapat mengumpulkan keberanian untuk pergi ke gereja lagi, namun ia mau mencoba.
Tiga minggu kemudian, pada saat kebaktian pertama kami di gedung baru, saya mengkhotbahkan pesan tentang Yesus berjudul. "Jalan, Kebenaran, dan Hidup." Ketika sampai pada poin kedua tentang Yesus adalah kebenaran, saya memberi tahu jemaat tentang telepon itu dan percakapan menarik saya dengan wanita misterius tersebut. Dan kemudian saya mengatakan hal ini :
Saya tidak tahu bahwa pagi ini wanita yang saya maksud ada di sini. Namun Ibu, jika Anda di sini, saya ingin memberi tahu Anda bahwa kami merasa terhormat Anda bergabung dengan kami. Saya tahu betapa sulit bagi Anda mengumpulkan kekuatan dan keberanian untuk melanggar janji Anda untuk tidak pernah masuk ke dalam gedung gereja lagi selama anda hidup. Saya bisa mengetahui kerinduan yang dalam di hati Anda... kerinduan akan kebenaran. Hal yang saya inginkan untuk Anda pahami adalah kebenaran tidak ada dalam gedung ini, atau dalam orang-orang ini, atau dalam diri saya. Khusunya dalam diri saya. Saya bukanlah kebenaran. Yesus-lah kebenaran. Saya hanya ada di sini... kami hanya ada di sini karena kami memiliki kerinduan yang sama dengan Anda. Di dunia yang penuh kebohongan, kami, juga, mencari kebenaran. Satu-satunya yang saya minta dari Anda adalah jangan membuat kesalahan untuk percaya bahwa kamilah kebenaran itu. Jika Anda melakukannya, Anda mengarah pada satu kekecewaan lain. Sebagai manusia yang jatuh dalam dosa, kami tidak dapat berbuat sesuai dengan kebenaran. Hanya Yesus yang dapat. Dia dan hanya Dia sendiri kebenaran itu.
Selesai kebaktian, seorang wanita yang belum pernah saya temui mendekati saya dan berkata, "Saya bukan wanita yang menelepon Bapak, namun saya bisa menjadi dia. Saat Bapak menceritkan kisahnya, Bapak juga menceritakan kisah saya. Itu luar biasa. Dan saya ingin berterima kasih atas apa yang Bapak sampaikan, karena Bapak benar. Saya telah belajar melalui jalan yang sulit bahwa hanya Yesus-lah kebenaran. Saya berharap saya tahu bertahun-tahun yang lalu.
Saya tidak tahu bahwa penelepon misterius itu ada di gereja pagi itu atau jika ia pernah mengunjungi gereja kami. Terkadang saya bertanya-tanya apakah ia telah sejak lama menjadi bagian keluarga kami, tetapi hanya tidak pernah mengungkapkan identitasnya. Untuk berjaga-jaga, saya sering mengungkapkan bahwa Yesus-lah kebenaran. Jika ia akhirnya muncul, saya ingin ia tahu.
AKHIRNYA, ORANG-ORANG PERLU MENGETAHUI BAHWA YESUS, BUKAN GEREJA, ADALAH HIDUP. Saya yakin Anda telah mendengar pernyataan bahwa hidup dimulai di usia empat puluh. Kebanyakan remaja berpikir bahwa hidup dimulai ketika Anda mendapatkan surat izin mengemudi. Seorang yang romatis munkin mengatakan bahwa hidup dimulai ketika Anda menemukan belahan jiwa. Namun, Allah hendak mengatakan bahwa hidup dimulai ketika anda akhirnya menyadari bahwa Yesus adalah jalan dan kebenaran.
Mungkin sebelumnya Anda belum pernah memikirkannya, namun ada sesuatu yang penting dalam urutan kata-kata, jalan, kebenaran, dan hidup. Yesus menempatkan hidup pada bagian terakhir karena Anda tidak mendapatkannya sampai Anda pertama-tama mulai mengikuti jalan dan memercayai kebenaran. Hidup berlimpah yang Dia bicarakan dalam Yohanes 10:10 jelaslah merupakan dampak dari mengikuti jalan dengan teguh dan meyakini kebenaran dengan tulus. Kemudian diikuti, bahwa siapa pun yang tidak mengikuti jalan dan tidak mempercayai kebenaran tidaklah benar-benar hidup, paling tidak bukan berdasarkan definisi Tuhan. Ia hanya ada.
Kita melihatnya setiap hari, benar, kan?
Lihatlah sekeliling (atau barangkali di cermin), dan Anda akan melihat orang-orang yang tidak memiliki hidup. Oh, ya, mereka ada. Mereka memiliki anak, pekerjaan, tagihan, jadwal, kewajiban, masalah, nyeri, penyakit, dan sters, namun mereka tidak memiliki hidup. Mereka tidak memiliki energi. Mereka tidak memiliki minat. Mereka tidak memiliki kesenangan. Dan terburuk di antara semuanya, mereka punya harapan kecil akan pernah memiliki salah satu di antara semua itu. Di jalur mereka saat ini, mereka tidak memiliki apa pun untuk diharapkan kecuali tekanan dan kekacauan.
Pelawak Dave Barry berbicara tentang saat ia benar-benar stres dan memerlukan liburan. Dengan basah kuyup, ia duduk untuk melakukan pencarian di Internet dan akhirnya memesan reservasi di sebuah tempat peristirahatan yang indah. Ketika saatnya untuk pergi, ia mengepak laptop-nya, handphone, dan koper. Ia mengumpulkan anak-anaknya, mainan mereka, juga anjing mereka, dan kemudian memadatkan lima koper besar ke dalam kendaraan keluarga. Ketika semuanya telah dimasukkan dan ia berdiri di sana mendesah karena kelelahan, ia menyadari bahwa tidak cukup ruang lagi dalam mobil bahkan untuk satu perangko.
Dan sat itulah ia sadar seperti baru ditimpa sebuah piano dari gedung lantai dua puluh.
"Apa yang kulakukan?" ia bertanya. "Ini semua adalah alasan utama saya memerlukan liburan, dan di sini saya malah membawa semuanya bersama diri saya!"
Minggu lepas minggu, orang-orang yang lelah, stres, dan lesu datang memadati gereja-gereja kita. Hal terakhir yang mereka perlukan adalah diberi tahu tentang satu lagi kegiatan gereja yang perlu dimasukkan ke dalam jadwal mereka yang telah terlampau penuh. Sebaliknya, mereka perlu diberi tahu tentang janji Yesus yang mengagumkan, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah gandar yang Kupasang dan belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab gandar yang Kupasang itu menyenangkan dan beban-Ku pun ringan" )Matius 11:28-30).
Istirahat Jiwa
Gereja dan kemunafikan selalu bergandengan. Bahkan, Anda dapat melacak hubungan itu kembali pada pasal 5 Kisah Para rasul. Ananias dan Safir berbohong dalam upaya membuat diri mereka lebih rohani daripada keadaan mereka sesungguhnya. Dan mari hadapi faktanya : Kebohongan yang diucapkan di gereja teristimewa menyakitkan. Anda dapat mengatasinya pada saat seorang mekanik mobil mencoba menjual reparasi yang tidak Anda butuhkan, atau ketika politikus yang sedang berkampanye membuat janji-janji yang Anda tahu tidak akan ditepatinya. Masa bodoh. Namun, ketika seorang pendeta berdiri di atas mimbar dan menyampaikan khotbah yang hidup tentang keburukan-keburukan perselingkuhan setelah berhubungan seks semalam sebelumnya dengan istri salah seorang diaken, itu bisa jadi sangat merusak secara rohani.
Sekitar tiga minggu sebelum pembangunan diselesaikan di ruang kebaktian utama kami, saya menerima telepon dari seorang wanita yang menolak memberi tahu namanya kepada saya. Ia mengatakan perjalanannya ke tempat kerja membawa dirinya melewati gedung kami setiap hari. Ia mengamati gedung itu mulai berbentuk dan tahu pembangunannya hampir selesai. Ia mengaku merasakan dorongan yang hampir selesai. Ia mengaku merasakan dorongan yang hampir tidak dapat dilawan untuk datang dan beribadah bersama kami ketika kami pindah ke lokasi baru, namun takut untuk melakukannya. Ia menjelaskan bahwa pengalaman gerejanya yang terakhir lima tahun sebelumnya berakhir dalam bencana. Ada skandal besar yang melibatkan pendeta. Ia dan anggota-anggota lain telah ditipu dan sangat terluka. Ia berjanji pada saat itu bahwa selama hidupnya, ia tidak akan pernah lagi menginjakkan kaki di gedung gereja lain. Namun sekarang, gedung kami seolah-olah memanggil dirinya, mendorongnya untuk mencoba lagi. Suaranya terbata-bata ketika ia menceritakan kisahnya kepada saya. Saya bisa mengetahui dalamnya luka-luka wanita malang itu dan bahwa perasaan-perasaan yang berkecamuk dalam dirinya menariknya dalam dua arah yang berbeda, saya menanyakan padanya lagi untuk memberi tahu namanya dan secara harfiah mengemis kepadanya untuk menghadiri kebaktian peresmian gereja kami. Ia mengatakan bahwa ia memilih untuk tetap anonim dan tidak yakin dapat mengumpulkan keberanian untuk pergi ke gereja lagi, namun ia mau mencoba.
Tiga minggu kemudian, pada saat kebaktian pertama kami di gedung baru, saya mengkhotbahkan pesan tentang Yesus berjudul. "Jalan, Kebenaran, dan Hidup." Ketika sampai pada poin kedua tentang Yesus adalah kebenaran, saya memberi tahu jemaat tentang telepon itu dan percakapan menarik saya dengan wanita misterius tersebut. Dan kemudian saya mengatakan hal ini :
Saya tidak tahu bahwa pagi ini wanita yang saya maksud ada di sini. Namun Ibu, jika Anda di sini, saya ingin memberi tahu Anda bahwa kami merasa terhormat Anda bergabung dengan kami. Saya tahu betapa sulit bagi Anda mengumpulkan kekuatan dan keberanian untuk melanggar janji Anda untuk tidak pernah masuk ke dalam gedung gereja lagi selama anda hidup. Saya bisa mengetahui kerinduan yang dalam di hati Anda... kerinduan akan kebenaran. Hal yang saya inginkan untuk Anda pahami adalah kebenaran tidak ada dalam gedung ini, atau dalam orang-orang ini, atau dalam diri saya. Khusunya dalam diri saya. Saya bukanlah kebenaran. Yesus-lah kebenaran. Saya hanya ada di sini... kami hanya ada di sini karena kami memiliki kerinduan yang sama dengan Anda. Di dunia yang penuh kebohongan, kami, juga, mencari kebenaran. Satu-satunya yang saya minta dari Anda adalah jangan membuat kesalahan untuk percaya bahwa kamilah kebenaran itu. Jika Anda melakukannya, Anda mengarah pada satu kekecewaan lain. Sebagai manusia yang jatuh dalam dosa, kami tidak dapat berbuat sesuai dengan kebenaran. Hanya Yesus yang dapat. Dia dan hanya Dia sendiri kebenaran itu.
Selesai kebaktian, seorang wanita yang belum pernah saya temui mendekati saya dan berkata, "Saya bukan wanita yang menelepon Bapak, namun saya bisa menjadi dia. Saat Bapak menceritkan kisahnya, Bapak juga menceritakan kisah saya. Itu luar biasa. Dan saya ingin berterima kasih atas apa yang Bapak sampaikan, karena Bapak benar. Saya telah belajar melalui jalan yang sulit bahwa hanya Yesus-lah kebenaran. Saya berharap saya tahu bertahun-tahun yang lalu.
Saya tidak tahu bahwa penelepon misterius itu ada di gereja pagi itu atau jika ia pernah mengunjungi gereja kami. Terkadang saya bertanya-tanya apakah ia telah sejak lama menjadi bagian keluarga kami, tetapi hanya tidak pernah mengungkapkan identitasnya. Untuk berjaga-jaga, saya sering mengungkapkan bahwa Yesus-lah kebenaran. Jika ia akhirnya muncul, saya ingin ia tahu.
AKHIRNYA, ORANG-ORANG PERLU MENGETAHUI BAHWA YESUS, BUKAN GEREJA, ADALAH HIDUP. Saya yakin Anda telah mendengar pernyataan bahwa hidup dimulai di usia empat puluh. Kebanyakan remaja berpikir bahwa hidup dimulai ketika Anda mendapatkan surat izin mengemudi. Seorang yang romatis munkin mengatakan bahwa hidup dimulai ketika Anda menemukan belahan jiwa. Namun, Allah hendak mengatakan bahwa hidup dimulai ketika anda akhirnya menyadari bahwa Yesus adalah jalan dan kebenaran.
Mungkin sebelumnya Anda belum pernah memikirkannya, namun ada sesuatu yang penting dalam urutan kata-kata, jalan, kebenaran, dan hidup. Yesus menempatkan hidup pada bagian terakhir karena Anda tidak mendapatkannya sampai Anda pertama-tama mulai mengikuti jalan dan memercayai kebenaran. Hidup berlimpah yang Dia bicarakan dalam Yohanes 10:10 jelaslah merupakan dampak dari mengikuti jalan dengan teguh dan meyakini kebenaran dengan tulus. Kemudian diikuti, bahwa siapa pun yang tidak mengikuti jalan dan tidak mempercayai kebenaran tidaklah benar-benar hidup, paling tidak bukan berdasarkan definisi Tuhan. Ia hanya ada.
Kita melihatnya setiap hari, benar, kan?
Lihatlah sekeliling (atau barangkali di cermin), dan Anda akan melihat orang-orang yang tidak memiliki hidup. Oh, ya, mereka ada. Mereka memiliki anak, pekerjaan, tagihan, jadwal, kewajiban, masalah, nyeri, penyakit, dan sters, namun mereka tidak memiliki hidup. Mereka tidak memiliki energi. Mereka tidak memiliki minat. Mereka tidak memiliki kesenangan. Dan terburuk di antara semuanya, mereka punya harapan kecil akan pernah memiliki salah satu di antara semua itu. Di jalur mereka saat ini, mereka tidak memiliki apa pun untuk diharapkan kecuali tekanan dan kekacauan.
Pelawak Dave Barry berbicara tentang saat ia benar-benar stres dan memerlukan liburan. Dengan basah kuyup, ia duduk untuk melakukan pencarian di Internet dan akhirnya memesan reservasi di sebuah tempat peristirahatan yang indah. Ketika saatnya untuk pergi, ia mengepak laptop-nya, handphone, dan koper. Ia mengumpulkan anak-anaknya, mainan mereka, juga anjing mereka, dan kemudian memadatkan lima koper besar ke dalam kendaraan keluarga. Ketika semuanya telah dimasukkan dan ia berdiri di sana mendesah karena kelelahan, ia menyadari bahwa tidak cukup ruang lagi dalam mobil bahkan untuk satu perangko.
Dan sat itulah ia sadar seperti baru ditimpa sebuah piano dari gedung lantai dua puluh.
"Apa yang kulakukan?" ia bertanya. "Ini semua adalah alasan utama saya memerlukan liburan, dan di sini saya malah membawa semuanya bersama diri saya!"
Minggu lepas minggu, orang-orang yang lelah, stres, dan lesu datang memadati gereja-gereja kita. Hal terakhir yang mereka perlukan adalah diberi tahu tentang satu lagi kegiatan gereja yang perlu dimasukkan ke dalam jadwal mereka yang telah terlampau penuh. Sebaliknya, mereka perlu diberi tahu tentang janji Yesus yang mengagumkan, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah gandar yang Kupasang dan belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab gandar yang Kupasang itu menyenangkan dan beban-Ku pun ringan" )Matius 11:28-30).
Istirahat Jiwa
Bagi saya, dua kata itu adalah definisi smpurna dari hidup yang berkelimpahan--deskripsi sempurna akan hal terjadi pada saat Anda dengan sepenuh hati mengikut jejak langkah Yesus dan dengan tulus percaya pada kebenaran-Nya. Anda tiba-tiba memiliki kemampuan untuk bangun pagi dan menghadapi monster apa pun yang sedang menunggu Anda, sementara mempertahankan pandangan yang positif, Anda menemukan diri Anda dapat melewati hari dengan keyakinan yang meneduhkan hahwa semua hal ada di tangan yang baik dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Singkatnya, Anda mengalami perbedaan antara hidup dan ada...antara berkembang dan bertahan.
bukan karena gereja, namun karena Yesus.
Dia sendirilah jalan, kebenaran, dan--puji Tuhan!--hidup yang kita semua cari.
Sekarang, saya harap saya telah meyakinkan Anda bahwa kesaksiaan kita perlu berpusat pada Kristus dan tidak berpusat pada gereja. Dan, saya harap saya telah melakukannya tanpa mengecilkan kasih dan penghargaan Anda untuk gereja. Untuk memastikan, izinkanlah saya berbagi sebuah kisah lagi. Saya pikir itu akan membuat segala yang telah saya tulis jelas dan menutup masalah ini.
Pada tahun 1500-an, sebuah bongkahan marmer besar ditemukan di dekat kota Florence. Ketika berita tentang penemuan itu tersebar, para pemahat dari semua desa di sekitarnya mulai berdatangan dan memohon diberikan kesempatan untuk mengubahnya menjadi sebuah patung yang luar biasa. Namun, tantangan itu terbukti lebih hebat daripada yang dapat dibayangkan oleh mereka semua. Satu demi satu mereka mencoba memberikan yang terbaik; setiap orang memahat, memotong, dan menggores selama berhari-hari dalam satu giliran. Namun, mereka semua pergi dengan kepala tertunduk, dikalahkan oleh kesulitan mengerjakan sebuah bongkahan batu raksasa. Akhirnya, para tua-tua kota memutuskan untuk menghubungi Michelangelo. Mereka percaya bahwa ada orang yang dapat membuat sesuatu dari batu besar bundar itu, ia dapat melakukannya.
Hal pertama yang ia lakukan adalah membangun rumah di sekelilingnya, sehingga ia dapat bekerja secara leluasa. Pada saat rumah itu selesai dibangun, ia masuk ke dalam, menutup pintu, dan mulai bekerja. Penduduk kota yang lewat dapat mendengar suara palu dan pahat dari dalam, namun tak seorang pun dapat memikirkan batu besar itu sedang diubah menjadi apa. Akhirnya, setelah berbulan-bulan, pintunya terbuka, dan Michelangelo mengundang semua orang masuk untuk melihat karya yang telah banyak orang masih diyakini sebagai pahatan terbaik yang pernah diciptakan: patung Daud.
Sobat, ada seorang Pemahat Agung yang--ketika semua yang lain telah gagal--dapat mengambil hidup yang tidak berbentuk, tidak berarti, dan mengubahnya menjadi sebuah objek keindahan yang mengherankan. Dan Dia, juga, telah membangun sebuah rumah, lingkungan istimewa untuk bekerja. Rumah itu adalah gereja. Banyak orang datang ke dalamnya tanpa memiliki bentuk kerohanian atau keindahan dan muncul beberapa lama kemudian berubah total. namun, bukanlah rumah itu yang membawa perubahan, Pemahat Agunglah yang melakukannya.
Jadi, ya, mengundang orang ke gereja adalah baik. Membawa mereka ke lingkungan kerja yang dipilih Allah itu penting. Namun, memastikan bahwa mereka memahami tempat harapan mereka berada. Bukan di dalam rumah, namun di dalam Dia yang memegang palu dan pahat.SELESAI.
bukan karena gereja, namun karena Yesus.
Dia sendirilah jalan, kebenaran, dan--puji Tuhan!--hidup yang kita semua cari.
Sekarang, saya harap saya telah meyakinkan Anda bahwa kesaksiaan kita perlu berpusat pada Kristus dan tidak berpusat pada gereja. Dan, saya harap saya telah melakukannya tanpa mengecilkan kasih dan penghargaan Anda untuk gereja. Untuk memastikan, izinkanlah saya berbagi sebuah kisah lagi. Saya pikir itu akan membuat segala yang telah saya tulis jelas dan menutup masalah ini.
Pada tahun 1500-an, sebuah bongkahan marmer besar ditemukan di dekat kota Florence. Ketika berita tentang penemuan itu tersebar, para pemahat dari semua desa di sekitarnya mulai berdatangan dan memohon diberikan kesempatan untuk mengubahnya menjadi sebuah patung yang luar biasa. Namun, tantangan itu terbukti lebih hebat daripada yang dapat dibayangkan oleh mereka semua. Satu demi satu mereka mencoba memberikan yang terbaik; setiap orang memahat, memotong, dan menggores selama berhari-hari dalam satu giliran. Namun, mereka semua pergi dengan kepala tertunduk, dikalahkan oleh kesulitan mengerjakan sebuah bongkahan batu raksasa. Akhirnya, para tua-tua kota memutuskan untuk menghubungi Michelangelo. Mereka percaya bahwa ada orang yang dapat membuat sesuatu dari batu besar bundar itu, ia dapat melakukannya.
Hal pertama yang ia lakukan adalah membangun rumah di sekelilingnya, sehingga ia dapat bekerja secara leluasa. Pada saat rumah itu selesai dibangun, ia masuk ke dalam, menutup pintu, dan mulai bekerja. Penduduk kota yang lewat dapat mendengar suara palu dan pahat dari dalam, namun tak seorang pun dapat memikirkan batu besar itu sedang diubah menjadi apa. Akhirnya, setelah berbulan-bulan, pintunya terbuka, dan Michelangelo mengundang semua orang masuk untuk melihat karya yang telah banyak orang masih diyakini sebagai pahatan terbaik yang pernah diciptakan: patung Daud.
Sobat, ada seorang Pemahat Agung yang--ketika semua yang lain telah gagal--dapat mengambil hidup yang tidak berbentuk, tidak berarti, dan mengubahnya menjadi sebuah objek keindahan yang mengherankan. Dan Dia, juga, telah membangun sebuah rumah, lingkungan istimewa untuk bekerja. Rumah itu adalah gereja. Banyak orang datang ke dalamnya tanpa memiliki bentuk kerohanian atau keindahan dan muncul beberapa lama kemudian berubah total. namun, bukanlah rumah itu yang membawa perubahan, Pemahat Agunglah yang melakukannya.
Jadi, ya, mengundang orang ke gereja adalah baik. Membawa mereka ke lingkungan kerja yang dipilih Allah itu penting. Namun, memastikan bahwa mereka memahami tempat harapan mereka berada. Bukan di dalam rumah, namun di dalam Dia yang memegang palu dan pahat.SELESAI.
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.