KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

SELARAS DENGAN KEHENDAK-NYA

Posted By passion for revival on Sabtu, 06 Oktober 2018 | 9:00 AM



Oleh: Peter B,


“….Lalu ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepada-nya: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.” (Markus 1:41-42)

Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk dengan kehendak bebas. Manusia dapat memilih dan menetapkan sendiri segala yang berkaitan dengan hidup mereka. Namun seringkali kenyataan ini disalahtafsirkan oleh manusia itu sendiri. Manusia yang telah jauh ke dalam kuasa dosa malah semakin jauh dari tujuan diberikannya kehendak bebas itu. Kebebasan yang diberikan Tuhan kepada manusia hampir selalu disalahgunakan untuk melawan Tuhan dan rencanaNya. Mereka yang telah tertipu oleh permainan licik penguasa kegelapan tidak menggunakan kehendak bebas sebagai sarana pembuktian tertinggi akan pengabdian mereka kepada Allah tetapi justru dengan kehendak bebas itu manusia memilih posisi yang berlawanan dengan Tuhan. Dengan penuh kesombongan kata-kata itu seringkali terdengar: “Kami sudah punya kepercayaan sendiri, jangan paksa kami menerima kepercayaanmu”; “lho kita ini kan diciptakan dengan kehendak yang bebas, jadi terserah kita dong mau apa”; atau “ini jalan yang sudah kupilih, Tuhan pun tidak bisa melarang aku.”

Betapa sedih Tuhan mendengar pernyataan-pernyataan demikian dari mulut ciptaan yang seharusnya memuliakan Dia! Untuk itu, ketahuilah apakah tujuan dari kehendak bebas itu. Tuhan menciptakan manusia dengan kehendak bebas adalah supaya manusia secara sadar, tanpa paksaan, didasari kasih kepada Tuhan mengambil pilihan-pilihan yang terbaik dalam hidupnya yaitu mengasihi Tuhan, taat kepada perintahNya, hidup di dalam rencanaNya yang pasti terbaik dibandingkan segala yang lain. Kehendak bebas dimaksudkan supaya manusia dapat menilai dengan jujur, menimbang dengan seksama, mengamati dengan leluasa untuk kemudian dapat mengambil keputusan dengan sadar bahwa tidak ada saya katakan sekali lagi tidak ada, ya tidak ada, pilihan atau hal yang lebih baik bagi kehidupannya selain dari semua yang telah disediakan dan ditetapkan Tuhan dalam hidupNya. Kasih dan ketaatan sejati kepada Tuhan hanya dapat dinyatakan apabila ada pilihan. Pilihan itulah yang menjadikan kehendak bebas manusia menjadi sangat penting: sebagai suatu alat untuk menyatakan komitmen yang sempurna kepada Tuhan, Sang pencipta manusia.

Pada dasarnya, Tuhan rindu supaya manusia hidup dan melalukan setiap kehendakNya, karena itulah yang terbaik dari segala kehendak yang lain yang pernah ada di jagad raya ini. Tuhan bisa saja menciptakan manusia sebagai suatu makhluk yang selalu dan pasti taat akan perintahNya (dan jika makhluk itu ada maka kita sering memanggilnya dengan sebutan robot). Tetapi Tuhan tidak pernah menciptakan robot untuk menguasai bumi dan isinya. Tuhan merindukan suatu hubungan hidup, bukan ciptaan seperti benda mati. Tuhan menginginkan persekutuan yang keluar dari hati, bukan yang dikendalikan remote control. Oleh karena itu, manusia sangat dirindukan supaya mereka menyelaraskan kehendak mereka dengan kehendak Tuhan. Apakah Tuhan adalah pribadi yang sangat egois dan gila kehormatan sehingga setiap kehendakNya harus diikuti? Tentu tidak. Ia adalah Pribadi yang sempurna, tidak ada noda kejahatan sekecil apapun di dalam Dia. Yang dikehendaki dan dirindukanNya adalah sempurna, penuh kasih, bagi kebaikan segala makhluk, Sebab itu, kehendakNya yang sempurna seharusnya menjadi prioritas dari hidup setiap manusia karena di luar Dia tidak ada kehidupan yang sesungguhnya.

Bagian terakhir dari renungan kita mengenai keinginan atau kehendak penyembah yang sejati, membawa kita pada satu kesimpulan yang sama dengan tujuan dari kehendak bebas manusia. Kita telah belajar dari Yesus, sebagai teladan penyembah sejati, mengenai keinginan para penyembah sejati yaitu keinginan yang baik, keinginan yang kudus dan tulus, juga keinginan yang menyatakan kasih bagi orang lain. Ketiga sifat dari keinginan para penyembah sejati itu jika disatukan akan memuncak pada satu sifat kunci dari keinginan para pengikut Tuhan: keinginan penyembah sejati selalu sejajar dengan keinginan Allah. Artinya apa yang diinginkan oleh Allah pasti dirindukan oleh para penyembahNya.

Mari kita lihat sekali lagi kisah penyembuhan orang kusta itu. Pada saat Yesus mengulurkan tanganNya menjamah orang itu, seketika itu pula lenyaplah penyakit kusta itu dan orang itu menjadi tahir. Saat Yesus berkata, “Aku mau kamu tahir” saat itu juga si kusta itu sembuh. Kesembuhan orang kusta itu menjadi bukti nyata bahwa Bapa berkenan dengan keinginan Yesus untuk menjadikan orang itu tahir, sehingga surga melepaskan kuasanya dan orang kusta itupun sembuhlah. Di masa sekarang, mujizat memang tidak dapat menjadi ukuran ketaatan atau keselarasan seorang hamba Tuhan dengan Bapa sendiri (lihat Matius 7:21-23) tetapi haruskah kita meragukan ketaatan Kristus? Beranikah kita mempertanyakan motivasiNya? Dengan dasar apakah kita tidak percaya akan komitmenNya pada kehendak Bapa? Kesembuhan seketika orang yang sakit kusta itu menunjukkan penyertaan surga secara penuh akan pelayanan Kristus sebagaimana dinyatakan dalam nats ini: “yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia” (Kisah Para Rasul 10:38)

Sekarang ambillah waktu untuk menyendiri sejenak. Carilah satu ruang yang sepi sehingga Anda dapat membaca sisa artikel ini sambil berdoa di sana. Saya mengajak Anda melihat ke dalam, ya ke dalam hati Anda dan cobalah untuk menemukan di sana satu bagian dari hati Anda yang bernama keinginan. Tariklah itu ke luar dan periksalah. Amatilah dengan seksama, lebih teliti dan dengan penuh kerendahan hati. Setelah itu, daftarkanlah keinginan siapa saja yang termasuk di dalam arsip keinginan Anda. Sebelum menyimpulkan lebih jauh, berikan perhatian kepada beberapa pendapat dari pengalaman saya ini: kebanyakan orang hidup tidak hanya dalam keinginan satu pribadi saja. Tidak jarang di dapati dalam keinginan setiap manusia tercampur baur antara keinginan diri sendiri (pribadi), keinginan teman, keinginan orang tua, keinginan guru, keinginan adik/kakak, keinginan suami/istri, sampai keinginan masyarakat atau keinginan Tuhan. Nah, kembali kepada pemeriksaan arsip. Izinkan saya bertanya sekarang: keinginan siapa sajakah yang ada dan mewarnai setiap keinginan Anda? Adakah di sana keinginan-keinginan pribadi? Atau keinginan-keinginan orang tua atau pendeta Anda? Apakah didapati di sana keinginan Tuhan? Keinginan siapakah yang paling dominan, yang menguasai hampir seluruh keinginan Anda? Mungkinkah ada keinginan orang-orang lain yang begitu menguasai kita sehingga kita serasa tidak dapat hidup sebagaimana diri kita sendiri atau bahkan hidup sebagaimana yang dikehendaki Tuhan?

Salah satu hamba Tuhan terbesar yang pernah ada di dunia selain Yesus Kristus, yang bernama Yohanes Pembaptis pernah berkata, “Ia (Yesus Tuhan) harus semakin besar, aku harus semakin kecil.” Betapa tepatnya kata-kata itu! Itulah pola yang harus kita miliki dalam hati dan hidup kita. Biarlah dalam hati kita keinginan-keinginanNya yang semakin besar, semakin nyata, semakin banyak, semakin kuat, dan semakin menguasai hidup kita. Dan sebaliknya, keinginan-keinginan lain berasal dari kehendak pribadi atau ketakutan atau hormat yang tidak selayaknya kepada manusia, harus menjadi semakin kecil. Demikianlah seharusnya hidup para penyembah sejati. Tujuan akhir dari semuanya ini adalah keserupaan dengan Kristus dimana Dia menjadi nyata dalam dan melalui hidup kita seperti Rasul Paulus pernah berkata, “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku…” (Galatia 2:20). Pada akhirnya, Kristus harus menjadi segalanya di atas segalanya. Biarlah hanya Dia yang dimuliakan sampai selama-lamanya…dan betapa luar biasa jika hidup kita dapat mengambil bagian dalam memuliakan Dia! Amin.

(Diambil dari warta Worship center edisi 37 - 20 September 2002)


 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 9:00 AM

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.