KOMUNITAS PERSATUAN INTERDENOMINASI GEREJA YANG MEMPERJUANGKAN TERJADINYA KEBANGUNAN ROHANI

TAHU BERSYUKUR AKAN KEBAIKAN TUHAN

Posted By passion for revival on Rabu, 15 April 2020 | 1:19 PM

Oleh :  Peter B


Ayat Hari Ini : 

Lukas 17:17-19 (TB)
17 Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?
18 Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?"
19 Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."

Hingga hari ini, kisah tentang 10 orang kusta yang disembuhkan Yesus masih terus menjadi perenungan yang membawa berkat besar dalam kehidupan saya. 

Dalam perjalanan di perbatasan antara wilayah Israel dan Samaria, Yesus bertemu 10 orang kusta yang minta belas kasihan dari Yesus.  
Yesus tidak melakukan sesuatu yang spektakuler kepada mereka. Ia hanya menyuruh kesepuluh kusta itu pergi menghadap imam. Dan semua tahu apa maksud menghadap imam itu. Orang kusta yang menghadap imam berarti hendak menunjukkan bahwa diri mereka sembuh. Sehingga tidak harus dikucilkan lagi di luar pemukiman penduduk pada umumnya.

Sepuluh orang kusta itu melakukan yang diperintahkan Yesus. Itulah bukti bahwa mereka percaya, mereka memiliki iman kepada Yesus dan oleh iman itu mereka melangkah dalam ketaatan. Hasilnya, kuasa Allah bekerja, mukjizat pun terjadi. Mereka sembuh. Sungguh kuasa Tuhan dan mujizat-Nya berlaku bagi orang yang percaya! Itu berlaku dahulu dan masih berlaku sekarang ini atas setiap orang yang mengimaninya. 

Yang menarik dari kisah ini kemudian adalah bahwa dari 10 orang yang menerima kesembuhan, hanya 1 orang yang kembali UNTUK BERTERIMA KASIH kepada Yesus. Dan orang itu adalah seorang Samaria, golongan bangsa yang dipandang statusnya lebih rendah dibanding orang Israel pada umumnya. 
Hanya 1 dari 10 orang, sepersepuluhnya, yang ingat kepada Tuhan ,yang tahu mengucap syukur terima kasih atas kebaikan dan perbuatan besar Tuhan dalam hidupnya. 


Dari kisah itu setidaknya kita dapat menarik pelajaran : 

1- Hanya sedikit saja yang paham kebaikan Tuhan dalam hidupnya.

Sebagian orang suka berpikir negatif tentag Tuhan. Sebagian lagi memandang biasa² saja setiap kemurahan dan kebaikan Tuhan bagi hidupnya. Sama seperti Israel yang suka lupa mukjizat Tuhan sewaktu di Mesir, pada saat di Laut Merah dan ketika berkelana di padang gurun, demikian pula banyak orang yang keras kepala dan bodoh. Yang memandang pemeliharaan dan cinta Tuhan sebagai hal biasa saja, sebagai sesuatu yang wajar dan layak mereka terima. Alih² menjadi orang yang tahu berterima kasih, banyak yang merasa masih kurang mendapat berkat Tuhan. Mereka masih meminta, mendesak dan menuntut Tuhan memenuhi keinginan² mereka. 
Hanya sedikit saja yang berpikir untuk mengucap syukur apalagi rindu membalas kebaikan Tuhan itu. 
Daud adalah salah satu pribadi yang ingat dan tahu bersyukur akan kebaikan Tuhan (lihat Mazmur 34:9; 116:12-13). Barangkali itulah sebabnya Tuhan sangat berkenan kepadanya! 

Merenungkan ini, termasuk golongan yang manakah Anda? Yang tahu bersyukur dan berterima kasih pada Tuhan atau sebaliknya? 
Jika Anda memandang diri Anda sebagai orang yang tahu berterima kasih pada Tuhan, apakah yang Anda lakukan untuk berterima kasih pada-Nya? 
Adakah Anda mengucap syukur dengan cara beribadah kepada Tuhan dalam suatu ibadah yang sejati yang dikenan dan diinginkan-Nya (Roma 12:1-2)?


2- Orang yang ingat Tuhan dan tahu bersyukur akan kebaikan-Nya, tidak selalu memiliki pengetahuan yang lengkap dan tepat tentang Tuhan

Dalam kisah di atas, yang kembali untuk menyembah dan memuliakan Yesus, bukan orang Israel, yang sejak kecil sudah diajar mengenal Yahweh, Allah yang benar dan sejati. Orang Samaria dipandang tidak mengenal Yehovah secara benar. Mereka mempercayai ajaran yang tidak lengkap dan lebih luas tentang Allah Israel. Mereka dianggap lebih rendah karena berasal dari keturunan yang kawin campur dengan bangsa² asing, penyembah² berhala sehingga mencampurkan ajaran yang dianggap murni dengan penyembahan kepada dewa² asing. Intinya, orang Samaria dianggap tidak memiliki pengetahuan yang benar tentang Tuhan dan hukum²Nya. 

Anehnya, yang mengenali Yesus dan kuasa Allah yang bekerja melalui Dia, adalah orang Samaria ini. Di pihak lain, yang sudah dididik tradisi dan agama Yahudi justru kurang mengakui kebesaran Tuhan melalui pelayanan Yesus. 
Entah apa yang menghalangi mereka? Mungkinkah ajaran taurat yang mereka terima malah menahan mereka untuk mengakui dan mengenali Yesus dan kuasa yang ada pada-Nya lebih lagi? 
Mungkinkah mereka memandang mukjizat yang mereka terima itu tidak berhubungan dengan Yesus sebab merasa Yesus tidak melakukan apa² terhadap diri mereka selain menyuruh menghadap kepada imam? 

Jika memang demikian, tidakkah pengetahuan rohani yang kita terima dan yakini sebelumnya bisa menghalangi kita mengenal Tuhan secara pribadi lebih lagi? Sehingga tidak mengenal bahwa Tuhan sedang bekerja di hidup mereka melalui apa yang terjadi di hidup mereka sehari²?
Dan tidakkah yang merasa punya pengetahuan rohani ternyata bisa menjadi mudah berpuas diri lalu menilai pekerjaan Tuhan menurut pikiran sendiri?

Renungkanlah semuanya ini. 
Biarlah lebih daripada sekedar beragama dan menjadi Kristen, mata rohani kita boleh celik dan melihat Tuhan bekerja dimanapun, melalui apapun dan siapapun, dan melalui cara yang mungkin tidak terpikirkan oleh kita. 


3- Sikap penuh terima kasih dan syukur pada Tuhan adalah masalah hati dan karakter masing-masing orang

Sejak kecil sudah seharusnya setiap orang diajar menunjukkan sikap berterima kasih. Dididik untuk menghargai apa yang sudah diterimanya dari orang lain, lebih² jika itu hasil dari suatu kerja keras dan pengorbanan. "Terima kasih" adalah salah satu dari yang tiga kata ajaib (dua kata lainnya adalah "tolong" dan "maaf") yang dianjurkan untuk diajarkan kepada anak² kita sebagai kata² yang wajib diucapkan kepada sesamanya. 

Masalahnya, banyak orang tidak mengikuti didikan ini di kemudian hari setelah mereka dewasa. Hati orang menjadi keras, sikapnya berubah angkuh, tidak suka terlihat lemah dan rendah di depan orang. Iblis kembali berhasil menipu dan menarik karakter manusia merosot  ke level yang lebih rendah lagi. Alih² mengucapkan "terima kasih" atas setiap kebaikan yang kita terima, banyak yang lebih terbiasa mencari alasan dan kekurangan untuk supaya ia tidak perlu mengucapkan terima kasih. Dan karakter demikian akan semakin banyak di akhir zaman ini.

2 Timotius 3:1-2 (TB)
1 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. 
2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri… Mereka akan membual dan menyombongkan diri,… . akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, ...

Melampaui yang tidak tahu berterima kepada sesamanya, ada lebih banyak lagi orang yang tidak tahu berterima kasih kepada Tuhan. 
Jika kepada manusia yang terlihat, seseorang bisa menjadi pibadi² yang tidak tahu kebaikan betapa lebih lagi di hadapan Tuhan yang tidak bisa dilihatnya! 

Berhati-hatilah terhadap sikap demikian. Mereka yang tidak tahu berterima kasih akan tergolong sebagai orang² yang lupa akan Tuhan dan tidak akan pernah dapat menjalin hubungan dekat serta intim dengan Dia. 
Hati yang dipenuhi kecurigaan, keluh kesah, ketidakpuasan akan yang Tuhan berikan setiap hari bagi hidupnya TIDAK AKAN pernah datang dengan takut, hormat apalagi sujud dalam penyembahan di hadapan Tuhan. Sebaliknya, mereka akan mengacungkan tangan pada Tuhan, membawa hati yang keras itu di hadapan Tuhan sehingga membuat Tuhan murka. 


Penutup
Kepada orang Samaria yang disembuhkan dari kusta itu, Yesus mengucapkan satu kata yang membuat hati saya tersentuh. 

Yesus berkata,  "Berdirilah dan pergilah. IMANMU TELAH MENYELAMATKAN engkau!" (Lukas 17:19). Itulah berkat bagi yang tahu mengucap syukur pada Tuhan. 
Si kusta itu tidak hanya menerima kesembuhan (berkat yang sementara saja, yang dinikmati selama di dunia ini saja) tapi ia beroleh KESELAMATAN KEKAL, memastikan tempatnya di Kerajaaan Sorga. Suatu BERKAT GANDA. Luar biasa! 

Mereka yang selalu ingat kebaikan Tuhan, akan diingatkan dan dikuatkan senantiasa oleh cinta Tuhan seumur hidup mereka. Mereka akan tinggal setia kepada Tuhan dan bertahan sampai kesudahannya. Dan bukan hanya itu. Mereka yang menghargai kasih karunia Tuhan akan melangkah dalam tingkatan lebih lanjut :  mempersembahkan hidup mereka untuk berbakti, mengabdi dan mengiring Tuhan kemana Ia pergi sebab mereka tidak ingin hidup di luar Allah yang penuh kasih itu! 

Tapi, celakalah mereka yang telah merasakan kebaikan Tuhan tapi tiada tahu bersyukur. Ia segera lupa bahwa Tuhan telah berbelas kasihan padanya. Di saat sesuatu yang dirasanya buruk menimpanya, ia segera marah kepada Tuhan. Ia menuduh Tuhan berbuat jahat padanya. Ia tidak sadar bahwa di saat ia mencurigai dan memandang negatif akan Tuhan, ia sendiri bahkan masih menerima anugerah Tuhan, nafas dan nyawa yang masih melekat di badannya. Mereka menjadi orang yang bodoh dan bebal. Sama seperti jemaah Israel di padang gurun, mereka tidak pernah mencapai Tanah Perjanjian, yaitu kegenapan hidup penuh kelimpahan dan bahagia di dalam Tuhan, baik di dunia sekarang ini maupun yang akan datang. 

Dari kisah Injil di atas, Anda seharusnya tahu seperti apakah Anda seharusnya menjadi dan hal yang mana yang Tuhan kehendaki. 

Tidak ada yang lebih menyukakan hati selain bertemu dan melihat orang² yang tahu berterima kasih! 

Salam Revival!
Indonesia Penuh Kemuliaan Tuhan
 
 
   
 
   
Blog, Updated at: 1:19 PM

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.