Oleh Didit I.
Kematian dan kebangkitan Yesus merupakan bukti kerinduan, komitmen dan inisiatif Tuhan untuk memperbaiki hubunganNya dengan kita. Kematian Yesus di atas kayu salib adalah peragaan kuasa Ilahi yang begitu indah, mulia, terhormat, terbaik sepanjang zaman karena Yesus yang adalah Tuhan, berkuasa memilih mati di atas kayu salib, di tempat dan dengan keadaan yang hina, dihari ketiga bangkit dan berjumpa dengan murid²Nya. Yesus memberikan teladan kerendahan hati, kasih, kerinduan, komitmen untuk mengerjakan kehendak Bapa sampai selesai demi memperbaiki hubungan manusia dengan Allah. Salib Kristus merupakan bukti kerinduan dan komitmen Kristus yang seharusnya kita sambut dengan kerinduan dan komitmen yang sama dengan Kristus, yaitu hidup bergaul karib dengan Allah, menghamba, mengabdikan diri melakukan kehendak Bapa di Sorga.
Kasih Tuhan begitu besar dalam hidup kita dan roh agamawi berusaha mengaburkan pengertian kita akan makna karya salib dan kebangkitan Kristus seperti lukisan asli yang di palsu dengan bahan warna, media gamba yang tidak sesuai dengan aslinya. Hasil lukisan tersebut kualitasnya menurun, penekanan, makna juga berbeda. Demikian roh agamawi mengurangi makna dari kebenaran yang sejati dengan pengertian yang dangkal akan karya salib dan kebangkitan Kristus. Roh agamawi menjadikan salib Kristus hanya sebagai simbol agama, ritual perayaan yang mati, bukan mengikuti teladan dan menjadi serupa dengan Kristus. Perayaan² mengenang penyaliban, kematian dan kebangkitan Kristus tanpa didasari semangat yang sama dengan Yesus membuat kita kehilangan makna dan kuasa dari penyaliban, kematian dan kebangkitan Kristus.
Beberapa hari ini saya merenung dan bergumul dalam doa, mengapa Tuhan mengijinkan "wabah covid 19" dimasa kita memperingati jumat agung dan paskah? Lalu Tuhan menjawab,
"Aku sedang mendesak umatKu untuk merenungkan kembali makna "jumat agung" dan "paskah" yang sesuai dengan kehendakKu serta mengembalikan pengertian yang benar akan maksud hatiKu terkait jumat agung dan paskah sehingga mereka (Umat Tuhan) tidak lagi memaknai perayaan² agama yang sama dengan agama lain. PengorbananKu di atas kayu salib seharusnya dimaknai dengan sikap hati yang rindu untuk menerima penebusan, pemulihan, kesempatan untuk bergaul karib denganKu (sebagaimana dalam Yohanes 14:6) kemudian dipelengkapi dan diutus menjadi saksi²Ku.....bukan sekedar meminta mujizat, kesembuhan, sibuk mengerjakan ritual² ibadah yang tidak jauh berbeda dengan kepercayaan yang lainnya."
Melalui wabah covid 19 ini Tuhan bukan sekedar mendesak kita untuk memikirkan ulang makna ibadah tetapi juga makna jumat agung serta paskah di rumah masing². Tuhan sedang mendesak perubahan pola pikir, sikap hati, kebiasaan hidup kita dimana dulu puas sekedar datang ke gereja, sekarang Tuhan ingin kita memperingati jumat agung dan paskah dengan pengertian, sikap hati yang baru sesuai kehendak Tuhan.
Tuhan ingin kita memaknai jumat agung sebagai bentuk kita mengingat kebaikan, kasih karunia, kerinduan hati Tuhan yang bukan sekedar menebus, memulihkan hidup kita tetapi menyediakan jalan bergaul karib dengan PribadiNya yang sempurna, memperlengkapi dan mengutus kita menjadi saksi²Nya.
Tuhan rindu kita memperingati jumat agung dan paskah dengan sudut pandang, sikap hati serta gaya hidup yang berbeda dari tahun² sebelumnya dan orang² umumnya dengan cara meneladani komitmen, kerinduan, semangat Yesus untuk hidup sesuai kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaanNya.
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.