Oleh : Peter B, MA
Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah
mereka dari pengintaian negeri itu,
dan langsung datang kepada Musa, Harun
dan segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka membawa pulang
kabar kepada keduanya dan kepada segenap umat itu dan memperlihatkan kepada
sekaliannya hasil negeri itu.
Mereka menceritakan kepadanya: "Kami
sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu
berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya.
Hanya, bangsa yang diam di negeri itu
kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah
kami lihat di sana.
Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang
Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, orang Kanaan diam
sepanjang laut dan sepanjang tepi sungai Yordan."
Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati
bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki
negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!"
Tetapi orang-orang yang pergi ke sana
bersama-sama dengan dia berkata: "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa
itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita."
Juga mereka menyampaikan kepada orang
Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata:
"Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang
memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang
yang tinggi-tinggi perawakannya.
Juga kami lihat di sana orang-orang
raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri
kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami."
~ Bilangan 13:25-33
Tidak
jauh dari Kanaan, orang Israel yang dipanggil dan beroleh janji Tuhan untuk
mewarisi tanah yang berlimpah susu dan madu itu, berhenti sejenak. Kemungkinan
oleh petunjuk Tuhan, mereka memilih 12 orang untuk mengintai lebih dahulu
negeri yang rencananya akan menjadi milik mereka itu.
Sepulang
dari sana, mereka memberikan laporan hasil penyelidikan tersebut. Diawali
dengan mengemukakan betapa baiknya kondisi tanah Kanaan itu, presentasi mereka
ditutup dengan lebih banyak data yang malah memunculkan ketakutan kepada
rakyat.
Dua
belas pengintai itu kemudian terbagi menjadi dua kelompok : 10 orang menyikapi
secara negatif, 2 orang sisanya memilih bersikap positif. Tampaknya jumlah
mempengaruhi pandangan seluruh bangsa. Mayoritas dari para pengintai
mempengaruhi lebih banyak orang dengan berita busuk, yang bahkan mungkin saja
tidak sesuai kenyataan tapi dilebih-lebihkan oleh karena bayangan-bayangan
ketakutan di pikiran mereka sendiri.
Memiliki
gambaran akan masa depan yang Tuhan janjikan adalah satu hal sedangkan membayar
harga demi melihat masa depan adalah hal yang lain lagi. Semua orang bisa saja
melihat kemuliaan visi dan tujuan Tuhan namun hanya sedikit yang berani
melangkah untuk mewujudkannya.
Untuk
itu harus ada iman. Juga keberanian. Diperlukan keyakinan dan pengharapan yang
teguh akan janji Tuhan. Harus memiliki fokus, tidak mudah teralihkan oleh hal
lain bahkan yang terlihat baik atau karena merasa cukup mencapainya. Penting
pula mempunyai tekad disertai ketekunan sehingga terus konsisten dan tidak
mudah menjadi putus asa menghadapi segala hambatan sepanjang perjalanan.
Dalam
hal-hal semacam ini, Israel telah berlaku bodoh. Secuil iman pun mereka tak
punya. Padahal Tuhan telah banyak kali melakukan perbuatan ajaib dan besar di
tengah-tengah mereka. Bangsa itu memang bebal dan tegar tengkuk, yang karenanya
lebih memilih meragukan Tuhan dan ingin kembali kepada kehidupan lama daripada
meraih masa depan di kehidupan yang baru bersama Tuhan. Memang hidup baru itu
akan penuh dengan tantangan dan perjuangan namun bukankah Tuhan sudah menjanjikan
masa depan yang penuh harapan itu menjadi milik kita, jika kita percaya dan mau
membayar harga? Tidakkah Ia juga pasti menolong dan menyertai kita dengan
kuasa-Nya yang tak terbatas itu? Dan masihkah kita ragu jika telah melihat dan
merasakan kasih-Nya yang selalu menjaga dan memelihara kita sampai hari ini?
Menolak
melangkah dalam rencana dan kehendak Tuhan untuk meraih masa depan yang Ia
inginkan jadi milik kita akan berakibat fatal. Bilangan 14, satu pasal setelah
itu, merupakan salah satu momen paling sedih dalam Alkitab. Itulah saat ketika
Tuhan memutuskan tidak ada seorangpun yang pernah berada di Mesir dan keluar
dari sana boleh masuk tanah Kanaan, kecuali HANYA DUA ORANG SAJA, yang tidak
lain adalah 2 pengintai yang bersikap yakin dan percaya sepenuh hati kepada
Tuhan.
Dua
orang dibandingkan sepuluh orang merupakan gambaran bukanlah perkara mudah
melepaskan diri dari pola pikir dan cara hidup lama yang bersifat perbudakan
itu. Hanya sedikit yang bisa meneruskan perjalanan. Sungguh benar jika
dikatakan "jauh lebih mudah mengeluarkan mereka dari Mesir daripada
mengeluarkan Mesir dari mereka." Gereja hari ini pun masih terjebak dalam
mental yang sama. Yang telah dipisahkan dari dunia, belum benar-benar
memisahkan dunia dari hati mereka.
Akibatnya
jelas, mereka terhambat mewarisi penggenapan janji Tuhan sebagai umat
perjanjian. Mereka tidak menerima dan mengalami kemuliaan masa depan itu.
Mereka tetap mengembara tanpa henti dan tanpa hasil. Tetap jatuh bangun sampai
semuanya binasa di padang gurun. Tidak pernah mencapai potensi dan kondisi yang
semestinya merupakan bagian dan warisan mereka di dalam Tuhan sebagai
penakluk-penakluk dunia.
sebab semua yang lahir dari Allah,
mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.
Siapakah yang mengalahkan dunia, selain
dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?
~ 1 Yohanes 5:4-5
Mengalahkan
dunia bukan berarti menjadi penguasa bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan secara
politik. Memang, satu kali itu akan dilakukan umat pemenang pada masa kerajaan
seribu tahun dimana Kristus menjadi raja yang memerintah. Tetapi, saat ini,
"mengalahkan dunia" berarti hidup melampaui apa yang dunia bisa
lakukan. Hidup lebih tinggi dan melakukan hal-hal yang tidak bisa dunia kerjakan.
Yaitu dengan hidup mengenal dan mengasihi
Tuhan; dalam pertobatan, bebas dari belenggu dosa dan hidup dalam kekudusan;
dalam hal bebas dari rasa takut, kuatir dan putus asa; dalam menyatakan
karakter manusia yang terbaik seperti yang Kristus peragakan; dalam hal
mengetahui makna dan tujuan hidup; dalam menjalani hidup yang paling
membahagiakan dan berarti yang bisa dijalani manusia.
Ya.
Mengalahkan dunia berarti menang atas kesia-siaan hidup, sebab dunia ini
sebenarnya menuju kepada satu titik akhir yaitu kesia-siaan demi kesia-siaan.
Mengalahkan dunia berarti menjalani suatu kehidupan yang memuaskan, yang pada
akhirnya berpuncak pada upah dan kemuliaan kekal, tinggal bersama-sama dengan
Tuhan dalam kemuliaan dan kebahagiaan abadi ketika semua yang fana ini berlalu.
Itulah saat-saat dimana kita akan selamanya
bersyukur telah dipanggil dan dipilih menjadi umat Tuhan.
Adalah
suatu kerugian yang besar jika kita menolak meraih potensi dan tujuan kita di
dalam Tuhan. Hidup kita takkan berbeda dengan dunia. Hasilnya hanya suatu
penyesalan yang besar di sorga -jika tidak di tempat yang lebih buruk lagi.
Hari
ini, belajarlah dari kegagalan sepuluh pengintai maupun dari keberhasilan Yosua
dan Kaleb. Pilihlah pada hari ini, ingin termasuk dalam kelompok yang manakah
Anda.
Dan
camkan selalu di hati Anda : Tuhan berkenan kepada orang-orang yang bersedia
masuk dalam rencana-Nya. Kepada merekalah, Ia akan menggenapi janji-janji masa
depan yang indah lagi mulia itu.
Andakah
orangnya?
Salam revival!
Maju dan raih masa depan di dalam Tuhan
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon TIDAK menggunakan kata-kata kotor atau kasar yang tidak memuliakan nama Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam Revival!
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.